Share

Damai

Author: ikan kodok
last update Last Updated: 2022-07-12 09:54:43

Part 62 (Damai)

****

Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil.

"Reza ..."

Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat.

"Kamu kenapa? Are you okey?"

"Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

    Last Updated : 2022-07-12
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

    Last Updated : 2022-07-12
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Rahasia Dibalik Ponsel Yang Tertinggal

    SAAT PONSEL SUAMI TERTUKAR DENGAN PONSEL ISTRI"Sayang, aku berangkat kerja ya," ucap Mas Reza sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Ia menyisir rambutnya asal."Nggak sarapan dulu?" Aku bertanya sembari menghampirinya. Ia terlihat tergesa-gesa padahal ini masih pagi.Aku berinisiatif membantunya mengenakan dasi, setelah itu mengantarnya sampai depan rumah kami. "Aku sarapan di kantor, pagi ini ada meeting," jawabnya. "Ya sudah hati-hati di jalan.""Aku berangkat. Nanti siang kamu gak perlu repot-repot antar makan siangku." Mas Reza menarik pinggangku, ia mendaratkan kecupan singkat di kening ini sebelum mmasuk mobil. Aku tersenyum memandangnya. "Sayang ..."Dahiku mengerut, aku menatap Mas Reza dalam. "Apa ada yang ketinggalan? Berkas?""Nggak. Oya nanti malam aku gak pulang, dan mungkin sampai tiga hari ke depan," katanya padaku. Alisku bertaut mendengarnya. Kenapa dia baru bilang sekarang?"Memangnya kamu mau kemana?""Keluar kota?""Keluar kota?" Ulangku masih bingu

    Last Updated : 2022-05-24
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Dukungan Mertua

    Part 2 (Dukungan Mertua)Buru-buru aku menutup pintu rumah, tidak lupa menguncinya. Kemudian berjalan cepat menuju mobilku. Saat hendak membuka pintu mobil. Aku dikejutkan dengan suara orang yang memanggil namaku. Refleks, aku pun menoleh. "Nana ..." Kudapati mertuaku berdiri di depan gerbang. Wanita paruh baya itu segera berjalan menghampiriku. "Mama.""Kamu mau ke mana?" tanya Mama selidik."Aku ada urusan Ma, ini penting banget.""Yah, padahal hari ini Mama mau ngajak kamu belanja. Mama kesepian. Tapi ngomong-ngomong urusan apa, Na?" tanya Mama lagi. "Penting banget ini Ma, nanti ya kita bicara lagi. Aku buru-buru banget." Aku mendudukkan pantatku di jok kemudi. Tampak Mama Mas Reza masih berusaha menahanku. "Kamu kenapa sih, Na? Kok kayaknya kesal banget. Gak suka ya Mama datang ke sini.""Bukan begitu Ma. Ini aku mau ke rumah Salma. Udah ya, keburu Salma gak ada di rumah."Mama mendengkus. "Salma sahabatmu itu?""Iya Ma.""Memangnya kamu mau ngapain ke sana?""Ceritanya panja

    Last Updated : 2022-05-24
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Informasi Dari Sonya

    Part 3 (Informasi Dari Sonya)Sesampainya di kantor Mas Reza, aku dan Mama langsung menemui sekretarisnya. Perempuan bernama Sonya itu tampak gugup. Ia menggigit bibir bawahnya sambil menatapku takut."Ada perlu apa Ibu memanggil saya?" tanya Sonya gelisah. Aku berdecak kesal, berharap dia tidak membungkam mulutnya. Dan mengatakan yang sebenarnya. "Di mana suami saya?""Ibu tanya Pak Reza?""Iya. Suami Nana siapa lagi kalau bukan anak saya, Reza." Mertuaku menyahut, Sonya meneguk ludahnya kasar. "Kenapa diam? Ayo jawab! Kamu pasti tahu kan anak saya ada di mana sekarang?" Dengan mata menyala Mama bertanya. Aku beruntung memiliki mertua yang kini berada di pihakku dan ikut membantuku. "Emm—""Jangan am-em, am-em. Buruan jawab!""Maaf Bu, Pak Reza tidak ada di kantor.""Tadi pagi dia pamit ke kantor, katanya ada meeting.""Hari ini tidak ada meeting Bu, Pak Reza menyuruh saya untuk membatalkan semua agenda hari ini," jelas Sonya, ia mencengkram ujung kemejanya. "Keterlaluan, aku di

    Last Updated : 2022-05-24
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Mereka Ada di Bali

    Part 4 (Mereka Ada di Bali)"Tunggu dulu." Pria itu berucap. Ia mencoba menghalau Mama yang hendak masuk ke dalam ruangan Zeen, anaknya. "Saya mau ketemu Zeen, dia pasti ada di dalam!" Masih dengan napas memburu Mama mertuaku menjawab. Rona padam masih terpancar di wajahnya. Kilatan amarah itu terlihat jelas di sana. "Mohon maaf, Bu. Pak Zeen sedang rapat. Beliau tidak ada di ruangannya sekarang.""Lalu di mana ruang rapatnya?" Mama berkacak pinggang. Ia menoleh sambil tersenyum tipis padaku. "Zeen itu anaknya keras kepala, dia tidak ada perduli pada siapa pun. Biar Mama yang memintanya," ucap Mama yang menyerupai bisikan. Aku menganggukkan kepala. Mengikuti apa yang Mama mertuaku katakan. Kutarik napas panjang, lalu mengembuskannya pelan."Cepat katakan? Ruangannya ada di sebelah mana?" Mama mengulang pertanyaan membuat pria itu terlonjak. "Mohon maaf, Bu. Rapat sedang berlangsung sekarang, Ibu bisa menunggu Pak Zeen di ruangan beliau," jawab pria itu sopan. Mama mendengus, mat

    Last Updated : 2022-05-24
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Lempar Telur!

    Part 5 (Lempar Telur!)Setibanya aku di rumah. Aku langsung menggeledah lemari tempat di mana Mas Reza menyimpan aset berharga. Tanpa pikir panjang lagi aku lekas mengambil berkas-berkas penting. Tidak sampai di situ, brankas yang sempat mencuri perhatianku pun tak luput kubuka, mataku berbinar kala menemukan uang yang jumlahnya tidak lah sedikit. Hati boleh sakit Nana, tapi otakmu itu harus tetap waras. Itulah yang Mama mertuaku katakan.Tak ingin membuang waktu, aku lantas mengambil uang tersebut. Kumasukkan semua uang itu ke dalam tas kecil milikku. Aku tidak akan ikhlas kalau Salma yang menghabiskan uang-uang tersebut. Lebih baik kusimpan sebagai tabungan untuk masa depanku. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. "Sertifikat rumah ini udah. Perhiasan juga udah. Uang udah. Ini saatnya aku susul Mas Reza dan Salma ke Bali!" Kututup pintu lemari, lalu menguncinya. Kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja Mas Reza sambil menjinjing tas. Berulang kali aku menghel

    Last Updated : 2022-05-24
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Jual Beli Bacotan

    Part 6 (Jual Beli Bacotan)Musik tiba-tiba saja berhenti, lagu yang tadi mengalun merdu di telingaku kini tak lagi terdengar. Para tamu undangan saling menatap sambil berbisik-bisik. Mungkin mereka terkejut, mendapati seorang wanita yang datang dan langsung membuat kekacauan di pesta semeriah dan semegah ini."Nana," ucap Mas Reza, ia menelan ludah kasar. Pupil matanya masih membesar. Tangan yang tadi melingkar di perut Salma kini terlepas. Senyum merekah yang terukir di bibirnya telah di ganti dengan raut keterjutan. "Apa, Mas? Mau ngomong apa kamu, hah? Mau bilang ini semua tidak benar Nana? Ini sandiwara, begitu, hah! Kamu pikir aku ini, bodoh! Dasar munafik! Dan kamu Salma! Kamu tega hianati persahabatan kita. Apa kurangnya aku selama ini? Sampai hati kamu tikung sahabatmu sendiri! Otakmu itu kamu taruh di mana!" ujarku seraya menunjuk-nunjuk wajah Salma. Dadaku naik turun seiring amarah yang menggebu-gebu. Kulempar telur busuk ke arah Salma saking geramnya aku melihatnya. Jijik.

    Last Updated : 2022-05-26

Latest chapter

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status