Share

MARAH

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 18:34:32

357

Mentari duduk di kursi penumpang, menghela napas panjang sambil memandang jalanan yang sepi di luar jendela mobil. Udara sejuk dari mesin pendingin yang seharusnya menyejukkan terasa begitu berat, seolah memikul segala kecamuk di dalam dadanya. Samudra di sebelahnya, mencengkeram kuat handel stir, tak mengucapkan sepatah kata pun sejak mereka meninggalkan acara itu. Malam yang seharusnya indah, berujung kecanggungan.

“Kamu marah?” Samudra akhirnya memecah keheningan, suaranya rendah namun ada nada kekhawatiran yang kentara.

Mentari tidak langsung menjawab. Matanya masih tertuju pada lampu jalan yang berlarian di sepanjang jalan. Mobil membawa mereka kembali ke hotel. Pikirannya bercampur aduk, antara kesal, jengkel, dan sedikit tersinggung.

“Aku tidak marah, Mas.” Nadanya datar, namun jelas sekali itu bukan sekadar jawaban asal. “Aku hanya tidak suka kamu cemburu dengan hal-hal yang tidak perlu.”

Samudra tersenyum kecil, meski hatinya tertekan. “Tidak perlu? Kamu tahu Mas sejak du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Yayah Sofiah
blm up nih sdh bolak balik ngintip he he
goodnovel comment avatar
Sri Rejeki
lho ini masih ada lanjutannya apa ga to mbak?
goodnovel comment avatar
Sri Rejeki
lho ini masih ada lanjutannya apa ga to mbak ...?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KISAH YANG BARU TERKUAK

    358Bastian duduk di jok belakang mobil, bersebelahan dengan Samudra. Jalan menuju Pantai Cimaja Sukabumi –tampak lengang, hanya sesekali mobil lain melintas, mengingat ini bukan akhir pekan atau hari libur. Angin pantai yang segar mulai terasa di udara meskipun mereka masih beberapa kilometer dari tujuan.Bastian merasakan hatinya sedikit gundah. Bagaimanapun, ia tidak mengenal Richard selama hidupnya. Pertemuan mereka baru terjadi sekali di rumah sakit. Baginya, cukup sulit menerima pria yang baru datang dalam hidupnya dan langsung mengaku sebagai ayah.Namun, setelah perenungan panjang yang memakan waktu lumayan lama, nasihat Samudra dan juga dukungan Nuri, akhirnya ia memutuskan ingin menyambung tali silaturahmi dengan pria bule itu. Mungkin, meski tidak bisa langsung menerima sebagai ayah kandung, mereka bisa menjalin hubungan layaknya seorang teman.Sepertinya apa yang Nuri pikirkan benar adanya. Ia beruntung masih memiliki keluarga di dunia ini. Bukankah keluarga adalah harta y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   BERDAMAI

    359Bastian mengusap wajahnya dengan kasar. Mengingat kematian tragis sang ibu tak lama setelah keributan besar di rumah Hanggara, memang menyesakkan dada. Lebih sesak karena ia yakin pelakunya adalah Benny, yang merasa tertipu oleh Esther. Namun, Bastian tidak mungkin mengatakannya kepada Richard. Terlebih Benny juga sudah meninggal dengan mengenaskan, setelah hidupnya tersiksa oleh penyakit yang menggerogoti tubuhnya.Ia hanya bisa menangis dalam batin jika mengingat nasib keduanya. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua yang telah membesarkannya dengan limpahan harta. Bastian pernah merasa sangat bahagia menjadi anak Benny dan Esther. Biarlah kematian Esther menjadi rahasianya saja. Ia pun tidak meminta polisi untuk mengusutnya. Bastian hanya bisa berdoa agar dosa keduanya diampuni.Bastian terdiam cukup lama setelahnya, mencoba memproses setiap informasi yang Richard sampaikan. Ternyata, ayahnya yang selama ini dianggap pergi tanpa peduli, bahkan tidak tahu bahwa dirinya hadir ke d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KELUARGA BARU

    360Ruangan serba putih, aroma obat-obatan, dan hiruk-pikuk rumah sakit sepertinya belum bisa mereka tinggalkan jauh. Rasanya baru kemarin Nuri dan Bastian meninggalkan tempat berpusatnya segala kegiatan medis itu. Namun, kini mereka harus kembali akrab dengan tempat itu.Di atas tempat tidur pasien, Nuri terbaring lemah. Matanya menatap kosong ke langit-langit, seolah tak mampu merasakan apa pun lagi. Tangisnya telah mengering, tetapi hatinya masih terasa remuk.Bagaimana tidak? Ia harus menerima kenyataan bahwa janin yang baru beberapa minggu bersarang di rahimnya kini telah tiada. Calon anak yang sempat membuat hidupnya berbunga karena akan menjadi seorang ibu, telah berpulang bahkan sebelum sempat ia berbentuk manusia.Rasanya tidak berlebihan jika dirinya tak lagi memiliki semangat hidup setelah tahu bahwa calon anaknya telah gugur dini. Rasa bersalah selalu menghantui karena ia tidak bisa menjaga anak itu. Menjaga anak Bastian. Padahal, sang suami sudah berkali-kali meyakinkan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   HIDUP BARU

    361Rumah itu terletak tak jauh dari pantai, tempat angin laut lembut sesekali berhembus masuk melalui jendela yang terbuka. Udara di dalamnya terasa hangat, bercampur dengan aroma asin lautan. Dinding-dinding rumah tersebut sudah lama akrab dengan terpaan cuaca pantai, namun tetap berdiri kokoh, memberikan kehangatan tersendiri bagi para penghuninya.Rumah itu adalah milik keluarga Richard, di mana lima minggu ini Bastian dan Nuri ikut tinggal di sana, di sebuah kamar yang terletak di samping bangunan utama.Di dapur, Nuri dan Sari sibuk menyiapkan makan malam. Suara berirama dari pisau yang mengiris sayuran dan panci yang bergemerincing menciptakan melodi sederhana, selaras dengan tawa ringan dan obrolan santai di antara mereka. Nuri sesekali menyeka keringat di dahinya, meski senyumnya tak pernah hilang. Sementara Sari terlihat tenang, dengan gerakan tangan yang cekatan saat mengaduk sup dalam panci besar. Keduanya bekerja harmonis."Masakan Ibu enak, pantas Bapak tidak mau pulang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   ADIK IPAR

    362Bastian mempercepat langkahnya mendekati pantai, matanya memicing menatap dua sosok di kejauhan. Telinganya menangkap suara ombak yang menggelegar, tetapi pikirannya berputar di satu titik: Nuri dan Andra.“Nuri!” panggilnya dengan suara keras. Jantungnya berdetak cepat, bukan karena berjalan cepat, tetapi lebih karena sesuatu di dalam dadanya yang terbakar.Kedua sosok yang berdiri membelakanginya itu menoleh ke arahnya. Senyum cerah langsung terukir di bibir Nuri. Wanita itu dengan ceria melambaikan tangan. Sementara Andra hanya menatap Bastian dengan ekspresi datar, lalu mengangguk.“Aa, lihat deh!” seru Nuri, berlari kecil menghampirinya. “Langitnya tadi indah banget. Ada warna-warni yang muncul, kayak aurora gitu, A. Saya enggak pernah lihat yang kayak gini sebelumnya. Makanya, pas mau masuk kamar tadi, saya nggak jadi karena pemandangannya indah. Eh, kebetulan Andra juga ada di sini.”Bastian tak langsung menjawab. Dia hanya menatap istrinya yang begitu ceria dan Andra yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   CEMAS

    363Pagi itu, suasana meja makan yang biasanya hangat mendadak canggung. Nuri duduk diam di samping Bastian.“Nuri, kalau kamu benar-benar mau sekolah lagi, kita kembali ke Jakarta.” Ucapan Bastian tegas, tak memberi ruang untuk penolakan. Matanya menatap lurus ke arah Nuri, seolah menuntut jawaban yang cepat.Nuri menelan ludah, tak yakin harus menjawab apa. Bastian mendadak kasar, dan itu di depan semua keluarganya. Apakah ucapannya tadi salah? Sungguh, ia tidak ingin kembali ke Jakarta. Ia merasa nyaman tinggal di sini. Kehangatan keluarga ini berbeda, membuatnya merasa diterima.Nuri memberanikan diri menatap wajah suaminya yang merah padam, sangat kontras dengan kulit putihnya.Namun, sebelum Nuri sempat memberikan jawaban, Richard menyela, "Bas, tenanglah. Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Mungkin semua tidak seperti yang terlihat. Mungkin Nuri hanya terbawa suasana karena melihat Karin yang setiap hari memakai seragam sekolah. Tapi, kalaupun Nuri ingin mengambil paket, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   NASIHAT BAPAK

    364Nuri berdiri terpaku di pantai, napasnya tercekat saat melihat Bastian yang langsung berbalik tanpa sepatah kata. Tubuhnya terasa beku, bukan hanya karena angin malam dan air hujan yang dingin, tetapi juga karena kecemasan yang merayap perlahan.Tangan Andra masih menggenggam pergelangan tangannya, tapi Nuri segera menarik tangannya, menyadari bahwa situasinya semakin buruk."Aa..." bisik Nuri, suaranya teredam oleh deburan ombak dan hujan yang semakin deras.Tanpa berpikir panjang, Nuri berlari mengejar Bastian yang sudah menjauh. Hatinya dipenuhi kekhawatiran, takut Bastian salah paham. Hujan membasahi tubuhnya, namun ia tak peduli. Bastian harus tahu bahwa ia tak bermaksud seperti ini. Hanya butuh sedikit penjelasan, hanya itu yang ia harapkan."Aa, tunggu!" seru Nuri, namun Bastian tak menoleh. Langkah-langkah kakinya semakin cepat, seolah ingin melarikan diri dari apa yang baru saja dilihatnya.Nuri berlari, meski napasnya mulai tersengal-sengal. Sandal yang dikenakannya hamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEPUTUSAN BASTIAN

    365Bastian berdiri di depan jendela kamarnya, memandang pemandangan kota Jakarta dengan segala kesibukannya. Tangannya masih menggenggam ponsel. Ia sedang menelepon Richard, dan hatinya terasa lebih ringan. Sungguh, walaupun sudah dewasa dan memiliki keluarga, ia sangat membutuhkan sosok ayah yang bisa menuntunnya ke jalan yang benar, seperti Richard."Terima kasih, Pak. Aku tahu Bapak sengaja mengirim Andra ke Yogyakarta bukan cuma untuk kuliah. Bapak pasti paham kalau Andra punya perasaan sama Nuri," kata Bastian yakin.Richard hanya tertawa kecil di seberang, nada suaranya tenang tapi tegas. "Bapak cuma ingin semuanya berjalan dengan baik dan normal. Bapak sudah sangat bahagia kamu mau menerima Bapak, dan kita bisa berkumpul. Bapak ingin semua anak-anak Bapak rukun dan saling menyayangi. Bapak tidak ingin kehilanganmu lagi, tapi juga tidak mau Andra kecewa. Rasanya, ini jalan terbaik untuk kalian."Bastian menahan napas mendengar ucapan sang ayah yang mencoba netral. Jika menuruti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEJUTAN

    376Sore hari Nuri dikejutkan dengan kedatangan Rendra yang menjemputnya ke rumah baru mereka. Rendra meminta Nuri segera bersiap karena akan diantar ke suatu tempat. Katanya atas permintaan Bastian. Sementara Bastian sendiri tidak mengatakan apa pun, padahal waktu istirahat siang tadi mereka sempat bicara di telepon.Walaupun heran, tak ayal Nuri menurut karena sudah sangat mengenal orang kepercayaan Samudra yang dulu selalu melindungi dirinya dan Bastian itu.Rendra mengatakan ini kejutan, dan sebenarnya Bastian melarangnya untuk mengatakan lebih dulu, tapi terpaksa ia katakan karena awalnya Nuri menolak ikut. Dan benar saja, pengawal merangkap sopir itu pertama membawanya ke sebuah salon kecantikan. Di sana Nuri didandani sangat cantik. Gaun malam indah berwarna hitam membalut tubuh sintalnya. Nuri sampai pangling melihat bayangan dirinya sendiri di cermin.“Sebenarnya kita mau ke mana, Pak? Aa Bastian di mana?” tanya Nuri saat mereka sudah kembali berada di dalam mobil. Rendra memb

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KERESAHAN NURI

    375Kehidupan kembali berjalan normal setelah mereka pulang ke tanah air. Mereka melanjutkan hidup masing-masing dengan tetap membawa kehangatan keluarga yang semakin terjalin erat. Waktu seminggu liburan seolah menjadi isi ulang energi agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang sesungguhnya. Antusiasme efek isi ulang itu sangat berdampak dirasakan Mentari dan Samudra. Rasa cinta mereka pun bertambah berkali-kali lipat. Rasanya tidak ada lagi yang mereka inginkan dalam hidup selain tetap bersama.Pagi ini, seperti biasa Mentari mengantar suaminya yang akan berangkat ke kantor, hingga ke mobil yang menunggu di halaman. Tangannya yang mengait erat di lengan Samudra, juga kepalanya yang menyandarm anja selama berjalan hingga halaman, menandakan jika ikatan itu tak akan terpisahkan. Beberapa kecupan di wajah mentari menjadi salam perpisahan setiap kali Samudra akan berangkat ke kantor. Baginya, satu kecupan saja tidak cukup.Mentari melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak meni

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEHANGATAN KELUARGA

    374Keesokan paginya, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai, menerangi kamar hotel dengan cahaya keemasan. Mentari membuka matanya perlahan dan melihat Samudra masih tertidur lelap di sampingnya. Ia tersenyum kecil, merasa beruntung bisa menikmati momen ini.Perlahan, ia mengulurkan tangan, menyelipkan jemarinya di antara rambut Samudra yang acak-acakan, merasakan kelembutan helai-helainya yang sudah mulai memutih di beberapa bagian. Tanpa sadar, hatinya berdesir melihat wajah damai yang semakin hari semakin menambah kadar cintanya.Ia teringat perjalanan cinta mereka yang penuh liku—berawal dari nikah dadakan karena pergantian mempelai laki-laki, salah paham, kecurigaan, dipisahkan fitnah, hingga akhirnya berlabuh dalam cinta yang mendalam. Sekarang, mereka punya segalanya yang ia impikan: pernikahan yang harmonis, anak kembar yang lucu, dan waktu berharga berdua seperti pagi ini. Ia merasa amat bersyukur."Mas …" bisiknya penuh kelembutan, meski ia tahu suaminya belum benar-b

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   MENGENANG

    373“Akhirnya ….” Samudra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk berukuran besar di kamar hotelnya. Pria itu telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan kedua kaki menjuntai ke lantai. Entah ada keajaiban apa, tiba-tiba saja Bastian memaksa membawa si kembar ke kamarnya, katanya ingin mengajak mereka menginap di sana.Seperti mendapat durian runtuh, tentu saja Samudra merasa lega. Bagaimana tidak? Dua anaknya ingin bermain naik kuda-kudaan di punggungnya. Dua sekaligus.“Makanya, nikah jangan terlalu tua. Biar anak pas aktif-aktifnya, papanya masih strong ngajak mainnya,” ledek Mentari sambil melihat Samudra yang ngos-ngosan melayani kedua anaknya.“Kalau Mas nikah muda, pasti bukan sama kamu.”Mentari mengernyitkan keningnya.“Iya, kan? Kalau Mas nikah umur dua puluhan, pasti bukan sama kamu, karena saat itu kamu masih bau kencur. Mungkin masih ingusan. Belum bisa dinikahi.”Mentari memutar bola mata, tapi ucapan Samudra ada benarnya. Selisih usia mereka cukup jauh. Kalau Samudr

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEBAHAGIAAN SEMPURNA

    372Pagi itu, matahari Paris menyentuh lembut jendela kamar hotel tempat Nuri dan Bastian menginap. Begitu Nuri membuka jendela, aroma bunga musim semi menyeruak ke dalam kamar, membawa sensasi kebahagiaan yang sempurna.Paris di musim semi adalah lukisan hidup: pohon-pohon sakura bermekaran di taman-taman kota, bunga-bunga aneka warna menghiasi jalanan, dan angin yang sejuk membelai wajahnya, membuat wanita itu tersenyum.Nuri berbalik menghadap ranjang tempat Bastian masih terlelap. Pertarungan panas mereka tadi malam memang menyisakan kelelahan yang teramat. Pantas jika sang suami masih nyenyak. Namun, agenda hari ini padat, dan Nuri tidak mau melewatkannya.Terlebih, hari ini mereka akan menikmatinya bersama keluarga Samudra.Nuri berjalan menuju pintu, lalu keluar dan mendatangi kamar sebelah tempat Samudra dan keluarganya menginap.Ia langsung mengetuk pintu. Tidak menunggu lama, Mentari membukanya.“Hai, Nur. Sudah cantik aja, nih. Sepertinya kamu sudah siap ya, jalan-jalan.” M

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEINDAHAN

    371Panik, Bastian berjalan ke arah kios tempat terakhir kali ia melihat Nuri. Ia menanyakan pada beberapa orang di sekitarnya dengan menyebutkan ciri-ciri Nuri, namun tak seorang pun mengetahui istrinya.Aneh, dalam sekejap saja, Nuri hilang seolah ditelan bumi.Pikiran Bastian mulai dipenuhi kekhawatiran. Ini negara orang, dan Nuri baru ke sini. Tidak bisa bahasa Prancis maupun Inggris. Bagaimana kalau ia tersesat?Bastian memutuskan untuk menghubungi Nuri melalui ponsel, tapi panggilannya tak tersambung.“Nomornya tidak aktif,” gumamnya, merasakan kekhawatiran yang semakin besar. Ia terus mencoba, namun hasilnya tetap sama. Napasnya mulai tak beraturan, bayangan buruk terus menghantui pikirannya.Bagaimana jika Nuri diculik? Atau tersesat jauh? Ini Paris, negara yang asing bagi istrinya.Tanpa berpikir panjang, ia mulai menyusuri setiap sudut jalan, berharap bisa menemukan sosok Nuri yang entah kenapa bisa hilang secepat ini.Langkah Bastian semakin cepat, dadanya mulai terasa sesa

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PARIS

    370Paris menyambut dua keluarga itu dengan segala pesonanya yang melegenda. Bastian, Nuri, Samudra beserta Mentari dan juga si kembar, turun dari taksi di depan hotel bergaya klasik yang berada di jantung kota.Gedung hotel itu berarsitektur ala Eropa kuno dengan detail balkon berornamen besi tempa dan jendela besar berbingkai kayu putih. Setiap sudutnya tampak seperti lukisan, begitu indah dan romantis. Paris memang terkenal dengan pesona abadinya, dan hari itu, senyum tak pernah lepas dari bibir Nuri.Wanita mungil itu langsung membulatkan mulutnya. Tak henti-henti ia mengagumi kota mode itu semenjak menginjakkan kaki di bandara Charles de Gaulle tadi.“Aa….” Nuri memekik seraya menyatukan kedua tangannya yang terkepal di depan dada. Tubuhnya sedikit membungkuk. “Kita benar-benar di Paris, ya?” tanyanya polos tanpa melihat Bastian karena pandangannya terus menyapu seluruh sudut kota.Bastian tersenyum. Pun dengan Samudra dan Mentari yang ikut mendengar. Antara bahagia yang Bastian

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   RUMAH BARU

    369Bastian mengusap wajahnya setelah mengembuskan napas berkali-kali. Laki-laki itu duduk di sofa dengan wajah menunduk, kedua siku bertumpu di atas pahanya.Suara langkah ayah dan adiknya semakin memudar di kejauhan, membawa kelegaan sekaligus kepedihan yang menyatu dalam dadanya. Rasa lelah dan berat di dadanya mulai bergulir. Ia tahu, sejak saat ini, hubungan dengan keluarga tidak akan sama lagi.Ia yakin, meski tadi sudah menjabat tangannya karena paksaan sang ayah, Andra tidak akan begitu saja melupakan semua ini. Dan Richard? Bastian sangat yakin bahwa mulai saat ini pria itu akan membatasi diri dalam memberikan kasih sayang dan perhatian padanya karena khawatir menimbulkan kecemburuan dari anaknya yang lain.Padahal Bastian sudah sangat bahagia memiliki keluarga. Siapa sangka kebahagiaannya harus diwarnai dengan drama kecemburuan dari adiknya yang berlanjut dengan percobaan merebut istrinya.Sebuah tepukan mampir di pundak Bastian. Sentuhan itu seperti jangkar yang membawanya

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   DILEMA AYAH

    368Kedua tangan Bastian kembali mengepal kuat. Wajahnya yang sempat tenang kini kembali memerah dan tegang. Andai bukan karena gelengan Nuri yang menunjukkan ketakutan dan tatapan memohon dari Samudra agar ia tetap tenang, wajah Andra yang sudah babak-belur itu mungkin akan dibuatnya semakin tak berwujud.Bastian menahan napas, padahal dadanya sudah naik-turun dengan cepat."Aa..." Nuri mendekat. "Jangan dengarkan dia. Dia hanya mengada-ngada. Itu sama sekali tidak benar. Aa tahu saya hanya menyukai Aa." Wajah Nuri pucat, sorot ketakutan terpancar jelas. Tangannya meraih tangan Bastian."Saya hanya menganggapnya sebagai adik. Tidak lebih," lanjut Nuri mengiba. "Kalaupun tadi saya menemuinya, itu karena dia bilang mau pamitan sebelum ke Yogya. Kami tidak sempat bertemu sebelum kita kembali ke sini." Suara Nuri terdengar lirih dan bergetar."Sungguh, kalau saya tahu akan seperti ini, saya akan membangunkan Aa saat dia menelepon dari depan pintu. Aa, percayalah pada saya. Dia gila kalau

DMCA.com Protection Status