Share

BAB 3

Author: NingsNingrum
last update Last Updated: 2024-03-27 13:48:52

Semua impian dan juga harapannya runtuh seketika. Semuanya menghilang tanpa bekas seperti istana pasir yang lenyap tergelung ombak.

"Jangan menangis Aera. Dia tidak pantas untuk air matamu yang berharga," lirihnya menguatkan diri.

Dengan sisa-sisa kekuatannya, Aera memutuskan untuk kembali ke rumah. Setelah membersihkan diri, Aera menuju dapur untuk memasak makan malamnya yang sudah sangat terlambat.

Ia mencampurkan sosis dan sebungkus tteok atau kue beras ke dalam ramen. Setelah matang, ia membawa panci ramen yang masih mengepulkan asap dari kuah merah yang mendidih itu ke meja rendah di depan televisi.

Aera memutar radio di aplikasi ponselnya. Beberapa hari ini ia sangat giat mendengarkan siaran dari salah satu saluran. Terkadang Aera suka mendengarkan siaran tersebut kala sedang lembur atau tidak bisa tidur.

"Rasa tidak ikhlas menerima kenyataan ketika kita ditinggalkan adalah pengalaman yang mungkin sebagian orang pernah merasakan. Beragam emosi akan keluar. Entah itu marah, sedih, menangis, berteriak adalah ungkapan rasa tidak terima sesuatu yang buruk menimpa kita. Hal tersebut sangat wajar dan setiap individu berbeda dalam menyikapinya." Suara lembut yang tidak asing dari penyiar radio tersebut menyapa pendengaran Aera.

Aera mengeraskan volume ponselnya dan berjalan menuju pantri untuk mengambil kaleng bir.

"The Journal of American Medical Association mengutarakan, perasaan dan respon kita itu masuk ke dalam tahapan berduka alias stages of grief. Tahapan itu ada lima. Awalnya kita akan menyangkal, lalu marah, kemudian berusaha menawar, depresi, lalu terakhir menerima."

Aera melambatkan kunyahannya. Ia menimbang keadaan dirinya berdasarkan apa yang penyiar itu sampaikan. Ia merasa bahwa apa yang dikatakan penyiar itu benar. Awal mulanya ia menyangkal kebenaran apa yang ia ketahui.

Menyiksa dirinya dengan topeng baik-baik saja yang selalu ia kenakan. Andai saat itu, ketika dirinya pertama kali melihat Sagara bersama seorang gadis, ia langsung mengakhiri semuanya, apakah keadaannya sekarang akan berbeda?

Tetapi semuanya telah terlambat. Ia kembali memberikan kesempatan kepada Sagara yang kemudian kembali membohonginya. Ia merasa kesabarannya sudah habis. Topengnya sudah tidak mampu menahan air matanya. Serta hatinya tidak selapang sebelumnya.

Aera meneguk birnya. Dahinya mengernyit kala cairan fermentasi apel itu turun melewati kerongkongannya. Walaupun sudah meneguk ratusan kali sejak ia legal untuk mencicipi minuman beralkohol tersebut, Aera tetap tidak bisa terbiasa.

“Jahat sekali….”

Aera kembali mengambil tegukan kedua. Tanpa sadar, ia meremas kaleng bir itu dengan tangan bergetar.

Aera merasakan bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk, ia berharap dapat terbangun dan menemukan dirinya masih berada di dalam dekapan Sagara. Atau setidaknya, Sagara menemuinya dan mengatakan bahwa semuanya itu tidaklah benar.

“Itu tidak benar, kan?”

Aera merasakan kepalanya mulai berat. Ia membiarkan suara penyiar yang terdengar semakin jauh itu.

Satu kaleng ternyata tidak cukup, jadi Aera mulai mengeluarkan lebih banyak bir dari kulkas. Ia meminumnya dengan cepat, secepat bir itu bereaksi. Aera menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan.

Sepertinya tidak masalah jika satu malam lagi ia lewati dengan mata yang basah sebelum menjemput mimpi.

***

"Aera Larasati."

Suara tegas milik Sagara mengudara tepat sebelum Aera meninggalkan dapur. Aera tahu bahwa Sagara sedang kesal sekarang. Tetapi ia sama sekali tidak ingin peduli.

Aera menghela napas panjang.

"Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?" tanya Sagara segera setelah Aera mendudukkan diri di sofa yang berada di hadapannya. “Apa yang membuatmu sampai semabuk itu?”

Aera mendengus. "Bukankah pertanyaan itu untukmu?"

"Jangan membalikkan ucapanku. Apa yang kau pikirkan ketika meminum bir itu, Aera Larasati?" tanya Sagara tajam.

"Dan apa yang kau pikirkan setelah membohongiku, Sagara Balamani?" serang Aera.

Ia tidak dapat menahan emosinya. Melihat bagaimana Sagara yang menghakiminya karena setengah kaleng bir yang ia tenggak membuat emosinya naik ke ubun-ubun.

"Kau mengatakan padaku kau memantau pembangunan di Gangnam, nyatanya kau sedang berbelanja dengan seorang wanita dan menggendong seorang balita! Mungkin aku bodoh karena bisa kau bohongi, tetapi aku tidak buta! Siapa mereka? Katakan padaku, siapa mereka!?"

Sagara terpaku. Lidahnya terasa kelu, ia sama sekali tidak bisa menjawab satupun pertanyaan Aera. Ia merasa telah tertangkap basah.

"Jawab aku, Sagara Balamani! Siapa mereka?" desak Aera.

Melihat Sagara yang terdiam membuat Aera takut bahwa persepsinya benar. Bahwa Sagara telah membohonginya.

Air matanya kembali luruh. Bagaimana Sagara kembali memadamkan cahaya kepercayaan terakhir yang susah payah ia jaga. Diamnya Sagara menjadi sebuah jawaban untuknya.

Di tengah perdebatan mereka, ponsel Sagara di atas meja bergetar.

"Ah, jadi namanya Bomi?" lirih Aera ketika membaca nama sang pemanggil di ponsel Sagara. Nama yang sama dengan yang terakhir Aera curigai.

Dengan sigap, Sagara membalikkan ponselnya tanpa berniat untuk menjawabnya.

"Dengarkan penjelasanku—" ucap Sagara patah-patah sambil berusaha menggenggam tangan Aera.

Tetapi Aera menghindar, dan ponsel Sagara kembali bergetar, membuatnya terpaksa untuk mematikan panggilan itu.

"Aera, tolong beri kesempatan untuk aku menjelaskan…." ucap Sagara memelas.

Sebelum Aera sempat menjawab, ponsel Sagara kembali bergetar. Dengan sigap Aera mengambil ponsel itu dan menekan tombol hijau menerima panggilan itu.

"Eunbi terjatuh, aku harus bagaimana?"

Suara wanita di seberang sana terdengar panik dengan latar suara bayi yang menangis keras. Aera tersenyum miris sedang Sagara terlihat kalut.

"Semuanya pilihanmu. Silahkan pergi atau tetap berada di sini. Aku tidak akan menahan ataupun melarangmu."

Aera masih diam, membiarkan Sagara memilih. Namun, hal yang terjadi kemudian, justru membuat seluruh tubuhnya melemas.

Sagara menyambar ponselnya, dan pergi dari rumah itu.

Tak!

Pintu tertutup dengan keras, membiarkan Aera seorang diri dalam rumah yang dingin itu.

Ketakutan terbesarnya saat ini datang begitu cepat. Sagara Balamani yang pergi meninggalkannya dan membiarkan dirinya menanggung semuanya sendirian. Aera memeluk dirinya menangis tersedu, menumpahkan semua perih yang ia pendam selama ini.

Tak ada yang aneh jika semuanya ia hubungkan. Berapa lama Sagara telah membohonginya? Aera tak berani menghitung.

Walau masih pening, Aera kembali mengambil beberapa kaleng bir dalam kulkasnya. Akhir-akhir ini minuman beralkohol itu sudah seperti sahabat karib baginya.

Saat tegukan kedua pada kaleng ketiga, pening yang menderanya semakin menjadi. Bahkan ia tidak dapat merasakan kakinya yang menapak pada lantai.

Aera hampir tumbang saat ponselnya berbunyi. Susah payah ia melangkah hingga bisa mencapai ponselnya di atas meja makan.

“Halo,” ucapnya serak sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.

[Kau baik-baik, saja?]

“Aku? Tentu—”

Bruk!

[AERA! AERA!]

Related chapters

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 4

    Aera mengerjapkan matanya pelan. Aroma karbol yang kuat membuatnya mendesah. Walau belum sadar sempurna, tetapi ia dapat mengetahui di mana keberadaannya saat ini.Ada sedikit nyeri di bagian belakang kepalanya. Ia yakin, bahwa kepalanya terbentur cukup keras sebelum dirinya kehilangan kesadaran. Lengan kirinya terasa berdenyut saat ia mencoba mengangkat tangannya. Sebuah selang infus terpasang sempurna yang membuatnya meringis.“Kau sudah sadar?”Secara otomatis ia menghadap pintu masuk. Seorang pria berjubah putih mendekatinya. Itu wajah yang familiar, yang sudah lama tidak ia lihat karena kesibukan.“Menurutmu? Apakah aku terlihat sedang sekarat saat ini?” jawab Aera kepadanya sambil kembali memejamkan mata.“Sepertinya kau sudah membaik. Aku akan mengijinkanmu untuk pulang,” seloroh pria itu lagi sambil dengan cermat memperhatikan laju cairan infus. “Apa yang kau rasakan sekarang?”“Badanku seperti babak belur. Seluruh tubuhku terasa nyeri.”Pria itu mengangguk. “Sebentar,” ucapny

    Last Updated : 2024-03-27
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 5

    Aera menggeret kopernya memasuki sebuah apartemen sederhana yang telah disiapkan untuknya. Ia merebahkan dirinya di atas kasur yang terbalut seprai berwarna mint. Mencoba memejamkan matanya. Ia terlalu lelah, berharap hari ini dapat segera berakhir. Bahkan air matanya sudah mengering. Perjalanan Seoul-Jeonju yang selama empat jam ia habiskan di bus sedikit menghibur dirinya. Aera bangkit dan menyibak tirainya, langit senja terlihat indah dengan beberapa kawanan burung yang terbang kembali pulang. "Bahkan mereka memiliki rumah untuk kembali pulang," lirihnya. "Mama mengambil keputusan yang benar kan? Kita berdua bisa melewatinya bersama." Aera mengelus perutnya dengan lembut. Sumber kekuatannya saat ini. Ia tidak boleh mengorbankan anaknya yang tidak tahu apapun. Karenaa ia sadar, bahwa yang ia miliki hanya ini adalah janin yang berada dalam kandungannya. Perjalanannya akan sedikit lebih berat mulai saat ini. “Mama akan sekuat tenaga untuk tidak membiarkanmu kesusahan,” gumamnya

    Last Updated : 2024-03-27
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 6

    Tiga Tahun Kemudian. "Yoonji-ya, hari ini baik-baik ya sama Jiwoo imo. Mama janji akan pulang cepat." Aera mengecup kedua pipi balita yang berada di gendongan seorang wanita. Balita itu hanya tertawa sambil bertepuk tangan, seakan mengatakan bahwa ia akan menjadi anak yang baik hari ini. "Jangan khawatir. Nikmati saja acaramu. Ini kali pertama kau mengikutinya, bersenang-senanglah. Karena aku dan Yoonji juga akan bersenang-senang hari ini," ujar wanita itu meyakinkan Aera. "Terima kasih banyak, unnie. Aku titip Yoonji, semua kebutuhannya sudah aku siapkan disini," ucap Aera sambil menyerahkan sebuah tas yang berisi susu dan segala kebutuhan Yoonji. Karena company gathering tahun ini tidak menginap, Aera akhirnya memutuskan untuk ikut. Walaupun awalnya Aera mempertimbangkan untuk kembali absen, Jiwoo berhasil membujuknya dengan mengajukan diri untuk mengasuh Yoonji. Pasalnya Aera selalu absen di kegiatan company gathering dengan beralasan mengurus Yoonji. "Hubungan di tempat kerja

    Last Updated : 2024-03-28
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 7

    "Jadi, lusa kakak akan berangkat ke Amerika?" tanya Aera setelah meletakkan cangkir kopi di atas meja dan duduk di sofa.Seojin yang sedang asik bermain dengan Yoonji hanya mengangguk. Seojin kemudian membawa Yoonji dalam gendongannya ketika gadis kecil itu terlihat merengek bosan dengan mainannya."Seharusnya Kak Seojin bisa meneleponku saja. Tidak perlu jauh-jauh kemari," ucap Aera. Ia merasa sangat tidak enak karena bukannya beristirahat atau mempersiapkan keberangkatanya, Seojin malah menemuinya."Tidak masalah, aku tidak menggunakan mobil pribadi, jadi aku bisa sambil beristirahat di kereta. Aku ingin bertemu denganmu dan Yoonji."Selain itu, Seojin juga memiliki satu misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh Aera. "Ah, iya. Ini untukmu." Seojin memberikan sebuah paper bag berwarna putih.Aera dengan bingung menerimanya. "Aku heran, kenapa kau selalu melupakan hari ulang tahunmu? Apakah itu bukan hal yang penting?"Aera tersenyum getir, omelan Seojin mengingatkannya pada Sagar

    Last Updated : 2024-04-03
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 8

    “Jadi, company gathering kali ini akan ke Jeju?”Aera yang sedang menyuapi Yoonji hanya mengangguk sekilas. Ia tidak tahu apa yang membuat gadis yang telah menjadi tetangganya selama tiga tahun itu terlihat antusias.“Aku akan menjagakan Yoonji untukmu.”Gadis itu beringsut mendekati Aera yang masih tekun menyuapi Yoonji yang asik berceloteh sambil sesekali mengikuti gerakan kartun yang tertayang di televisi.“Tiga hari waktu yang lama, Jiwoo. Aku tidak pernah meninggakalan Yoonji selama itu.” “Aku akan mengosongkan jadwalku.”Aera mengembuskan napas. Ia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran Song Jiwoo. Bagaimana mungkin ia rela mengosongkan jadwal hanya untuk menjaga Yoonji. Apalagi Jiwoo bukanlah seorang gadis pengangguran.“Kak, ini kesempatan untukmu. Mungkin dengan mengikuti kegiatan ini, kakak bisa naik jabatan.”Aera berpikir sejenak. Tidak salah apa yang dikatakan oleh Jiwoo. Selama empat tahun ia bekerja, jabatannya hanya berubah dari pegawai magang menjadi pegawai tet

    Last Updated : 2024-06-06
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 1

    “Damn, Aera …”Pria itu menggeram tepat di bibir Aera yang menggelora sambil sedikit mendorong pinggulnya ke tubuh Aera.Aera bisa merasakan gairah pria itu dari balik pakaian mereka, dan itu saja sudah cukup membuatnya kewalahan. Walau begitu, ada jutaan kupu-kupu memenuhi dan menggelitik rongga perutnya.Wanita itu telah lama menantikan momen seperti ini setelah sekian lama. Setelah perasaan itu mendingin beberapa bulan terakhir, ini adalah kesempatannya. Sekali lagi, ia mencoba kembali merayu sang pria. Ia sengaja meningkatkan permainannya.“Cepat, Sagara…,” gumam Aera.Ciuman pelan dan menyiksa, berubah menjadi penuh gairah dan menuntut hingga semua sel dalam tubuh Aera melonjak seolah mengatakan bahwa inilah pasangannya yang sempurna.Kehangatan di pangkal pahanya berkumpul menjadi gairah panas yang menyiksa dan menggelora.Jemari lentik Aera turun menjelajahi dan meraba halus membuat erangan Sagara kembali terdengar. Sagara mengambil alih ciuman penuh lumatan itu setelah Aera be

    Last Updated : 2024-02-22
  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 2

    “Saga, jawab aku. Apakah kau berselingkuh?”Sagara mengerutkan dahinya. Aera sempat melihat gurat panik, dan dengan cepat Sagara segera menutupinya. Aera tersenyum miring kemudian memberikan ponsel pria itu.“Siapa itu?” tanya Aera kemudian.“Ini bukanlah apa-apa. Bomi hanya salah satu klienku,” ucapnya setelah membaca pesan yang telah terbuka, lalu meletakkan begitu saja di meja. Sagara pun dengan tenangnya berjalan ke kulkas dan mengambil bir.Aera hanya mampu tersenyum sinis. “Aku baru tahu jika klien bisa langsung menghubungimu seperti itu. Bukankah seharusnya ia harus menghubungi Nona Park, sekeretarismu?”Sagara segera berbalik, dan menatap Aera.Namun, Aera justru semakin sinis mendengar pertanyaan Sagara. “Ah, bukankah kau harus segera pergi untuk menemuinya?” lanjut Aera lagi.Sagara mendudukkan diri di sebelah Aera. “Tidak. Aku akan tetap di sini. Bomi bukanlah siapa-siapa. Percaya padaku.”Aera bergeming. Sagara menggenggam tangan kanan Aera yang bebas. Namun, tetap mengaba

    Last Updated : 2024-03-27

Latest chapter

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 8

    “Jadi, company gathering kali ini akan ke Jeju?”Aera yang sedang menyuapi Yoonji hanya mengangguk sekilas. Ia tidak tahu apa yang membuat gadis yang telah menjadi tetangganya selama tiga tahun itu terlihat antusias.“Aku akan menjagakan Yoonji untukmu.”Gadis itu beringsut mendekati Aera yang masih tekun menyuapi Yoonji yang asik berceloteh sambil sesekali mengikuti gerakan kartun yang tertayang di televisi.“Tiga hari waktu yang lama, Jiwoo. Aku tidak pernah meninggakalan Yoonji selama itu.” “Aku akan mengosongkan jadwalku.”Aera mengembuskan napas. Ia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran Song Jiwoo. Bagaimana mungkin ia rela mengosongkan jadwal hanya untuk menjaga Yoonji. Apalagi Jiwoo bukanlah seorang gadis pengangguran.“Kak, ini kesempatan untukmu. Mungkin dengan mengikuti kegiatan ini, kakak bisa naik jabatan.”Aera berpikir sejenak. Tidak salah apa yang dikatakan oleh Jiwoo. Selama empat tahun ia bekerja, jabatannya hanya berubah dari pegawai magang menjadi pegawai tet

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 7

    "Jadi, lusa kakak akan berangkat ke Amerika?" tanya Aera setelah meletakkan cangkir kopi di atas meja dan duduk di sofa.Seojin yang sedang asik bermain dengan Yoonji hanya mengangguk. Seojin kemudian membawa Yoonji dalam gendongannya ketika gadis kecil itu terlihat merengek bosan dengan mainannya."Seharusnya Kak Seojin bisa meneleponku saja. Tidak perlu jauh-jauh kemari," ucap Aera. Ia merasa sangat tidak enak karena bukannya beristirahat atau mempersiapkan keberangkatanya, Seojin malah menemuinya."Tidak masalah, aku tidak menggunakan mobil pribadi, jadi aku bisa sambil beristirahat di kereta. Aku ingin bertemu denganmu dan Yoonji."Selain itu, Seojin juga memiliki satu misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh Aera. "Ah, iya. Ini untukmu." Seojin memberikan sebuah paper bag berwarna putih.Aera dengan bingung menerimanya. "Aku heran, kenapa kau selalu melupakan hari ulang tahunmu? Apakah itu bukan hal yang penting?"Aera tersenyum getir, omelan Seojin mengingatkannya pada Sagar

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 6

    Tiga Tahun Kemudian. "Yoonji-ya, hari ini baik-baik ya sama Jiwoo imo. Mama janji akan pulang cepat." Aera mengecup kedua pipi balita yang berada di gendongan seorang wanita. Balita itu hanya tertawa sambil bertepuk tangan, seakan mengatakan bahwa ia akan menjadi anak yang baik hari ini. "Jangan khawatir. Nikmati saja acaramu. Ini kali pertama kau mengikutinya, bersenang-senanglah. Karena aku dan Yoonji juga akan bersenang-senang hari ini," ujar wanita itu meyakinkan Aera. "Terima kasih banyak, unnie. Aku titip Yoonji, semua kebutuhannya sudah aku siapkan disini," ucap Aera sambil menyerahkan sebuah tas yang berisi susu dan segala kebutuhan Yoonji. Karena company gathering tahun ini tidak menginap, Aera akhirnya memutuskan untuk ikut. Walaupun awalnya Aera mempertimbangkan untuk kembali absen, Jiwoo berhasil membujuknya dengan mengajukan diri untuk mengasuh Yoonji. Pasalnya Aera selalu absen di kegiatan company gathering dengan beralasan mengurus Yoonji. "Hubungan di tempat kerja

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 5

    Aera menggeret kopernya memasuki sebuah apartemen sederhana yang telah disiapkan untuknya. Ia merebahkan dirinya di atas kasur yang terbalut seprai berwarna mint. Mencoba memejamkan matanya. Ia terlalu lelah, berharap hari ini dapat segera berakhir. Bahkan air matanya sudah mengering. Perjalanan Seoul-Jeonju yang selama empat jam ia habiskan di bus sedikit menghibur dirinya. Aera bangkit dan menyibak tirainya, langit senja terlihat indah dengan beberapa kawanan burung yang terbang kembali pulang. "Bahkan mereka memiliki rumah untuk kembali pulang," lirihnya. "Mama mengambil keputusan yang benar kan? Kita berdua bisa melewatinya bersama." Aera mengelus perutnya dengan lembut. Sumber kekuatannya saat ini. Ia tidak boleh mengorbankan anaknya yang tidak tahu apapun. Karenaa ia sadar, bahwa yang ia miliki hanya ini adalah janin yang berada dalam kandungannya. Perjalanannya akan sedikit lebih berat mulai saat ini. “Mama akan sekuat tenaga untuk tidak membiarkanmu kesusahan,” gumamnya

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 4

    Aera mengerjapkan matanya pelan. Aroma karbol yang kuat membuatnya mendesah. Walau belum sadar sempurna, tetapi ia dapat mengetahui di mana keberadaannya saat ini.Ada sedikit nyeri di bagian belakang kepalanya. Ia yakin, bahwa kepalanya terbentur cukup keras sebelum dirinya kehilangan kesadaran. Lengan kirinya terasa berdenyut saat ia mencoba mengangkat tangannya. Sebuah selang infus terpasang sempurna yang membuatnya meringis.“Kau sudah sadar?”Secara otomatis ia menghadap pintu masuk. Seorang pria berjubah putih mendekatinya. Itu wajah yang familiar, yang sudah lama tidak ia lihat karena kesibukan.“Menurutmu? Apakah aku terlihat sedang sekarat saat ini?” jawab Aera kepadanya sambil kembali memejamkan mata.“Sepertinya kau sudah membaik. Aku akan mengijinkanmu untuk pulang,” seloroh pria itu lagi sambil dengan cermat memperhatikan laju cairan infus. “Apa yang kau rasakan sekarang?”“Badanku seperti babak belur. Seluruh tubuhku terasa nyeri.”Pria itu mengangguk. “Sebentar,” ucapny

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 3

    Semua impian dan juga harapannya runtuh seketika. Semuanya menghilang tanpa bekas seperti istana pasir yang lenyap tergelung ombak."Jangan menangis Aera. Dia tidak pantas untuk air matamu yang berharga," lirihnya menguatkan diri.Dengan sisa-sisa kekuatannya, Aera memutuskan untuk kembali ke rumah. Setelah membersihkan diri, Aera menuju dapur untuk memasak makan malamnya yang sudah sangat terlambat.Ia mencampurkan sosis dan sebungkus tteok atau kue beras ke dalam ramen. Setelah matang, ia membawa panci ramen yang masih mengepulkan asap dari kuah merah yang mendidih itu ke meja rendah di depan televisi.Aera memutar radio di aplikasi ponselnya. Beberapa hari ini ia sangat giat mendengarkan siaran dari salah satu saluran. Terkadang Aera suka mendengarkan siaran tersebut kala sedang lembur atau tidak bisa tidur."Rasa tidak ikhlas menerima kenyataan ketika kita ditinggalkan adalah pengalaman yang mungkin sebagian orang pernah merasakan. Beragam emosi akan keluar. Entah itu marah, sedih

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 2

    “Saga, jawab aku. Apakah kau berselingkuh?”Sagara mengerutkan dahinya. Aera sempat melihat gurat panik, dan dengan cepat Sagara segera menutupinya. Aera tersenyum miring kemudian memberikan ponsel pria itu.“Siapa itu?” tanya Aera kemudian.“Ini bukanlah apa-apa. Bomi hanya salah satu klienku,” ucapnya setelah membaca pesan yang telah terbuka, lalu meletakkan begitu saja di meja. Sagara pun dengan tenangnya berjalan ke kulkas dan mengambil bir.Aera hanya mampu tersenyum sinis. “Aku baru tahu jika klien bisa langsung menghubungimu seperti itu. Bukankah seharusnya ia harus menghubungi Nona Park, sekeretarismu?”Sagara segera berbalik, dan menatap Aera.Namun, Aera justru semakin sinis mendengar pertanyaan Sagara. “Ah, bukankah kau harus segera pergi untuk menemuinya?” lanjut Aera lagi.Sagara mendudukkan diri di sebelah Aera. “Tidak. Aku akan tetap di sini. Bomi bukanlah siapa-siapa. Percaya padaku.”Aera bergeming. Sagara menggenggam tangan kanan Aera yang bebas. Namun, tetap mengaba

  • SUAMI UNTUK PENGANTIN YANG TERBUANG   BAB 1

    “Damn, Aera …”Pria itu menggeram tepat di bibir Aera yang menggelora sambil sedikit mendorong pinggulnya ke tubuh Aera.Aera bisa merasakan gairah pria itu dari balik pakaian mereka, dan itu saja sudah cukup membuatnya kewalahan. Walau begitu, ada jutaan kupu-kupu memenuhi dan menggelitik rongga perutnya.Wanita itu telah lama menantikan momen seperti ini setelah sekian lama. Setelah perasaan itu mendingin beberapa bulan terakhir, ini adalah kesempatannya. Sekali lagi, ia mencoba kembali merayu sang pria. Ia sengaja meningkatkan permainannya.“Cepat, Sagara…,” gumam Aera.Ciuman pelan dan menyiksa, berubah menjadi penuh gairah dan menuntut hingga semua sel dalam tubuh Aera melonjak seolah mengatakan bahwa inilah pasangannya yang sempurna.Kehangatan di pangkal pahanya berkumpul menjadi gairah panas yang menyiksa dan menggelora.Jemari lentik Aera turun menjelajahi dan meraba halus membuat erangan Sagara kembali terdengar. Sagara mengambil alih ciuman penuh lumatan itu setelah Aera be

DMCA.com Protection Status