Share

138. Aku Tidak Bersalah

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2024-10-27 20:02:18

Part 74B

Mendadak ia tersenyum membayangkan Bella yang bucin padanya bahkan menjamin hidupnya saat ini, padahal Guntur hanya memberikan perhatian dan rayuan saja dengan modal wajah tampannya.

Suara ketukan pintu itu kini terdengar lebih keras dari sebelumnya. Ia pun segera bangkit, berjalan menuju pintu.

"Iya, iya, sabar dulu, Bel," sahutnya setengah berteriak kala lagi-lagi pintu itu digedor.

Namun, saat pintu dibuka, wajahnya mendadak pias, jantungnya berdebar dengan kencang melihat beberapa orang yang ada di hadapannya. Beberapa diantaranya berpakaian seragam polisi.

'Po-lisi?' pekiknya dalam hati. Seketika ia menjadi panik, tubuhnya refleks ingin kembali masuk ke dalam tapi petugas itu langsung mencekalnya. Anak buah Pak Biru dan anggota tim polisi langsung menerobos masuk, memeriksa ruangan dengan teliti.

Guntur, yang kini tidak bisa lagi menghindar, digirin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   139. Awal Baru

    Part 75 "Bu, Mas Gun ditangkap polisi," ucap Mega dengan nada bergetar. Raut wajahnya tampak sedih. Ia baru saja pulang dari rumah sakit kemarin, tapi kabar tentang Guntur begitu mengusiknya. "Ditangkap polisi? Atas kasus apa? Apa karena penggelapan dana uang perusahaan Saga?" Mega menggeleng pelan. "Bukan itu, ini kasusnya beda lagi, Bu. Ternyata ..... dia yang nyuruh orang buat nusuk Mas Saga!" Klotak! Bu Siti meletakkan pisau yang dipegangnya begitu saja. Memutar bola mata menatap putrinya seolah tak percaya. Ia sungguh terkejut mendengar hal itu. "Jadi dia nusuk Saga?" "Dia bayar orang buat nusuk Mas Saga, Bu. Dan mereka sudah ditangkap. Ayahnya Mas Saga yang menuntut mereka," sahut Mega dengan mada getir. Dadanya terasa sesak, seakan ada batu besar yang menghimpit. Bu Siti menggeleng pelan seolah tak percaya.

    Last Updated : 2024-10-28
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   140. Ngidam

    Part 75B Selama perjalanan, mereka terus berbincang ringan, saling menggoda dengan humor-humor kecil, dan penuh canda tawa. Suasana di dalam mobil terasa hangat dan penuh cinta, menjadikan perjalanan menuju rumah ayah Saga terasa lebih menyenangkan. Sesampainya di rumah itu, mereka turun dari mobil. Keduanya saling melempar senyum. Saga menggandeng tangan Damay menemui sang ayah yang menunggunya di teras. "Anak dan menantu ayah sudah datang." Mereka menyalami tangan ayahnya dengan takdzim. "Bagaimana kabar ayah?" "Alhamdulillah, kau lihat sendiri, Nak, kaki Ayah udah membaik, meski masih butuh bantuan tongkat untuk berjalan." Damay tersenyum. "Semoga lekas sembuh seperti sedia kala ya, Yah," ucapnya lalu menyerahkan bingkisan kue untuk ayah mertuanya. "Ayah, ini ada kue kering buatanku." "Wah, terima kasih banyak ya, Nak. Ayah pasti akan memakannya, kamu memang pin

    Last Updated : 2024-10-28
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   141. Sidang

    Part 76"Bos, siang nanti ada jadwal sidang kasusnya Guntur. Bos mau datang langsung atau cukup saya saja yang mewakili?" tanya Pak Tom. Mereka tengah berbincang di ruang kerja Saga."Aku akan hadir.""Baik, Bos. Pak Heri juga sudah menyiapkan beberapa saksi lain. Semoga saja Guntur dijatuhi hukuman yang setimpal." Saga mengangguk datar, masih tenggelam dalam pikirannya. Ia meraih secangkir kopi dan menghirupnya dalam-dalam, berusaha menenangkan pikiran yang tengah khawatir."Saat sidang nanti, pastikan semua saksi siap dan koordinasi dengan tim hukum kita," ujar Saga sambil menatap Pak Tom. "Kita perlu memastikan semua bukti dan keterangan yang diperlukan sudah lengkap.""Jangan khawatir, Bos. Pak Heri sudah mempersiapkan segalanya dengan matang."Saga menatap jam di dinding. "Kita akan berangkat sebentar lagi agar sampai di sana tidak terlambat. Pastikan juga kita punya waktu cukup untuk persiapan sebelum sidang dimul

    Last Updated : 2024-10-28
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   142. Hukuman

    Part 76BHakim memandang ke arah Guntur, yang duduk dengan kepala tertunduk."Saudara Guntur, Anda telah terbukti secara sah dan menyuruh seseorang untuk melakukan penganiayaan yang mengakibatkan luka berat terhadap korban. Pengadilan harus memberikan sanksi yang setimpal untuk menjaga keadilan dan mencegah terulangnya perbuatan serupa. Berdasarkan Pasal 354 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama lima tahun kepada Anda, Saudara Guntur Prasetya."Hakim menutup dokumen dan menatap Guntur dengan tatapan serius."Selama masa hukuman, Anda diharapkan untuk merenung dan bisa memperbaiki diri. Demikian putusan ini dibuat sesuai dengan hukum yang berlaku. Sidang ini ditutup."Hakim mengetuk palu sekali lagi, menandakan akhir dari putusan, sementara Guntur tetap duduk dengan kepala tertunduk, merasakan beban berat dari keputusan tersebut.Petugas pengadilan bergerak untuk mengatur proses administra

    Last Updated : 2024-10-29
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   143. Protes

    Part 77"Mas, ada Mega," ucap Damay. Saga menoleh sejenak dan menatap adik iparnya itu.Mega hanya tersenyum kaku sambil menyapanya."Mas, Mega kesini nganterin pecel sama gorengan, katanya ibu mulai jualan pecel keliling."Saga manggut-manggut. "Mas, Mbak, aku pamit pulang dulu ya!" pungkas Mega."Kamu naik apa?""Aku naik ojek, Mas.""Biar nanti diantar sama Pak Tom saja.""Gak usah, Mas, aku gak mau merepotkan. Lagi pula aku lagi belajar mandiri."Saga dan Damay saling berpandangan sejenak, lalu mengangguk pelan, menghargai keinginan Mega."Oh ya sebelum kamu pulang, ada yang ingin aku obrolkan denganmu, Mega," kata Saga dengan nada serius.Mega menatap kakak iparnya dengan pandangan penuh tanya. "Tentang apa ya, Mas?""Tentang suami kamu.""Mas Guntur?"Saga mengangguk. Ia pun m3nceritakan perihal sidangnya tadi siang. "Jadi .... suami kamu dihu

    Last Updated : 2024-10-29
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   144. Suamiku Tercinta

    Part 77B Beberapa hari berlalu .... Suara alarm pagi membangunkannya dari mimpi indah. Saga meregangkan tubuhnya. Mengerjapkan mata pelan, dan melirik ke samping, namun Damay sudah tak ada di tempatnya. Saga melebarkan matanya, sembari membuang rasa kantuk yang tersisa. Menatap ke arah jam beker yang berdering menunjukkan pukul empat pagi. "Sayang, kamu dimana?" tanya Saga setengah berteriak. Saga segera melompat dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Suara-suara di dapur menandakan bahwa Damay sudah bangun lebih awal dari biasanya. Saga berjalan menuju dapur, di mana Damay tampak sibuk menyiapkan sesuatu di sana. Damay masih berdiri, matanya terfokus pada sepotong kue yang sedang didekorasi. Meja di depannya sudah dipenuhi bahan-bahan dan peralatan kue. Aroma harum dari kue dan coklat segar mengisi udara pagi, memberikan nuansa hangat pada dapur yang dingin. Saga berhenti sejena

    Last Updated : 2024-10-29
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   145. Tante Nova

    Part 78 Tiba-tiba, seorang pejalan kaki muncul dari balik mobil parkir dan berjalan dengan cepat. "Maass. Awaaaasss ....!!" Saga yang panik mencoba menghindari dengan mengerem mendadak. namun mobilnya tetap menabrak pejalan kaki tersebut. Mobil seketika berhenti. "Astaghfirullah, Mas ....!" ujar Damay terkejut, jantungnya berdebar dengan sangat kencang. "Bagaimana ini?" "Damay, aku minta maaf! Aku tak bisa menghindarinya," kata Saga. Lelaki itu melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil untuk memeriksa keadaan. Seketika langkahnya membeku saat melihat yang ia tabrak ternyata .... "Tante?!" pekiknya. Ia langsung menghampiri perempuan itu yang mengerang kesakitan. Damay pun sudah keluar dari mobil dan menghampiri Saga. "Lho, Tante Nova!!" Nova sempat melirik ke arah Damay namun tak mampu berkata apa-apa, hanya mendesis kesakit

    Last Updated : 2024-10-30
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   146. Capek ya?

    Part 78B Pak Biru datang bersama sang sopir. Ia langsung menghampiri sang anak yang duduk di ruang tunggu. Sementara Damay menunggui Nova di dalam ruangan. "Bagaimana, Nak?" tanya Pak Biru. "Ayah, Tante Nova sudah dipindahkan ke ruang perawatan." Pak Biru mengangguk lalu mengikuti langkah Saga menuju ruang perawatan Nova. Pintu ruangan dibuka perlahan. Pak Biru dan Saga melangkah masuk dan melihat Nova yang terbaring di ranjang rumah sakit, dikelilingi oleh beberapa peralatan medis. Damay, yang duduk di samping ranjang Nova, terlihat khawatir namun berusaha untuk tetap tenang. Pak Biru menghampiri Nova yang ternyata sudah sadarkan diri. Ia berkata dengan lembut, "Nova, bagaimana keadaanmu? Apa yang dokter katakan?" Nova mencoba tersenyum meskipun rasa sakitnya masih terasa. "Mas, kamu datang?" tanyanya dengan mata yang berbinar dan berkaca-kaca. Pak Biru hanya meng

    Last Updated : 2024-10-30

Latest chapter

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status