Share

BAB 125 SEASON 2

Penulis: Enik Wahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-22 01:45:28
BAB : 125

Setelah kepulangan Daffa dan Lean.

***

“Bi, Sumi ada nomor yang bisa dihubungi nggak kira-kira? Soalnya ponsel Daffa sendiri tidak bisa dihubungi, makanya sekarang saya bingung.” Keluh sang majikan, membuat Bi Nina semakin menundukkan pandangannya di depan sang Nyonya.

“Sumi nggak megang HP, Nyah,” Jelas Bi Nina.

“Oh, ya udah deh Bi.” Zeanna kembali berlalu meninggalkan Bi Nina yang masih diam terpaku.

Bi Nina meremas dadanya pelan. Ia sangat khawatir sesuatu menimpa Sumi hingga menyebabkan ia belum pulang hingga saat ini.

“Lindungi Sumi, ya Allah… semoga tak ada hal buruk yang menimpanya saat ini,” ujar Bi Nina dalam doanya, lantas ia melanjutkan aktivitas memasaknya.

***

“Mas, aku takut Nyonya marah!” keluh Lean ketika mereka sudah berada di depan rumah. Lean menarik tangan Daffa karena belum siap untuk masuk ke dalam rumah.

Daffa yang melihat raut wajah Lean pun mendesah pasrah. Ia pun menggandeng tangan Lean untuk mengajak masuk bersamanya.

“Nanti biar aku yang menjelas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 126 SEASON 2

    BAB : 126Antara Lean, Daffa, dan sang Mama.***Cinta kadang membuat kita kuat dengan masalah jika sedang merasa senang. Namun kadang bisa juga membuat seseorang terhanyut dan berlarut larut dalam kesedihan. Tak ubahnya dengan seorang Daffa yang kini sedang berbunga bunga, setelah mengalami rasa pahit hingga berlarut. ***“Kamu ke sini mau mencariku? Baru saja kita berpisah sebentar, kamu sudah kangen aja!” seloroh Daffa dengan mendekati perempuan yang masih berada di depan pintu.“Mas, tolong itu badanmu dikondisikan apa?” Lean menutup matanya. “Lean ke sini disuruh Bibi menaruh air minum di kamarmu!” pekiknya dengan mata yang masih tertutup, sedangkan satu tangannya memegang teko besar untuk persediaan di kamar majikan yang sekarang menjadi kekasihnya itu.Jantung Lean berdetak sangat cepat ketika Daffa semakin dekat ke arahnya. Tidak hanya itu, kondisi Daffa yang hanya menggunakan handuk terlilit di pusarnya tentu membuat pikiran Lean traveling entah ke mana. Apalagi badan Daffa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB : 127 SEASON 2

    BAB : 127Ketika Zeanna mendengar kejujuran Daffa.***Ka-kamu, suka sama Sumi?” tanya Mamanya lirih. Suaranya pun terdengar berat, seperti ada nada keberatan di dalam sana.Daffa mengangguk. “Iya, Mah. aku mencintainya.” Jawab Daffa tanpa beban. “Bahkan aku berencana akan menikahinya setelah masalahnya selesai.” Zeanna tercengang, tak menyangka Daffa mengakuinya dengan semudah itu. Ia menelan ludah dengan susah payah, pun tangannya yang reflek memijat pelan pelipisnya. Zeanna menghela nafas panjang, lalu menghembuskan nafasnya kasar.“Kenapa harus Sumi, Daff? Banyak perempuan yang suka sama kamu, kan? Bahkan Kinara contohnya, dari segi penampilan dan kasta, kalian sebenarnya serasi.”“Oh, maksud Mama berarti mending Daffa menikah dengan perempuan yang menurut Mama serasi, namun jadi penjilat begitu?” tanya Daffa geram, tak mengerti dengan jalan pemikiran sang Mama.“Ya, nggak gitu Daff. Ma-maksud Mama ....”“Udah lah, Ma! Tak usah diperdebatkan lagi. Daffa juga nggak tau, kenapa hat

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB : 128 SEASON 2

    BAB : 128Rencana penyelidikan dimulai.***“Sebelum kita membicarakan hal yang lebih serius, apa lo udah membaca berita hari ini, Daff?” tanya Restu dengan wajah serius. Ia memandang Daffa dan Lean secara bergantian.“Kabar apa lagi? Yang aku tahu, nama Lean sudah bersih karena klarifikasi kemarin.” Daffa berucap dengan sesekali melirik Lean di sampingnya.Mereka kini berada di kamar Daffa dengan duduk berhadap hadapan, sementara Lean lebih memilih duduk di samping Daffa di sofa panjang andalannya. Restu menggeleng pelan. “Entah kita yang kalah strategi atau kalah cepat, ini kabar terkini yang barusan aku dapat,” Restu memberikan ponselnya pada Daffa. “Bacalah! Nanti kalian akan tahu sendiri maksud dari salah satu berita itu!” Timpal Restu lagi. Wajahnya nampak menunjukkan bahwa ia sangat lesu.Daffa menerima ponsel dari Restu, lalu membaca mengamati dan membacanya dengan seksama. Tak lama, tangannya pun mengepal kuat dengan ponsel yang digenggam dengan erat pula. “Ada apa, Mas?” t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB : 129 SEASON 2

    BAB : 129Semua orang tahu, siapa Sumi sebenarnya.***Zeanna yang sejak tadi tengah menguping pembicaraan mereka pun gelagapan. Ia lantas tergopoh bersembunyi di ruang sebelah ketika Lean beranjak untuk keluar dari kamar anaknya. Dadanya berdetak sangat kencang, Zeanna benar benar syok dengan apa yang baru saja ia dengar dari pembicaraan mereka. Ya, Zeanna tentu telah mendengar semuanya, termasuk jati diri Sumi yang sebenarnya. Dadanya masih naik turun, pertanda pernafasannya masih belum begitu stabil.“Ja-jadi, Sumi itu adalah, Lean?” Zeanna bergumam dengan masih terlihat syok.Lean kini mempersiapkan diri untuk ikut bersama Daffa. Setelah lama mematut diri di depan cermin dengan segala perlengkapannya, ia melangkah keluar untuk menemui sang Bibi. Seperti biasa, celana jeans panjang dan kaos berlengan panjang adalah outfit andalannya saat ini. Tentu selain nyaman, ia ingin agar penyamarannya tetap berjalan dengan baik dan tak ada yang mengenali ketika di luar nanti. Lean sendiri p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 130 SEASON 2

    BAB : 130Insiden yang terjadi ketika masa penyelidikan.***“Jadi benar, Ibu adalah seseorang yang bernama Ibu Dewi, pengelola yayasan ini?” tanya Daffa setelah mereka masuk ke dalam yayasan sesuai dengan petunjuk Lean.Ya, mereka bertiga kini sedang duduk di ruang yang disediakan khusus untuk menerima tamu. Sedangkan Lean sendiri saat ini tengah menjadi Sumi, sehingga Bu Dewi tak mengenalinya. “ya, benar. Saya Dewi, pengelola yayasan ini. Hmm… kira kira ada keperluan apa sehingga Bapak dan Mbak mendatangi yayasan kami? Mau mengadakan acara atau ada hal lain, mungkin?” tanya Bu Dewi dengan menatap mereka bergantian.Daffa melirik ke arah Lean, lalu mengubah posisi duduknya agak sedikit maju ke depan. “Begini Bu Dewi, kedatangan kami ke sini ingin mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan atau seluk beluk lebih dalam mengenai Pak Koswara, bagaimana kontribusi beliau dalam menjaga konsistensi yayasan ini,” terang Daffa pada perempuan berumur sekitar 50 tahunan itu.Bu Dewi mengernyitk

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 131 SEASON 2

    BAB : 131Tertangkapnya Leandita Herlambang.***“Yakin kita mau mencari alamat Pak Jatmiko sekarang, Res? Rumahnya lumayan jauh lo, Semarang. Jarak dari sini ke Semarang tempat Pak Jatmiko itu membutuhkan waktu berjam jam.” tutur Daffa sambil membolak balikkan kertas alamat yang masih dipegangnya.“Ya mau nunggu apa lagi, Daff. Lebih cepat lebih baik, biar cepat selesai. Kata Bu Dewi tadi itu kan alamat beberapa tahun lalu, dan semoga saja beliau masih tinggal di sana.” Restu menambahkan.Daffa melirik Lean sejenak. “Kita mau ke Semarang hari ini juga, Sayang. Yakin, kamu kuat?” tanya Daffa pada Lean.“Dengan senang hati, Mas. Aku ikut, kemanapun Mas pergi.” Lean berucap dengan tersenyum.Restu yang mendengarkan pembicaraan mereka memutar bola malas. “Udah, nanti lagi pandang pandangannya. Waktu kita tak banyak bro, ayo jalan!” protes Restu yang mendadak gerah. Restu merasa gerah melihat dua orang yang sedang dimabuk cinta di depannya itu, sedangkan misi mereka kali ini jelas lebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB : 132 SEASON 2

    BAB : 132Tertangkapnya Lean, membuat Daffa frustasi.***Praaaang!Bi Nina tersentak melihat piring yang baru saja terlepas dari tangan hingga jatuh berserakan di lantai. Sejak tadi perasaan Bi Nina memang tak enak, sehingga pikiran pun tak fokus. Bahkan kini tangannya gemetaran, seraya memandangi piring pecah yang baru saja terlepas dari tangannya.“Ya Allah gusti… ada apa ini?” gumamnya lirih seraya menatap nanar piring yang berserakan di bawahnya. “Kenapa perasaanku tak enak begini ya? Semoga tak ada apa apa ya Allah….” Bi Nina membungkuk, lantas memunguti kepingan piring yang berantakan di depannya.Suara piring pecah yang menggema pun menarik perhatian Zeanna yang tengah melihat pemandangan tanamannya di samping rumah. Letaknya persis di dekat dapur, sehingga Zeanna mendengarnya. Reflek ia pun mendekati sang Bibi untuk bertanya lebih lanjut.“Ada apa, Bi?” tanya Zeanna yang sudah berada di depan Bi Nina. Namun bukannya menjawab, Bi Nina justru tertunduk menyembunyikan wajahnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB : 133 SEASON 2

    BAB : 133Keadaan Lean setelah berada dalam dekapan sang papa tiri.***Daffa berusaha memantapkan hatinya untuk bisa melanjutkan perjalanan mencari Pak Jatmiko. Dan itu dirasa sangat berat olehnya, karena ia harus meninggalkan Lean sejenak berada dalam cengkeraman Koswara.Restu menyalakan mobil dan mulai membelah jalanan dengan ditemani padatnya kota. Jarak yang tak dekat dengan memakan waktu yang lumayan, kini akan mereka lewati dan lalui demi misi dan rencananya. Restu sengaja mengambil alih kemudi karena pikiran Daffa sendiri sedang tidak kondusif. Ia heran dengan sahabat yang tengah galau di sampingnya itu. Susah sekali untuk jatuh cinta, susah juga untuk dekat dengan perempuan. Namun sekalinya jatuh cinta, bahkan logika hampir terkalahkan oleh perasaannya sendiri. Pun hubungannya dengan mantan pacarnya terdahulu, yang sangat susah untuk dilupakan hingga bertahun tahun lamanya. Kini kembali terombang ambing karena masalah sang pacar yang amat sangat lah rumit. Restu berdecak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22

Bab terbaru

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 154, ENDING SEASON 2.

    BAB : 154.ENDING.***Suasana pernikahan begitu ramai dan ceria, terlihat di wajah cerah sang pengantin. Daffa dan Lean, yang begitu banyak melewati jurang terjal, akhirnya mencapai kebahagian, dengan mengikat janji suci sakral kebahagiaan mereka. Zeanna mendekat, dengan wajah bahagia plus haru, memandang sendu pada sang menantu.“Duh, mantu Mama cantik banget sih. Iya kan Pah?” ujar Mama mertua yang kini tengah berada di depan Lean.“Makasih, Ma, Pa,” sahut Lean dengan senyum malu malu. “Selamat Lean sayang, kamu sekarang udah jadi istri orang, Nak. Jadi tidurnya udah nggak sendiri lagi, udah nggak sama Bibi juga. Jadi Bibi minta, kamu kalau tidur nggak boleh ngigau ya,” ujar Bibi sambil memeluk Lean.Mendengar ucapan Bibi spontan mertua Lean tertawa. “Bibi mah kalau ngucapin selamat ya udah, selamat aja! Nggak usah bahas tidurnya Lean juga kali!” Lean menggerutu, pura pura manyun.“Ye, Bibi kan cuma bilangin.” Mulut Bibi mencebik, membuat Lean sendiri gemas lantas memeluknya.“Le,

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 153. SEASON 2

    BAB : 153Ketika Pernikahan Terjadi.***~Lima Bulan Kemudian.“Mbak Lean cantik banget. Subhanallah, cantiknya…!” puji MUA yang menangani Lean saat ini. “Soalnya Mbak Lean tuh dari sananya udah cantik, jadi dipoles sedikit aja udah luar biasa cantiknya. Aku yakin, nanti suami Mbak Lean nggak berkedip lihatnya!” Imbuhnya lagi, sembari merapikan baju yang dikenakan oleh Lean kali ini. “Ah, Mbak terlalu berlebihan deh, semua wanita kalau dirias seperti pasti cantik, kan.” Sambil tersenyum di depan cermin Lean berucap.“Itu mah pasti. Tapi nggak tau lo Mbak, sebagai MUA aku seneng rias Mbak Lean tuh. Cantik!” ucap MUA lagi.“Saya keluar sebentar ya, Mbak. Bentaran!” Pamitnya, lantas berlalu pergi meninggalkan Lean yang masih mematut diri di cermin.Perempuan cantik dengan berbalut kebaya putih nan megah itu tengah mematut diri di cermin. Ya, Leandita Herlambang kini akan segera melepas masa lajangnya hari ini. Mengikrarkan janji suci di depan penghulu dengan seseorang yang dicintai adal

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 152 SEASON 2.

    BAB : 152Rahasia Tentang Kinara.***Daffa langsung mengambil ponselnya ketika ada pesan yang masuk. Ia membuka pesan tersebut, senyumnya mengembang karena ternyata Restu yang berkirim pesan. Namun matanya seketika membulat setelah melihat apa isi pesan tersebut."Kenapa, Daff?" tanya Zeanna ketika melihat raut wajah Daffa yang terlihat tak bersahabat."Kinara, Mah. Ternyata Kinara selama ini menjadi istri simpanan Koswara. Ini Restu yang baru saja mengabari." Papar Daffa, yang membuat sang Mama tercengang seketika."Kinara, Daff?" tanya Zeanna seakan tak percaya. Lean memilih diam, karena sebelumnya sudah menduga ke arah situ. Jika tidak ada sesuatu, mana mungkin Kinara terus dibelanya. Ternyata ini rahasianya."Mama mending baca sendiri, deh! Restu sudah menyita semua yang dimiliki oleh Kinara, termasuk rumah mewah yang ia tempati saat ini. Karena semua adalah milik Lean." Daffa melirik ke arah Lean seraya memberikan ponselnya pada Mamanya."Dan media sosial adalah hukuman yang pa

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 151 SEASON 2.

    BAB : 151Mengunjungi orang yang kita cintai dalam keadaan sudah berada di pusara, itu sangatlah mengiris hati.***“Mama, semoga Mama tenang di sana, Ma! Lean ikhlas melepas Mama!” ucap Lean di depan pusara sang Mama.Pagi ini Lean dengan ditemani oleh Daffa sedang berziarah di makam sang Mama. Air mata Lean kembali luruh melihat sang Mama yang kini benar benar telah tiada. Sedangkan sejak tadi Daffa menenangkan Lean dengan terus mengelus punggungnya. Setelah lima hari pasca pulang dari rumah sakit, Daffa baru berani membawa Lean bepergian. Selain takut Lean kelelahan, ia juga takut luka Lean masih belum sembuh benar.“Sabar ya, Le.” Daffa terus menguatkan Lean yang terlihat rapuh. Ia mengelus pundak Lean yang sejak tadi berguncang. Sungguh, ia tak kuasa melihat Lean yang terus menangis seperti ini. Hatinya perih, melihat orang terkasihnya sedih. Sudah banyak air mata yang Lean tumpahkan, dan sekarang kembali ditumpahkan di pusara sang Mama.“Lean pamit ya, Ma,” Lean mencium pusara

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 150. SEASON 2

    BAB : 150Setelah Kepulangan Lean.***~Satu minggu kemudian.Pagi ini terlihat sangat cerah, secerah hati Daffa dan Lean karena sedang berkemas pulang. Daffa sedang berkemas, sedangkan Lean baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar. Namun masih ada yang mengganjal hati Daffa, sehingga wajahnya terlihat murung. Lean yang menyadari itu langsung mendekat.“Mas kenapa? Kok kayak sedih gitu?” tanyanya.“Kamu yakin, mau pulang ke rumahmu Le? Lukamu masih belum sembuh banget lo, nanti kalau ada apa apa dengan kamu gimana?” tanya Daffa khawatir.“Lean nggak enak lah, Mas, sama Mama. Kalau dulu Lean ke rumahmu kan karena menjadi Sumi, terus sekarang apa alasanku untuk tetap bertahan di sana?” tanya Lean.“Ya tapi kan ada Bi Nina yang pasti juga kangen sama kamu Le. Mama aja nggak papa kok, kamu tinggal di rumah,” Rayu Daffa yang merasa berat pisah dengan Lean.“Nanti kalau Bibi kangen, tolong anterin ke rumah ya Mas! Bi Nina sangat sayang dengan Lean, ya… walaupun ia m

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 149. SEASON 2

    BAB : 149Pengusiran Brenda dan Laura. Dan di sini, Laura merasakan pontang panting karena tak mempunyai pegangan.***"Maaf, para Bapak ke sini mau mencari siapa?" tanya Brenda yang kini merasa menjadi tuan rumah. "Perkenalkan, kami adalah orang suruhan Bu Lean. Boleh kami masuk?" tanyanya dengan menatap Brenda.Brenda merasa tercekat mendengar nama Lean. Bagaimana bisa Lean masih hidup? Bukankah waktu itu Koswara telah menembaknya? Walaupun akhirnya Koswara tertangkap polisi, dan kini Brenda yang menjadi pemenangnya. Ia hanya mematung di tempat karena syok. Syok menghadapi kenyataan, bahwa ternyata Lean masih hidup."Boleh kami masuk, Bu?" Brenda tersentak mendengar laki laki berumur 40 tahunan itu kembali memanggil."Bo-boleh, silahkan!" Brenda mempersilahkan mereka masuk, walau dengan tergagap.Mereka yang berjumlah empat orang pun kini masuk ke dalam rumah dan duduk berhadap hadapan dengan Brenda. "Begini, Bu. Kami mendapat tugas dari Bu Lean bahwa Bu Brenda dan juga Laura sege

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 148. SEASON 2

    BAB : 148Amarah yang Masih Memuncak.***“Iya benar, Ma? Kemarin Salma ke sini?” Kini sang Papa yang bertanya, membuat kuping Daffa berdengung seketika.“Iya benar lo, Pa. Salma itu temannya Lean ternyata. Dan suami Salma, yang dulu pernah menjadi saingan Daffa, sekarang justru berteman baik. Dunia ini kadang lucu ya, Pa, hahaha….” Zeanna tertawa, diikuti sang Papa yang juga tertawa.Perempuan cantik yang sedari tadi diam mendengarkan pun terkikik pelan, karena merasa lucu. Walaupun sejujurnya ia pun kaget, tak menyangka Salma yang anggun kalem seperti itu dulu pernah punya hubungan spesial dengan seorang Daffa.“Daffa mau keluar dulu, Mah, gerah!” Daffa keluar meninggalkan keluarganya yang sedang berkumpul. Lelaki tampan yang merupakan mantan Salma itu merasa malu sama Lean ketika masa lalunya terbongkar begitu saja.“Daffa kayaknya ngambek deh, Mah. Mama sih, pake membahas Salma. Tuh anaknya jadi ngambek kan?” protes Pak Aksa pada Zeanna.“Kan Mama cuma mau berbagi cerita dengan Le

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 147 SEASON 2

    BAB : 147Kedatangan sang calon mertua, serta kabar masa lalu yang membuat Lean terkejut.***“Mas, Lean pengen ke kamar mandi. Lean pengen pipis,” keluh Lean malam ini. Daffa yang sedang memainkan HP nya langsung menghampiri Lean.“Yaudah, sama Mas aja ke kamar mandinya.” tawar Daffa yang berusaha membangunkan Lean dari pembaringannya.“Masa sama Mas, sih! Ntar Mas lihat dong, panggilin suster aja deh!” pinta Lean setelah berhasil duduk, walaupun kadang meringis menahan rasa sakit.“Iya, bentar.” Daffa memencet tombol untuk memanggil suster agar segera menghampirinya.Memang jika Lean ingin ke kamar mandi, Daffa selalu memanggil suster untuk membantunya. Selain takut terkena lukanya, mana mungkin Lean mengizinkan. Seperti sekarang ini mereka tengah menunggu suster, dan tak lama, suster pun berada di depan mereka.“Ada yang bisa dibantu?” tawar suster tersebut. Suster mendekati Lean yang membutuhkan pertolongan.“Ini pengen ke kamar mandi katanya, Sus,” jelas Daffa pada suster. Dan su

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 146. SEASON 2

    BAB 146. Hilang Percaya Diri.***Keadaan Lean sudah semakin membaik, dan ia sekarang sudah dipindahkan ke ruangan perawatan. Daffa yang tak beranjak sedikitpun selalu menemaninya. Restu yang sudah selesai mengurus tugasnya, siang ini langsung meluncur ke rumah sakit menemui Lean dan tentunya, Daffa.“Alhamdulillah, Lean, kamu sudah melewati masa kritis juga masa koma. Tak terbayang gimana perasaan Daffa kemarin,” Restu melirik Daffa yang sedang menikmati pemandangan lewat jendela.“Lo kalau mau ngucapin cepet sembuh, ucapin aja langsung. Nggak usah melebar kemana mana!” protes Daffa. Ia tahu Restu memang tujuannya meledek, walaupun memang yang diucapkannya benar.“Yee, memang benar kan? Maaf Lean, baru ini aku bisa menjenguk kamu. Kemarin benar benar sibuk ngurusin kasus, jadi baru sempat sekarang,” Sesal Restu.“Iya, nggak papa, Bang. Toh sekarang juga bisa menjenguk Lean kan, Lean nggak papa,” ucap Lean. “Oh ya, Daff, besok lo jangan cari gue ya, gue ada acara besok. Jadi mungkin

DMCA.com Protection Status