Share

Kehangatan seorang Ibu

Penulis: Fetina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Silahkan." Kemudian kami ditanyai oleh Polisi. Setelah memberi keterangan dan data pada polisi, mereka akan mengusahakan untuk melakukan penangkapan terhadap Mas Dafa dan Ranti.

Menurut Pak Polisi, mereka dijerat pasal berlapis Menikah diam-diam, yaitu pasal 279 ayat 1 KUHP dan pencurian yaitu pasal 362 KUHP.

Setelah melapor, aku merasa lega karena sudah berikhtiar untuk mencari keadilan. Karena Mas Dafa dan Ranti memang keenakan kalau dibiarkan. Aku benar-benar tak rela mereka bahagia diatas kesedihanku.

"Mas Ari, terima kasih atas bantuanmu. Aku pamit ya!" ucapku.

"Kamu nggak mau makan dulu, Sar? Aku ada tempat makan enak loh deket sini," sahut Mas Ari.

"Nggak deh, lain kali aja. Kasihan anakku di rumah orang tua," tolakku.

"Oke, baiklah kalau begitu. Hati-hati dijalan. Apa perlu aku supirin sampe Bogor?" tanyanya.

"Nggak usah deh. Aku masih kuat kok!" sahutku sembari mengangkat lengan kiriku dengan tangan terkepal.

"Hehe, pantes. Kamu benar-benar wanita yang kuat. Semoga semua b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Motivasi dari Ayah

    "Dafa dan Ranti ternyata sudah tak tinggal di rumah itu. Hanya ada ibu dan adiknya Ranti. Mereka sudah kabur dari rumah itu. Tapi polisi janji bakal mencarinya," kata Mas Ari.Ya Allah, mereka lebih cepat beraksi dibanding aku. Kemana perginya mereka? Namun aku yakin, mereka pasti tetap susah untuk beraktivitas nanti."Ya sudah, Mas. Pasti nanti mereka ketemu sama Polisi karena mereka udah ditandain Polisi dan biasanya kan Polisi mencari mereka sebagai DPO, ya kan?""Iya, betul. Aku bangga sama kamu, bisa sangat santuy melaluinya. Semangat ya, Sarah!" ucapnya."Makasih, Mas!"Setelah itu, Mas Dafa meneleponku."Sarah, aku sudah pergi ke suatu tempat. Kamu salah kalau kamu bisa menangkapku. Ibuku takkan tega kalau anaknya ditangkap. Jadi ia langsung memberi tahuku. Selain itu, ia membekaliku uang yang banyak. Makanya, aku dan Ranti gegas pergi dari Bogor. Kamu takkan bisa menangkapku, Sarah!""Oh seperti itu. Baiklah, tak apa Mas. Tunggu saja, yang namanya balasan dari setiap perbuatan

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    POV Dava

    DafaSarah keterlaluan. Aku dikeluarkan hanya gara-gara nggak masuk dua hari tanpa izin. Harusnya ia nggak gitu karena aku suaminya. Tapi ternyata ia malah menendangku.Setelah dikeluarkan, aku kembali ke rumah. Di rumah rasanya selalu kepikiran soal pekerjaan yang dicabut paksa oleh Sarah.Daripada aku jadi pengangguran di rumah, lebih baik pulang ke Bogor. Di Bogor, Rianti lebih menghargaiku sebagai seorang suami. Aku sangat senang bila ia bermanja-manja denganku.Lagipula kasihan Ranti setelah kemarin sakit. Aku harus kembali untuk menghiburnya. Sangat pas, saat kupikirkan, ia pun menelepon."Mas gimana kabarmu? Kamu pulang ke Bogor nanti jangan lupa bawa mobilmu ya! Aku ingin berbelanja menghabiskan uang yang kau beri," katanya."Emang masih ada uangnya?""Justru itu, uangku habis. Ini aku mau minta lagi," katanya."Baiklah kalau gitu. Aku nanti pulang, tapi tak bawa uang," pancingku."Bawalah, Mas. Aku mau beli belanja mingguan. Pekan kemarin aku kan nggak keluar karena sakit pe

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    POV Dafa 2

    Didalam rumah sudah ada ibuku, sedang apa dia? Lalu ada juga Sarah? Apa? Sarah tau rumah ini? Itu berarti ia sudah tau pernikahanku dengan Ranti.Kali ini ibu dan Sarah marah besar. Ibu menamparku beberapa kali. Ia katanya malu memiliki anak model aku yang tak bertanggungjawab, sementara Sarah juga sama, ia menyalahkanku.Terlebih saat ia tau kalau aku mengambil perhiasannya karena Ranti memakai semua hari itu. Sebenarnya tadinya sudah kularang ia memakai perhiasan itu, tapi ia ngotot ingin terlihat tajir oleh para tetangga kami karena kami menghadiri sebuah pesta pernikahan tetangga.Aku lebih baik diam saat Sarah bertanya mengenai perhiasan itu. Hanya pertanyaan yang urgen yang kujawab. Sarah pun mengambil paksa perhiasan yang dikenakan Ranti, dan aku tak bisa berbuat apapun.Setelah Ibu dan Sarah pergi, aku lega. Sarah tak tau kalau aku mengambil sertifikat tanah yang sudah kugadaikan kemarin.Aku menalak Sarah. Biarkan saja aku kehilangan Sarah dan Reza, toh aku masih ada Ranti da

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Pembukaan Cabang Baru

    Kali ini aku sedang sibuk-sibuknya mengurusi jelang pembukaan cabang percetakan baru di Bogor. Sampai-sampai aku pergi pagi pulang malam setiap hari. Aku tak memikirkan hal lain selain ini.Masalah kost-kostan Ayahku yang mengurus. Semua akan aman setelah diurus oleh ayah dan Mas Ari. Aku hanya memberikan dataku untuk dibuatkan sertifikat hak milik.Banyak pekerjaan membuatku melupakan semuanya. Akupun sampai belum cerita tentang hilangnya sertifikat tanah milik kami pada Ayah. Ia pasti bisa memarahiku. Aku takut ia murka karena sertifikat itu memang atas nama Mas Dafa.Untuk urusan perceraian, aku menyerahkan pada pengacaraku. Setauku pengadilan sudah memberikan surat panggilan ke rumah kontrakan wanita itu.Jadi, aku tinggal tunggu info dan kalau dibutuhkan hadir, aku akan berusaha hadir. Namun, sampai saat ini sidang perdana belum dilakukan.***Hari ini kami mengadakan rapat terakhir sebelum pembukaan esok hari."Besok kita ke Bogor ya. Semua sudah ready. Untuk yang tetap di sini,

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Kabar Mengejutkan

    "Ya, sama Pak Satrio tuh," ucapku.Setelah itu, kami melaksanakan pembukaan dengan baik. Ada acara gunting pita yang dilakukan olehku. Saat itu ada beberapa kolega yang datang juga.Setelah itu syukuran dengan melibatkan warga setempat dan anak yatim. Di sesi ini, kami memberikan bingkisan bagi warga dan anak yatim yang hadir. Setelah itu makan siang bersama para karyawan dari Jakarta dan karyawan baru dari Bogor. Rencananya nanti karyawan lama akan mentrainer karyawan baru terlebih dulu agar mereka bisa bekerja dengan baik esok hari.Setelah itu, selesailah rangkaian acaranya. Kami kembali ke Jakarta. "Terima kasih, Ari. Kamu sudah berusaha dengan baik untuk acara ini pastinya!" ucap Ayah pada laki-laki yang mengantar kami ke depan."Sama-sama, Om. Semoga perjalanan pulang Om Satrio dan Sarah lancar ya ke Jakarta," katanya."Iya, terima kasih.""Iya, aku pun mengucapkan banyak terima kasih padamu, Mas! Oke sampai bertemu besok ya!" Kami memasuki mobil dan segera meninggalkan lokasi

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Ibu dan Adiknya Mas Dafa Tak Datang

    Hari ini banyak sekali ucapan bela sungkawa yang datang ke rumahku. Mereka mengirimkan karangan bunga. Sementara aku masih di rumah orang tuaku."Bu, cepat pulang. Banyak karangan bunga. Saya bingung mau disuruh simpan dimana lagi. Coba ibu lihat sendiri ke sini," katanya.Setelah siap, aku pamit pada Ayah dan Ibu untuk pulang ke rumah dengan alasan tadi, banyak karangan bunga datang karena mereka melihat pemberitaan."Yah, aku pulang dulu, ya! Banyak ucapan belasungkawa ke rumah.""Ya sudah, Ayah sama Ibu ikut ke sana ya! Sepertinya kamu nggak usah masuk kantor dulu," kata Ayah. "Tadi Om dan Tantemu pada nelpon. Mereka ada yang nggak bisa datang, ada juga yang bilang mau datang," ucap Ayah."Iya, Yah. Aku nggak bakal ke kantor. Karena memang pasti banyak tamu," jawabku."Ayo, tunggu ayah dan ibu ya! Kita ke rumahmu bareng," katanya."Oke."Kami bersama-sama ke rumahku. Benar saja, sudah banyak karangan bunga yang berjejer rapi sejak masuk cluster perumahan.Saat turun dari mobil, beb

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Bertemu Seseorang

    "Ya, Mbak. Ada teman sih yang selalu nginep," katanya."Oh ya sudah. Segitu aja ya!""Iya, Mbak. Aku ikut berbelasungkawa ya, Mbak. Semoga Mbak Sarah sama Reza kuat menghadapi semuanya," jawab Fania."Aamiiin."Kematian Mas Dafa tak membuat keluarganya khawatir dan sedih. Tapi kemarin kan Ibu yang menyuruhnya pergi. Harusnya ibu yang paling merasa bersalah atas itu.***Sebulan kemudian.Proses sidang perceraian kami tak diteruskan. Dengan kematian Mas Dafa otomatis statusku sudah cerai mati. Dengan mengurus berbagai dokumen kematiannya, semua selesai. Walau sebenarnya, saat itu ia sudah menalakku. Secara agama kami memang sudah cerai talak satu.Saat ini aku seorang single parent yang akan mengurusi anakku sendiri.Aku tak berpikiran untuk menikah lagi saat ini. Mengurus percetakan dengan dua kantor yang beroperasi, menyita waktuku. Namun aku suka dengan pekerjaanku saat ini.Aku lebih bisa mengembangkan diri. Menjadi seorang wanita karier yang sukses, Insya Allah."Sarah, kamu sedan

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Wawancara

    Setelah kejadian itu, aku segera melajukan lagi mobil ini hingga sampai di rumah Mama.Sampai sana, aku ceritakan kejadian tadi pada Ayah. Kami sedang duduk bersama di ruang keluarga."Orang Ayah datengnya telat. Aku udah keburu ditolong seseorang, Yah," kataku."Siapa?""Nggak tau, aku belum sempat kenalan," jawabku."Hati-hati kalau dibantu orang, takutnya ia malah pencuri atau perampok," kata Ayah."Nggak kok, Yah. Dia orang baik. Aku tau orangnya," jawabku sok tau."Kalau tau berarti kamu udah kenalan dong? Jangan sembarangan terima bantuan orang pokoknya kalau di jalan." Ayah menautkan kedua alisnya, ia heran dengan anaknya yang berbicara seolah asal bicara."Iya, Yah." Akhirnya aku mengiyakan, setuju dengan perkataannya.Setelah menjelang magrib, aku kembali ke rumah. Ternyata di tetangga sebelah yang kemarin sempat kosong, kali ini ada yang akan menempati.Mereka katanya mengontrak di sana. Aku tak begitu melihat penghuni baru di sebelah rumahku.***Pagi-pagi sudah ada yang da

Bab terbaru

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Berdua di Villa

    "Nggak, ah. Aku mau makan aja. Udah laper!" Kupegang perut ini yang sudah keroncongan. Mas Ari memegangi perutku juga."Ini isinya anak kita, Sayang," katanya.Aku tersipu. Anak? Rasanya aku lupa kalau menikah pasti ingin punya anak."Insya Allah, Mas. Nanti ada saatnya kita punya anak lagi," jawabku.Kami mengobrol sembari jalan ke arena bermain anak. Saat Reza melihatku, ia mengeluh laper. Padahal sudah ada bekal yang dibawanya tadi."Ra, bekalnya Reza dimakan kan?" "Iya, Bu. Ini udah habis, Bu," katanya."Alhamdulillah.""Iya, Ma. Udah abis, laper lagi," katanya.Kami mencari restoran yang cocok untuk lidah semuanya. Reza ingin makanan siap saji, kami pun ikuti keinginannya. Tak apalah sesekali.Reza memesan nasi, ayam, cola, kentang goreng dan burger. Kami hanya memesan nasi, ayam dan cola saja."Kamu bener akan menghabiskannya?" tanya Mas Ari ragu."Iya, pasti habis, dong."Lalu kami hanya memperhatikan ia makan setelah kami semua selesai. Tapi ia masih menyisakan burger dan ken

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Kejutan tak Terduga

    Mas Ari memberikan kejutan berupa reservasi sebuah vila di kawasan puncak. Katanya karena kami belum sempat bulan madu, jadi menginap di tempat dekat saja dulu.Mas Ari masih belum boleh melakukan perjalanan jauh. Kalau Jakarta-Bogor hanya sedikit jaraknya, jadi masih boleh."Terima kasih, Mas. Kejutan yang tak terduga bagiku. Rasanya aku benar-benar bahagia. Kamu sudah kembali seperti dulu. Mas Ari yang selalu berusaha membahagiakanku." Aku bersegera turun dari ranjang karena sudah waktunya pulang, kasihan Reza sudah ditinggal lama."Sama-sama, Dek. Sebagai permohonan maaf dan sejak menikah kita belum bulan madu, kamu pasti menantikan itu. Iya kan?" tanyanya.Aku tersenyum karena memang itu yang kurasakan kemarin. Hatiku benar-benar hancur saat tau Mas Ari kecelakaan, kehilangan ingatannya. Semua kujalankan dengan ikhlas."Iya, Mas. Kita pulang sekarang, yuk! Kasihan Reza pasti nungguin kita.""Siap, Dek. Ayo kamu bersiap saja dulu."Aku mencuci muka dan salat ashar dulu sebelum pula

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Ingatannya Kembali

    "Nanti aku jelaskan, sekarang kita masuk saja. Kita ketemu sama adik-adik mahasiswa," katanya."Baiklah, Mas." Aku manut saja. Kami menemui penghuni kost.Mereka terkejut dengan kedatangan kami. Mas Ari mengingat orang-orang di kostan ini. Aku rasa dugaanku benar, Mas Ari sudah mengingat semuanya.Setelah berbincang cukup lama, kami meninggalkan kostan. Mas Ari membawaku ke restoran tempat ia menyatakan akan menikahiku pertama kali.Ketika mengingat peristiwa itu, ada berbagai rasa tercampur. Kami duduk di meja yang dulu kami tempati."Mas, ini kan tempat yang kita duduki saat itu?""Benarkah?" tanya Mas Ari."Mas ajak aku ke sini, pasti Mas sudah ingat semuanya. Makanya Mas Ari membawaku ke kost-kostan dan ke tempat ini.""Silahkan pesan makanannya dulu," katanya."Jawab dulu," jawabku."Nggak mau. Pesan dulu! Apa mau pilih pesanan saat itu?" tanyanya."Apa?""Eh, iya. Kamu mau pesan makanan seperti saat itu?" tanyanya lagi. Aku mengangguk dengan senyum mengembang di bibir ini."Kena

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Mengenang Masa Lalu

    "Kamu belum tidur?" tanya Mas Ari."Enggak, Mas. Maafkan aku." Segera ku berbalik membelakanginya karena malu kepergok saat memperhatikan wajahnya."Hey! Kamu liat-liat wajah aku kenapa? Ganteng ya?" tanyanya. Aku pura-pura tidur dan tidak menggubrisnya. "Udah tidur?" Mas Ari bertanya lagi, aku tak menjawab. Akhirnya ia menyerah dan tak mau bertanya lagi padaku.***"Mas, mau sarapan apa?" tanyaku pada Mas Ari yang sedang duduk di meja makan."Apa saja, yang penting kamu siapkan," jawabnya."Oke." Alhamdulillah Mas Ari tidak merepotkanku. Dengan seperti itu, ia lebih memudahkanku.Reza datang dan langsung duduk di pangkuan Mas Ari. Aku takut suamiku marah, karena aku tau dia nggak suka menikah dengan orang yang sudah punya anak.Namun, setelah diperhatikan lagi, Mas Ari justru memegangi badan Reza yang sedang duduk di pangkuannya."Papa lama di rumah sakit," ucap Reza."Maafkan Papa, ya! Mungkin Papa harus sembuh dulu seperti ini, biar bisa main sama kamu," jawabnya."Iya, Pa. Papa ud

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Kembali ke Rumah

    Aku bingung membawanya ke rumah sakit, itu tidak memungkinkan. Namun, Mas Ari bisa pulang kapan pun, aku tak tau."Nanti ya, tunggu papa pulang saja. Anak-anak nggak bisa jenguk ke rumah sakit," jawabku.Reza cemberut. Ia ingin mengunjungi papanya segera."Jangan cemberut ya, Sayang! Insya Allah nanti kita ketemu Papa." Reza sangat dekat dengan Mas Ari, aku jadi sedih kalau ia kangen sama Papanya seperti ini.Aku menghibur Reza dengan membawanya ke minimarket dekat sekolah. Membelikan makanan kesukaannya agar ia kembali tersenyum.***Sore ini, aku sedang bersenda gurau dengan Reza sembari menemaninya makan di depan rumah. Rere juga ada bersama kami. Tak lama ada mobil Ayah datang. Saat turun, ia membukakan pintu sebelahnya. Ketika turun, aku terkejut ternyata Mas Ari turun dari sana."Papa Ari!" Reza langsung menyambut papanya. Ia berlari untuk memeluk papanya.Mas Ari memandangi Reza dengan heran. Namun ia berusaha tersenyum ramah pada anakku. Mudah-mudahan itu pertanda baik ia aka

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Saatnya Waktu Bersama Reza

    "Sarah, yakinlah aku pasti akan sembuh." Sebuah suara mirip suara Mas Ari terdengar di telingaku. Suara itu meyakinkanku kalau suamiku pasti akan sembuh.Dari situ, aku kembali bangkit untuk menghadapi semua kemungkinan yang terjadi. Mas Ari yang masih belum mengingatku, beberapa kali membuatku patah hati. Ia merasa yang paling menderita. Padahal justru ia yang membuatku memikirkannya.Lalu aku menitipkan pesan pada Ayah yang akan menemui Mas Ari. Kuhubungi Ayah melalui sambungan telepon."Yah, titip pesan buat Mas Ari kalau aku mencintainya," sahutku melalui sambungan telepon."Baiklah, nanti Ayah sampaikan."Aku bersiap untuk menemani Reza ke sekolahnya. Anakku masih belum bangun juga pagi ini. Segera aku membangunkannya."Eza, ayo kita berangkat ke sekolah!" ucapku."Ayo! Mama yan antar ya!""Iya, Mama antar ke sekolah. Kamu seneng?""Seneng, Ma."Reza kumandikan dan kami berangkat pagi-pagi sekali karena aku takut terlambat ke sekolah."Eza, seneng nggak diantar sama Mama?""Senen

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Curhat pada Ayah

    "Iya, ayah masih di kantor. Sebentar lagi juga datang."Ayah mengagetkanku dari belakang. Seperti biasa Ayah selalu memelukku dari belakang."Ayaaaah!" Aku berbalik memeluknya dari depan."Ya, Sayang. Ada apa?"Tak bisa dicegah, air mata ini tumpah. Sejak di rumah sakit aku menahan untuk tidak meluber. Baru sekarang aku bisa menumpahkan air mata ini. "Keluarkanlah semua air matamu, Sarah. Tumpahkan semua, Ayah siap menampungnya.""Terima kasih, Yah. Aku sedang sangat sedih."Aku dibawa duduk oleh Ayah. Kami duduk bersebelahan di ruang tengah. Aku bersender di pundak ayahku. Ibu pun duduk di sampingku juga."Coba jelaskan semuanya pada kami. Apa yang terjadi pada Ari?" tanya Ayah.Aku masih terisak, mencoba menenangkan diri terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Ayah."Mas Ari sudah sadar, tapi ia kehilangan ingatannya. Ia malah ingat mantan kekasihnya yang sudah meninggal, Yah. Ia marah ketika tau ada aku, apalagi tadi setelah kutunjukkan surat nikah kami dan tau kalau aku punya s

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Apa Aku Harus Bertahan?

    Mengapa Mas Ari memperlakukan aku seperti ini? Sakit rasanya tak dikenali oleh suami sendiri."Mas, aku tak mau apa-apa. Aku hanya ingin berbakti pada suamiku. Kamu harus mengerti aku, Mas. Aku tak mau menjadi musuh bagimu, karena itu tidak mungkin, Mas."Mas Ari sudah tak membalas kata-kataku. Mungkin saat ini ia kehabisan kata-kata. Aku diam, dia juga diam. Tak ada kata lagi diantara kami."Maafkan aku, Mas. Tapi, aku punya bukti kalau kita memang sudah menikah.""Apa buktinya?"Kukeluarkan bukti surat nikah kami kemarin. "Ini, Mas. Surat nikah. Kota baru dua bulan ini menikah. Tapi pada hari pernikahan kita, anakku hilang. Kamu ikut mencarinya, tapi nyatanya kamu mengalami kecelakaan. Kamu sempat tak sadarkan diri, lalu kamu sadar jadi seperti ini, Mas."Mas Ari memperhatikan surat nikah yang kini berada di tangannya. Ia membuk isinya."Aaarrrggghhh! Semua tidak mungkin! Aku tak percaya, aku bisa menikahi wanita yang memiliki seorang anak," ujarnya.Mas Ari terus saja mengatai aku

  • SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM    Hilang Ingatan yang Menyakitiku

    "Ya udah, kamu siap-siap berangkat!"Reza segera berganti dengan pakaian seragamnya. Aku pun semangat segera mengantarnya.Di sekolah, Reza nggak mau ditinggalkan. Ia ingin aku menungguinya seperti Mama-mama yang lainnya. Sementara aku inginnya ke rumah sakit kali ini. Aku mau tau keadaan Mas Ari saat ini.Namun Reza selalu mencari Mamanya, walau ia ada di dalam kelas. Aku pun benar-benar tak bisa melarikan diri hingga akhirnya waktunya pulang bagi Reza. Aku harus mengantarkannya pulang."Ma, makasih udah ikut sekolah sama Eza," katanya."Sama-sama, Eza. Tapi Mama nggak bisa anter tiap hari, ya! Kamu hari lainnya sama Mbak Rara," ucapku."Ah, Mama. Sama Mama tiap hari, Ma!""Tapi Mama ada kesibukan juga di luar. Kamu harus nurut, ya! Pergi sama Mbak Rara, ya. Kalau sama Mama sesekali aja, oke!"Akhirnya Reza mengangguk, tapi wajah menahan tangisnya."Nggak usah nangis, Sayang. Kamu laki-laki loh, harus kuat dengan segala sesuatu. Oke!""Iya, Ma."Aku mengantarnya sampai rumah. Setelah

DMCA.com Protection Status