Share

Pergi Ke Kalimantan II

Author: ikan kodok
last update Last Updated: 2022-06-18 19:26:59

Part 28 (Pergi Ke Kalimantan II)

****

Tak terasa mentari sudah menampakkan diri. Sinar keemasannya menerobos masuk melewati celah jendela. Silau menerpa kornea mataku. Aku mengerjapkan mata beberapakali, menyesuaikan cahaya itu dengan indra penglihatanku.

Samar-samar aku melihat Nana berdiri sambil berkacak pinggang.

"Bangun, ini sudah pagi. Kenapa kamu bisa tidur di sofa, tempat ini sempit Zeen," omelnya.

"Itu kau?"

"Siapa lagi, ayo bangun."

Nana mengulurkan tangan, ia menarikku bangun.

"Biarkan aku tidur,"

"Ini sudah pagi, apa kau tidak bekerja."

"Aku sudah kaya."

Nana membuang napas, ia menatapku garang.

"Kau bilang semalam ada rapat penting. Ayo bangun, aku sudah siapkan air hangat untukmu mandi."

"Hari ini aku pergi ke Kalimatan. Siapkan bajuku. Dan apa tadi? Kau menyiapkan air hangat untukku. Ya Tuhan, kau sudah seperti istri bayangan sekarang." Aku menggoda Nana, pipinya bersemu merah.

"Diamlah, dan cepat mandi."

"Kau tidak ingin bertanya, Zeen sayang berapa hari kau bera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Cekcok!

    Part 29 (Cekcok!) ****POV Nana. Sejak awal aku tak begitu yakin jika Zeen itu Atarik, sebab tidak ada kemiripan pada wajah mereka. Tapi saat kutatap mata itu dalam-dalam aku seperti menemukan Atarik yang hilang. Tak lama setelah Zeen mengaku, perasaan lega dan bahagia itu muncul. Meski sempat diwarnai keraguan. Kebiasaan Zeen mematahkan kebimbanganku. Ia masih Atarik yang dulu, suka menggoda dan manis. Meski terkadang mulutnya yang pedas itu sering kali muncul. Its, oke, aku mengerti itu. Dia punya banyak kepribadian. Kuketik pesan balasan, lalu mengirimkannya pada Zeen. [Ya.]Aku berjalan meninggalkan balkon kamar, kurapikan tempat tidur Zeen yang sedikit berantakan. Setelah semua rapi, kututup pintu kamarnya. Lalu menyusul Mama ke dapur. Papa sendiri sudah berangkat ke kantor setelah Zeen pergi."Aku bantu ya Ma?" ucapku saat mendapati Mama tampak sibuk dengan kegiatannya. Sekilas Mama menoleh. "Cuci aja piringnya, selebihnya biar Mama," jawabnya. Aku menganggukkan kepala, k

    Last Updated : 2022-06-19
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Cekcok II

    Part 29 (Cekcok II)***"Kirim alamatnya, tenang saja suamiku tidak akan tahu." Setelah itu panggilan terputus. "Kali ini kamu bebas dariku Nana, tapi lain kali aku akan beri kamu pelajaran!" gertaknya. Salma berbalik badan, itu berjalan meninggalkanku. Kutatap punggungnya yang mulai menjauh, tiba-tiba saja aku kepikiran untuk membuntutinya. Kutinggalkan mobilku di sini, lalu mengikutinya dari belakang. Sebisa mungkin aku berhati-hati, entah kenapa aku penasaran dengan apa yang akan dia lakukan. ****Aku menatap sekeliling, melihat Salma memasuki gang sempit ini. Untuk apa dia ke sini? Apa dia dan Mas Reza sekarang tinggal di sini? Aku terus mengikutinya, sampai tak lama dia berhenti di sebuah rumah kecil yang ada di ujung sana. Banyak hal yang muncul di pikiranku. Nampak seorang pria keluar dari rumah itu. Ia memeluk Salma, dan tanpa malu mereka berciuman. Dan yang membuatku syok pria itu bukan Mas Reza. Apa ini pekerjaan Salma? Apa Mas Reza tahu? Rasa ingin tahuku meront

    Last Updated : 2022-06-19
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Karma Tak Pernah Salah Alamat!

    Part 30 (Karma Tak Pernah Salah Alamat!) ****POV Reza. "Ayo kita pulang!" Dengan kasar aku menarik tangan Salma. Hatiku hancur berkeping-keping. Kudapati istriku dijamah pria lain, dan yang membuat dada ini semakin sesak, saat ia tak sama sekali melakukan perlawanan. Aku lupa, mereka suka sama suka. Tidak ada unsur paksaan. Salma rela menjajahkan tubuhnya demi uang. "Apaan sih kamu ini aku belum selesai, gimana kalau dia minta uangnya kembali!" Salma menolak saat aku mengajaknya pulang. Dan apa tadi? Ya Tuhan? Apa yang terjadi dengan hidupku ini. Kenapa aku terus dibuat menderita. Salma kembali melangkah menuju rumah itu. Namun, dengan cepat aku menahannya. Lihatlah dia, kemeja yang ia pakai bahkan tidak sempat di kancing. "Kamu mau ngapain lagi, urusan kita belum selesai!" Ubun-ubunku terasa panas, apa yang ia katakan menyulut emosiku. "Kamu pulang sana dulu! Setelah aku selesai layani dia kita bicara lagi!""Tidak bisa, aku ini suamimu! Aku tidak suka dibantah!""Dia membayar

    Last Updated : 2022-06-19
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Karma Tak Pernah Salah Alamat II

    Part 30 (Karma Tak Pernah Salah Alamat II)***Dua puluh menit berada di jalan, akhirnya kami tiba di rumah. Buru-buru kutarik Salma masuk ke dalam rumah. Lalu kututup pintu kasar. Ia sempat melakukan perlawanan, lantaran kesal kudorong tubuhnya ke sofa. "Kamu ini apa-apaan sih Mas! Kamu kasar banget!""Kamu itu yang apa-apaan! Kamu itu punya suami! Masih pantas kamu berdua bersama dengan pria di luar sana!"Dadaku bergemuruh hebat, gigiku terdengar saling beradu saat kuucapkan itu padanya. "Memangnya kenapa hah?! Ini hidup aku, kamu siapa?"Embusan napas kasar keluar dari rongga hidungku. Salma beranjak bangkit, kulayangkan tamparan di pipinya. "Keterlaluan kamu! Seperti ini tampang aslimu!"Salma memegang pipinya yang panas. Mata itu menyala tajam beradu tatapan dengan mataku. "Dua kali kamu tampar aku, Mas!""Itu pantas kamu dapatkan, istri selingkuh sepertimu harus dikasih pelajaran!""Maling teriak maling! Hellow, ngaca dong Mas. Kamu juga selingkuh! Gak ingat kamu, apa yan

    Last Updated : 2022-06-20
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Di ujung Pencarian!

    Part 31 (Di ujung Pencarian!) ****Pov AuthorBermodalkan alamat dari Jordan, Zeen mencari kediaman Ari Kusuma. Tepatnya di sebuah desa yang tak jauh dari hiruk-pikuk kota. Setelah bertanya pada salah satu warga yang kebetulan tinggal di sana, mereka berdua pun langsung menyambangi rumah itu."Kau yakin ini rumahnya, Bung?" Haris bertanya sambil mengedarkan pandangan, menatap halaman depan rumah yang diisi dengan berbagai macam tanaman. "Dari alamat yang diberikan Jordan dan keterangan Ibu tadi, harusnya benar ini rumahnya.""Ya sudah kalau begitu tunggu apa lagi, ayo," ajak Haris. Zeen menganggukkan kepala, kedua pria itu lantas berjalan menuju teras rumah. Diketuk pintu, menunggu sahutan dari dalam yang lumayan lama. "Kenapa lama sekali,""Sabar Bung, siapa tahu pemilik rumah ini sedang sibuk di dalam," ujar Haris. Zeen kembali mengetuk pintu, matanya meneliti sekitar. "Iya ... Tunggu sebentar." Tak lama kemudian terdengar suara dari dalam, lalu disusul dengan pintu yang dibuk

    Last Updated : 2022-06-21
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ana, Will You Marry Me?

    Part 32 (Ana, Will You Marry Me?)****"Kita itu mau ke mana sih Ma, dari tadi kok muter-muter terus?" Nana bertanya pada Mama Reni, pasalnya sudah setengah jam mereka berada di jalan. Mantan mertuanya itu belum juga mengatakan tempat mana yang akan mereka tuju."Kita ke Mall yuk Na," usul Mama Reni. "Mau ngapain? Belanja lagi?" tanya Nana seraya menurunkan kecepatan mobil. "Kita beli baju, atau kita beli tas baru gitu," ujarnya. Nana meliriknya sekilas, lalu fokus mengemudi. "Bajuku sudah banyak Ma, yang baru juga belum sempat aku pakai. Masa mau beli lagi?""Kita ke cafe, ngopi?""Aku gak suka kopi Ma."Diembuskan napas pelan, wanita bersanggul itu membalas tatapan Nana memelas. "Terus kita ke mana dong?" tanya Mama Reni. "Kok Mama malah tanya aku, bukannya Mama kan yang tadi ajak aku keluar.""Gimana kalau kita beli kue?""Bukannya Mama udah bikin kue tadi pagi.""Gak tahu ah Mama pusing." Mama Reni melengos membuat Nana geleng-geleng kepala. "Gimana kalau kita ke kantor Pap

    Last Updated : 2022-06-22
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ana, Will You Marry Me II ?

    Part 32 (Ana, Will You Marry Me?)***Matahari sudah lama terbenam, langit biru cerah kini digantikan dengan gelapnya malam tanpa taburan bintang, hanya ada bulan sabit yang muncul malu-malu dari ufuk timur. Udara di luar pun tak terasa sudah dingin.Gemerlapnya lampu menerangi sepanjang jalan. Nana melempar tatapan keluar jendela, menatap bangunan bertingkat itu dari sana. Sejak pukul 4 sore sampai sekarang jam 7 malam, orang tua Zeen itu mengajaknya pergi ke berbagai tempat. Apa daya Nana, ia tidak bisa menolak. Alhasil ia mengikuti ke mana pun mereka pergi. Mulai dari makan di restoran, sampai ke toko perhiasan. "Sebentar lagi kita sampai rumah," tutur Papa Erick. Hening, tidak ada jawaban. Nana meresponnya hanya dengan anggukan kepala."Mama jadi merasa bersalah ini.""Gak pa-pa, Ma, aku senang kok bisa jalan-jalan sama kalian," jawab Nana. Sepuluh menit berlalu mobil yang dikemudikan Papa Erick akhirnya tiba di halaman rumah. Zeen sudah memberi kabar jika dirinya sekarang ber

    Last Updated : 2022-06-22
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Rasa Dengki Yang Mendarah Daging

    Part 33 (Rasa Dengki Yang Mendarah Daging)****"Ana, Will you marry me?" Berulang kali Nana mengerjapkan mata, buliran bening yang menumpuk di sana tak terasa sudah meleleh. Disekanya detik itu juga. Tak bisa Nana bohongi, ia terharu sekaligus bahagia. Terharu dengan ucapan Zeen barusan. Dan bahagia, akhirnya Zeen mau mengungkapkan perasaannya. "Zeen, apa ini mimpi?" Nana kembali bertanya. Sosok pria yang kini berdiri di hadapannya itu adalah Atarik. Di temani gelapnya malam, Zeen memberikan sebuah kejutan yang tidak pernah Nana duga sebelumnya. Pria itu menghias kamarnya dengan balon, dan jangan lupakan puluhan boneka dan mawar yang ada di sana."Ini bukan mimpi Ana, ini nyata," jawabnya. Ia bahkan memanggil namaku seperti dulu. Senyuman tipis terukir di sudut bibir Zeen. Ia masih berjongkok menunggu jawaban dari Nana. Irama jantung pria itu berdetak cepat. Dipandangi Nana dengan cemas. Ia harus siap dengan apa pun keputusan Nana. Ia tidak boleh egois, patah berkali-kali membuatn

    Last Updated : 2022-06-22

Latest chapter

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status