Share

003 || Perjodohan Viana Dan Sagara

BAB 3 Makan Malam Bersama Keluarga Giantara

"Viana, kamu sekolah di SMA Galaksi, kan?" tanya Daniel memastikan.

Kini mereka sudah duduk di meja yang sudah disiapkan. Viana duduk berhadapan dengan Sagara dan Arthur berhadapan dengan Daniel. 

Meja-meja ditata dengan rapi dengan lapisan kain linen berkualitas tinggi. Dan peralatan makan dari perak yang berkilau. 

"Bener, Om, aku sekolah di sana," jawab Viana dengan senyuman. 

"Kalo Gara sekolah di SMA Xeron," kata Daniel meilirik Sagara yang sibuk memperhatikan Viana.

Arthur dan Daniel mengira jika Sagara mengagumi kecantikan Viana. Kenyataannya tidak begitu, Sagara hanya mencoba mengingat tentang siapa Viana. Seperti pernah mengenal tapi di mana. Begitupun dengan Viana yang merasakan hal yang sama dengan Sagara.

Mendengar ucapan Daniel mengenai sekolah Sagara. Viana mengingat tentang siapa Sagara. Sagara Giantaraー siswa berandal di SMA Xeron. Dia merupakan ketua geng motor Verdon yang terkenal di kota Swinden.

Geng Verdon selalu membuat kerusuhan di jalanan seperti balapan liar dan juga tawuran. Para warga sudah menyuruh Geng Verdon untuk dibubarkan oleh pihak berwajib. Tapi, semua itu tidak terjadi saat Daniel selalu turun tangan setiap kali Sagara membuat masalah. 

"Oh, jadi lo ketua geng Vendor?" celetuk Viana dengan senyuman mengejek.

Bertepatan dengan itu, koki dan beberapa pelayan mengantarkan hidangan utama yaitu Bebek Panggang. 

Sagara mengangguk, "dan lo cewek yang suka nindas murid lain, kan?" balas Sagara tak kalah sinis. 

"Viana!"

"Sagara!" 

Tegur Daniel dan Arthur. Keduanya saling tatap tak nyaman dengan Sagara dan Viana yang justru saling mengibarkan bendera perang. 

Viana berdecih sinis, dia seakan lupa dengan keberadaan Daniel dan Arthur. 

"Seenggaknya gue gak pernah buat kerusuhan di jalanan." Viana tersenyum miring menatap Sagara yang ekspresinya berubah.

"Dan seenggaknya gue gak pernah ngerusak mental orang!" Sagara tidak mau kalah dengan Viana.

"Cukup! Kalian baru saja kenal kenapa udah mau ribut aja?" Daniel memijit pelipisnya yang terasa pening. 

Dia malu pada Arthur karena sikap Sagara yang seperti anak kecil. Arthur menatap tajam Viana menyuruh gadis itu untuk diam. Mendapati tatapan seperti itu, Viana segera menutup mulutnya diam. 

Hidangan utama kedua pun telah tersaji yaitu Ayam basil pedas. Mereka mulai menikmati makanan dengan tenang tanpa adanya percakapan. Sampai akhirnya makan malam telah selesai.

Detik itu juga, hidangan penutup tersedia. Panna cotta dengan saus buah. Namun, deheman Daniel menarik atensi Viana dan Sagara.

"Ada yang ingin saya sampaikan sama kalian berdua," kata Daniel menarik napas panjang. 

"Saya sama Arthur udah rencanain makan malam ini dari lama. Kami udah membuat kesepakan perjodohan untuk kalian berdua," lanjut Daniel membuat Sagara dan Viana terkejut. 

Jika saja Viana sedang minum atau makan mungkin dia sudah tersedak detik itu juga. Ini sangat mengejutkan untuk dirinya.

"Perjodohan?" Viana menatap Daniel dan juga Arthur dengan ekspresi tercengang.

Arthur mengangguk, "ya, perjodohan. Papa harap kamu engga nolak keputusan Papa ini."

"Maksud Papa, apa?" tanya Viana tatapan kecewa yang tidak bisa disembunyikan. "Papa mau buang aku dengan adanya perjodohan ini?" lanjut Viana saat melihat Arthur hanya diam.

"Berhenti berpikiran buruk tentang Papa, Viana. Papa cuma mau lakuin yang terbaik buat kamu!" jelas Arthur tak terima dengan tuduhan Viana. 

"Terbaik dengan jodohin aku sama cowok yang gak aku kenal sama sekali?" Viana tertawa sinis di depan Daniel, Arthur, dan juga Sagara. 

"Viana, cukup! Kamu engga ngerti sama tujuan Papa!" Arthur tersulut emosi dengan tindakan Viana yang mencoba melawannya. 

"Aku emang gak ngerti dan gak ada niatan buat ngertiin, Papa. Karena apa? Karena Papa aja gak pernah ngertiin aku!" Suara Viana tercekat di tenggorokan. "Kalo Papa berharap aku bakal nerima perjodohan ini! Itu gak akan pernah terjadi!"

"Viana!" Arthur menahan geram pada Viana. Dia tidak ingin merusak reputasinya sendiri di depan Daniel dan juga calon menantunya. 

"Aku juga nolak!" Suara Sagara membuat mereka menoleh pada lelaki itu. 

Viana tersenyum tipis perjodohan ini tidak akan pernah terjadi. 

"Kalian jangan bersikap egois hanya mementingkan keinginan pribadi aja. Tapi, kalian pikirin juga masa depan kita yang yang dikorbankan sama kalian berdua!" sergah Sagara membuat Daniel dan Artur terbungkam.

"Gara, maksud Papa engga kaya gitu. Papa cuー"

"Cuma cari keuntungan pribadi?" tukas Sagara cepat. Daniel mengepalkan tangannya menahan emosi pada Sagara. 

"Kita masih pelajar, kita masih punya masa depan, dan tentunya kita gak mau nikah muda!" lanjut Sagara yang diangguki Viana. 

"Kalian yang memperoleh keuntungan, sedangkan kita yang akan mengalami kerugian. Menikah tanpa adanya rasa cinta, lalu gimana nantinya ke depannya?" Viana berdiri dari duduknya. "Yang menikah karena rasa cinta aja ujung-ujungnya banyak yang cerai karena perselingkuhan dan KDRT." 

Viana teringat bacaan novel online yang pernah dibaca olehnya. Belum lagi berita yang sedang viral di media sosial. 

Daniel tertampar dengan penuturan Viana. Dia memaksakan diri untuk tertawa. 

"Pemikiran kamu terlalu jauh, Viana. Di luar sana banyak yang menikah karena perjodohan, tapi mereka hidup bahagia!"

"Tapi, itu mereka, Om. Nasib semua orang berbeda-beda!" Viana tetap mempertahankan pendapatnya. 

"Sudahlah keputusan yang kita buat untuk kebaikan kalian berdua. Kita juga udah mikirin masa depan kalian kaya apa nantinya. Jadi, jangan khawatir sama hal yang belum terjadi!" Arthur angkat bicara pada akhirnya. 

"Aku tetep nolak, Pa!" Viana dan Sagara berucap secara bersamaan. Keduanya saling tatap dengan sinis.

"Kalo kalian nolak, semua fasilitas akan ditarik!" ancam Daniel dan juga Arthur.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
waduh .... ancamannya ngeri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status