Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara.
"Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemudian, dia berbalik dan melihat seorang pria sedang bermain-main dengan peralatan yang tampak menjijikkan di samping tempat tidur. "Aldo?" Clara bertanya dengan lemah. Aldo menoleh sambil tersenyum jahat, "Kamu sudah bangun, sayang?" "Apa… Apa yang telah kamu lakukan padaku, br3n&sek?" Clara merasa pusing sambil memegang keningnya dan mencoba turun dari tempat tidur. Namun, kakinya langsung menyerah sebelum dia jatuh ke lantai. Saat itu, Clara menyadari bahwa dirinya telah ditipu saat dia menyadari bahwa dia kehilangan kekuatan dan bisa merasakan sensasi terbakar yang berada di dalam tubuhnya. "Sayang! Kenapa kamu cemas? Aku pasti akan bersikap baik padamu nanti." Kata Aldo sebelum mencoba memeluk Clara. "Jangan sentuh aku! Menjauhlah Aldo! Berhenti menyentuhku…" Clara mendorongnya dengan kasar sebelum dia terhuyung keluar dari kamar tidur utama dan mencoba mencari tasnya untuk mencari bantuan. Namun, Aldo yang berada di belakangnya berlari keluar dan mengejarnya. Dia lalu menyeretnya kembali ke kamar tidur, "Sampai kapan kamu akan bertahan Clara." Segera Clara menggigit tangan Aldo dengan kasar sebelum ia memaksa tubuh tak berdayanya ke sofa untuk mengambil tasnya. Namun, Aldo sudah menunggu Clara dengan seringai di wajahnya di pintu masuk saat dia ingin melarikan diri. "Mau kemana, sayang? Tidakkah kamu tahu bahwa aku mencintaimu." Clara merasa jijik saat mendengar Aldo dan merasa ingin muntah. Setelah melihat jalan pelariannya terhalang, Clara berbalik dan memperhatikan kamar mandi sebelum berlari dan menutup pintu sebelum menguncinya. Aldo segera berlari menuju kamar kecil dan menggedor pintu. "Buka pintunya, sayang. Kamu tidak akan bisa melarikan diri dariku." Di saat yang sama, Clara mengobrak-abrik tasnya dengan cemas. Saat dia menemukan ponselnya, orang pertama yang terlintas di benaknya adalah Rudi. Namun, Rudi tidak menerima panggilan tersebut meskipun panggilan tersambung. Saat itu, Clara menaruh hatinya di mulutnya ketika teriakan marah Aldo dan gedoran pintu terus terdengar. "Clara, buka pintunya atau aku dobrak sekarang juga!" Clara tahu bahwa dirinya bisa kehilangan kesadarannya lagi kapan saja karena dia masih merasa tidak kuat setelah meminum minuman yang diberi alkohol. Saat dia melihat sebuah pesan yang belum dia baca tertera di atas layar, dia segera membuka pesan itu dan menelepon pengirim pesan. "Halo?" Panggilan itu diterima dalam waktu tiga detik sebelum suara berat Keanu terdengar dari seberapa telepon. "Bantu aku… Keanu, tolong bantu aku… Aku ditipu, dan sekarang aku bersembunyi di kamar mandi hotel. Ada seorang pria di luar yang ingin menyakitiku… Aku merasa sangat pusing. Tolong bantu aku…" Saat Clara terdiam, suara cemas Keanu segera terdengar. "Kamu di hotel mana? Kamar yang mana?" "Aku tidak tahu… Aku dibawa ke sini… Aku akan mengirimkan lokasiku sekarang… Keanu… Tolong selamatkan aku…" Kemudian, Clara merasakan kesadarannya menghilang sebelum dia pingsan di kamar mandi. Pada saat yang sama, sebuah mobil berwarna hitam melaju keluar dari tempat parkir sebelum melaju ke hotel yang ditunjuk. Pria tampan yang sedang mengemudi itu memasang ekspresi dingin di wajahnya. Siapa yang berani menipunya? Dalam waktu 15 menit, mobil Keanu memasuki tempat parkir hotel sebelum dia mulai menuju ke bagian penerima tamu hotel. Meskipun dia mencoba menelepon Clara, tidak ada yang menerima panggilan tersebut, menandakan bahwa gadis itu sudah kehilangan kesadaran. "Suruh manajermu kemari. Calon istriku dijebak di hotelmu, dan aku ingin hotel bertanggung jawab penuh jika terjadi sesuatu padanya." Ketika manajer datang dan melihat ekspresi dingin Keanu, dia mulai berkeringat. "Saya akan segera memeriksa kamera pengintai, Tuan." Manajer dengan cepat memasuki ruang pengawasan sebelum dia menemukan rekaman seorang gadis yang tidak sadarkan diri dibawa ke dalam lift. Dia dibawa oleh pria bertopi, dan dia membawanya ke kamar 701. Setelah mendapatkan nomor kamar, Keanu berlari menuju lift sementara manajernya mengikuti bersama dua karyawannya. Kembali ke kamar hotel, Aldo memastikan Clara pingsan di kamar mandi. Seperti yang diharapkan, dia mulai mengambil kunci kamar kecil, karena dia tidak berani meminta bantuan dari hotel. "Saatnya bersenang-senang."Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka. Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia me
"Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin."Tapi percuma aja tampak kalo miskin."Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga."Jadi dia bukan pria tua?"...Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno.Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum."Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening."Nama saya Keanu, Om."Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu."Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?"Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbic
Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Pada saat ini, dia sedang membuka pintu kamar kecil dengan alat sebelum pintu masuk kamar hotel dibuka. Kemudian, sesosok tubuh yang marah masuk. Saat itu, Keanu tampak seperti setan neraka yang sedang mengunjungi Aldo. Sebelum Aldo sempat bereaksi, Keanu menjatuhkan kakinya ke arahnya dengan ekspresi jijik di wajahnya. Aldo memegang dadanya yang sakit akibat tendangan dari Keanu. Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, Aldo mencoba untuk melarikan diri saat semuanya tidak memperhatikannya. Manajer segera meminta karyawannya untuk membuka kunci pintu sesuai instruksi Keanu, karena Clara kehilangan kesadaran di kamar mandi. Para karyawan kembali dengan tergesa-gesa dalam satu menit dengan membawa kunci sebelum mereka membuka kunci pintu kamar mandi dan menemukan seorang wanita tampak acak-acakan bersandar di dinding. "Clara." Keanu memanggil dengan cemas dan melepas kaca mata yang terpasang di mata Clara sebelum dia menggendongnya dari lantai. Sebelum Keanu pergi bersama Clara, dia me
Sesampainya di hotel, Aldo membaringkan Clara di tempat tidur, dia memberinya paksa minum dengan setengah cangkir air yang sudah dibubuhi afrodisiak (obat perangsang). Saat itu, Aldo terkekeh dingin saat dia melihat ke arah Clara. "Ini adalah apa yang kamu dapatkan karena mencoba melawanku." Aldo tidak menyangka akan melihat penampilan Clara yang tidak berbusana akan membuatnya bahagia malam ini, "Aku akan menunggu sampai bangun, Clara. Dan kita akan bersenang-senang bersama-sama." Ucap Aldo sambil terkekeh. Sambil menunggu Clara bangun, Aldo sedang bermain-main dengan peralatan yang dibawanya di samping tempat tidur berwarna putih. Saat merencanakan hal ini, dia membeli peralatan yang akan ia gunakan bersama Clara. Di saat yang sama, Clara yang masih linglung, sadar kembali setelah merasakan gelombang panas yang tiba-tiba. Setelah membuka kelopak matanya yang berat secara perlahan, dia dikejutkan oleh lampu gantung hotel yang tampak mewah di atasnya sebelum dia bisa bangun. Kemu
Clara mengangguk pelan.Olivia yang melihat drama ini hanya bisa tersenyum mengejek. Siapa sangka kakak tirinya akan menikah dengan pria miskin dari desa."Bagus deh, karena keduanya setuju. Lalu bagaimana dengan maharnya?" Tanya Reni buru-buru.Rudi yang mendengarnya langsung melotot ke arah Reni."Apa? Pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi. Jadi wajar saja jika aku menanyakan mahar." Reni memutar bola matanya malas."Untuk mahar saya serahkan semua keputusan kepada Clara, Om Tante." Ucap Keanu.Reni menatap Clara, "Clara, berapa mahar yang kamu minta. Yang banyak loh ya, soalnya kamu anak kota."Clara berfikir sejenak. Ia paham akan kondiri finansial dari Keanu, jadi dia berkata dengan pelan, "Untuk mahar, aku ingin nominal sebesar tanggal lahirku. 11 Desember."Clara tidak mau memberikan nominal yang akan menyulitkan Keanu mengingat dia hanya petani desa....Pada pagi hari, keluarga Sanjaya disibukkan dengan persiapan untuk pernikahan Clara dan Keanu yang akan berlangsung
Olivia sangat senang mendengar bahwa Clara akan menikah dengan pria desa miskin."Tapi percuma aja tampak kalo miskin."Tanpa diketahui oleh ibu dan anak itu, ternyata Clara saat ini sedang menguping pembicaraan mereka di atas tangga."Jadi dia bukan pria tua?"...Sore harinya, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dengan pria asing yang duduk di kursi tunggal. Pria itu mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, di tambah dengan jam tangan yang tampak kuno.Mata pria itu seperti mata elang namun teduh, memancarkan suasana sejuk saat melihatnya. Dengan bibir tipis yang terlihat sangat menawan saat pria itu tersenyum."Siapa tadi namamu, Nak?" Tanya Rudi setelah beberapa saat hening."Nama saya Keanu, Om."Rudi mengangguk, "Ini namanya Clara, dia yang ingin om perkenalkan dengan kamu."Rudi merangkul pundak Clara lalu menoleh ke arah anak kandungnya itu dan tersenyum, "Bagaimana menurut kamu?"Clara enggan untuk mengatakan apa-apa saat ini. Dia terlalu malas untuk berbic
Di sisi lain, Clara menutup ponselnya setelah membaca pesan dari Aldo. Untuk apa yang dikatakan Aldo sekarang, dia tidak akan mempercayainya lagi. Dia tidak akan menikah dengannya! "Clara buka pintunya!" Tiba-tiba, teriakan Reni datang dari arah pintu. Ya, tentu saja Reni marah akan keputusannya ini. Dia adalah orang yang paling ingin Clara segera menikah agar anak kandungnya, Olivia bisa menikah dengan pacarnya. "Reni tenanglah, biar aku yang berbicara dengan Clara." Terdengar suara Rudi yang mencoba untuk menenangkan Reni. Saat di ruang tamu tadi, Rudi sudah memperhatikan ekspresi tidak suka dari Reni dengan semua jawaban Clara. Jadi itu sebabnya Reni tidak banyak bicara tadi. "Itulah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anak itu. Lalu bagaimana dengan nasib Olivia jika anakmu itu tidak mau menikah. Lalu bagaimana juga dengan persiapan pernikahan yang sudah dibayar, hah!" "Iya, makanya aku akan membujuknya, biarkan dia sendiri dulu." Tak lama kemudian, suara dari luar akh
Clara membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Aldo akan mengatakan hal seperti ini tentang dirinya.Ternyata di mata Aldo, dirinya adalah wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengurus dirinya saja, bukan pasangan yang seharusnya saling menghormati. Ditambah lagi, dipikirannya masih ada wanita lain yang ingin ia ajak bersenang-senang!Clara mengusap kedua pipinya yang basah dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Aldo sendirian....Sesampainya di dalam rumah, langkah kaki Clara terhenti ketika ponselnya bergetar. Dia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan terlihat nama ALDO muncul di atas layar.Clara segera mematikan ponselnya dan hendak bergegas ke kamarnya. Menurutnya, hubungan dirinya dengan Aldo sudah berakhir sekarang. Dia tidak bisa jika harus menikah dengan pria yang egois seperti dia."Clara..."Sebelum Clara melangkahkan kakinya lagi, suara seorang wanita menghentikan langkahnya. Dia adalah Reni, ibu tiri Clara, dan dia memiliki seora
"Aku ingin membatalkan pernikahan kita."Suara dingin pria di depannya berhasil menghentikan Clara Sanjaya yang mengaduk smoothies di depannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah pria di depannya untuk memastikan apakah dia sedang bercanda.Namun, Clara sama sekali tidak menemukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang becanda dengan kalimat itu."Apa maksudmu, Al?" Clara menatap Aldo dengan ketidak percayaan nya.Aldo menarik nafas panjang dan menempelkan punggungnya ke kursi, "Aku sudah bilang, kan? Aku tidak ingin menikah!"Clara membenarkan posisi kaca matanya yang menurun, dan kembali mengaduk minuman yang ada di depannya, "Jangan bicara omong kosong, aku tidak suka."Clara meminum smoothies yang ada di depannya untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ulah Aldo.Aldo mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Clara dan dia menyeringai sambil berkata, "Lihat wajahku, apakah ini terlihat seperti omong kosong?"Clara menatapnya tajam. Ya, me