Share

184. Tentang Kau

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-08-16 10:23:00

Ben tiba-tiba tertawa kencang hingga membuat James, Riley dan Shin mengira bila temannya itu telah gila.

Bahkan, para prajurit Kerajaan Fermoza juga terlihat kaget dengan reaksi yang ditunjukkan oleh lawan mereka tersebut.

“Kalau saja Jenderal Perang Fermoza tidak berbuat curang, tidak mungkin dia akan dibunuh oleh Komandan Perang kami. Kalian aneh sekali!” kata Ben terdengar kesal.

Rupanya perkataan Ben tersebut berhasil membuat para pasukan musuh yang tersisa tidak terlalu banyak itu terdiam.

Reiner pun menambahkan, “Siapapun tahu bila dalam duel di antara dua orang itu memiliki peraturan yang jelas. Jika mereka memutuskan untuk tidak memakai senjata berarti semua harus mematuhinya. Tapi, kenyataannya yang terjadi Fabian Fermoza melanggarnya.”

“Benar, jadi tidak salah jika Komandan Perang kami membunuhnya. Itu sebagai upaya melindungi diri,” lanjut salah seorang prajurit kelas satu lainnya.

Para pasukan musuh itu terlihat tetap tidak bisa menerimanya. Salah satu di antara mereka ber
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    185. Cukup, Bill!

    Pertanyaan James tersebut seketika membuat Alen tersadar. Dia langsung mengerti hampir saja kelepasan berbicara tentang hal yang seharusnya tidak dia bicarakan. Kini, semua rekan prajurit memandangnya dengan tatapan penuh penasaran. Oh, Alen ingin menjahit mulutnya sendiri yang telah membuat dirinya sendiri berada di dalam situasi yang tidak menyenangkan.“Hei, soal apa? Katakan! Mengapa kau hanya diam saja?” desak James.Reiner juga ikut berkata, “Hm, tapi … kalau itu memang sebuah rahasia, kau … tidak boleh mengatakannya pada kami.”Alen sontak menoleh ke arah Reiner, prajurit yang merupakan calon pengganti Greg Sehel itu. Menurut dirinya, Reiner benar-benar cukup bijaksana. Dia pun yakin suatu saat Reiner akan menjadi seorang komandan hebat yang berkarisma.Tetapi, sayangnya rekan prajurit lain kembali berkata, “Hei, kau tadi sudah memberikan sebuah pernyataan. Kau … membuat kami sangat penasaran, Smith.”Alen pun mendesah dan mencoba memutar otak untuk memberikan jawaban yang a

    Last Updated : 2024-08-20
  • Sang Dewa Perang Terkuat    186. Aku Tidak Percaya!

    William Mackenzie pun seketika terdiam cukup lama. Namun, Keannu Wellington tetap menunggu dengan sabar, seakan memberi waktu bagi William untuk berpikir.Dan pada akhirnya Keannu mendengar William berkata, “Iya, Yang Mulia. Saya akan hadir dalam pemakaman Greg Sehel.”Keannu menghela napas, lega dan senang William mau melakukan apa yang dia inginkan.Sebenarnya, raja yang memiliki dua anak itu bukan ingin mendorong William Mackenzie untuk membahayakan Riley. Jelas sekali ini sangat jauh berbeda. Dia berpikir kemunculan William ke publik tidak akan membawa dampak buruk untuk Riley selama tetap tidak ada yang tahu identitas asli Riley.Maka, Keannu menambahkan, “Jangan khawatir! Identitas Riley akan tetap aman dan tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali yang sudah tahu. Kau tahu kan … hanya anggota keluarga kerajaan dan Andrew Reece saja yang tahu.”William mengangguk, tidak ragu sama sekali perihal kebenaran apa yang disampaikan oleh Keannu tersebut.Selain berbicara dengan Willi

    Last Updated : 2024-08-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    187. Itu Sudah Terjadi!

    “Aku pun juga tidak pernah mengira jika dia akan senekad itu. Astaga! Apa yang sedang dia pikirkan?” Monica yang berdiri berkata tanpa mengedipkan mata.Matanya masih menatap lurus-lurus ke arah putrinya yang saat itu masih enggan melepaskan pelukannya pada Riley. Sementara itu, Xylan, sang pangeran muda hanya bisa menggelengkan kepala, “Kakakku sepertinya sudah tergila-gila pada putra Jenderal Mackenzie, Ibu.”Tidak lama setelah itu, pemuda berusia lima belas tahun itu menambahkan, “Mungkin Ayah harus segera mengatur pernikahan mereka sebelum … semuanya terlambat.”Keannu sontak memutar kepala ke arah sang putra, “Terlambat bagaimana maksudmu, Xylan?”“Hm, Ayah. Kau … pasti tahu bahwa ... Rowena terkadang di luar prediksi. Dia ….” Xylan mengangkat bahu, tidak sanggup mengatakan apa yang sedang dia pikirkan pada sang ayah.Akan tetapi, Keannu telah memahami maksud perkataan putranya dan sang raja yang masih terlihat tampan di usianya yang telah lebih dari separuh abad itu mendesah pe

    Last Updated : 2024-08-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    188. Tolong Beritahu Aku!

    Riley seketika mendekat dan memeluk ayahnya dengan erat.William balas memeluk tidak kalah erat sembari menepuk-nepuk bahu Riley. Sesaat setelahnya, Rowena yang menyaksikan adegan itu berujar, “Jenderal Mackenzie, saya akan keluar. Anda bisa berbicara dengan Riley berdua saja.”William melemparkan sebuah senyuman penuh ucapan terima kasih pada Rowena yang kemudian dibalas dengan sebuah anggukan kecil oleh gadis muda itu.“Aku tunggu kau di luar, Riley,” kata Rowena pelan sebelum gadis itu melangkah keluar dari kediaman Xylan.Begitu Rowena telah pergi, Riley berkata, “Bagaimana kau masih bisa ada di sini, Ayah?”“Aku pikir kau langsung pulang setelah perang selesai,” lanjut Riley.William menghela napas panjang, “Ayah akan menjadi orang yang tidak tahu diri jika Ayah langsung pergi, Riley. Ayah akan tetap berada di sini, menghadiri pemakaman Greg Sehel.”“Tapi, Ayah ….”William pun segera menenangkan putranya dan berkata, “Kau, tenang saja! Ayah sudah mengatur semuanya. James tidak a

    Last Updated : 2024-08-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    189. Secepat Itu?

    William Mackenzie segera memegang pundak putranya. Pria itu lalu merendahkan suaranya, “Hadirilah pemakamannya dan bicaralah dengan keluarganya, Riley.”Riley terhenyak. Menghadiri pemakaman Greg Sehel memang sebuah kewajiban, tapi untuk hal kedua yang dikatakan oleh ayahnya itu Riley tidak yakin.“Kenapa kau terdiam?”Riley membasahi bibir bawahnya, “Ayah, apa yang bisa aku bicarakan dengan keluarganya?”William tersenyum, “Kau akan tahu sendiri ketika kau sudah bertemu dengan mereka.”“Tapi, Ayah ….”“Kau akan menemukan caranya sendiri. Percayalah pada Ayah, Riley! Kau pasti bisa melakukannya.” William mengangguk dengan penuh keyakinan pada sang putra.Riley yang masih tidak tahu apa yang harus dia katakan itu hanya bisa balas mengangguk.“Riley, kau harus kembali,” kata William kemudian.Hah? Secepat itu? Riley agak terkejut. Dia baru saja beberapa menit berbicara dengan ayahnya tapi sudah diminta pergi.“Mengapa, Ayah?” Riley bertanya dengan penuh keheranan.“Putri Rowena yang m

    Last Updated : 2024-08-25
  • Sang Dewa Perang Terkuat    190. Benarkah Itu Dia?

    Oh, ternyata perkataan sang ayah memang benar. Semua yang dilakukan oleh seorang anggota kerajaan dengan cepat tersebar, seakan tidak ada rahasia di istana jika hal itu menyangkut mereka.Benar saja kabar itu cepat sekali sampai ke telinga setiap penghuni istana. Sebab, kejadian di mana Rowena membawanya pergi memang disaksikan oleh seluruh prajurit. Maka, dengan mudah mata-mata yang menjadi saksi itu mencari-cari keberadaan dirinya dan sang putri raja. Menyadari semua itu, Riley pun menghela napas panjang.“Kami pergi ke istana Pangeran Xylan karena kediaman beliau memang paling dekat dengan lapangan. Di samping itu, Putri Rowena … tahu apa yang aku alami sehingga dia … mencoba menghiburku,” jelas Riley sedikit agak panjang sehingga tidak ada yang akan bertanya lagi.Tetapi, sayangnya seseorang merasa penjelasan itu tidak cukup dan dia pun masih bertanya, “Oh, lantas apa yang dilakukan oleh Putri Rowena untuk menghiburmu?”“Huh, kau mau mati? Berani sekali bertanya hal yang begitu s

    Last Updated : 2024-08-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    191. Aku Tidak Mungkin Salah!

    “Tidak salah lagi, itu benar-benar Jenderal Mackenzie.”Seseorang dengan begitu antusias berbicara, “Lihatlah bajunya! Itu baju yang dipajang di gedung perak kan?”Salah seorang calon prajurit yang berbaris sejajar dengan Riley pun menanggapi, “Benar. Itu benar. Itu benar-benar baju perang milik Jenderal Mackenzie.”“Aku tidak mungkin salah, itu sungguh-sungguh Jenderal Mackenzie.”“Astaga! Ini luar biasa, aku bisa melihat secara langsung legenda itu. Seorang jenderal perang terbaik yang pernah dimiliki oleh kerajaan ini.”Tetapi, kemudian seseorang berbisik dengan nada sedikit agak pelan, “Tapi, tunggu dulu! Apa yang sedang dilakukan jenderal perang terhebat itu di sini?”“Bukankah dia telah memutuskan untuk tidak pernah muncul di publik? Lalu, mengapa sekarang dia malah ada di sini?”“Apa dia mau kembali?”Seseorang yang lain mendecakkan lidah, “Jangan asal berbicara! Bukankah dia sudah terlalu tua untuk kembali? Mungkin … dia memiliki suatu kepentingan di sini.”Alen Smith yang ber

    Last Updated : 2024-08-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    192. Meniru Jenderal Mackenzie

    Jelas perkataan James memang sebuah fakta yang tidak bisa dibantah sehingga ketika dia berbicara seperti itu tidak ada satupun dari prajurit yang berbaris di dekatnya yang membalasnya.Tetapi, James tetap berkata lagi, “Apa hebatnya orang itu sampai Raja Keannu terlalu memberinya sebuah keistimewaan yang besar?”Riley tetap terdiam sampai akhirnya James kesal sendiri dan menyenggol lengannya, “Wood, katakan sesuatu! Mengapa orang itu diperlakukan lebih baik dibanding yang lain?”Riley tentu saja tidak bisa menghindar lagi sehingga dia pun menjawab, “Bagaimana mungkin aku bisa tahu apa yang dipikirkan oleh raja, James?”“Dia yang memutuskan hal itu dan hanya dia yang tahu jawabannya,” lanjut Riley.Namun, sesungguhnya Riley menebak semua yang dilakukan oleh Keannu Wellington tersebut sebagai sebuah penghormatan untuk Greg Sehel. Greg terbunuh dikarenakan menyelamatkan dirinya sehingga ayahnya diizinkan untuk melakukannya.Akan tetapi, tentu saja tidak mungkin dia mengatakan hal itu di

    Last Updated : 2024-08-29

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Berlebihan

    Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status