Share

Bab 36b

Aku menatap punggungnya dengan tatapan heran. Ada apa sebenarnya sama dia. Makin hari makin aneh aja.

Aku menggidikan bahu, lalu mengajak Ilham masuk ke dalam rumah seiring dua kotak es krimnya yang sudah habis tak bersisa.

"Ra, ini tadi ada yang nganterin ini!" Ibu menyodorkan sebuah amplop padaku.

Aku menerimanya dan langsung membukanya. Ternyata surat panggilan dari pengadilan agama. Aku membacanya sekilas. Kemudian terdiam cukup lama sampai memandangi selembar kertas yang masih dalam tanganku.

"Surat panggilan, Bu. Buat lusa," tuturku pada ibu.

"Gak usah datang. Biar cepet prosesnya,' titah ibu.

"Gitu, ya, Bu?" Aku menatapnya.

"Iyalah. Lagian ngapain datang. Buang-buang waktu aja," timpalnya.

"Oke, deh. Toh Zara juga harus bekerja. Masa baru beberapa hari kerja udah izin. Kan gak enak," balasku.

"Nah, iya. Mendingan kamu kerja." Ibu menyahut lagi. Ia pun kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk melaksanakan solat magrib karena adzan sudah berkumandang.

***

"Lho, Hanan mana?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status