255Samudra memejamkan matanya dengan kesal. Kedua tangannya mengepal erat. Bahkan setelah wajah sang sopir tak dapat dikenali lagi karena baru saja menjadi sasaran empuk dua pria berbadan besar, Heru tetap saja tak mengaku menyusul Mentari masuk ke minimarket. Apalagi sampai bersekongkol mengakibatkan hilangnya Mentari.Pria bernama Heru itu bersikukuh jika orang dalam video bukan dirinya. Ia bahkan sampai bersumpah demi nama Tuhan. Ia tetap mengaku tinggal di dalam mobil selama menunggu istri bosnya itu belanja.“Bagaimana ini, Bos? Dia masih belum mengaku. Dia bisa mati kalau terus dipukuli.” Hamish yang ikut bingung, bertanya. Heru sudah terkapar di lantai sebuah ruangan, tetapi tak kunjung mau mengaku.Samudra mengembus napas kasar. Sungguh, ia sebenarnya tidak tega melihat pria yang selama ini dipercaya mendampingi Mentari terkapar tak berdaya dengan wajah babak-belur, tapi tidak ada pilihan selain meminta keterangan pria itu karena wajahnya yang tertangkap kamera bersama istri
256“Apa kamu suka di sini?”Mentari mengerjap dan menoleh ke asal suara. Namun, ruangan yang tidak begitu terang karena hanya pencahayaan kecil di atas sana, matanya tak dapat menangkap jelas wajah seseorang yang barusan bertanya. Hanya silau yang ia dapatkan dari pantulan cahaya lampu kecil itu. Terlebih posisinya yang meringkuk.Sebuah sepakan terasa di kakinya bersamaan pertanyaan yang kembali meluncur.“Aku sedang bertanya padaku, Mentari. Apa kamu suka di sini?”Mentari memejam, darahnya mendadak mendidih. Ingin rasanya berteriak di depan wajah orang yang melakukan ini padanya. Bagaimana ia mau menjawab, sementara mulutnya saja disumpal sesuatu.Kaki dan tangannya bahkan diikat dengan kuat.Mentari memaksa otaknya untuk mengingat apa yang terjadi sebelum ini padanya.Ia meninggalkan Samudra di rumah sakit setelah suaminya itu tidur pulas. Bukan karena tega, tetapi Rumi yang menelepon jika Bulan dan Barra mulai rewel di rumah. Padahal stok susu masih banyak.Ia pulang tanpa memba
257“Sudah kukatakan jangan berteriak di depanku! Di sini, kamu bukan siapa-siapa!” Ratri membentak seraya mencengkeram dagu Mentari dengan sangat kuat.“Mungkin suami dan mertuamu menyanjung dan menujamu seolah kau seorang putri raja, tapi bagiku, kamu bukan siapa-siapa! Aku bahkan bisa melenyapkan nyawamu saat ini dalam beberapa detik saja!”“Dan kamu akan mendekam di balik jeruji besi selama sisa hidupmu!” Mentari mencoba melawan walaupun hanya dengan kata-kata.“Oh, tidak masalah.” Ratri menyeringai. Tangannya bahkan menggoyang wajah Mentari solah itu adalah mainan dalam genggamannya.“Aku tidak takut mendekam di balik penjara, asalkan puas dapat melihat suami tercintamu menderita seumur hidupnya tanpamu di sisinya. Aku akan tertawa senang melihat pria payah itu menangisi dan meratapi kepergianmu. Dan … kesedihannya pasti berlipat karena anak-anakmu kehilangan ibu mereka ter-sa-yang.” Ratri mendekatkan wajahnya lagi hingga jarak mereka hanya beberapa inci saja. Bukan hanya itu, ia
258“Mentari ….”Dengan tertatih-tatih, Samudra keluar dari mobil, lalu mengejar wanita berkerudung yang berjalan di trotoar.“Tari ….” panggilnya lagi dengan terus mempercepat langkah walaupun terseok, hingga ia dapat menggapai lengan baju si wanita. Ditariknya lengan itu agar pemiliknya menghadap padanya. Pakaian dan kerudung yang mirip dengan yang dipakai Mentari tadi pagi membuatnya yakin jika itu adalah sang istri. Namun ….“Ada apa, ya?”Samudra tertegun. Ia mundur dan pundaknya meluruh, sebelum berbalik dan berkata.“Maaf, keliru orang, Mbak.”Pria itu berjalan gontai menuju kembali ke mobilnya yang terjebak di lampu merah. Sampai semalam ini, ia belum juga menemukan Mentari. Padahal Hamish dan beberapa orang yang menyertainya sudah mencari hingga seluruh penjuru ibu kota.Rumah Mentari tak luput dari tujuan mereka. Dengan melompati pagar dan mendobrak pintu, ia dapat masuk ke sana. Namun, bukan menemukan Mentari seperti tujuannya, hatinya malah dibuat semakin remuk redam karen
259“Kalau aku meminta statusmu, apa suami dan ibu mertuamu tersayang itu akan memberikannya?” tanyanya dengan mencondongkan kepala.“Apa maksudmu?”Ratri mengibaskan tangannya. “Jangan berpura-pura bodoh! Kalian semua tahu apa yang aku inginkan, tapi kalian berpura-pura tidak tahu dan tidak mau tahu. Kalian semua malah sengaja mempermalukanku. Kalian pikir aku akan diam saja, hah?” Kembali Ratri membentak. Bukan hanya itu, sepatunya menginjak punggung kaki Mentari yang tanpa alas, hingga wanita itu menjerit kesakitan. Namun, gegas tangan Ratri membekap mulut Mentari agar teriaknya tidak terdengar keluar.Alhasil Mentari hanya menggeram dengan punggung kaki yang terasa remuk karena Ratri bukan hanya menginjaknya, tetapi juga menekan dan menuusukkan ujung sepatunya.Mentari merasakan tubuhnya lemas pasca Ratri menghentikan aksinya. Air mata yang sejak tadi ditahannya, kini meluncur bebas sudah karena rasa sakit yang tidak terkira. Wanita itu menangis mengenaskan.Apalagi yang dapat ia
260“Bos yakin mau ikut masuk?” Hamish menatap wajah Samudra yang semakin kusut.“Tentu saja, aku harus menyelamatkan istriku.”“Tapi kondisi Bos ….”“Sudah kubilang lukaku tidak lebih penting dari keselamatan istriku.”“Aku hanya takut mereka dalam jumlah banyak, Bos. Kita kan, tidak tahu bagaimana kekuatan mereka. Lagipula, ini baru praduga. Ada yang mencurigakan di sana. Belum tentu juga itu istri bos disekap di sana.”“Makanya kalian pastikan dulu, baru setelah itu beritahu aku. Jika benar istriku di sana, aku akan masuk sendiri.”Hamish mengangguk dan menginstruksikan beberapa pengawal yang sudah disewanya untuk mengecek lokasi gudang terbengkalai dekat bangunan yang terbakar. Sementara beberapa lainnya menginterogasi petugas keamanan yang berjaga.Pasca gulung tikar tempo hari, perusahaan itu memang memiliki beberapa ruangan yang terbengkalai karena Samudra mengefektifkan fungsi-fungsi bangunan menjadi hanya beberapa saja yang dipakai setelah ia mengoperasikannya lagi. Ada sebua
261“Mendekatlah, dan istri tersayang Bapak akan terbang bebas.”Seringaian menghiasi wajah wanita yang memegang tali yang terhubung ke tangan wanita lainnya yang terduduk lemas.Wajah Samudra memucat seketika seolah darah tidak mengalir ke sana. Kedua tangannya mengepal. Sungguh, tidak pernah menyangka jika akan melihat wanita tercintanya diperlakukan sampai seperti ini.Mentari pernah mendapatkan perlakukan buruk juga dari wanita yang menginginkan dirinya, tapi ini jauh lebih buruk. Ratri lebih menakutkan dari Lucy. Atau mungkin sama saja? Hanya karena dulu ia tidak melihat langsung bagaimana Lucy memperlakukan mentari, bukan berarti apa yang Mentari rasakan lebih ringan.Sumpah demi apa pun rasa bersalahnya kepada sang istri menjadi berlipat-lipat. Karena menjadi istrinya, Mentari yang tidak bersalah harus dua kali merasakan diperlakukan semena-mena oleh dua wanita yang menginginkan dirinya.“Ratri, apa kamu sudah gila?” Walaupun dengan suara bergetar, Samudra membentak. “Lepaskan
262“Oh, mantan bosku yang terhormat juga datang rupanya. Suatu kehormatan bagiku.” Ratri menyambut Widya dengan wajah tenang seperti dulu, setelah beberapa saat lalu sempat tersentak kaget.“Kalian keluarga yang sangat kompak, ya. Baguslah, semua sudah berkumpul biar segera kumulai saja pertunjukkannya,” lanjutnya. Pandangannya bergantian terarah Samudra yang masih duduk bersimpuh dan juga wanita sepuh yang menatapnya tajam.“Pak Samudra, dan anda Bu Widya yang terhormat, apa ada yang mau disampaikan sebelum Mentari tercinta kalian ini terjun bebas ke sana?” Ratri menunjuk ke bawah sana.“Dasar wanita tidak tahu malu, tidak tahu diuntung! Apa urat malumu sudah putus? Kamu makan di rumahku selama ini, lalu mengais rezeki di perusahaan menantuku, inikah balasannya?” Widya mengecam.“Anda hanya menghitung kebaikan kalian saja, Bu. Seolah saya ini hanya pengemis di rumah kalian. Kalian lupa kalau aku bekerja. Bahkan dengan segala loyalitas tertinggi. Aku bekerja, Bu. Maka, pantas bukan k