“Hmmm,” lenguh Serena di tengah-tengah tidurnya. Gadis itu merasa tubuhnya sangat berat dan sakit ketika digerakkan. Perlahan Serena membuka matanya dan melihat cahaya remang-remang.“Ah, dimana aku?” lirih Serena sambil melihat ke ruangan, sebelum akhirnya pandangannya beralih ke arah tangan kekar yang melingkari pinggangnya dengan posesif.Serena tersenyum kecil saat melihat Dante tertidur pulas di sampingnya sambil memeluk Serena. “Ini pasti di mansion Dante,” ucap Serena pada dirinya sendiri. Terhitung ini sudah sebulan semenjak Serena pindah ke sini, sudah lama sekali dia tidak mengunjungi mansion lamanya padahal hanya berjarak beberapa meter dari sini.Serena otomatis menatap wajah tenang Dante yang tertidur di sampingnya. Terhitung ini pertama kalinya Serena dan Dante tidur bersama, karena biasanya pria itu selalu sibuk dengan urusannya. Gadis itu tersenyum sambil memainkan rambut Dante. Ditatapnya wajah tampan suaminya itu. Ah, kenapa dia baru sadar Dante setampan ini?Setelah
“Tidak! Ini tidak mungkin Dominic, aku pasti salah,” ucap Serena meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu langsung bangkit dari posisinya dan melihat ke arah Dante yang masih tertidur. “Aku akan memastikan ini,” lirihnya.Serena dengan hati-hati langsung mengarahkan ponsel Dante ke arah wajah pria itu agar Serena bisa melihat isi pesan dan memastikan siapa pengirim pesan itu dan rahasia apa yang dimaksud. “Apa ini berlebihan?” tanya Serena dalam hatinya, dan seketika mengurungkan niatnya.Namun, mengingat suaminya ini bukan orang biasa, Serena tak munafik jika dia paham Dante pasti punya banyak rahasia di belakangnya. Tapi, apapun itu Serena sebagai seorang istri memang sepantasnya mempercayai Dante.Serena memegang hp Dante dengan wajah bimbang. Haruskan dia mengecek hp nya secara diam-diam seperti ini, atau Serena harus menanyakannya baik-baik saat Dante bangun nanti?Serena terlihat berpikir keras untuk melakukan itu. “Tapi aku istrinya kan? Aku punya hak untuk tahu hal ini,” ucap Ser
Serena terus memegang hpnya dengan khawatir karena hal yang akan dia lakukan. Gadis yang masih memakai baju tidur itu turun dengan pelan menuruni tangga yang berbentuk melingkar itu satu per satu. Serena sengaja tak memilih menggunakan lift karena memang dia ada di lantai 2 jadi dia memilih menuruti anak tangga saja.Serena terus melihat jam yang ada di hpnya. “Udah jam 4 pagi, apa Dante akan bangun sebentar lagi?” tanya Serena pada dirinya sendiri. Dia sangat khawatir melakukan hal-hal yang sebenarnya sudah dari awal dilarang oleh suaminya itu, tapi mau bagaimana lagi rasa penasaran Serena terhadap apa yang akan dikatakan Nico membuatnya terpaksa melakukan ini.“Gak mungkin, dia keliatan capek banget kayaknya bakal bangun kesiangan. Aku janji ini tak akan lama,” ucap Serena meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu tidak tau jam tidur suaminya sendiri oleh karena itulah dia was-was memikirkan jam berapa Dante akan bangun.Namun, tepat saat gadis itu membuka pintu utama dia melihat ada be
“Nico, apa maksdumu?” tanya Serena dengan nada yang menuntut. Apa ini rahasia yang dimaksud Nico tadi? Selain karena dia keluar diam-diam, sekarang jantung Serena berdebar lebih kencang lagi saat Nico mengucapkannya.Jika pria lain, maka Serena tak akan pernah mempercayainya tapi hal ini berbeda karena Nico yang berbicara. Selama Serena bersama dengan Nico menghabiskan waktu dengan melewati berbagai macam masalah, Nico tak pernah sekalipun berbohong tentang hal yang penting apalagi demi kebaikan Serena.“Jawab aku dulu, jika aku mengatakan itu apa kau akan percaya padaku Serena?” tanya Nico lagi masih dengan tatapan awalnya.Serena mendadak menjadi tegang. Entah kenapa jika dia mengatakan yang sebenarnya bahwa Serena masih mempercayai Nico, itu membuatnya merasa seperti berkhianat di belakang Dante. Serena menjadi bimbang tapi karena masalah ini berkaitan dengan keretakan hubungannya dengan Nico, Serena memilih berkata jujur. “Iya, aku percaya.” Ucapan Serena langsung membuat Nico ter
“Hm, aku bertanya kau darimana, Serena?” tanya Dante dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. Rahangnya mengeras dan dia mulai berjalan mendekat ke arah Serena membuat gadis itu mematung seketika.Sial! Serena ketahuan.“Ak-u…. Itu aku tadi turun ke dapur untuk minum air,” bohong Serena sambil berdiri menggaruk rambutnya dan berdiri dengan tidak nyaman karena tatapan suaminya itu sangat tajam.“Oh ya?” tanya Dante dengan nada meremehkan membuat Serena merutuki dirinya sendiri. Jantungnya tak pernah berdebar sekencang ini sebelumnya tapi tatapan Dante mampu membuat Serena bungkam seketika.Bagaimana ini?Tidak mungkin Serena mengaku menemui pria lain pagi-pagi buta seperti ini dengan suaminya kan? Hanya orang bodoh yang akan melakukannya.“Kau sudah bangun dari tadi? Aku merasa tidak enak badan makanya mau ngambil air ke bawah,” ujar Serena berusaha mengalihkan topik sambil mengalihkan tatapannya dengan tatapan mematikan Dante.Sungguh, pria ini memancarkan aura yang sangat kuat, apa
Pagi ini Serena terpaksa harus berangkat ke kantornya setelah Dante meninggalkannya begitu saja karena dia marah.Tak henti-hentinya Serena komat-kamit karena kesal dengan sikap Dante. Ya, Serena akui dia memang salah karena sudah menemui Nico diam-diam di pagi buat tapi bukankah Serena juga berhak bertanya kenapa Dante bisa tau tentang hubungannya dengan Nico.Serena sungguh merasa sangat kesal dengan semua ini. Dia sudah bertanya pada Dante tentang perkataan Nico dan ingin memastiknnya tapi malah Dante yang membalik keadaan hingga membuat Serena menjadi orang yang salah.“Argh! Banyak kerjaan ditambah mikir itu lagi!” keluh Serena sambil mencengrekam stir mobilnya dengan berkendara ugal-ugalan. Suasana hatinya sangat buruk sekarang apalagi jika mengingat ucapan Dante kemarin.Flashback on“Kenapa kau bisa tau tentang hubunganku dengan Nico? Hah? Jawab aku Dante,” bentak Serena dengan tatapan yang nyalang dengan kilatan amarah di matanya.Serena mendadak tercengang saat Dante tau hub
“YA AMPUN SERENA!” Teriakan Stela memenuhi koridor perusahaan. Wajah sekretarisnya itu terlihat sangat panik dan frustasi. “Sudah jam berapa ini, Serena?” tanya Stela sambil memijit ujung hidungnya.“Maaf, aku ada masalah dengan Dante kemarin,” ucap Serena asal, karena kemarin dia bertengkar sampai pagi dengan pria itu hingga Serena tak bisa tidur dan akhirnya sekarang terlambat untuk datang ke kantor.“Oke, gak ada gunanya aku marah. Sekarang cepet ke ruangan make up, kita hanya punya waktu 5 menit!” ucap Stela langsung mendorong bosnya itu untuk masuk ke ruangan make up karena semua orang sudah menunggunya sejak tadi di sana.Serena tak mengeluh sama sekali, karena dia tau ini adalah salahnya dan acara kali ini adalah acara yang sangat penting untuk perusahaan Serenity.Beberapa menit kemudian, Serena sudah keluar dengan wajah yang jauh lebih fresh, sangat berbeda saat dia datang tadi dengan mata pandanya dan terlihat sangat lemas.“Serena kau sudah siap?” tanya Stela dengan wajah p
“Serena, kau baik-baik saja?”Serena langsung memalingkan wajahnya dari Nico yang menanyai keadaannya, saking banyaknya kamera wartawan yang menyorot Serena, dia sampai mencengrekam ujung dress yang dia pakai karena Serena tak ingin menimbulkan asumsi yang berlebihan tentang keadaannya.“Jangan berbicara denganku, anggap kita tidak kenal di sini aku mohon Nico!” bisik Serena tanpa melihat ke arah pria itu.Demi apapun, Serena sudah sangat lelah dengan segala rumor yang beredar tentang hidupnya dan pria-pria yang pernah dekat dengannya, dulu Serena biasa saja dengan hal itu tapi sekarang dia sudah muak, apalagi terus disangkut pautkan dengan Nico.“Serena, kau terlihat sangat pucat,” bisik Nico dengan wajah khawatirnya, tanpa Serena ketahui pria itu sangat senang dalam hatinya saat melihat ciri-ciri Serena benar-benar menunjukkan seperti wanita hamil.Sebentar lagi tujuan Nico selama ini pasti terwujud, dia sudah memimpikan menjadi suami sah gadis ini setelah rencananya terhadap Dante