Share

Bab 41a

Masih lekat di ingatan peristiwa apa saja yang sudah terjadi lima tahun menjalin ikatan dengan Mas Hilman. Aku tak memungkiri, banyak kebahagiaan yang dirasakan saat bersamanya. Namun, tak jarang juga aku sering makan hati karena sikapnya. Apalagi beberapa bulan ke belakang.

Telapak tangan Mas Hilman yang mendarat di pipiku untuk pertama kalinya, masih terasa panas menjalar hingga ulu hati. Entah kebetulan atau tidak, sebuah pengkhianatan biasanya memang akan diikuti sikap yang berubah kasar dan tempramen.

"Ra, kamu belum menjawab pertanyaanku!" Ucapan Hanan membuatku kembali ke alam nyata.

Aku menoleh sebentar, lalu kembali memalingkan pandangan ke arah Ilham.

"Dulu, aku pikir, setelah kekurangan kasih sayang ayahnya, kehidupan Ilham akan sangat menyedihkan. Tapi ternyata, ketakutan itu terbantahkan saat melihat dia selalu bahagia dan ceria. Mungkin dia sudah membiasakan diri hidup tanpa keberadaan ayahnya itu." Aku menjeda kalimatku sejenak untuk mengambil napas.

"Dan sekarang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status