Sementara itu, Laura seolah menggoda Kenriki agar memutuskan sendiri apa yang ada di dalam pikirannya. Ia hanya menempelkan bibirnya saja ke permukaan bibir sang suami tanpa melakukan pergerakan apapun.Hingga akhirnya, Kenriki bergerak dan mengecup tipis permukaan bibir wanita tersebut dan memundurkan sedikit wajahnya agar ia bisa melihat reaksi Laura setelah ia melakukan hal demikian.Wajah itu merona, membuat Kenriki menjadi gemas sendiri dan akhirnya mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang diajukan oleh istrinya tadi. "Caraku berusaha untuk tidak merasa terancam adalah, aku meyakinkan pada hatiku sendiri bahwa kau bukan sesuatu yang harus dihindari tapi sesuatu yang harus direngkuh dan dijaga, karena kau juga melakukan hal yang sama padaku sejak dulu...."Jawaban yang diberikan Kenriki membuat Laura jadi puas. Wanita itu bergerak dan mencium tipis pula permukaan bibir sang suami lalu ia memeluk suaminya tersebut seperti meluapkan perasaan sayangnya yang sangat menggebu-gebu.Ke
Mitha cepat bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah menghampiri seseorang yang baru datang dan menyapa mereka itu sambil membungkukkan tubuhnya sedikit untuk memberikan hormat pada orang tersebut."Dokter Linda sedang mencari saya?" tanyanya karena tadi orang yang memang Dokter Linda itu memanggil Mitha saat Dewa dan Jee justru sedang bertengkar."Iya, soal Kenriki, saya tahu kamu adalah orang yang banyak ikut andil untuk membuat dia sembuh, terakhir saya berkomunikasi dengan Kenriki adalah dia mengatakan sudah berhasil menyentuh istrinya, tapi setelah itu ponselnya tidak aktif, saya khawatir terjadi sesuatu karena tempo hari saya juga meminta Laura istrinya untuk cepat pulang ketika ia sedang bekerja karena Kenriki seperti diserang seseorang."Dokter itu bicara dengan suara perlahan karena tidak mau Jee dan juga Dewa mendengar apa yang ia katakan."Kebetulan, kami juga sedang bicara tentang hal itu, Dokter, mereka teman-teman saya yang juga tahu tentang kasus Kenriki.""Benarkah?"
"Tidak, Dokter salah mengira, bukan seperti itu maksudnya, Dokter adalah dokter Kenriki yang tahu Kenriki luar dalam, meskipun Dokter tidak tahu penyebab Kenriki sampai menderita sindrom seperti itu, aku rasa, bukan berarti Dokter tidak bisa melakukan tugas Dokter dengan baik."Mitha buru-buru merespon karena melihat raut tersinggung sang dokter ketika bicara demikian pada mereka semua. Perlahan, wajah perempuan berambut sebahu itu tidak lagi menegang seperti tadi. Sepertinya, apa yang diucapkan Mitha, cukup membuat kemarahannya yang tadi sempat terpancing jadi mereda kembali."Maaf, aku jadi emosi. Sebenarnya, kalian benar, aku sebagai dokter justru tidak bisa melakukan apapun ketika Kenriki butuh kesembuhan, aku berusaha semaksimal mungkin, tapi tetap saja Kenriki ketergantungan obat penenang, sampai akhirnya ada Laura dan Mitha masuk dalam kehidupan Kenriki, aku merasa perubahan itu semakin nyata, Mitha dan Laura yang membuat Kenriki melakukan kemajuan, aku harus mengakuinya."Per
"Kau ingin memerasku?""Aku tidak minta uang darimu, Pak Kinardo, aku hanya ingin anakmu balas budi, membalas semua yang pernah aku lakukan untuknya, apakah itu terlalu berlebihan? Hitung saja berapa tahun Kenriki berada di luar negeri, dan berapa tahun Anda tidak bisa memberikan dana untuk pendidikannya? Itulah jasaku, Pak! Anda tidak boleh menutup mata untuk hal itu!""Tapi, Kenriki bekerja, dia bekerja sambil kuliah, tidak menggunakan uang kamu! Kalau memang Kenriki memakai uang kamu, sebutkan berapa, berikan buktinya setelah itu aku akan menggantikannya.""Mengganti? Bagaimana cara Anda mengganti uangku? Perusahaan Anda saja sekarang sedang tidak baik kondisinya, kenapa sangat angkuh bisa mengganti? Sudahlah, aku juga tidak perlu diganti dengan uang! Aku ingin anakmu yang membalas budi, bukan diwakili olehmu!"Pak Kinardo untuk sesaat tidak bisa berkata-kata merespon apa yang diucapkan oleh Erna. Apa yang dikatakan Erna tidak sepenuhnya salah, ia berlagak angkuh bisa membayar semua
"Aku punya cara sendiri, karena aku psikiater!""Cara apa? Ingat, Fani, kalau kau bertindak sembarangan, karirmu taruhannya, kau akan mencoreng nama baikmu sendiri!"Fani tersenyum kecut mendengar apa yang diucapkan oleh Dokter Linda. Keinginannya yang meminta nomor ponsel Kenriki tidak bisa ia realisasikan karena Dokter Linda tidak mau memberikan, dengan perasaan dongkol, perempuan itu akhirnya keluar dari ruang dokter tersebut, dan ia masih sempat mendengar, Dokter Linda memberikan dirinya peringatan agar ia tidak bertindak gila karena akan membuat dirinya sendiri terbelit masalah pada akhirnya, dan Fani hanya mengiyakan tanpa berniat benar-benar mengiyakan lantaran perempuan itu terlanjur penasaran.Sementara itu, Dewa yang sudah mendapatkan kabar dari Kenriki dan Laura bahwa keduanya sudah sampai di rumah yang direkomendasikan oleh Dewa menghubungi Ari, karena ia merasa Ari seperti tahu dengan apa yang terjadi dengan Kenriki saat di luar negeri, dan ia ingin memecahkan misteri ten
"Salah satu istri pejabat penting di luar negeri itu bilang kalo mereka itu pacaran.""Kau mendengar sendiri hal itu?""Gue kenal, makanya gue tau.""Kau kenal? Jadi kau bisa menghadirkan orang itu untuk menjadi saksi?""Kagak mungkin.""Apa?""Ya, kagak mungkin dia mau jadi saksi karena ya, itu pasti bikin nama baik dia rusak.""Dia tidak mau nama baiknya rusak, tapi dia merusak nama baik orang lain.""Itu karena Kenriki perlu uang, kan? Mereka saling menguntungkan, apa yang harus dibahas lagi setelah itu?""Masalahnya mental orang rusak, Ari, apa kau tidak paham juga untuk masalah itu?""Setiap apa yang kita putuskan itu ada risikonya, jadi gue yakin sebelum melakukan itu juga Kenriki tau risikonya.""Ah, aku sudah bicara panjang lebar, tapi kau tidak paham juga apa yang jadi maksudku, kau payah sekali.""Bukan macam itu, gue paham maksud lu, tapi yang jadi pertanyaan gue, masa gue harus bawa itu nyonya ke elo, malas amat gue, jauh cuy, luar negeri, gue punya uang pun malas bawa dia
"Ada apa?" tanya Ari karena wajah Dewa terlihat aneh di matanya."Kenriki bilang, Erna mengancam ayahnya, kalau dalam jangka waktu 5 hari, Kenriki tidak kembali ke rumah, lalu bersedia menikah dengan Erna, maka kejadian di luar negeri itu akan disebarkan oleh Erna, kau tahu risikonya apa bagi ayah Kenriki? Perusahaannya pasti akan hancur berantakan.""Heeem, terus?""Ayolah, kau tidak mau membantu dia menyelesaikan masalah ini? Hanya kamu saksi kunci itu, Ari, kau tidak boleh diam saja ketika ada seseorang ditindas seperti itu."Ari menghela napas panjang mendengar apa yang diucapkan oleh Dewa. Pria yang biasanya bawel dan banyak bicara itu sekarang berubah menjadi kalem dan terlihat sulit untuk ditebak isi hatinya.Sampai kemudian...."Gue pamit dulu, maaf, untuk apa yang lu mau, gue jadi saksi Kenriki, gue tetap bilang kagak bisa, tapi kalo lu mau tau siapa orang yang merencanakan itu semua, ya emang seperti yang gue bilang di awal, Erna itu adalah dalangnya, dan gue bilang mereka
"Kenapa? Tidak mau? Tidak masalah, aku juga tidak akan repot dengan permintaan dan tugas kamu yang banyak itu."Lyoudra mengepalkan telapak tangannya, ingin memaki tapi tidak bisa karena apa yang dikatakan oleh Combro memang tidak bisa ia sangkal sebab apa yang diinginkannya di luar dari target Combro dan bosnya, tentu saja Lyoudra tidak mampu untuk membantah meskipun ia sebal juga karena merasa diperas oleh Combro.Akan tetapi, jika ia sendirian untuk mengurus semua orang yang menjadi penghalangnya dalam menjerat Kenriki, Lyoudra merasa tidak sanggup juga, karena itulah, perempuan itu akhirnya mau tidak mau menuruti apa yang diinginkan oleh Combro meskipun setengah hati.Mereka berpisah setelah mencapai kesepakatan. Baik Combro maupun Lyoudra sama-sama sudah berpikir harus melakukan apa yang sudah mereka rencanakan.Di waktu yang sama, Kenriki dan Laura yang sekarang tidak lagi berada di kota Samarinda sedikit mulai beradaptasi dengan tempat baru mereka.Sebenarnya, rumah milik Dewa