Mendengar apa yang diucapkan oleh Kenriki, semuanya jadi terdiam untuk sesaat seolah berpikir apa yang harus mereka katakan untuk memberikan Kenriki solusi."Kak Dewa belum ngasih solusi untuk hal ini?" tanya Mitha dengan nada hati-hati."Dia bilang aku jangan banyak keluar dari rumah dulu, karena sekarang dia sedang berusaha untuk membicarakan hal ini dengan seseorang yang tahu semua tentang masalahku itu.""Dengan kata lain, Kak Dewa punya juru kunci? Saksi?"Kenriki mengangguk, membuat Mitha dan Rei saling pandang."Kalau dia punya saksi, masih ada harapan meskipun mungkin sedikit sulit karena Erna adalah orang yang bisa membalikkan situasi.""Dia punya uang untuk membeli kebenaran," ujar Kenriki dengan suara terbata."Walaupun begitu, kebenaran tetap akan menang asalkan orang itu kagak menyerah, kalo dulu lu mungkin banyak diem karena banyak yang lu khawatirkan, sekarang toh, semua juga udah pada tau terlebih orang-orang terdekat lu, mending lawan aja sampe abis, ada risiko emang,
Wajah Kenriki merah menahan malu tatkala mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri ia justru merasa senang karena diizinkan untuk menjamah istrinya kembali. Kenriki malu pada dirinya sendiri kenapa ia sekarang gampang bernafsu?Apakah ini normal? Atau, ia justru menderita sesuatu yang tidak beres setelah berhasil mengatasi perasaan takut disentuhnya tersebut?"Aku, cuma berpikir tentang reaksi ayahku saja, kalau nanti aku menceritakan semuanya pada beliau, mungkin aku tidak menceritakan semuanya, agar tidak membuat beliau terkena serangan jantung...."Akhirnya, Kenriki mengutarakan apa yang sejak tadi ia pikirkan sampai tidak bisa terlelap meskipun ia ingin melakukannya karena lumayan lelah."Kalau itu yang menurut kamu terbaik, enggak papa, perlahan aja, yang sekiranya perlu diceritakan, ceritakan lebih dulu, yang sekiranya terlalu tinggi resikonya ditunda sampai dapat waktu yang tepat untuk mengatakannya, yang penting itu adalah, kamu harus mengatakan pada beliau bahwa Erna ada
Kenriki kehabisan kata. Ia tidak tahu lagi, apa yang akan ia katakan pada sang istri untuk menyarankan bahwa istrinya akan membuang waktu jika tetap bersamanya padahal ia tidak bisa memberikan keturunan pada sang istri.Pada akhirnya, mereka bergantian untuk kembali mandi walaupun sebenarnya saat subuh haripun bisa mandi tapi baik Laura maupun Kenriki jika tidak langsung mandi keduanya justru tidak bisa tertidur usai melakukan hubungan suami-istri, karena itulah mau jam berapapun itu keduanya pasti membersihkan diri usai melakukan aktivitas intim tersebut.***Kegagalan Combro dan teman-temannya melakukan tugas membuat Lyoudra murka dan langsung menemui rentenir itu di rumahnya. Namun, sang rentenir balik mendamprat Lyoudra karena merasa terlalu menimpakan kesalahan pada mereka saja padahal mereka adalah tim yang sama dengan niat yang sama. Sementara itu, Erna yang sudah kesal karena ayah Kenriki tidak kunjung menghubunginya mengatakan Kenriki sudah kembali atau belum berniat untuk
"Bukan, Ari.""Ari?""Iya.""Terus berarti kasus Kenriki ini sudah dapat titik terang? Asalkan Ari mau bersaksi?""Benar. Tapi masalahnya, dia tidak mau melakukannya karena memikirkan akan menjadi heboh lantaran keluarganya tidak suka dia ada di depan publik.""Bukannya saksi juga bisa dirahasiakan identitasnya?""Tapi untuk masalah ini, kita perlu saksi di depan publik karena sudah terlanjur terlalu banyak orang tahu tentang Kenriki yang begini dan begitu.""Benar juga, jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanya Mitha dengan nada suara yang serius."Coba kamu bicarakan masalah ini dengan Ari, waktu kita tidak banyak, Erna sudah tidak lagi memberikan waktu pada ayah Kenriki itu artinya kapanpun dia akan melakukan apa yang diinginkannya tanpa peduli lagi dengan orang lain yang menerima akibatnya.""Masalah ini sudah dibicarakan ayah Kenriki, sebenarnya yang kita khawatirkan itu adalah kondisi Kenriki, sekarang traumanya sudah tidak terlalu parah, dia sudah bisa menyentuh dan disentuh ole
"Lu mau ketemu Erna?""Ya!""Kagak takut Erna macam-macam sama lu? Dia bisa membuat yang benar jadi salah begitu juga sebaliknya, lho.""Dia pikir dia siapa? Ayahku juga punya kuasa!"Kebetulan ini, biar ini cewek guna dikit, karena dia temen Sofia salah satu wanita yang membeli Kenriki, gue rasa bisa juga dia yang ngomong ke Sofia kalau kasus ini harus diluruskan, meskipun mungkin agak alot, karena Sofia pasti juga kagak mau lakinya tau sih....Hati Ari bicara demikian sambil mengusap wajahnya perlahan untuk memikirkan kata-kata yang tepat agar ia bisa bicara dengan baik pada Fani yang terkadang sulit untuk diajak bicara dengan kepala dingin jika sudah bicara dengannya. "Gue tanya sekali lagi, lu peduli dengan Kenriki karena demen sama dia, terus lu pengen nolong karena pengen gatel sama dia?" Fani melotot mendengar dua alternatif yang diucapkan oleh Ari. "Itu urusan aku, kenapa kamu repot mikirin soal itu?""Kenriki itu korban, lu jangan bikin pala dia makin sakit karena ulah lu
"Iya, Papi juga tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Erna, meskipun video itu memperkuat, tapi Papi tetap percaya Kenriki bukan anak yang seperti itu. Pasti Kenriki ditekan, kita doakan saja masalah yang ditimbulkan Lyoudra selesai agar mereka cepat kembali.""Mereka kembali dengan kondisi rumah kita yang seperti ini, apakah mereka tidak keberatan?""Insya Allah, tidak. Tapi, Papi berjanji akan berusaha keras untuk mengembalikan kehidupan kita seperti dulu, Mami yang sabar dulu, ya."Tante Keisya hanya mengangguk mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya. Meskipun berat dan sangat sesak menerima kondisi mereka yang sekarang, namun, Tante Keisya berusaha ikhlas dan berharap Kenriki juga Laura akan kembali pada mereka untuk hidup bersama lagi.***Hari terus berlalu, aparat keamanan desa di mana Laura dan Kenriki tinggal sudah memproses masalah yang ditimbulkan oleh Combro dan teman-temannya. Dari keterangan Combro, rentenir yang ingin menikahi Laura akhirnya ikut ditangkap po
"Ah, kami pulang membawa kabar baik untuk kalian, Laura hamil, jadi sebentar lagi, kalian akan menimang cucu."Dengan wajah yang semringah, Kenriki mengatakan kondisi sang istri hingga itu membuat kedua orang tuanya terbelalak. Mereka langsung menatap ke arah Laura yang terlihat sangat tidak sehat. Tante Keisya sampai mendekati Laura dan memegang perut Laura dengan wajah yang terlihat bahagia. Laura hanya mengangguk ketika sang ibu mertua menatapnya seolah bertanya apakah benar dirinya hamil?"Alhamdulillah, ya Allah, terima kasih Sayang, kamu benar-benar memberikan kado terindah untuk kami, terima kasih...."Tante Keisya langsung mencium Laura di pipi kiri dan kanan sambil memeluk menantunya itu dengan situasi hati yang sangat terharu. Laura membalas pelukan hangat sang ibu mertua sambil mengucapkan kata syukur karena ia sangat bahagia melihat mertuanya antusias seperti itu. "Tadinya, meskipun kamu tidak hamil, kami tetap ingin kalian kembali ke rumah bersama kami, maafkan kesalah
"Biar aku saja, Pi!" kata Kenriki tapi sang ayah tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh anaknya. Ia meminta Kenriki dan juga Laura segera masuk ke dalam kamar saja sementara ia yang akan membuka pintu di depan. Karena sang ayah terus memaksa, akhirnya, Kenriki dan Laura menyerah. Mereka menurut untuk masuk ke kamar, setelah anak dan menantunya sudah masuk ke kamar, Pak Kinardo langsung melangkah ke depan untuk membuka pintu. Ingin tahu siapa yang ada di luar sana, karena ia mengira pasti itu adalah Erna.Setelah pintu dibuka, ternyata dugaan Pak Kinardo benar. Di depannya sudah berdiri Erna dengan beberapa pria yang pastinya itu adalah anak buah ayah Erna seperti yang sudah-sudah."Mana dia?" tanya Erna tanpa basa-basi."Siapa?""Ya, Kenriki! Aku tahu dia sudah pulang, ke mana dia? Suruh dia keluar atau orang-orangku akan memaksa dia untuk keluar!""Dia tidak ada di sini, kamu sudah gila?" bohong Pak Kinardo. "Anak buahku melihat Kenriki ada di sebuah klinik, dia pasti pulang