Share

Mencari rumah Arum

"Bagaimana, sayang? Apa kau nyaman dengan Levin?" tanya Bu Fatma sambil mengaduk bubur kacang hijau buatannya yang masih di atas kompor.

"Rasa nyaman itu lebih dari apapun lo, Ma, karena semuanya yang dicari adalah kenyamanan 'kan," jawab Arum tersenyum pada Mamanya.

Hanya sebuah perasaan manusiawi ketika kata nyaman terucap, yang jujur tak ingin lagi terulangi. Namun untuk saat ini, Arum yakin kondisinya sudah berbeda. Dan nanti pernikahannya dengan Levin tengah Arum renungi sebagai sesuatu yang sebenarnya tampak seperti sebuah isyarat.

"Rum, apa yang kamu ucapkan benar adanya. Namun Mama dan Papa tak salah kan jika menjodohkan kalian?"

Arum tersenyum. "Apapun itu pilihan Mama dan Papa yang terbaik."

"Ya, mungkin saja Levin sudah jodoh kamu, Nak."

Menanggapi perkataan dari sang mama tersebut, terbit seulas senyum yang membawa Arum sedikit mengingat masa lalu.

"Mungkin ini berawal dari sebuah kekecewaan, semoga saja Arum dan Levin bisa melewatinya, Ma."

"Maksudnya?"

"Ya begitulah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status