Share

002 || Makan Malam

Bab 2  Ketidakpedulian Arthur Pada Viana 

"Nona, Tuan nyuruh saya untuk bantu kamu siap-siap!" Mira memasuki kamar Viana dengan tergopoh-gopoh.

Viana yang sedang mengerjakan tugas sekolah langsung menoleh ke arah pintu. Mira berjalan ke arahnya membawa sebuah gaun berwarna putih tulang yang glamour. 

Viana memicingkan mata saat melihat gaun di tangan Miraー38 tahun, kepala pelayan di kediaman keluarga Rajendra. Viana menutup buku tulisnya. Walaupun dia suka menindas murid lain dan melakukan pelanggaran sekolah lainnya, Viana tetap menjalankan kewajibannya sebagai murid. 

"Siap-siap ngapain?" Viana bangkit mendekati Mira.

Dinding kamar Viana bercat biru. Langit-langit tinggi dihiasi lampu gantung dan pernak-pernik lainnya. Terdapat sebuah foto keluarga yang menggantung di atas dinding. Dekorasi kamar ini sesuai dengan keinginan Viana. 

"Tuan Arthur bilang mau ngajak Nona makan malem di luar," jawab Mira. 

Beberapa menit yang lalu, Mira mendapatkan telepon dari Arthur yang memintanya untuk membantu Viana merias diri. Karena Arthur akan membawa anaknya menghadiri makan malam penting.

Viana mengerutkan dahi, kebingungan. Semuanya terlalu tiba-tiba, Arthur yang ingin pulang hari ini dan mengajaknya untuk makan malam. Namun, tak urung perasaan senang begitu membuncah dalam dirinya. Sudah sejak lama dia menanti semua ini.

Viana segera mengangguk dengan senyum lebar yang menghiasi wajah cantiknya. Viana segera mengganti pakaiannya dan memoles riasan tipis pada wajahnya. Tidak lupa, dia menyemprotkan parfum pada beberapa titik tubuhnya. 

Setelah siap, Viana keluar dari kamar. Dia menuruni anak tangga dengan hati-hati. 

Di ruang tamu, Arthur sudah duduk di sofa tunggal sambil memainkan tab. Viana mendekati ayahnya dengan wajah berseri-seri. 

Arthur Rajendraー43 tahun, Ayah kandung Viana yang dingin. Dia mendengar suara langkah kaki Viana, lantas mengangkat wajahnya. Arthur berdiri seraya menyambut Viana tanpa senyum. 

"Pa, aku kangen banget sama Papa!" Viana memeluk Arthur menumpahkan segala kerinduannya selama ini. 

Arthur jarang sekali berada di rumah semenjak IstrinyaーAlesha Kayline wafat. Alesha mengalami kecelakaan tunggal saat Viana berusia 10 tahun dan meninggal di tempat.

Selepas kepergian Alesha, hidup Viana mendadak berubah. Dia kekurangan kasih sayang Alesha dan Arthur yang disibukan oleh pekerjaan. Arthur tidak pernah meluangkan waktu untuk Viana dan hanya pulang 3 bulan sekali. 

Hari ini, Arthur mengatakan ingin pulang dan mengajak dia makan malam. Viana begitu senang. Karena kapan lagi Viana bisa merasakan kebersamaan dengan Arthur? 

"Ayo Viana! Kita engga punya banyak waktu!" Arthur melepaskan pelukan Viana begitu saja. 

Arthur segera melangkah keluar mendahului Viana. 

Menerima perlakuan tidak menyenangkan seperti itu, membuat Viana tersenyum getir. Dia menyusul Arthur meninggalkan ruang tamu.

"Papa, udah engga sibuk lagi, ya?" tanya Viana saat berada di dalam mobil. Dia menatap Arthur berharap jawaban Arthur sesuai dengan keinginannya.

"Papa cuma pulang malem ini aja. Besok Papa pergi lagi ke Kota Luton," jawab Arthur tak acuh. 

Viana memaksakan senyumnya. Baginya, tidak masalah jika Arthur hanya semalam pulang ke rumah. Setidaknya, dia tidak harus menunggu 3 bulan sekali untuk bertemu ayahnya. 

Viana memilih menatap jalanan kota malam lewat kaca mobil.

Viana ingin sekali mengajak Arthur berbicara, tapi dia tidak tahu topik apa yang ingin dibicarakan. Terlalu sulit hanya sekedar mengobrol bersama Arthur, karena Viana sudah terlalu jauh dengan Ayah kandungnya sendiri. 

***

Waktu menunjukan pukul 08.00 malam kota Swinden. Viana dan Arthur sudah berada di restoran Salome. Viana mengikuti langkah lebar Arthur yang memasuki Restoran.

Restoran Salome merupakan restoran kelas atas di kota Swinden. Restoran ini memadukan kemewahan klasik dengan sentuhan modern. Langit-langit tinggi dihiasi lampu kristal gantung yang megah. 

Arthur mengetuk sebuah pintu ruangan VVIP. Tidak butuh waktu lama pintu terbuka. Seorang pria paruh baya mengulurkan tangan pada Arthur. Mereka pun berjabat tangan.

Daniel Giantara, 43 tahun merupakan rekan kerja Arthur sekaligus sahabat dekat. Keduanya sudah merencanakan makan malam ini sejak jauh-jauh hari.

"Maaf udah datang telat," kata Arthur tak enak hati.

Daniel menggeleng seraya tersenyum, "engga masalah saya yang datang terlalu cepat."

Arthur melirik Viana menyuruhnya untuk menyapa Daniel. Viana yang mengerti segera mendekat pada Daniel.

"Selamat malam, Om." Viana mencium tangan Daniel dengan sopan. 

Meskipun kelakuan Viana terkenal buruk di sekolah. Dia masih memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih tua. 

"Malam, Viana. Kamu cantik banget!" puji Daniel, menatap kagum pada putri tunggal keluarga Rajendra. 

"Makasih, Om," balas Viana sedikit tersipu.

Daniel mempersilakan Arthur dan Viana masuk. Viana terkejut saat melihat sosok lelaki yang wajahnya tidak asing di matanya. Bukan hanya Viana yang terkejut, lelaki itu tak kalah terkejut melihat kehadirannya. 

"Viana, dia Sagaraーanak Om." Daniel memperkenalkan putranya pada Viana.

Sagara tersadar dari lamunannya. Dia segera bangkit menyapa Arthur sambil bersalaman.

Kemudian, Sagara menatap Viana intens. "Sagara Giantara!" Sagara mengulurkan tangannya pada Viana yang sejak tadi terdiam. 

Dengan ragu, Viana menyambut uluran tangan Sagara.

Viana menatap Sagara dengan lekat. "Viana Rajendra."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
dia sepertinya lagi perjodohan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status