Pertanyaan James tersebut seketika membuat Alen tersadar. Dia langsung mengerti hampir saja kelepasan berbicara tentang hal yang seharusnya tidak dia bicarakan. Kini, semua rekan prajurit memandangnya dengan tatapan penuh penasaran. Oh, Alen ingin menjahit mulutnya sendiri yang telah membuat dirinya sendiri berada di dalam situasi yang tidak menyenangkan.“Hei, soal apa? Katakan! Mengapa kau hanya diam saja?” desak James.Reiner juga ikut berkata, “Hm, tapi … kalau itu memang sebuah rahasia, kau … tidak boleh mengatakannya pada kami.”Alen sontak menoleh ke arah Reiner, prajurit yang merupakan calon pengganti Greg Sehel itu. Menurut dirinya, Reiner benar-benar cukup bijaksana. Dia pun yakin suatu saat Reiner akan menjadi seorang komandan hebat yang berkarisma.Tetapi, sayangnya rekan prajurit lain kembali berkata, “Hei, kau tadi sudah memberikan sebuah pernyataan. Kau … membuat kami sangat penasaran, Smith.”Alen pun mendesah dan mencoba memutar otak untuk memberikan jawaban yang a
William Mackenzie pun seketika terdiam cukup lama. Namun, Keannu Wellington tetap menunggu dengan sabar, seakan memberi waktu bagi William untuk berpikir.Dan pada akhirnya Keannu mendengar William berkata, “Iya, Yang Mulia. Saya akan hadir dalam pemakaman Greg Sehel.”Keannu menghela napas, lega dan senang William mau melakukan apa yang dia inginkan.Sebenarnya, raja yang memiliki dua anak itu bukan ingin mendorong William Mackenzie untuk membahayakan Riley. Jelas sekali ini sangat jauh berbeda. Dia berpikir kemunculan William ke publik tidak akan membawa dampak buruk untuk Riley selama tetap tidak ada yang tahu identitas asli Riley.Maka, Keannu menambahkan, “Jangan khawatir! Identitas Riley akan tetap aman dan tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali yang sudah tahu. Kau tahu kan … hanya anggota keluarga kerajaan dan Andrew Reece saja yang tahu.”William mengangguk, tidak ragu sama sekali perihal kebenaran apa yang disampaikan oleh Keannu tersebut.Selain berbicara dengan Willi
“Aku pun juga tidak pernah mengira jika dia akan senekad itu. Astaga! Apa yang sedang dia pikirkan?” Monica yang berdiri berkata tanpa mengedipkan mata.Matanya masih menatap lurus-lurus ke arah putrinya yang saat itu masih enggan melepaskan pelukannya pada Riley. Sementara itu, Xylan, sang pangeran muda hanya bisa menggelengkan kepala, “Kakakku sepertinya sudah tergila-gila pada putra Jenderal Mackenzie, Ibu.”Tidak lama setelah itu, pemuda berusia lima belas tahun itu menambahkan, “Mungkin Ayah harus segera mengatur pernikahan mereka sebelum … semuanya terlambat.”Keannu sontak memutar kepala ke arah sang putra, “Terlambat bagaimana maksudmu, Xylan?”“Hm, Ayah. Kau … pasti tahu bahwa ... Rowena terkadang di luar prediksi. Dia ….” Xylan mengangkat bahu, tidak sanggup mengatakan apa yang sedang dia pikirkan pada sang ayah.Akan tetapi, Keannu telah memahami maksud perkataan putranya dan sang raja yang masih terlihat tampan di usianya yang telah lebih dari separuh abad itu mendesah pe
Riley seketika mendekat dan memeluk ayahnya dengan erat.William balas memeluk tidak kalah erat sembari menepuk-nepuk bahu Riley. Sesaat setelahnya, Rowena yang menyaksikan adegan itu berujar, “Jenderal Mackenzie, saya akan keluar. Anda bisa berbicara dengan Riley berdua saja.”William melemparkan sebuah senyuman penuh ucapan terima kasih pada Rowena yang kemudian dibalas dengan sebuah anggukan kecil oleh gadis muda itu.“Aku tunggu kau di luar, Riley,” kata Rowena pelan sebelum gadis itu melangkah keluar dari kediaman Xylan.Begitu Rowena telah pergi, Riley berkata, “Bagaimana kau masih bisa ada di sini, Ayah?”“Aku pikir kau langsung pulang setelah perang selesai,” lanjut Riley.William menghela napas panjang, “Ayah akan menjadi orang yang tidak tahu diri jika Ayah langsung pergi, Riley. Ayah akan tetap berada di sini, menghadiri pemakaman Greg Sehel.”“Tapi, Ayah ….”William pun segera menenangkan putranya dan berkata, “Kau, tenang saja! Ayah sudah mengatur semuanya. James tidak a
William Mackenzie segera memegang pundak putranya. Pria itu lalu merendahkan suaranya, “Hadirilah pemakamannya dan bicaralah dengan keluarganya, Riley.”Riley terhenyak. Menghadiri pemakaman Greg Sehel memang sebuah kewajiban, tapi untuk hal kedua yang dikatakan oleh ayahnya itu Riley tidak yakin.“Kenapa kau terdiam?”Riley membasahi bibir bawahnya, “Ayah, apa yang bisa aku bicarakan dengan keluarganya?”William tersenyum, “Kau akan tahu sendiri ketika kau sudah bertemu dengan mereka.”“Tapi, Ayah ….”“Kau akan menemukan caranya sendiri. Percayalah pada Ayah, Riley! Kau pasti bisa melakukannya.” William mengangguk dengan penuh keyakinan pada sang putra.Riley yang masih tidak tahu apa yang harus dia katakan itu hanya bisa balas mengangguk.“Riley, kau harus kembali,” kata William kemudian.Hah? Secepat itu? Riley agak terkejut. Dia baru saja beberapa menit berbicara dengan ayahnya tapi sudah diminta pergi.“Mengapa, Ayah?” Riley bertanya dengan penuh keheranan.“Putri Rowena yang m
Oh, ternyata perkataan sang ayah memang benar. Semua yang dilakukan oleh seorang anggota kerajaan dengan cepat tersebar, seakan tidak ada rahasia di istana jika hal itu menyangkut mereka.Benar saja kabar itu cepat sekali sampai ke telinga setiap penghuni istana. Sebab, kejadian di mana Rowena membawanya pergi memang disaksikan oleh seluruh prajurit. Maka, dengan mudah mata-mata yang menjadi saksi itu mencari-cari keberadaan dirinya dan sang putri raja. Menyadari semua itu, Riley pun menghela napas panjang.“Kami pergi ke istana Pangeran Xylan karena kediaman beliau memang paling dekat dengan lapangan. Di samping itu, Putri Rowena … tahu apa yang aku alami sehingga dia … mencoba menghiburku,” jelas Riley sedikit agak panjang sehingga tidak ada yang akan bertanya lagi.Tetapi, sayangnya seseorang merasa penjelasan itu tidak cukup dan dia pun masih bertanya, “Oh, lantas apa yang dilakukan oleh Putri Rowena untuk menghiburmu?”“Huh, kau mau mati? Berani sekali bertanya hal yang begitu s
“Tidak salah lagi, itu benar-benar Jenderal Mackenzie.”Seseorang dengan begitu antusias berbicara, “Lihatlah bajunya! Itu baju yang dipajang di gedung perak kan?”Salah seorang calon prajurit yang berbaris sejajar dengan Riley pun menanggapi, “Benar. Itu benar. Itu benar-benar baju perang milik Jenderal Mackenzie.”“Aku tidak mungkin salah, itu sungguh-sungguh Jenderal Mackenzie.”“Astaga! Ini luar biasa, aku bisa melihat secara langsung legenda itu. Seorang jenderal perang terbaik yang pernah dimiliki oleh kerajaan ini.”Tetapi, kemudian seseorang berbisik dengan nada sedikit agak pelan, “Tapi, tunggu dulu! Apa yang sedang dilakukan jenderal perang terhebat itu di sini?”“Bukankah dia telah memutuskan untuk tidak pernah muncul di publik? Lalu, mengapa sekarang dia malah ada di sini?”“Apa dia mau kembali?”Seseorang yang lain mendecakkan lidah, “Jangan asal berbicara! Bukankah dia sudah terlalu tua untuk kembali? Mungkin … dia memiliki suatu kepentingan di sini.”Alen Smith yang ber
Jelas perkataan James memang sebuah fakta yang tidak bisa dibantah sehingga ketika dia berbicara seperti itu tidak ada satupun dari prajurit yang berbaris di dekatnya yang membalasnya.Tetapi, James tetap berkata lagi, “Apa hebatnya orang itu sampai Raja Keannu terlalu memberinya sebuah keistimewaan yang besar?”Riley tetap terdiam sampai akhirnya James kesal sendiri dan menyenggol lengannya, “Wood, katakan sesuatu! Mengapa orang itu diperlakukan lebih baik dibanding yang lain?”Riley tentu saja tidak bisa menghindar lagi sehingga dia pun menjawab, “Bagaimana mungkin aku bisa tahu apa yang dipikirkan oleh raja, James?”“Dia yang memutuskan hal itu dan hanya dia yang tahu jawabannya,” lanjut Riley.Namun, sesungguhnya Riley menebak semua yang dilakukan oleh Keannu Wellington tersebut sebagai sebuah penghormatan untuk Greg Sehel. Greg terbunuh dikarenakan menyelamatkan dirinya sehingga ayahnya diizinkan untuk melakukannya.Akan tetapi, tentu saja tidak mungkin dia mengatakan hal itu di