“Apa dia baik-baik saja?” tanya Dante dengan wajah khawatir pada Dominic yang masih memeriksa keadaan Serena dengan wajah serius.Tangan Dominic sudah dibungkus dengan selop tangan khusus yang tidak akan memberikan efek jika dia menyentuh Serena.“Dom, katakan padaku dia baik-baik saja. Aku akan membunuhmu jika kau diam saja dan membuatku gila seperti ini!” ancam Dante dengan nada beratnya. Melihat alis Dominic yang mengkerut sejak tadi membuat Dante penasaran dengan keadaan istrinya saat ini.Dominic tak memedulikan kehadiran Dante sama sekali di sini. Pria itu hanya fokus memeriksa tubuh Serena yang lemas dan dalam keadaan pingsan dan berbaring di kamar mansion milik Dante.“Dia seharusnya baik-baik saja setelah aku berikan infus tapi……” Dominic menggantung ucapannnya membuat Dante uring-uringan menunggu pria itu berbicara.Dante tak pernah bersikap setidak sabaran ini sebelumnya, dia terkenal dengan sikap tenangnya yang mematikan seperti air tenang yang dalam dan menenggelamkan. Ta
“Kenapa?”Pernyataan Dante mengundang tanda tanya besar bagi Dominic. Dia memang tidak ingin ikut campur urusan kedua pasangan ini, walaupun dia juga menikah secara agama dengan Serena, Dominic tetaplah seorang atheis yang tidak memiliki agama. Jadi, pernikahan itu bukan apa-apa bagi Dominic.Dia tetap menghargai Dante sebagai suami sah Serena secara agama dan hukum, tapi pernyataan pria itu yang ingin menyembunyikan kehamilan Serena membuat Dominic penasaran.“Kenapa kau ingin merahasiakannya? Cepat atau lambat dia pasti merasakan perubahan di tubuhnya,” ucap Dominic.“Ikut aku keluar, Serena bisa mendengar percakapan kita jika kita berbicara di sini,” titah Dante sambil berjalan keluar diikuti oleh Dominic yang masih memakai jas putih.Dante seperti biasa mengajak Dominic untuk berbicara di balkon mansionnya karena itu adalah tempat favorit pria itu. “Apa kau punya alasan khusus untuk merahasiakan itu?” tanya Dominic lagi saat mereka sudah sampai.Dante tak langsung menjawab, pria
“Hmmm,” lenguh Serena di tengah-tengah tidurnya. Gadis itu merasa tubuhnya sangat berat dan sakit ketika digerakkan. Perlahan Serena membuka matanya dan melihat cahaya remang-remang.“Ah, dimana aku?” lirih Serena sambil melihat ke ruangan, sebelum akhirnya pandangannya beralih ke arah tangan kekar yang melingkari pinggangnya dengan posesif.Serena tersenyum kecil saat melihat Dante tertidur pulas di sampingnya sambil memeluk Serena. “Ini pasti di mansion Dante,” ucap Serena pada dirinya sendiri. Terhitung ini sudah sebulan semenjak Serena pindah ke sini, sudah lama sekali dia tidak mengunjungi mansion lamanya padahal hanya berjarak beberapa meter dari sini.Serena otomatis menatap wajah tenang Dante yang tertidur di sampingnya. Terhitung ini pertama kalinya Serena dan Dante tidur bersama, karena biasanya pria itu selalu sibuk dengan urusannya. Gadis itu tersenyum sambil memainkan rambut Dante. Ditatapnya wajah tampan suaminya itu. Ah, kenapa dia baru sadar Dante setampan ini?Setelah
“Tidak! Ini tidak mungkin Dominic, aku pasti salah,” ucap Serena meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu langsung bangkit dari posisinya dan melihat ke arah Dante yang masih tertidur. “Aku akan memastikan ini,” lirihnya.Serena dengan hati-hati langsung mengarahkan ponsel Dante ke arah wajah pria itu agar Serena bisa melihat isi pesan dan memastikan siapa pengirim pesan itu dan rahasia apa yang dimaksud. “Apa ini berlebihan?” tanya Serena dalam hatinya, dan seketika mengurungkan niatnya.Namun, mengingat suaminya ini bukan orang biasa, Serena tak munafik jika dia paham Dante pasti punya banyak rahasia di belakangnya. Tapi, apapun itu Serena sebagai seorang istri memang sepantasnya mempercayai Dante.Serena memegang hp Dante dengan wajah bimbang. Haruskan dia mengecek hp nya secara diam-diam seperti ini, atau Serena harus menanyakannya baik-baik saat Dante bangun nanti?Serena terlihat berpikir keras untuk melakukan itu. “Tapi aku istrinya kan? Aku punya hak untuk tahu hal ini,” ucap Ser
Serena terus memegang hpnya dengan khawatir karena hal yang akan dia lakukan. Gadis yang masih memakai baju tidur itu turun dengan pelan menuruni tangga yang berbentuk melingkar itu satu per satu. Serena sengaja tak memilih menggunakan lift karena memang dia ada di lantai 2 jadi dia memilih menuruti anak tangga saja.Serena terus melihat jam yang ada di hpnya. “Udah jam 4 pagi, apa Dante akan bangun sebentar lagi?” tanya Serena pada dirinya sendiri. Dia sangat khawatir melakukan hal-hal yang sebenarnya sudah dari awal dilarang oleh suaminya itu, tapi mau bagaimana lagi rasa penasaran Serena terhadap apa yang akan dikatakan Nico membuatnya terpaksa melakukan ini.“Gak mungkin, dia keliatan capek banget kayaknya bakal bangun kesiangan. Aku janji ini tak akan lama,” ucap Serena meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu tidak tau jam tidur suaminya sendiri oleh karena itulah dia was-was memikirkan jam berapa Dante akan bangun.Namun, tepat saat gadis itu membuka pintu utama dia melihat ada be
“Nico, apa maksdumu?” tanya Serena dengan nada yang menuntut. Apa ini rahasia yang dimaksud Nico tadi? Selain karena dia keluar diam-diam, sekarang jantung Serena berdebar lebih kencang lagi saat Nico mengucapkannya.Jika pria lain, maka Serena tak akan pernah mempercayainya tapi hal ini berbeda karena Nico yang berbicara. Selama Serena bersama dengan Nico menghabiskan waktu dengan melewati berbagai macam masalah, Nico tak pernah sekalipun berbohong tentang hal yang penting apalagi demi kebaikan Serena.“Jawab aku dulu, jika aku mengatakan itu apa kau akan percaya padaku Serena?” tanya Nico lagi masih dengan tatapan awalnya.Serena mendadak menjadi tegang. Entah kenapa jika dia mengatakan yang sebenarnya bahwa Serena masih mempercayai Nico, itu membuatnya merasa seperti berkhianat di belakang Dante. Serena menjadi bimbang tapi karena masalah ini berkaitan dengan keretakan hubungannya dengan Nico, Serena memilih berkata jujur. “Iya, aku percaya.” Ucapan Serena langsung membuat Nico ter
“Hm, aku bertanya kau darimana, Serena?” tanya Dante dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. Rahangnya mengeras dan dia mulai berjalan mendekat ke arah Serena membuat gadis itu mematung seketika.Sial! Serena ketahuan.“Ak-u…. Itu aku tadi turun ke dapur untuk minum air,” bohong Serena sambil berdiri menggaruk rambutnya dan berdiri dengan tidak nyaman karena tatapan suaminya itu sangat tajam.“Oh ya?” tanya Dante dengan nada meremehkan membuat Serena merutuki dirinya sendiri. Jantungnya tak pernah berdebar sekencang ini sebelumnya tapi tatapan Dante mampu membuat Serena bungkam seketika.Bagaimana ini?Tidak mungkin Serena mengaku menemui pria lain pagi-pagi buta seperti ini dengan suaminya kan? Hanya orang bodoh yang akan melakukannya.“Kau sudah bangun dari tadi? Aku merasa tidak enak badan makanya mau ngambil air ke bawah,” ujar Serena berusaha mengalihkan topik sambil mengalihkan tatapannya dengan tatapan mematikan Dante.Sungguh, pria ini memancarkan aura yang sangat kuat, apa
Pagi ini Serena terpaksa harus berangkat ke kantornya setelah Dante meninggalkannya begitu saja karena dia marah.Tak henti-hentinya Serena komat-kamit karena kesal dengan sikap Dante. Ya, Serena akui dia memang salah karena sudah menemui Nico diam-diam di pagi buat tapi bukankah Serena juga berhak bertanya kenapa Dante bisa tau tentang hubungannya dengan Nico.Serena sungguh merasa sangat kesal dengan semua ini. Dia sudah bertanya pada Dante tentang perkataan Nico dan ingin memastiknnya tapi malah Dante yang membalik keadaan hingga membuat Serena menjadi orang yang salah.“Argh! Banyak kerjaan ditambah mikir itu lagi!” keluh Serena sambil mencengrekam stir mobilnya dengan berkendara ugal-ugalan. Suasana hatinya sangat buruk sekarang apalagi jika mengingat ucapan Dante kemarin.Flashback on“Kenapa kau bisa tau tentang hubunganku dengan Nico? Hah? Jawab aku Dante,” bentak Serena dengan tatapan yang nyalang dengan kilatan amarah di matanya.Serena mendadak tercengang saat Dante tau hub
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma
Konferensi pers yang menghebohkan itu berakhir dengan tiba-tiba. Serena, yang semula berdiri dengan percaya diri di hadapan puluhan kamera, kini merasa dunianya mulai runtuh dan sedikit panik. Kedatangan Jack, papanya, merubah segalanya. Sebelum dia bisa menyelesaikan semua pengakuannya, dia terpaksa meninggalkan panggung dengan tergesa-gesa."Serena, kita harus pergi sekarang," desak Jack, menarik lengannya dengan cengkeraman yang tegas namun penuh kekhawatiran. Wajah Serena juga tak kalah syok saat melihat pria yang paling dia kenal ini ada di sini secara tiba-tiba padahal selama berbulan bulan Jack tak pernah pulang karena ada urusan bisnis yang Serena yakini disuruh oleh kakeknya untuk pergi menjauh tapi akhirnya ia kembali sekarang.Serena berusaha menolak, matanya melirik ke arah Dante yang masih berdiri tenang di dekatnya, tetapi tatapan ayahnya yang penuh dengan ketegangan membuatnya sadar bahwa perlawanan tidak akan ada gunanya. Dengan berat hati, Serena menundukkan kepala da
Konferensi pers Serena berjalan dengan tegang, menggemparkan semua orang yang hadir. Ruangan itu dipenuhi dengan kilatan kamera dan suara berdesir dari wartawan yang tak sabar menunggu pernyataan lebih lanjut dari Serena, yang berdiri tegak di tengah panggung. Di sisinya, Dante berdiri tenang, sementara di belakang mereka, empat belas pria yang mengaku sebagai suami Serena berdiri dalam formasi yang rapi, wajah mereka tanpa ekspresi, seolah sudah siap menghadapi apa pun.Serena menatap lurus ke depan, matanya menyapu para wartawan yang sibuk mencatat setiap kata yang diucapkannya. "Saya tahu ini sulit dipercaya," katanya dengan suara tegas, "tetapi saya ingin mengklarifikasi semuanya di hadapan kalian semua." Ucapan Serena seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan mereka para wartawan sama sekali tak ingin kehilangan sedikitpun dari semua momen menegangkan ini.Seorang wartawan di barisan depan dengan cepat mengangkat tangannya, suaranya penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana bisa
Pagi yang cerah di Milan berubah menjadi hari yang penuh kejutan saat berita tentang konferensi pers mendadak yang diadakan oleh Serena menyebar. Wartawan dari berbagai media berkumpul di depan sebuah gedung megah, berdesak-desakan, mencoba mendapatkan posisi terbaik untuk meliput acara yang telah memicu kehebohan luar biasa. Kamera-kamera siap merekam setiap detik, sementara mikrofon dari berbagai stasiun berita diarahkan ke arah podium yang masih kosong.Bayangkan saja, seorang Serena Ambrose yang tanpa skandalpun bisa menghebohkan masyarakat hanya dengan konferensi pers dadakannya itu, apalagi kini, wanita itu sedang menjadi bualan seantero Italia karena videonya yang menikah dengan banyak pria sudah beredar di kalangan masyarakat dan membuat heboh semuanya.Bahkan, ke-14 pria yang Serena nikahi waktu itu tidak diblur wajahnya dan membuat nama mereka juga ikut terseret, seperti Dominic yang terkenal merupakan anak buah Fredrick dan Vicenzo yang memang terkenal karena keahlian bela