Share

Bab 7. Pernikahan

Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka.

Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya.

Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya.

Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi.

Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding.

"Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai.

Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia menginstruksikan kepada manajer dengan dingin, "Aku ingin kamu membuat laporan polisi dan menahan orang itu."

Keanu tidak pergi bersama Clara dan malah membawanya ke kasur.

Setelah Keanu membaringkannya di tempat tidur dengan lembut, Clara menolak untuk melepaskannya, karena dia tahu Keanu-lah yang menggendongnya sebelum dia membuka mata indahnya yang tampak berkaca-kaca.

Saat bertemu dengan tatapan Clara, Keanu merasakan napasnya tersengal-sengal. Meskipun dia tahu dia seharusnya tidak memiliki perasaan seperti itu saat ini, mustahil bagi pria mana pun untuk tidak merasa tergoda saat melihat Clara saat itu.

Saat Clara sadar kembali, dia meringkuk dalam selimut dengan rambut tergerai berantakan setelah mengetahui bahwa dia sudah aman. Meski begitu, efek obat itu masih menyiksanya tanpa henti.

"Bisakah… Bisakah kamu memelukku?" Clara mengalami kedinginan dan rasa panas secara bersamaan, dan dia merasa sangat tidak nyaman.

Mengetahui keinginannya, Keanu mengulurkan tangan untuk menariknya ke pelukannya sebelum memeluknya erat. Sementara itu, Clara mendongak untuk mengamati alis dan hidung pria itu yang terpahat. Dari sudut pandangnya, dia bisa melihat tatapan lembut di mata pria itu.

Disisi lain, Aldo pergi meninggalkan hotel dan masuk ke dalam mobilnya.

"Sialan."

Dia memukul kemudi beberapa kali untuk melampiaskan amarahnya, "Siapa pria itu, beraninya dia menggangguku."

Aldo tidak berharap bahwa rencananya akan gagal seperti ini, padahal sebentar lagi dia bisa bersenang-senang bersama Clara.

"Lihat saja nanti, akan aku balas kalian semua."

...

Sore harinya, Keanu mengantarkan Clara pulang ke rumah keluarga Sanjaya.

Sesampainya di rumah Sanjaya, mereka berdua di sambut oleh Reni yang menunjukkan tatapan marah, "Clara, dari mana saja kamu!"

"Mama, tadi ... "

"Kamu pergi sama dia?" Reni menunjuk Keanu dengan dagunya seolah enggan menatapnya, "Kalian itu sebentar lagi mau menikah, kalian tidak boleh bertemu seperti ini!"

"Maaf Tante, saya tadi yang mengajak Clara keluar."

Reni melirik ke arah Keanu, "Ya sudah kamu pulang, ayo Clara masuk."

Reni pun berlalu masuk ke dalam meninggalkan Keanu dan Clara.

Clara yang melihat perlakuan Reni terhadap Keanu merasa tidak enak hati kepadanya, "Maaf ya, Mama emang gitu orangnya."

Keanu tersenyum, "Tidak apa-apa."

Reni yang melihat Clara masih bersama Keanu, langsung meneriakinya, "Clara!"

Keduanya menoleh ke arah Reni secara bersamaan.

Keanu yang merasa canggung, akhirnya pamit untuk pulang.

...

Pada hari pernikahan tiba, Rudi duduk di tengah-tengah Keanu dan Clara. Menandakan pernikahan akan segera di mulai.

Hanya keluarga dekat yang menghadiri pernikahan tersebut, mengingat apa yang terjadi sebelum ini.

Keanu datang di temani oleh kakeknya yang datang dari desa, kakek Jaya. Kedua orang tuanya sudah meninggal, sehingga selama ini Keanu tinggal bersama kakeknya.

Olivia yang duduk di sebelah Reni tampak melihat ke sekeliling, "Kakek kok tidak ada, Ma?"

Reni menoleh, "Apa kamu tidak tahu seperti apa kakekmu terhadap Clara, mana mungkin dia jauh-jauh mau datang kemari."

Olivia mengernyit dahinya, "Loh, tapi ma, kakek bilang dia mau datang dan melihat langsung pernikahannya."

"Baiklah kita mulai ijab kabul nya." Ucap penghulu, membuat Reni mengabaikan perkataan Olivia.

"Saya cek dulu maharnya ya." Ucap penghulu lagi.

Clara melirik kotak kecil di depan penghulu, ia sendiri pun penasaran mahar apa yang akan diberikan Keanu kepadanya. Namun meskipun begitu, dia tidak terlalu memikirkan soal mahar.

Olivia yang duduk di belakang Clara pun berbisik kepada Reni, "Kotaknya kecil ma, pasti isinya cincin murahan."

Reni tersenyum dan memukul pelan kaki Olivia, "Hust jangan keras-keras."

Olivia terkekeh sambil melihat ke arah penghulu yang hendak membuk kotak kecil berwarna merah itu.

Penghulu mengambilnya dan membukanya, lalu menatap Keanu seolah bertanya.

"Pengantin pria, berapa ini maharnya?"

Mendengar pertanyaan penghulu, Clara merasa gugup akan hal itu. Apa Keanu memberikan nominal yang menyebabkan penghulunya bingung.

"Pak penghulu, Clara meminta mahar kepada saya sebesar tanggal lahirnya, yaitu 11. Dan saya akan memberikan mahar sebuah vila seharga 11 miliar kepada Clara."

Semua orang yang berada di sana merasa terkejut. Bagaimana bisa seorang petani desa memberikan mahar sebuah villa seharga 11 miliar.

Olivia dan Reni pun saling pandang memandang. Mereka tidak percaya akan hal ini.

Penghulu meletakan kotak itu di depannya dan bertanya kepada Clara, "Mempelai wanita, apakah mahar dari mempelai pria sudah cukup bagi anda? Apa tidak merendahkan anda?"

Clara menelan salivanya dengan kasar, sesaat dia bingung namun dengan cepat mengangguk, "Tidak pak penghulu."

"Baiklah kita mulai ijab kabulnya sekarang."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status