Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin.
"Tapi percuma aja tampak kalo miskin." Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga. "Jadi dia bukan pria tua?" ... Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno. Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum. "Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening. "Nama saya Keanu, Om." Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu." Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?" Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbicara. Namun, laki-laki yang dikenalkan oleh kakek memang cukup tampan untuk seorang pria dari desa. "Cantik, Om." Keanu menatap sekilas ke arah Clara. "Keanu, apa yang kamu lakukan setiap hari?" Tanya Reni tiba-tiba. Keanu menoleh ke arah Reni, dia tahu pasti apa yang dimaksud oleh Reni dan dia menjawab, "Saya biasa membantu kakek di sawah Tante." "Oh." Reni tersenyum mengejek lalu memalingkan wajahnya. Pria yang dikenalkan oleh ayahnya lumayan tampan, tapi percuma saja tampan kalau miskin. Berbeda dengan kekasih Olivia yang seorang CEO. Clara mengernyitkan keningnya, dia sama sekali tidak terkejut mendengarnya karena dia sudah mendengar dari mulut Reni tadi pagi. Dia pikir kakek sudah berubah dan mencarikan pria mapan untuknya, namun ternyata dirinya hanya berharap akan hal yang tidak mungkin. "Clara, bagaimana menurutmu tentang Keanu?" Tanya Rudi. "Eum ... " Clara menatap Rudi bingung. Ia tidak tahu harus menjawab apa. "Pa, aku ingin bicara secara pribadi." Keanu melihat keraguan di mata Clara, lalu ia sedikit menunduk untuk menyembunyikan rasa malunya. "Sebentar ya, Nak Keanu." Rudi berdiri lebih dulu lalu berjalan ke arah dapur. Dan dibelakangnya ada Clara yang mengikutinya, lalu Reni juga mengikuti Clara dari belakang tanpa mengatakan apapun. Di dapur. "Kenapa Clara?" "Pa, aku tidak mau menikah dengannya." Pintu terbuka, menampilkan amarah Reni yang mendengar dari luar, "Clara, apa si mau mu, aku sudah memberimu kesempatan. Kamu mau menikah dengan Keanu atau Aldo!" "Itu bukan pilihan Ma, mereka berdua sama saja." Suara Clara bergetar. Dia berusaha agar dia tidak menangis untuk saat ini. "Jadi maksudmu Ayahku tidak mencarikan pria yang baik untukmu! Begitu?" Reni berjalan satu langkah mendekat. Melihat suasana yang tegang, Rudi harus menjadi penengah diantara anak dan istrinya. "Sudah cukup, kalian berdua selalu saja ribut." Lerai Rudi. "Clara, Keanu adalah pilihan Kakek. Tidak sopan jika kamu menolaknya. Dan jika kamu tetap keras kepala, papa terpaksa menikahkanmu dengan Aldo." Ucap Rudi tegas, "Bagaimana? Kamu memilih Keanu atau Aldo?" Clara melepas kacamatanya lalu mengusap kedua matanya agar dia tidak meneteskan air matanya. "Clara, kalau aku jadi kamu sih aku milih Keanu ya. Meskipun dia orang kampung, tapi biasanya orang kampung itu baik-baik." Rudi menatap Reni sambil mengangguk pertanda bahwa dia setuju dengan ucapan Reni. "Mama benar, Clara. Ekonomi bisa dicari bersama." Di sisi lain, Olivia datang dari atas tangga dan duduk di depan Keanu sambil berkata, "Hai, aku Olivia." Keanu mengangguk sambil tersenyum canggung, "Saya Keanu." Olivia memicingkan matanya sambil menatap Keanu dari atas sampai bawah, lalu dia tersenyum mengejek. Pria ini datang kemari bukan hendak melamar wanita tetapi seperti orang yang hendak melamar pekerjaan. Tetapi meski pakaiannya agak kuno, tampang pria depannya ini sangat tampan, bahkan lebih tampan dari Devan. Tak lama kemudian, Rudi, Clara, dan Reni berjalan berdampingan menuju ruang tamu. Lalu mereka pun duduk di tempatnya masing-masing. "Maaf ya, Nak. Ada beberapa hal yang harus saya bicarakan dengan Clara." Ucap Rudi merasa tidak enak meninggalkan Keanu. Namun untungnya ada Olivia yang menemaninya. "Iya, Om. Tid- ... " "Iya lah, soalnya kita harus pikir-pikir dalam menerima menantu. Untungnya kamu yang mengenalkannya ayahku, Lukman. Kalau tidak ya mana bisa kamu menikah dengan gadis kota." Potong Reni sebelum Keanu berhasil menyelesaikan kalimatnya. Keanu mengangguk canggung lalu tersenyum, lalu dia menatap Clara yang duduk didepannya sambil tersenyum tipis. Clara yang secara kebetulan bertemu dengan tatapan itu langsung mengalihkan pandangannya dan menatap tempat lain. "Jadi, apa Nak Keanu bersedia menerima perjodohan ini?" Tanya Rudi akhirnya. Keanu tersenyum sambil menatap Clara, "Saya bersedia jika Clara bersedia om." Semua mata tertuju pada Clara, menunggu jawaban dari Clara. Reni yang sudah merasa bosan lalu bertanya kepada Clara, "Bagaimana Clara, kamu mau kan?" Clara menoleh, lalu menghela nafas panjang. Sepertinya dia tidak mempunyai pilihan lain. Daripada dia harus menikah dengan Aldo, lebih baik dia menikah dengan pria ini, kan? "Bagaimana Clara?" Karena tidak ada jawaban dari Clara, Rudi pun bertanya lagi.Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara. "Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemu
Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka. Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia me
"Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka. Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia me
Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara. "Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemu
Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin."Tapi percuma aja tampak kalo miskin."Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga."Jadi dia bukan pria tua?"...Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno.Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum."Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening."Nama saya Keanu, Om."Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu."Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?"Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbic
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
"Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me