Share

157. Akhir

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-08-29 15:06:23

Tentu saja perkataan Jody Gardner memancing amarah William Mackenzie.

Tak bisa menahan diri lagi, William Mackenzie pun segera mencengkram leher Jody Gardner lalu menyeretnya menyingkir dari area itu.

Keannu Wellington tentu saja terbelalak kaget saat melihatnya tetapi dia tidak bisa melakukan hal apapun karena tak ingin lebih disalahkan.

Jody Gardner hanya bisa meronta-ronta tanpa bisa melepaskan diri dari cengkraman William Mackenzie.

"Lepaskan aku!" Jody berontak tetapi dengan kekuatan penuh Bill malah langsung meninju Jody.

"Apa kau sudah gila, Jenderal Mackenzie?" ucap Jody dengan mulut yang sudah meneteskan darah di bagian bibirnya.

William Mackenzie kemudian berkata, "Kau bukan manusia."

Jody yang juga sudah tidak bisa menutupi segalanya pun lalu menjawab, "Hm, apa kau baru sadar kalau aku bukan manusia?"

Pukulan William Mackenzie pun tertahan hingga Jody berhasil melepaskan diri.

Semua orang di kerajaan itu mengelilingi dengan dua orang tersebut berada di tengah-tengah.

"Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Isky Roesli
terima kasih sdh buat cerita yg bagus
goodnovel comment avatar
Marselina Maryani
ceritax baguuuuus, sayangx penyelesaian prseteruan dg keluarga wood tdk d ulas
goodnovel comment avatar
Marselina Maryani
ceritakanlh ttg pewaris bill
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Hi, Readers. Terima kasih bagi semua pembaca yang membaca cerita ini hingga tamat. Saya sangat-sangat hepi sekali banyak pembaca yang menaruh apresiasi yang tinggu untuk novel ini.Bahkan, buku ini juga sempat memenangan sebuah kompetisi The Series tahun lalu.Lantas, saya pun menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Inggris dan betapa senangnya saya ketika buku versi Inggrisnya pun bisa diterima dengan sangat baik di luar negeri. Maka, dikarenakan hal itu, saya ingin melanjutkan cerita ke versi selanjutnya, yakni season 2 yang menceritakan tentang kisah putra dari William Mackenzie.Dimulai hari ini ya, Readers. Semoga season keduanya akan lebih disukai. Terima kasih banyak, Readers.Salam hangat,Zila Aicha

    Last Updated : 2024-01-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kerelaan

    "Hentikan memberi ekspresi seperti itu pada putramu, Bill!" tegur Cassandra pada sang suami, William yang memang memperlihatkan ekspresi tidak rela. William menghela napas panjang, "Lalu, apa yang kau ingin aku lakukan? Tersenyum lebar di saat aku harus melepas putraku yang ingin mempertaruhkan nyawa demi Kerajaan Ans De Lou?" "Kau tahu aku tidak bisa, Cassie. Kau tahu aku ...." William Mackenzie, mantan dewa perang, sang jenderal yang terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou tak bisa melanjutkan perkataannya dikarenakan putra tunggalnya, Riley sudah berjalan kembali kepada mereka setelah berpamitan dengan teman-temannya. Dia tentu tak ingin putranya melihat dirinya sedang berdebat dengan istrinya. "Hei, bagaimanapun juga kau sudah memberi izin pada putramu untuk mendaftar, kau tidak bisa menarik ucapanmu lagi, Bill," kata Cassandra sembari melebarkan mata, memberi suaminya sebuah peringatan. William hanya bisa menghela napas panjang, "Kau sudah selesai, Sayang?" Cassandra

    Last Updated : 2024-01-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Perdebatan

    Riley Mackenzie menoleh dan terkejut saat James Gardner tengah menatap dirinya juga. "Ada apa?" Riley memilih bertanya pada James. James mendecakkan lidah, "Kau sepertinya cukup tinggi. Olahraga apa yang kau lakukan?" Alen Smith menaikkan alis kanan, "Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa bertanya begitu?"" "Apa yang salah dengan pertanyaanku?" balas James tak mau kalah. Diego sontak berkata, "Kamu sepertinya memang memiliki sebuah masalah, teman." "Apa maksudmu?" James bertanya dengan raut wajah tidak suka. "Kesopanan," jawab Diego singkat. Riley yang menyaksikan tiga orang itu sedang mulai akan berdebat itu mendesah pelan. Dia berniat untuk melerai tapi dia malah mendengar James membalas ucapan Diego, "Kesopanan? Apa itu? Aku sama sekali tidak paham." Diego mengertakkan gigi, tapi Alen dengan cepat berkata, "Tentu saja kau tidak paham. Kalau paham, kau tentu bukan menjadi keturunan Jody Gardner." Riley terlonjak kaget saat mendengar temannya mengambil topik itu. Benar saja,

    Last Updated : 2024-01-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Ide Bagus

    "Katakan padaku! Apa kamu benar-benar mengenal putra William Mackenzie?" tanya James Gardner dengan tatapan penuh harap. Alen Smith ingin ikut menanggapi, tapi James hanya memperhatikan jawaban yang dikeluarkan oleh Riley sehingga pria itu diabaikan. James berkata lagi, "Kalau iya, bisa katakan padaku di kompartemen mana dia berada?" Riley bukannya takut menghadapi James, tapi dia hanya ingin menjaga rahasianya seperti apa yang diinginkan oleh ayahnya. Memang tidak mungkin selamanya menyembunyikan identitas aslinya, tapi setidaknya tidak di awal dia meninggalkan kotanya. Dia bahkan belum menginjakkan kakinya di istana. Bagaimana bisa dia membuka identitasnya? Jelas, dia tidak bisa melakukannya. Maka, pemuda itu pun membalas, "Bagaimana aku bisa tahu dia ada di mana? Aku langsung naik ke kereta ini dan mencari kompartemenku. Aku belum melihat-lihat k sekeliling." Mendengar jawaban itu, James mendengus kecewa. Tapi, anak muda itu terlihat tak mudah menyerah sehingga dia berkata

    Last Updated : 2024-01-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    4. Nama Belakang

    Riley sontak berkata, "Kamu yang melakukannya?"James membalas, "Melakukan apa?""Memberitahu mereka tentang putra dari Jenderal Mackenzie ada di sini?" ucap Riley masih mencoba menahan emosi.James mengangkat bahu, "Aku hanya memberitahu mereka tentang kemungkinan itu. Ya siapa yang tahu kalau ternyata mereka mempercayainya?"Alen Smith mendengus, "Kamu sengaja melakukannya karena ingin menemukan putra dari Jenderal Mackenzie kan?"Diego berujar, "Kau pikir kau bisa memancing anak dari jenderal besar itu muncul?"Sekali lagi, James Gardner terlihat menyeringai dan membalas, "Tentu saja. Orang itu pasti akan muncul sendiri. Dan ... aku akan mengalahkannya dalam setiap pertandingan, apapun.""Bermimpi saja terus, selama kau bisa," ujar Alen.Riley berkata, "Kau seperti kurang kerjaaan saja."Senyum sombong lenyap dari wajah James. "Terserah apa katamu, tapi kalian bertiga lihat saja. Aku akan mengalahkannya."Alen dan Diego tidak menanggapi tapi Riley malah berkata, "Baiklah, selamat be

    Last Updated : 2024-01-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    5. Pergi dari Sini!

    Beberapa orang lainnya juga berteriak hal yang sama. "Anak jenderal pengkhianat!" "Pergi dari sini! Kau tidak pantas ada di sini." "Pergi!" "Usir dia dari sini!" Mary Kesley yang menjadi salah satu penanggung jawab kegiatan itu pun segera mengangkat tangan. "Mohon tenanglah!" Sayangnya perkataan Marry sama sekali tidak digubris oleh orang-orang itu. Mereka tetap saja berteriak heboh meminta James Gardner untuk pergi. Teriakan-teriakan itu juga memenuhi seluruh area di bagian depan pintu gerbang itu. Bisa dibilang hanya segelintir orang saja yang tidak berteriak, termasuk Riley Mackenzie. Pria muda itu seakan tak ingin memperkeruh suasana dan hanya diam saja di sana sambil menunggu mereka berhenti sendiri. Namun, seolah memang sengaja menulikan pendengarannya, James Gardner dengan penuh percaya diri berjalan ke arah depan. Pria itu lalu mengangguk pada Mary Kesley yang masih tampak berusha meredakan kegaduhan yang sayangnya masih gagal itu. Setelah mengambil tas ransel milikn

    Last Updated : 2024-01-18
  • Sang Dewa Perang Terkuat    6. Identitas

    Riley cukup terkesan dengan cara James memandang masalah perebutan posisi prajurit itu. Pria muda itu bahkan menyungging sebuah senyum ramah, "Kau benar. Kita akan bersaing sengit." James dengan cepat menanggapi, "Aku tidak akan mudah kau kalahkan." "Ya, memang kau harus begitu. Kalau kau mudah aku kalahkan, lalu bagaimana mungkin kau bisa menghadapi orang yang sedang kamu cari itu?" ucap Riley. James mendengus sebal tapi di dalam hati dia bertekad akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk bisa lebih unggul dari semua saingannya. "Apa kita akan tetap berada di sini sampai semuanya terpanggil?" tanya Alen smith. "Sepertinya begitu," jawab Diego Greco yang sudah terlihat bosan. Riley ikut berkata, "Tidak akan lama. Tas di depan sudah hampir habis." "Benar. Menurutmu, berapa kira-kira jumlah calon prajurit tahun ini?" Diego bertanya pada ketiga orang di sekitarnya. Alen langsung mencoba mengingat-ingat, tapi Riley lebih cepat, "Tahun lalu ada sekitar 3200 orang mendaftar dan mereka

    Last Updated : 2024-01-19
  • Sang Dewa Perang Terkuat    7. Ketakutan?

    Riley membalas dengan cepat, "Apa yang kau katakan? Dia saja mungkin tidak tahu kalau kau itu ada." James menaikkan sebelah alisnya dan menatap sinis pada Riley, "Bagaimana mungkin dia tidak tahu?" Riley tersenyum sebal, "Dia bisa saja tidak memiliki waktu untuk mengurusi hidup orang lain." James mendecakkan lidah. Alen Smith berkata, "Astaga! Jangankan putra dari Jenderal Mackenzie yang tidak memiliki waktu untuk mencari tahu tentang kau, kami saja juga tidak punya." "Benar. Kami bahkan tidak mengira kalau Jenderal Gardner memiliki seorang putra," ucap Diego jujur. James Gardner menatap ketiga orang yang satu asrama dengannya itu, tetapi dia tidak menemukan sebuah kebohongan di mata ketiganya. Pemuda berusia 22 tahun itu pun mendesah lelah. "Ibuku memang tidak pernah menikah dengan ayaku." Riley amat sangat terkejut mendengar pengakuan yang terlalu jujur itu. Sungguh dia tidak pernah mengira bila James akan langsung terbuka seperti itu. Alen dan Diego saling berpandangan, t

    Last Updated : 2024-01-20

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun den

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Prasangka Buruk

    Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r

  • Sang Dewa Perang Terkuat    25. Sengaja?

    Reiner mengedipkan mata mendengar perkataan temannya tersebut. Lelaki itu pun menggelengkan kepala dengan tegas, “Masalah militer di istana? Kau gila? Masalah seperti apa?”“Tidak ada masalah perebutan kekuasaan di istana, James. Pangeran Xylan dan Putri Rowena memiliki hubungan yang sangat baik,” Reiner menjelaskan dengan alis terangkat akibat sangat heran.Belum sempat James menjawab penjelasan Reiner, Ben sudah buru-buru ikut berkata, “Reiner benar. Mereka berdua tidak pernah memiliki masalah. Tidak mungkin mereka bertengkar.”“Tentu saja. Bahkan, Putri Rowena selalu mendukung Pangeran Xylan. Sangat mustahil memperebutkan sebuah tahta. Lagipula, Putri Rowena pastilah masih sangat sedih karena Riley belum ditemukan. Mana mungkin dia memikirkan-”“CUKUP!” James tiba-tiba memotong perkataan Reiner yang sangat panjang itu.Reiner hendak meneruskan perkataannya, tapi rupanya James sedang agak kesal sehingga dia tidak memperdulikan niat Reiner tersebut dan malah lanjut berkata, “Astaga!

DMCA.com Protection Status