SUAMI ONLINE
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Menikah dengan suami yang rupawan dan mapan akan menjadi idaman setiap perempuan, termasuk Kenes Nismara. Hidup menua dan saling mencintai bersama suami sampai nanti, sampai mati. Akan tetapi, itu hanya sebatas mimpi baginya.
Usianya yang hampir tiga puluh tahun, ia masih menyandang gelar jomlowati elegan. Kenapa elegan? Karena meskipun jomlo, ia tidak pernah memberikan harapan palsu pada laki-laki. Sakit rasanya.
Padahal jika mau mengingat sudah ada beberapa pria yang ingin serius menjalin hubungan. Namun, hati belum tergerak sama sekali. Tidak ada pria yang bisa menarik hatinya. Semua pria yang mendekat hanya mengincar keberhasilannya. Tanpa pernah tahu bagaimana prosesnya.
Sebagai wanita karir yang berada di puncak kesuksesan, seharusnya bisa mudah mendapatkan jodoh. Tangan tinggal menunjuk sesuai kriteria yang diinginkan. Namun, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kenes memilih sendiri daripada harus dituntut menikah karena usia. Ia ingin menikah apabila sudah waktunya. Ia percaya jodohnya sudah disiapkan Tuhan. Meskipun sering meminta di setiap sujudnya, tetapi nyatanya sosok itu belum juga menghampirinya. Mungkin tersesat di tengah pencarian.
Sosok pria yang bisa membuat dirinya jatuh hati pada pandangan pertama, masih ditunggunya dengan setia. Ia sampai melupakan usia yang semakin tua.
Kenes adalah perempuan tangguh. Hidupnya digunakan untuk bekerja dan bekerja. Meski bukan pegawai negeri, tetapi hasil dari usahanya cukup lumayan. Ia membeli apa pun yang diinginkan untuk menunjang penampilannya.
Satu hal yang ia tidak bisa ... pria. Kenes tidak bisa membelinya.
Setahun sudah ia memilih pergi dari rumah meninggalkan orang tua dan belajar hidup mandiri. Kenes menyewa rumah yang terbilang cukup untuk tinggal seorang diri di dekat Alun-Alun kota. Ia sengaja berlari dari tuntutan sang ibu dan bersembunyi di balik kesibukan.
Kenes masih mengingat ucapan sang ibu ketika menyampaikan niatnya. Ada rasa tidak rela kala itu. Wajahnya menyiratkan rasa kecewa melihat anaknya enggan menikah.
“Pikirkan lagi, Enes ... mending kamu menikah saja. Jadi kamu tak perlu kerja. Usiamu juga sudah matang. Buat apa banyak uang kalau suami saja kamu tak punya. Kamu mau dikatai perawan tua?”
“Aku bukan perawan tua hanya karena belum menikah. Jadi berhentilah memaksaku, Bu ....”
Ekspresi sang ibu yang mencoba menerima keputusan anaknya membuat dada merasa nyeri. Kenes tanpa sengaja menyakiti hati keduanya. Seiring berjalannya waktu, mereka memilih mengalah menerima kemauan sang anak.
Semarah apa pun orang tua, ia akan selalu menyayangi anaknya. Sedangkan anak selalu mendekat, meski diusir beberapa kali.
Sekarang ia bisa membuktikan kerja kerasnya. Satu tahun lebih merintis warung seblak akhirnya membuahkan hasil. Kenes memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa titik ramai. Untuk mencapai proses itu dibutuhkan banyak tenaga dan pikiran super ekstra. Pengorbanan waktu dan juga cintanya ikut menjadi sasaran.
Untuk membuat pelanggan tidak bosan, Kenes mencoba penambahan toping berbeda. Mulai dari rasa original, toping ceker, bakso, dan masih banyak lagi. Level kepedasan juga ada tingkatannya sendiri, dari level satu sampai level tujuh. Konsep warung yang diusung untuk nongkrong kawula muda ternyata mampu menarik pembeli dari berbagai kalangan.
Bagi pencinta pedas, tempat ini cukup banyak yang memburu, khususnya para remaja. Selain itu, untuk tempat nongkrong minum kopi atau santai dengan pacar dan keluarga, 'Waroeng Seblak Kenes' adalah rekomendasi yang tepat. Apalagi dilengkapi full musik. Pengunjung dipastikan betah tinggal berlama-lama. Lampu warna-warni juga semakin menambah keramaian.
Ada juga yang hanya datang untuk segelas teh manis sembari memandang pemilik warung. Tidak dimungkiri, Kenes memiliki wajah cantik dengan kulit yang bisa dibilang tidak putih dan juga hitam, tetapi itulah titik pesonanya.
Jadi, wajar saja kalau penampilan Kenes mengundang lelaki mendekat ke warungnya.
Ketika ada waktu senggang, Kenes menggunakan untuk beristirahat. Ponsel yang bergetar di meja sedikit mengagetkannya. Kenes tetap menjawab meski enggan menerimanya. Nama sang ibu menghiasi layar ponselnya.
"Halo, Bu ...."
"Kamu kapan balik, Kenes?"
Kenes menghela napas dalam. Ia tahu tujuan kepulangannya pasti akan dikenalkan dengan laki-laki.
"Masih sibuk, Bu. Mungkin bulan depan. Apa ada hal penting?" tanya Kenes.
"Ibu sudah nemu calon suami buat kamu. Pokoknya kamu pasti suka. Dan dia bisa menikahimu kapan saja. Dia lelaki baik, sopan, pekerja keras, ganteng ... pokoknya pas." Suara Ibu terdengar antusias akan perjodohan ini.
Sebenarnya bukan perjodohan, tepatnya pemaksaan.
Kenes lagi-lagi terdiam, menolak sama saja akan menyakiti hati ibunya. Namun, soal hati bukankah tidak bisa dipaksa?
"Kenes gak janji, Bu. Tapi kalau untuk ketemu dulu, sih, oke ...." Kenes masih berupaya mengulur waktu.
"Ndak perlu. Jumat depan kalian langsung ijab. Kalau kamu sibuk, gak perlu pulang tidak apa. Biar calon suami sama saksi dan wali serta penghulu saja yang hadir. Nanti dihubungkan lewat video call," jelas sang ibu lagi.
'Segitunya Ibu nyuruh aku nikah? Masa nikah virtual sama orang yang tidak kenal? Sama aja kaya beli kucing dalam karung,' gerutu Kenes dalam hati. Mungkin kesalnya sudah sampai di ujung kepala.
Kenes merasa jenuh disuruh menikah terus menerus, karena menikah bukan perkara mudah. Melainkan menyatukan dua visi untuk satu tujuan. Akan tetapi, sekarang sepertinya mengalah menjadi pilihan terbaik. Ia tidak mau menjadi anak yang tidak berbakti.
"Kamu denger gak? Pokoknya, Ibu tidak mau denger penolakan apalagi pembantahan. Sudah cukup, Ibu nururti kemauanmu. Sekarang giliran kamu yang nurut," tegasnya lagi. Lalu sambungan telepon terputus begitu saja.
"Aaarrrggghhh ...!"
Kenes memaki diri sendiri sembari mengacak rambutnya. Ucapan Ibu sepertinya tidak main-main kali ini.
"Masa aku nikah pakai virtual sih? Jaman udah modern malah mau punya suami online. Ketemu juga belum, udah main ijab. Kan, hati jadinya kaya terjerembab," ucap Kenes lirih. Seakan merutuki nasibnya sendiri.
Seseorang diam-diam memperhatikan gerak dan ekspresi wajah yang menurutnya lucu juga menggemaskan.
Wanita cantik yang penampilannya sebelas dua belas dengan orang jalanan. Cara memakinya juga sama persis. Tawanya hampir saja pecah melihat tingkahnya yang berbanding terbalik dengan wajah ayunya.
"Mbak, oke kan?" tanya seseorang itu yang tergerak ingin mendekat.
Kenes mendongak, menatap orang yang bertanya padanya. Sekali, ia mengedipkan matanya. Kedua, matanya tak berkedip memandang makhluk ciptaan Tuhan yang nyata. Suaranya terdengar merdu dan mampu menghipnotis akal sehatnya.
Meskipun masker menutupi separuh wajah, tetapi matanya memancarkan aura wajah rupawan.
"Eh, oh, aku oke. Ada yang bisa dibantu?" tanya Kenes setelah perasaanya kembali mode biasa. Padahal dalamnya luar biasa. Berantakan.
"Ma--maf ... rambutnya," tunjuknya ke arah rambut yang seperti sarang burung.
Seketika Kenes merapikan rambut dengan ujung jarinya. Apes! Pertama bertemu pria yang masuk dalam impiannya justru dalam keadaan berantakan.
Malu? Banget lah.
Sang pria menatapnya lekat, membuat Kenes salah tingkah. Cara dan gayanya terlihat natural, tanpa dibuat-buat. Ia menyukainya.
Pria lain biasanya pasti sudah merayunya dengan ciri khas gaya buaya kelaparan. Kenes langsung memberikan penolakan. Penolakan yang langsung membuat Kenes ingin segera berlari.
Dering ponsel menjeda obrolan mereka sejenak. Sang pria memberi kode untuk menerima panggilan telepon. Kenes merespon dengan mengangguk disertai senyum.
Jarak yang tidak terlalu jauh, membuat Kenes dapat mendengar pria itu berbicara.
"Iya, Ma. Ini aku lagi mau menuju ke tempat. Aku akan lakukan apa pun untuk Mama. Termasuk menikah dengan wanita pilihan Mama. Ya udah, aku mau lanjut jalan lagi."
Ada rasa yang entah apa merasuk ke jiwa. Kenes seakan sakit tapi tidak tahu karena apa. Saat ia mendengar mau menikah, layu sudah bunga yang baru saja mekar. Hatinya patah seketika menjadi dua.
Nasibnya ternyata sama-sama dijodohkan. Bedanya, ia masih enggan menerima, sedangkan pria itu ... menerima.
Pria itu kembali mendekat setelah memasukkan ponsel ke saku. Ada rasa penyesalan mengapa pertemuan ini terjadi sekarang. Kenapa tidak seminggu sebelumnya saat belum ada perjodohan.
"Mbak, teh manisnya berapa?"
"Tiga ribu, Mas."
Pria itu memberikan selembar kertas berwarna biru. Kenes menerima dengan gemetar. Bukan karena saling bersentuhan jemari, tetapi karena kembaliannya tidak ada. Ia lupa menukar uang receh.
"Em, maaf, Mas ... kembaliannya belum ada," ucap Kenes sambil mengembalikan lagi. "Enggak usah bayar aja. Hari ini teh manis sedang ada promo gratis. Itung-itung ngerayain besok Jumat mau nikah," imbuh Kenes sok baik. Padahal hatinya sudah kejungkir bolak-balik.
"Mbak-nya mau nikah hari Jumat? Kok, sama? Aku juga mau nikah hari itu. Wah, bisa barengan ya?" Pria itu bertanya seolah berpikir nasibnya sama.
"Ya bisa. Kan, memang para jomlo masih banyak yang gentayangan. Kayak aku gini. Yang gak bisa itu, kalau kita tukeran jodoh," jawab Kenes asal. Sang pria tertawa mendengar ucapan wanita yang sikapnya apa adanya.
Lagi, Kenes merasa tersihir mendengar tawa manisnya yang mengandung gula. Desiran dalam dada tetiba datang tanpa diundang, membuat hati seakan dipenuhi suara kendang.
"Mbak bisa aja. Namanya siapa?" tanya sang pria.
"Kenes. Kenes Nismara."
"Aku, Emran. Senang bertemu denganmu, Ken-ken."
Ada rasa seperti mendapat banyak gulali mendengar panggilannya berubah imut. Manis.
Setelah perkenalan tanpa jabat tangan, Emran berlalu meninggakan impian demi kenyataan yang nampak di hadapan. Rasa yang ada mungkin disimpan di tempat aman.
Kenes mau tidak mau harus merelakan pertemuan menjadi kenangan sekaligus bayangan. Bayangan tentang khayalan memilikinya.
Ah, kenapa dalam hidup yang namanya kenyataan selalu menjadi hal yang menakutkan.
"Coba aja calon suaminya bisa diganti sama Emran. Boleh bermimpi, kan, ya?"
Mimpi jangan di siang bolong!
-------***--------
Bersambung
SUAMI ONLINE 2Oleh: Kenong Auliya Zhafira Jumat adalah hari yang tidak diinginkan Kenes. Hari ini ia akan melepas statusnya. Sebenarnya ia ingin melawan dan berlari sejauh mungkin, ke tempat di mana tidak ada aturan perjodohan dan pernikahan. Maka tidak akan ada istilah yang menyebut 'Perawan Tua' untuk wanita belum menikah.I'm single, very happy. Single? Why not?Perawan tua itu sudah mengenakan kebaya seadanya. Berdiri menatap cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Kebaya yang sering dipakai untuk undangan hajatan tetangga, sebentar lagi akan menjadi saksi pernikahan konyol ini.Untuk menghindari fitnah dan kehaluan, Kenes meminta Bu Hesti, tetangga sebelah rumah, agar mau menemani melewati hari yang cukup menorehkan sejarah baru dalam hidupnya.Ia masih mengingat dengan jelas wajah Bu Hesti
SUAMI ONLINE 3Oleh: Kenong Auliya Zhafira Kehadiran orang yang mendadak apalagi dengan cara yang luar biasa nyeleneh, tentu akan menimbulkan rasa sungkan. Mungkin tepatnya ... risih. Dan belum terbiasa.Pikiran aneh dan menggila bisa saja hadir di kepala. Apalagi ditambah sikapnya yang bergaya. Lagaknya sok ganteng. Akan tetapi, emang lumaya sih ... cukup mewah kalau diajak kondangan dan pergi-pergi.Kenes menggeleng beberapa kali, mengenyahkan pikiran gaib yang sempat singgah sebentar. Tidak etis kalau bibir bilang tidak tapi hati malah bertindak memuji."Aku nggak disuruh masuk, Dek?" tanyanya. Mungkin heran dari tadi masih berdiri di ambang pintu."Dek?! Emang aku adek kamu apa?" jawab Kenes kesal. Pun wajahnya berubah judes.Danesh tersenyum tipis melihat sikap Kenes yang sengaja
SUAMI ONLINE 4Oleh: Kenong Auliya Zhafira Banyak jalan ketika memilih mengawali sebuah pernikahan. Ada yang mulai proses pengenalan diri lebih dulu, ada juga yang langsung menuju ke pernikahan tanpa tahu perasaan mereka. Danesh dan Kenes berada di posisi kedua. Di mana pernikahan tidak dibarengi oleh perkenalan dan perasaan.Untuk bisa mengawali keduanya, Danesh memilih dengan caranya sendiri. Mendekati dan menggali wujud Kenes secara pelan.Jadi wajar saja kalau kode tubuh masih kaku menyampaikan perasaan. Baik suka atau tidak suka.Sebagai lelaki, tentunya harus bisa menutupi kelemahan hubungan mereka berdua. Termasuk dari godaan receh para remaja. Danesh tidak ingin wanita yang tengah diperjuangkan mengalami hal tidak menyenangkan."Em ... kamu gak apa-apa kan?"
SUAMI ONLINE 5Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seseorang yang baru dikenal karena perjodohan terkadang membutuhkan sedikit kebohongan untuk memancing seberapa yakin hatinya akan hubungan yang ada. Kepekaan bisa saja goyah karena kenyataan yang ditampilkan berbeda dengan bayangan.Kenes masih tidak peka persamaan antara Emran dan Danesh. Padahal jelas-jelas nama pria yang menikahinya secara online adalah Danesh Emran.Wanita bisa menjadi makhluk pengingat terbaik soal kesalahan pria. Akan tetapi, terkadang kepekaannya bisa berkurang drastis hanya karena bingung antara yakin atau tidak.Kenes menjadi salah satunya, di mana ia tidak mampu mengumpulkan kepingan-kepingan ingatan hingga membentuk pembenaran yang sempurna.Dalam diam, Danesh berterima kasih pada remaja yang menggoda mereka. Ia jadi bisa tahu kalau Kenes merasa salah tingk
SUAMI ONLINE 6 Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan memang bisa hadir karena terbiasa berjumpa dan saling menggoda. Begitu juga cemburu. Ia bisa hadir tanpa melihat waktu dan tempat. Meskipun terkadang merasa kewalahan karena selalu hadir di saat akal hilang kesadaran. Kenes mulai merasa aneh melihat tatapan Silviana yang tertuju pada Danesh. Nada bicaranya seakan begitu mengenal suaminya. Akan tetapi, mendengar kejujuran Danesh yang tidak menyembunyikan statusnya membuat satu kebanggan tersendiri di hati Kenes. Mungkin seharusnya ia juga ikut membuka diri untuk kehadiran Danesh yang memang telah resmi menjadi pasangan hidupnya. Ia sudah menghilangkan julukan perawan tua darinya. Wajah Silviana nampak meredup mendengar jawaban Danesh. Ada binar yang memudar di sorot matanya. "Jadi kamu beneran menerima per
SUAMI ONLINE 7 Oleh: Kenong Auliya Zhafira Wanita merupakan makhluk paling benar di muka bumi. Wanita juga sebagian tulang rusuk dari pasangannya. Sebagai pria sekaligus suami, jangan pernah berharap akan ada pembelaan tentang rumah tangga dan perasaan. Apa yang kita lakukan bisa selalu salah di mata istri. Ada beberapa hal sensitif yang memicu emosi wanita, seperti handuk basah yang tertinggal di atas kasur, mengambil baju dengan asal, dan masih banyak lagi. Jiwa dan mental harus bersiaga setiap saat jika sewaktu-waktu mereka komplain. Seperti sekarang .... Danesh masih tidak percaya kalau apa yang ia lakukan menjadi kesalahan. Bibirnya masih kaku untuk menjawab pertanyaan sang wanita. "Jawab, Mas?! Ini baju-bajunya kenapa? Kok, malah berantakan?" Kene
SUAMI ONLINE 8AOleh: Kenong Auliya Zhafira Menikah karena perjodohan dengan cara online memang terkadang bisa menyisakan sedikit ketakutan serta keraguan. Kedua rasa itu akan selalu menyelimuti kalbu karena hati yang belum bisa berdamai dengan keadaan. Apalagi jika harus melakukan sesuatu yang belum diinginkan, termasuk ci*man. Kenes terpaku, nalarnya masih belum mencerna pertanyaan Danesh itu sesuatu yang hanya membutuhkan jawaban atau tindakan. Tubuhnya mulai berkeringat dingin. Ia belum siap sama sekali jika harus bersentuhan dengan hati yang bergej*lak karena cinta.Danesh dengan sabar menunggu jawaban dari Kenes. Ia sadar kalau pertanyaannya mungkin terlalu cepat di awal pendalaman karakter. Namun, ada rasa ingin menc*umnya agar bisa seperti pasangan sah yang lain. Hal ini juga yang tidak bisa ia lakukan saat menikah ka
SUAMI ONLINE 8BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDanesh bisa mengerti ketakutan itu. Ia hanya mengambil langkah yang sebisa mungkin masih memenuhi syarat sahnya pernikahan. Sebelumnya para orang tua juga sudah memikirkan hal ini sebelum pernikahan terjadi."Aku sempat mencari tahu sedikit di internet. Pernikahan online yang dihadiri wali dari perempuan dan calon suami juga para saksi bisa dinyatakan sah. Apalagi dilakukan di satu ruangan. Tapi nanti aku coba cari tahu lagi pada orang yang lebih ahli. Selama menunggu, aku tidak akan meminta hakku. Setidaknya sampai kamu benar-benar mau menerimaku sebagai belahan jiwamu," jawab Danesh dengan senyum khasnya.Kenes mengerutkan dahinya. Ia berpikir kalau pria di depannya sudah tahu kebenaran tentang pernikahan dua hari yang lalu. Namun, ia bersyukur Danesh mau memahami rasa takutnya. Apalagi dia mau memutuskan menunda hal yang menjad
SUAMI ONLINE 44 C Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat prasmanan, Kenes melihat romantisnya Ratan mengambil banyak makanan untuk Silviana yang tengah merasakan ngidam. Ternyata ia bisa menjadi suami siaga. Meski pesonanya masih kalah jauh dibanding Danesh–suaminya. Setelah puas menikmati hidangan acara, Kenes memutuskan pulang. Apalagi Athalla terlihat mengantuk. Kasian kalau harus tidur dalam gendongan. Keduanya berpamitan, lalu meninggalkan acara. Danesh sengaja melajukan motor kecepatan sedang agar sampai ke rumah dengan cepat. Hanya sepuluh menit akhirnya mereka bisa menidurkan Athalla di kamar. Tubuh mungilnya menggeliat merasakan pergerakan. Suasana kamar yang sejuk membuat tidurnya kembali anteng. "Mas, tungguin ya ... aku mau ganti baju dulu," pinta Kenes sembari menuju ke lemari untuk
SUAMI ONLINE 44 BLast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tampah menahan air matanya menjawab penuh binar bahagia. "Wah, makasih, Mbak Bos!"Inilah yang membuat Yuyun bertahan di sini. Mempunyai juragan royal dan tidak pelit. Selain itu kepercayaan yang diberikan itu penuh totalitas. Kali ini mereka bisa bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan banyak kebaikan yang menyertai kehidupan mereka.Kebahagiaan mereka bertambah kali lipat kala mendapati kedatangan orang tua dan mertuanya. Mereka terlihat tengah berjalan memasuki warung. Setelah menangkap gerombolan orang yang dikenal, mereka menghampiri dengan binar penuh kerinduan.Athalla yang tengah anteng dalam gendongan mendadak tertawa mendapati ciuman bertubi-tubi dari kedua neneknya."Ibu ke sini, kok, nggak bilang
SUAMI ONLINE 44 ALast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat orang yang telah lama tidak bertemu dengan penampilan berbeda pasti merasa terpesona. Apalagi jika itu mengarah hal lebih baik. Ditambah lagi itu adalah sesuatu yang memang menjadi kewajiban wanita muslim.Yuyun masih menatap takjub kecantikan Mbak Bosnya. Ada keinginan merayap ke hati jika nanti sudah siap lahir batin berpenampilan seperti wanita panutannya dalam bekerja.Rasa haru tersingkir untuk menyapa kehadiran pemilik warung seblak yang tiap hari bertambah ramai."Ya, Allah, Mbak Bos! Tambah cantik aja tidak bertemu berbulan-bulan. Dari tadi kenapa nggak bilang, malah diem aja!" protes Yuyun sambil melepaskan pelukan. Kemudian beralih menatap bayi mungil yang tengah memperhatikannya dengan seksama. Seperti ada rasa takut bertemu orang baru."Dika
SUAMI ONLINE 43 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraEnam bulan kemudian ....Athalla yang kini berusia enam bulan lebih terlihat menggemaskan. Momen terbaik perkembangan Athalla menjadi memori yang tidak akan terlupakan oleh keduanya. Bagaimana lelahnya begadang dan memahami tangisannya menjadi pengalaman melelahkan tapi membahagiakan.Mereka saling bahu membahu menjaga buah hati bergantian. Ketika Kenes membersihkan diri, maka Danesh bertugas menjaga anaknya. Mengajak bercanda dan bermain cilukba telah menjadi candu yang mengembalikkan rasa penat."Sayangnya Ayah, sekarang udah bisa ketawa ... bajunya juga bagus, jadi tambah ganteng," puji Danesh sembari menciumi perut Athalla. Suara tawanya terdengar begitu bahagia.Kenes yang baru selesai mandi menjadi gemas dengan tingkah suaminya. Ia s
SUAMI ONLINE 43 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat menu sarapan lain dari biasanya, rasanya sedikit menurunkan nafsu makan. Hidup sekarang bukanlah seperti zaman orang tuanya. Di mana sudah banyak kemajuan di bidang teknologi dan ilmu kesehatan. Akan tetapi, sekarang harus disuguhkan kehidupan yang sama seperti ibunya dulu.Kenes menatap isi meja makan. Meski rasa masakan ibunya selalu menjadi juara di hati, tetapi jika harus menu seperti ini setiap hari dipastikan bosan.Sang ibu yang tiba-tiba berdiri di belakangnya mengamati gerak anaknya. Ia tahu kalau menu sarapannya pasti tidak sesuai selera."Kenapa hanya diliatin? Ayo, sarapan. Biar ASI kamu lancar," ucap wanita yang melahirkannya 32 tahun lalu.Kenes menoleh, menatap sang ibu. "Apa cuma ini, Bu? Masa sayur bening sama rebusan tempe?" keluhnya.
SUAMI ONLINE 42Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKekuatan memberi senyum pada pasangan kadang bisa menjadi penyemangat diri sendiri untuk terus berjuang melawan ribuan luka. Melihat pasangan menangis bukan hal yang ingin dilihatnya saat ini.Kekuatan itu mampu memberi sugesti positif untuk tetap bertahan menghadapi berbagai macam keadaan. Walaupun dalam kondisi terlara sekali pun.Kenes yang mulai menemukan kembali kekuatannya langsung fokus pada arahan Bu Rose. Tekadnya berjuang perlahan membara demi kehidupan yang didambakan keluarga. Memiliki buah hati sebagai penerus adalah imipan bagi setiap perempuan. Sedangkan dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan malaikat kecil."Sekali lagi ya, Mbak ... tarik napas dalam ... lalu mengejan." Bu Rose tidak lelah memberi arahan.Kenes menghirup napas sedalam mu
SUAMI ONLINE 41Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasakan sakit luar biasa pertama kali karena proses spesial menjadi seorang ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Di mana harus berjuang memberikan kehidupan baru tanpa memedulikan kehidupannya sendiri.Kenes tengah merasakan awal perjuangan itu. Perut yang semakin terasa kencang dan sakit dalam durasi lebih lama membuat perasaan tidak menentu. Apalagi ditambah tidak ada orang yang dikenal melewati depan rumahnya.Kepala Kenes sudah dipenuhi berbagai pikiran buruk. Daripada menunggu orang lain, lebih baik ia masuk mengambil ponsel dan menghubungi sang suami. Namun, baru saja berbalik rungunya mendengar suara yang cukup dikenalnya."Mbak Kenes ... Mbak Kenes ... Mbak, nggak apa-apa? Apa perutnya sakit?" Bu Hesti mengelus lengan wanita di
SUAMI ONLINE 40Oleh: Kenong Auliya ZhafiraDebaran dada akan selalu mewarnai jika berbicara soal hubungan. Rasa semakin bergelora dan tidak menentu meski hanya lewat tatapan mata. Momen indah dalam rumah tangga yang tidak akan pernah habis memberikan sensasi istimewa untuk sebuah keharmonisan.Kenes tahu betul jika prianya kini ingin membuktikan ucapannya. Senyum itu terlihat nyata, menyiratkan satu gairah cinta. Akan tetapi, semua itu tertahan karena keadaan yang tidak lagi sama seperti dulu. Ada sesuatu yang lebih membuatnya berharga dari apa pun. Namun, sorot matanya seolah mengunci setiap gerakannya.Pria di depannya kian mendekat, hingga embusan napasnya terasa hangat menerpa wajah. Kenes menggenggam erat bajunya ketika bibir yang sering menyesap manis madu hampir menempel di atas bibirnya.Danesh t
SUAMI ONLINE 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes mengerutkan dahi, memikirkan ucapan wanita yang seperti ibunya sendiri. "Em ... kalau perutnya ke bawah pertanda itu kah? Memang bulan ini udah sembilan bulan jalan," terangnya sembari menatap wajah Bu Hesti yang terlihat jelas guratan kerutan di matanya.Bu Hesti mengangguk sebagai jawaban. Banyak doa terselip dalam malamnya untuk kesehatan keluarga kecil Mbak Kenes. Sedetik kemudian, Bu Hesti berjalan mendekat sambil membisikkan sesuatu. "Satu rahasia lagi biar bayinya mau cepat keluar," ucapnya.Wanita yang masih bingung itu menatap Bu Hesti penuh tanda tanya. Rahasia apa yang sebenarnya dimaksud olehnya. "Ra--rahasia? A--apa?" tanya Kenes terbata."Berhubungan. Sekalian sebagai tanda kalau sang ayah menengok keadaan bayinya," jawab Bu Hesti lalu tersenyum ja