Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka.
Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia menginstruksikan kepada manajer dengan dingin, "Aku ingin kamu membuat laporan polisi dan menahan orang itu." Keanu tidak pergi bersama Clara dan malah membawanya ke kasur. Setelah Keanu membaringkannya di tempat tidur dengan lembut, Clara menolak untuk melepaskannya, karena dia tahu Keanu-lah yang menggendongnya sebelum dia membuka mata indahnya yang tampak berkaca-kaca. Saat bertemu dengan tatapan Clara, Keanu merasakan napasnya tersengal-sengal. Meskipun dia tahu dia seharusnya tidak memiliki perasaan seperti itu saat ini, mustahil bagi pria mana pun untuk tidak merasa tergoda saat melihat Clara saat itu. Saat Clara sadar kembali, dia meringkuk dalam selimut dengan rambut tergerai berantakan setelah mengetahui bahwa dia sudah aman. Meski begitu, efek obat itu masih menyiksanya tanpa henti. "Bisakah… Bisakah kamu memelukku?" Clara mengalami kedinginan dan rasa panas secara bersamaan, dan dia merasa sangat tidak nyaman. Mengetahui keinginannya, Keanu mengulurkan tangan untuk menariknya ke pelukannya sebelum memeluknya erat. Sementara itu, Clara mendongak untuk mengamati alis dan hidung pria itu yang terpahat. Dari sudut pandangnya, dia bisa melihat tatapan lembut di mata pria itu. Disisi lain, Aldo pergi meninggalkan hotel dan masuk ke dalam mobilnya. "Sialan." Dia memukul kemudi beberapa kali untuk melampiaskan amarahnya, "Siapa pria itu, beraninya dia menggangguku." Aldo tidak berharap bahwa rencananya akan gagal seperti ini, padahal sebentar lagi dia bisa bersenang-senang bersama Clara. "Lihat saja nanti, akan aku balas kalian semua." ... Sore harinya, Keanu mengantarkan Clara pulang ke rumah keluarga Sanjaya. Sesampainya di rumah Sanjaya, mereka berdua di sambut oleh Reni yang menunjukkan tatapan marah, "Clara, dari mana saja kamu!" "Mama, tadi ... " "Kamu pergi sama dia?" Reni menunjuk Keanu dengan dagunya seolah enggan menatapnya, "Kalian itu sebentar lagi mau menikah, kalian tidak boleh bertemu seperti ini!" "Maaf Tante, saya tadi yang mengajak Clara keluar." Reni melirik ke arah Keanu, "Ya sudah kamu pulang, ayo Clara masuk." Reni pun berlalu masuk ke dalam meninggalkan Keanu dan Clara. Clara yang melihat perlakuan Reni terhadap Keanu merasa tidak enak hati kepadanya, "Maaf ya, Mama emang gitu orangnya." Keanu tersenyum, "Tidak apa-apa." Reni yang melihat Clara masih bersama Keanu, langsung meneriakinya, "Clara!" Keduanya menoleh ke arah Reni secara bersamaan. Keanu yang merasa canggung, akhirnya pamit untuk pulang. ... Pada hari pernikahan tiba, Rudi duduk di tengah-tengah Keanu dan Clara. Menandakan pernikahan akan segera di mulai. Hanya keluarga dekat yang menghadiri pernikahan tersebut, mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Keanu datang di temani oleh kakeknya yang datang dari desa, kakek Jaya. Kedua orang tuanya sudah meninggal, sehingga selama ini Keanu tinggal bersama kakeknya. Olivia yang duduk di sebelah Reni tampak melihat ke sekeliling, "Kakek kok tidak ada, Ma?" Reni menoleh, "Apa kamu tidak tahu seperti apa kakekmu terhadap Clara, mana mungkin dia jauh-jauh mau datang kemari." Olivia mengernyit dahinya, "Loh, tapi ma, kakek bilang dia mau datang dan melihat langsung pernikahannya." "Baiklah kita mulai ijab kabul nya." Ucap penghulu, membuat Reni mengabaikan perkataan Olivia. "Saya cek dulu maharnya ya." Ucap penghulu lagi. Clara melirik kotak kecil di depan penghulu, ia sendiri pun penasaran mahar apa yang akan diberikan Keanu kepadanya. Namun meskipun begitu, dia tidak terlalu memikirkan soal mahar. Olivia yang duduk di belakang Clara pun berbisik kepada Reni, "Kotaknya kecil ma, pasti isinya cincin murahan." Reni tersenyum dan memukul pelan kaki Olivia, "Hust jangan keras-keras." Olivia terkekeh sambil melihat ke arah penghulu yang hendak membuk kotak kecil berwarna merah itu. Penghulu mengambilnya dan membukanya, lalu menatap Keanu seolah bertanya. "Pengantin pria, berapa ini maharnya?" Mendengar pertanyaan penghulu, Clara merasa gugup akan hal itu. Apa Keanu memberikan nominal yang menyebabkan penghulunya bingung. "Pak penghulu, Clara meminta mahar kepada saya sebesar tanggal lahirnya, yaitu 11. Dan saya akan memberikan mahar sebuah vila seharga 11 miliar kepada Clara." Semua orang yang berada di sana merasa terkejut. Bagaimana bisa seorang petani desa memberikan mahar sebuah villa seharga 11 miliar. Olivia dan Reni pun saling pandang memandang. Mereka tidak percaya akan hal ini. Penghulu meletakan kotak itu di depannya dan bertanya kepada Clara, "Mempelai wanita, apakah mahar dari mempelai pria sudah cukup bagi anda? Apa tidak merendahkan anda?" Clara menelan salivanya dengan kasar, sesaat dia bingung namun dengan cepat mengangguk, "Tidak pak penghulu." "Baiklah kita mulai ijab kabulnya sekarang.""Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin."Tapi percuma aja tampak kalo miskin."Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga."Jadi dia bukan pria tua?"...Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno.Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum."Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening."Nama saya Keanu, Om."Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu."Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?"Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbic
Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara. "Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemu
Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka. Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia me
Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara. "Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemu
Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin."Tapi percuma aja tampak kalo miskin."Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga."Jadi dia bukan pria tua?"...Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno.Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum."Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening."Nama saya Keanu, Om."Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu."Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?"Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbic
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
"Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me