Share

146. Diragukan

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-19 23:15:27

Benar-benar tidak ada yang bergerak di sana.

Jody Gardner tersenyum puas dan kini mulai menyusun strateginya.

"Masuk ke dalam pesawat!" perintah sang jenderal.

Semua bukan yang ini menjadi bawahan Jody Gardner pun mulai naik ke dalam pesawat tempur A.

Di sisi lain, William Mackenzie baru saja mendapati bila pasukannya berkurang sekitar lebih dari 200 orang tanpa pemberitahuan yang jelas.

"780, Jenderal," ucap Steven.

Bill tentu saja kecewa tetapi pria itu dengan mudah bisa menyembunyikan emosinya.

Setidaknya tidak sampai separuh dia kehilangan pasukan.

Namun, sesungguhnya yang membuat dia tidak suka adalah pasukannya yang mundur bukan karena tidak percaya akan kemampuannya memimpin tetapi karena kau tidak puasa mereka terhadap keputusannya dahulu yang tidak menerima pasukan lagi.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Jenderal?" tanya Steven.

"Pisahkan mereka. Bagi ke beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan mereka. Ahli menembak, memanah, bom dan yang lainnya," ucap Bill.

Hal ini c
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    147. Cara Licik?

    Mendengar ucapan sadis Greg, Knox pun mau tak mau segera menutup mulutnya rapat-rapat karena benar-benar tidak ingin dilempar keluar oleh temannya itu.Sesungguhnya perkataan Greg itu bukanlah sebuah pertanyaan melainkan tindakan yang mungkin akan dia lakukan jika Knox tidak berhenti berbicara.Dia dan Greg sudah saling mengenal sejak lama. Dirinya bahkan bisa dikatakan selalu berada di dalam satu kelompok yang sama.Sehingga, Knox tahu betul bila apa yang dikatakan oleh Greg itu bukanlah sebuah gertakan semata tetapi justru sebuah perintah untuknya agar segera menutup mulutnya.Setelah Knox benar-benar terdiam, Greg pun berbicara, "Jenderal Mackenzie itu jenderal paling kuat yang pernah ada di kerajaan ini. Tak mungkin beliau akan membuat kita kehilangan nyawa.""Aku sangat heran kenapa masih ada orang bodoh yang tidak sadar akan kekuatan hebat yang dimiliki oleh sang legenda?" sindir Greg.Knox tentu saja merasa tersindir tetapi dia tidak menanggapi dan hanya terdiam.Greg melanjutk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    148. Ketidakpatuhan

    "Menyumpahimu? Untuk apa? Tanpa aku menyumpahimu pun kau juga bisa mati," jawab Greg dengan begitu santainya tanpa terlihat ada beban sama sekali.Si penembak jitu tersebut hampir saja akan mengajak Greg berkelahi tetapi dia memperingatkan dirinya sendiri bila saat ini mereka sedang berada di medan perang sehingga mau tidak mau dia harus menahan diri."Setelah perang ini berakhir, aku bersumpah akan memberimu pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan seumur hidupmu," ucap si penembak jitu yang tidak diketahui namanya oleh Greg.Greg membalas sinis, "Boleh saja. Tapi itu pun jika kau masih hidup.""Kau-"Kata-kata umpatan yang ingin sekali dilontarkan oleh si penembak jitu itu tak jadi dia keluarkan dari mulutnya setelah melihat Steven melotot marah kepadanya.Tentu dia tidak ingin membuat wakil jenderal perang itu marah kepadanya dan malah melemparnya keluar barisan.Dia masih ingin hidup dan memenangkan perang itu lalu memamerkannya pada si brengsek Greg.Sedangkan sekarang di bar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    149. Tanggung Jawab

    Steven hampir saja akan membalas perkataan Greg yang menurutnya begitu sangat kurang ajar itu, tetapi Greg tidak membiarkan hal itu terjadi karena anak buahnya itu sudah pergi terlebih dahulu sebelum dia sempat membalas."Bajingan kecil itu!" umpat Steven begitu jengkel.Dia tentu saja tak mau menyusul meskipun saat ini beberapa anak buahnya telah memandangnya dengan tatapan penuh tanya.Dia berusaha membutakan matanya seolah dia tak melihat ekspresi-ekspresi yang memperlihatkan ekspresi kecewa terhadapnya.Sungguh dia masih menyayangi nyawanya sehingga tak mau mati konyol hanya karena berlagak menjadi seorang pahlawan di dalam medan perang itu.Tentu dia tidak membutuhkan pujian ataupun penghargaan apapun dari siapapun.Yang dia butuhkan saat ini adalah bisa selamat dari perang itu dan kembali ke kerajaan tanpa kurang apapun.Sayangnya, dia ternyata tak bisa begitu saja berdiam diri di sana karena lama-kelamaan beberapa prajurit bahkan mulai berani berbicara dengannya."Tuan, apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    150. Hanya Itu Saja?

    Tersadar Bill menunggu jawabannya dan saat ini mereka sedang berada di tengah-tengah medan perang, Steven pun tidak mau membuang waktu lagi dan dengan cepat berkata, "Saya siap, Jenderal."Bill tersenyum lega dan kemudian mulai memerintah, "Kemarilah!"Steven tidak bertanya dan langsung saja mengikuti perintah dari sang jenderal perang terkuat itu.Bill lalu mulai menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan oleh Steven dan menuntunnya untuk berperang bersamanya.Bill dengan begitu tangkas bekerja sama bersama dengan Steven hingga pria itu juga bisa merasakan kehebatan Bill yang luar biasa.Tidak hanya serangan William Mackenzie yang sangat akurat tetapi juga bagaimana pria itu melindungi orang-orang di sekitarnya.Penguasaan senjata serta kecepatan yang dimiliki oleh Bill menjadi salah satu kekuatan terbesar yang dimilikinya Selain itu, setiap keputusan yang dibuat selalu tepat dan tidak pernah gagal sampai-sampai Steven melongo setiap Bill berhasil membuat pasukan musuh mereka itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    151. Kerugian

    Sang pemimpin pasukan lawan itu pun seketika merasa sedikit aneh.Dia pikir orang di depannya itu akan dengan mudah dia serang mentalnya tetapi nyatanya Jody Gardner masih tampak begitu tenang dan serangannya pun juga masih terbilang cukup akurat.Kenyataan terpampang begitu jelas itu pun semakin menguatkan duganya bila orang-orang dari kerajaan Ans De Lou memang tak bisa diremehkan.Sang pemimpin perang dari pasukan lawan tersebut mundur beberapa langkah hingga salah satu anak buahnya bertanya kepadanya, "Ketua, apa ini sebenarnya terjadi?""Kenapa dia sama sekali tidak terganggu? Bukankah menurut sumber informasi yang baru saja kita dapatkan orang yang memimpin perang ini termasuk memiliki temperamen yang sangat buruk?""Benar, Tuan. Namun, apa yang kita lihat sekarang ini jelaskan berbeda jauh. Dia tampak begitu tenang meskipun kita provokasi," sambung yang lainnya.Sang pemimpin yang memiliki nama Geraldi Jones itu juga tidak mengerti jawaban atas pertanyaan yang begitu mengganggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Sang Dewa Perang Terkuat    152. Perubahan Sikap

    Steven tidak lagi membantah dan segera saja membawa para pasukan mereka untuk segera kembali ke Kerajaan Ans De Lou.Di tengah perjalanan, dia tidak berbicara sedikitpun dan hanya terdiam saja.Sementara itu, beberapa pasukannya terlihat mulai berbicara di bagian belakang saat melihat wajah sang jenderal perang terhebat itu luar biasa tidak sedap dipandang.Mereka hanya berani berbisik-bisik karena tidak ingin membuat pemilik julukan Dewa Maut itu tersinggung atas ucapan mereka."Apa Jenderal Mackenzie marah pada kita?" tanya seseorang pada temannya."Tidak mungkin. Mengapa dia marah pada kita? Tidak ada alasan apapun baginya bisa marah pada kita.""Kau benar. Kita bahkan selalu menurut kepadanya dan walaupun sebagian dari kita tadinya sempat tidak menurut namun pada akhirnya kita kembali menurut kepadanya."Seorang lainnya juga ikut menanggapi, "Kita sudah melakukan apa saja yang dia perintahkan.""Kurasa dia bukan marah pada kita tapi ...."Perkataan salah satu pasukan yang terbilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    153. Saran Jenderal Perang

    Greg yang mendengarkan penjelasan dari Knox itu sungguh ingin menertawakan pria itu.Dia ingin sekali membuat mata Knox semakin melebar setelah benar-benar mengetahui kehebatan dari sang jenderal perang.Sayangnya, mereka saat ini masih berada di dalam pesawat sehingga Greg harus berusaha keras untuk menahan dirinya.Akan tetapi, seseorang yang tidak jauh dari tempat duduk Knox itu berkata, "Makanya jangan pernah sekalipun kau meragukan seseorang yang bahkan kau tidak tahu seperti apa dirinya. Sebab, bisa jadi suatu ketika kau mungkin sangat mengaguminya."Knox tertohok. "Semua yang aku lakukan itu sangat wajar, apalagi dulunya beliau juga sudah pernah berhenti sementara menjadi prajurit. Siapa yang akan menyangka bila ternyata kekuatannya tetaplah seperti dulu dan bisa dikatakan malah jauh lebih meningkat daripada sebelumnya?"Knox memandang sekeliling dan melihat reaksi pasukan lain tetapi sepertinya mereka tidak benar-benar menganggapnya serius sehingga mau tidak mau dia menelan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    154. Keinginan Bill

    Keannu Wellington tidak bisa lagi menahan rasa jengkelnya pada jenderal perang yang dulunya merupakan salah satu prajurit kesayangan ayahnya.Tetapi dia merasa begitu lega karena pria itu menemuinya di tengah malam sehingga dia tak perlu harus menanggung malu di depan para pejabat istana.Andai saya pria itu menemuinya di siang hari maka sudah pasti dia tak akan sanggup mengangkat muka di depan para pejabat istana lagi.Bukan hanya satu kali atau dua kali William Mackenzie telah mempermalukan dirinya.Hal itu pula yang membuatnya ingin sekali menghancurkan pria itu. Meskipun dia juga paham bila dia sampai kehilangan jenderal besar itu maka dirinya akan rugi besar.Bila tak ada orang sekuat William Mackenzie sebagai pelindung negerinya, bukan tidak mungkin kerajaan tercintanya itu akan diserang habis-habisan oleh kerajaan-kerajaan musuh yang telah dia taklukkan."Yang Mulia, perintah Anda sedang ditunggu," ucap Bill yang segera menyadarkan sang raja dari lamunan singkatnya.Keannu meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Ya, Perdana Menteri?

    “Tidak, sudah aku katakan dia tidak mungkin melakukannya, Perdana Menteri,” Ashton Rowles berkata pelan.Namun, dari nada suaranya, Philip merasakan bila Ashton pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.Hal itu membuat Philip mendecakkan lidah, sedangkan Ashton sendiri juga sebenarnya mulai tidak yakin dan keheranan.Akan tetapi, dia tidak akan mengungkapkan keraguannya itu pada Philip karena tidak mau seniornya tersebut merasa kesal.“Sudahlah, kalau dia memang berniat memecatku, aku akan terima. Mungkin ini memang sudah waktunya aku pensiun dari istana,” kata Philip dengan nada terdengar muram.Ashton sontak merasa kasihan tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu keputusan raja.“Jabatan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou tetap akan dipegang Philip Crawford yang telah berjasa begitu banyak untuk kerajaan ini,” kata Xylan.Philip melongo tak percaya.Sementara Ashton langsung tertawa lega dan berkata, “Aku benar kan, Perdana Menteri? Dia tidak memecatmu.”“Sel

  • Sang Dewa Perang Terkuat    51. Para Menteri

    Rupanya Ashton tidak tersinggung meskipun Philip berkata kepadanya dengan nada sinis.Ashton malah tersenyum menenangkan, “Aku tidak mungkin menertawakan seniorku, Perdana Menteri.”Usia Ashton memang lima belas tahun lebih muda daripada Philip. Selain usianya yang jauh di bawah Philip, Ashton juga memiliki lebih sedikit pengalaman dibandingkan Philip.Ashton Rowles baru menginjakkan kakinya di istana itu sekitar dua belas tahun lalu, tepat di saat dia berusia 30 tahun. Dia diangkat sebagai Menteri Pendidikan 4 tahun yang lalu di saat usianya baru 38 tahun.Dia memang salah satu menteri termuda yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou, tapi jika dibandingkan dengan Philip Crawford yang telah mengabdikan diri di istana selama lebih dari dua puluh tahun, tentu saja dia tidak sebanding.“Lalu, kenapa?” Philip bertanya, masih dengan nada sebal.Ashton pun menjawab, “Raja Xylan menghargai orang lain. Aku … sangat yakin bila dia akan mempertahankan kau, Perdana Menteri.”Philip terpana, “Kenap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status