Share

45

Penulis: MawarPutih99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sera, baru pulang sekolah ya, sayang?"

Sera yang akan ke kamarnya untuk mengganti seragam sontak saja menoleh, dan menemukan eksistensi perempuan cantik yang tentu saja sudah tak asing baginya.

"Aunty Miranda?" Sera melangkah mendekat, lalu memeluk Miranda sekilas. Dan itu mampu membuat Miranda terdiam sesaat.

"Sera semakin cantik saja, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua."

Sera tersenyum, gadis kecil itu memang beberapa bulan ini jarang bertemu Miranda. Padahal dulu setiap weekend mereka selalu menghabiskan waktu berdua.

"Sera sekarang lagi fokus buat lomba sama les, Aunty. Dan biasanya nemenin Mama kerja kalau Sera sedang libur sekolah."

Miranda mengulum bibirnya, dia bukannya cemburu. Justru Miranda senang Jenala bisa dekat dengan Sera. Namun, mau bagaimna lagi? Namanya anak dirawat sedari kecil, pasti ada rasa asing ketika melihatnya dekat dengan yang lain.

"Ah … begitu, ya? Aunty jadi rindu pergi berdua sama Sera. Kapan-kapan mau Aunty ajak ke taman bermain, tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   46

    "Pa-papa …." Raquel tergugu, wanita itu tak tahu harus menghindar ke mana lagi. Padahal dia sengaja tidur di kamar Sera, tapi tiba-tiba Jenala serta Abimana datang. Alhasil Raquel langsung pindah ke kamarnya. Raquel juga heran dengan perubahan sikap Abimana, putranya terlihat dingin. Seperti saat dulu Raquel menentang hubungannya dengan Jenala. "Kita memang menikah atas dasar bisnis, tetapi dengan berjalannya waktu, aku mulai menaruh rasa. Sampai kamu memberikanku dua anak yang begitu membanggakan." Raquel meremas kedua tangannya, Dia melirik takut-takut ke arah Viktor. Entah kenapa aura pria itu sangat mengerikan sekarang."Raquel, kenapa harus berbuat sampai sejauh ini? Aku sudah memperingatkanmu untuk jangan melampaui batas, tapi apa? Kamu justru semakin menjadi-jadi. Dan membuat hubungan kita beberapa bulan ini kembali merenggang." Viktor memijat pelipis, tak habis pikir dengan tingkah Raquel. "A-apa yang Papa bicarakan?" Raquel menjawab gugup, ini kali kedua dia melihat Viktor

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   47

    Sikap Abimana kembali seperti dulu, tak ada sapaan hangat—atau bahkan pelukan seperti biasanya. Raquel takut, apa yang Viktor utarakan menjadi kenyataan. Wanita itu juga resah, pasalnya Cisa tak bisa dihubungi, anak gadisnya pergi entah ke mana."Javier, Mama buatin espresso sama biscotti untuk sarapan." Abimana melirik sekilas, lalu kembali mengalihkan atensinya pada Jenala. "Sayang, mau makan apalagi?" Jenala tersenyum kikuk, dia menggeleng seraya melirik Raquel sekilas."Tidak usah, Mas. Ini saja sudah cukup." "Mama! Sera mau apel juga sebagai cemilan, nanti Sera bagi ke teman-teman." Jenala tersenyum simpul, dia mengusap pipi gembul kemerahan itu. "Siap sayangku, nanti ya. Sera habiskan dulu sarapannya, jangan ada yang tersisa okay?" Sera mengacungkan jempol, Jenala memang lembut dan penuh kasih sayang. Tapi juga tegas disaat yang bersamaan. Jika dia tahu Sera membuang-buang makanan. Perempuan itu langsung menegur serta menceramahinya. Sementara itu, Raquel mengepalkan tanga

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   48

    "Aku tahu kamu memang selalu mengagum—" Perkataan Zendaya terhenti ketika terdengar suara grasak-grusuk dari arah belakang punggungnya. "Sorry, Kak. Lama." Malvin melemparkan cengiran khas pada Abimana, tanpa diminta pria itu langsung mengambil duduk di samping sang sepupu. "Oh, hai. Ada rekan kerja Kak Vier rupanya." Abimana memijat keningnya. Dia sudah menebak jika Malvin pasti akan menggoda Zendaya. "Namanya siapa, Cantik?" Betul, bukan? Prediksi Abimana memang tak pernah meleset. "Eum … Zendaya." Zendaya tersenyum kecil melihat pria yang memiliki mata seperti Abimana. Bedanya pria yang di hadapannya ini terlihat bersahabat. Sementara Abimana—sedikit kaku. "Nama yang cantik, persis seperti orangnya." Malvin berkedip lucu, membuat Zendaya tak tahan mengeluarkan kekehan gelinya. "Mau apa ke sini?" Pertanyaan dengan nada malas itu mengalihkan atensi Malvin. "Ah—Kak Vier selalu mengganggu. Aku sedang pendekatan nih, bosan melihat Miranda sama Cisa. Sekali-kali biarkan sepupumu

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   49

    Tak terasa, pernikahannya dengan Abimana sudah menginjak setengah tahun. Banyak sekali pelajaran yang Jenala dapatkan. Keikhlasan serta rasa sabar yang teramat besar. Tapi Jenala bersyukur, karena dia bisa melewati itu semua. Sifat Raquel maupun Cisa sudah tak tertolong. Kedua perempuan itu pada dasarnya memang sudah tertutup pintu kebaikan dalam hatinya. Jenala tak tahu lagi harus menyikapinya seperti apa. Hubungan Jenala dengan mereka stuck di tempat. Jenala juga malas jika membangun hubungan baik. Jadi dia hanya acuh tak acuh menghadapinya.Abimana juga sempat menawarkan tinggal di apartemen, sembari menunggu rumah mereka jadi. Tapi Jenala menolak, karena kasihan pada Sera—yang pasti akan kesepian jika kedua orang tuanya pergi bekerja."Kamu tidak bekerja hari ini?" Jenala menggeleng, lalu memfokuskan kembali atensinya pada dasi Abimana. "Aku sudah berjanji pada Sera, kita mau quality time hari ini. So, yeah. Mumpung musih semi. Menghabiskan waktu berdua dengan putriku adalah hal

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   50

    Marlo melenggang santai ke arah parkiran, niatnya mau ke rumah Abimana malam ini. Tetapi apa mau dikata? Pekerjaannya tidak bisa ditinggalkan.Suara seruan itu menyentak atensi Marlo, dia menoleh. Dan menemukan eksistensi kedua perempuan cantik yang berjalan mendekat ke arahnya."Kak Marlo buru-buru sekali, aku sampai lelah manggilnya." Marlo tersenyum simpul, dia menatap adik dari sahabatnya itu dengan tatapan tak biasa. "Cisa, kamu di sini?" Cisa tersenyum lebar, dia menebak jika Marlo tak tahu mengenai masalahnya dengan Jenala. Untuk itu sikap Marlo masih seperti biasa. "Iya nih, Miranda lagi ngidam makan bakmi."Seketika raut Marlo berubah, dia menatap Miranda sekilas, lalu membuang kembali pandangannya ke arah Cisa."Kalau begitu aku duluan ya, setelah ini mau balik ke studio soalnya." Cisa berdehem, dia menatap Marlo ragu-ragu. "Cepat sekali, eh tapi aku boleh minta tolong, tidak?" Marlo mengangguk tak keberatan."Antarkan Miranda ke studio juga, kalian bukanya satu gedung, ya

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   51

    Hangatnya sinar mentari menerpa wajah manis itu, sang empu merasa terganggu dalam tidurnya. Namun, tak jua membuka mata. Tidak lama dari itu, terasa jemari panjang menelusuri wajahnya. Mulai dari kening, hidung. Dan berakhir di bibir. Alih-alih menepisnya, dia justru tersenyum dalam tidurnya. "Hei Putri tidur, bangunlah. Sudah pagi."Kelopak mata itu mulai terbuka secara perlahan, butuh beberapa saat untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Jenala menguap sambil menutup mulutnya, lalu menoleh ke samping. Seketika pipinya merona kala melihat tatapan dalam dari sang suami. "Mas, sudah bangun?" "Menurutmu?" Jenala mencebik, Abimana yang gemas langsung mencubit pipi yang sudah chubby itu. Memang porsi makan Jenala kembali seperti dulu, tentunya diimbangi oleh olahraga rutin."Kamu semakin berisi, dan aku suka." Jangan pikir Jenala tersanjung akan hal itu, dia justru menatap Abimana kesal. "Bilang saja jika aku gendutan! Tidak usah diperhalus!" Jenala memberi jarak, selimut berukur

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   52

    "Kamu pikir apa yang kamu katakan, Cisa?" Cisa terdiam dengan tangan mengepal, perempuan itu merutuki mulutnya yang tak bisa di rem. Tamatlah riwayatnya jika Jenala langsung mengadu pada Abimana."Sorry, aku tidak bermaksud apapun. Jadi jangan coba-coba mengadu pada Kak Vier." Jenala menyunggingkan senyum, perempuan itu mencoba mengatur emosinya. Dia tak boleh lepas kendali, apalagi ada Sera serta Abimana. "Dengar Cisa,"tekan Jenala"jika kamu tidak menjaga mulutmu lagi, saya sendiri yang akan memberimu pelajaran. Saya diam bukanya takut, tapi hanya kasihan padamu." Setelah melontarkan kalimat ejekan itu, Jenala menuruni undakan tangga dengan santai. Tak menghiraukan wajah memerah Cisa yang menahan amarah. ***Miranda : [ Kak Vier, boleh aku main ke kantor? ]Kening Abimana berkerut, tumben sekali perempuan itu ingin ke kantornya. Abimana : [ Silahkan. ] Sesudah mengirim balasan, Abimana kembali mempusatkan atensinya pada benda persegi di hadapannya. Laporan yang Rendra berikan b

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   53

    Jenala sedang sibuk membantu Raquel di dapur, karena keluarga Miranda akan berkunjung. Sebenarnya bukan hanya keluarga perempuan itu—tapi seluruh keluarga Dominico. Namun, yang bisa datang hanya keluarga dari Miranda. Selebihnya masih di luar kota, serta liburan ke negara tetangga. "Kamu langsung bawa ke meja makan saja, nanti ambil lagi sisanya." Jika dalam mode seperti ini, mereka memanglah akur. Dan Jenala baik-baik saja mau bagaimanapun sifat Raquel padanya—lebih tepatnya tidak peduli. "Baik, Ma." Jenala bergegas ke arah meja makan, tiba-tiba langkahnya terhenti kala melihat Abimana yang melangkah mendekat padanya, bukankah baru pukul empat sore? Lantas mengapa Abimana sudah di rumah saja."Mas, cepat sekali pulangnya. Karena ada acara ini, ya?" Abimana memeluk Jenala, lalu mengecup singkat kening sang istri. "Tidak, aku memang sengaja pulang cepat. Karena ingin membantu istriku ini, pasti kamu kelelahan di dapur. Apalagi Mama yang mempunyai prinsip jika menjamu keluarga harus

Bab terbaru

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   72

    Sudah satu bulan lamanya Jenala tinggal di hotel bersama keluarga kecilnya, dan tepat pada pukul delapan malam. Ketika Anak-anaknya tertidur, perempuan itu melenggang santai menuju lantai dua, tempat restoran hotel ini berada. Jenala sendiri tinggal di lantai lima, bersama keluarga kecilnya.“Bu Jenala.” Jenala menoleh ke belakang, melihat Rena, asisten rumah tangannya yang terlihat membawa paper bag. “Lho, kamu habis dari mana? Saya pikir kamu ada di kamar?”Rena tersenyum tipis. “Iya, Bu. Tapi tadi dihubungi oleh front office, katanya disuruh ambil pesanan Pak Abimana untuk Ibu Jenala.” Rena menyerahkan paper bag berlogo restoran Favorit Jenala. “Terima kasih, ya. Awalnya saya mau ke resto bawah saja.” Rena mengangguk sebagai respon. “Ayo ikut makan, kita bawa ke resto bawah saja bagaimana?” Rena mengangguk kikuk, tak enak juga menolak. “Baik, terserah Ibu saja.” Sementara itu, Abimana yang sedang berada di kantor Jenala dikejutkan oleh kehadiran Miranda serat Marlo. “Kalian ken

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   71

    Jenala kebingungan ketika sudah membuka mata, ia melihat ke sekeliling ruangan yang ditempati. “Mas?” Panggilnya ketika tak mendapatkan eksistensi Abimana. “Jena, kamu sudah bangun, Sayang?” Abimana keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang menggantung sebatas perutnya. “Bagaimana perasaanmu?” lanjut pria itu sembari mengambil duduk di pinggir kasur tempat Jenala berbaring.“Kita di mana, Mas?” Alih-alih menjawab pertanyaan Abimana, ia justru bertanya balik dengan nada serak.“Di hotelku, Sayang. Besok pagi baru kita berangkat ke Den Haag, soal Avahander dia berada di kamar sebelah bersama Sera serta Rena, dan aku membawa Rena untuk membantu kita nanti. Semua perlengkapan kamu juga sudah aku siapkan, kita tinggal berangkat besok pagi.” Jenala tergugu, masih tak mengerti kalimat panjang yang Abimana utarakan. “Sebentar, Mas. Maksudnya kita ke Den Haag untuk apa? Dan juga Avahander masih kecil, tidak mungkin kita membawanya naik pesawat. Kecuali jika dia sudah satu bulan ke atas.”A

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   70

    “Brisik! Kamu bisa diam tidak?!” Abimana langsung memeluk Jenala yang terus memberontak. Setelah pulang meeting, ia menemukan Avhander dalam keadaan menangis, sementara Jenala ikut menangis sambil memukul crib baby Avhander. Abimana yang panik langsung menelpon dokter keluarganya, dan perkataan sang dokter membuatnya seperti suami terburuk Jenala mengalami baby blues syndrome, biasanya sang ibu akan menangis secara tiba-tiba, serta memiliki kecemasan berlebihan terhadap sesuatu. Abimana tidak pernah menduga jika Jenala akan mengalami ini semua. Padahal ia sudah sebisa mungkin menjaga perasaan sang istri, tapi ternyata ia gagal. Dan ini sangat menyakitkan untuknya, Abimana telah gagal menjadi suami yang baik bagi Jenala. “Av–avhander ….” Suara lirih Jenala menyentak Abimana. “Iya, Sayang. Avhander sudah tidur. Kamu istirahat, ya? Aku temani.”“Tidak! Mama jahat! Mama hina aku! Padahal aku yang lahirin Avhander! Mama Raquel jahat! Aku mau sama Mama Papaku saja!” Tubuh Jenala bergeta

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   69

    Jenala tersenyum melihat Abimana yang sama sekali tak melepaskan pelukannya. Padahal ia sudah mengatakan tak apa-apa, dikarenakan bayi mereka juga lahir dalam keadaan sehat, walau sempat terjadi insiden kecil saat di kamar mandi. Sebenarnya Jenala juga merasa kecewa karena tak bisa melahirkan putra pertamanya ke dunia ini secara normal, tetapi apa mau dikata. Ini juga demi keselamatannya. “Hei, sudah. Aku juga sudah baik-baik saja.” Abimana menggeleng, masih teringat jelas saat dia sampai di kamar mandi dan menemukan Jenala yang sudah pingsan dengan darah menggenang. Sungguh, itu adalah hal mengerikan yang mampu membuat kinerja jantungnya berhenti berdetak, walau sesaat. Belum lagi saat dilarikan ke rumah sakit, dan dokter mengatakan jika Jenala harus dioperasi. Tentu Abimana semakin kalut, apalagi setelah melahirkan Jenala tak sadarkan diri selama dua puluh empat jam “Sudah, ya. Aku juga baik-baik saja.” Jenala mengulang kembali kalimatnya, jemari lentiknya mengelus lembut surai

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   68

    Bulan demi bulan telah dilalui, dan dua minggu lagi Jenala akan bertemu dengan buah hatinya, ada perasaan mendebarkan sekaligus melegakan dalam hatinya. Tantenya yang ada di Amsterdam tak henti-hentinya datang silih berganti, untuk menyemangatinya serta memberikan kata-kata penenang. Pun dengan Abimana, pria itu tak mau meninggalkan Jenala barang sedetik saja. Tapi Jenala mengancamnya jika tidak pergi bekerja dia tak mau menemui Abimana. “Mama, Sera sudah belikan barbie untuk adik bayi. Nanti kalau dia keluar Sera ajak main, boleh?” Jenala terkekeh, tapi tak urung mengiyakan. “Boleh, tapi adik bayi mainnya sama robot-robotan.” “Lho, kenapa, Mama? “Karena dia laki-laki, Sayang. Jadi, mainnya juga disesuaikan.” Sera terlihat manggut-manggut, walau sebenarnya dia juga tidak mengerti. “Mama, pipis.” Jenala mengangguk seraya mengacak gemas rambut, Sera. “Oke, Sayang. Hati-hati, ya? Kalau ada apa-apa panggil, Mama.” Sera tak menjawab, gadis kecil itu sepertinya sedang ingin buru-b

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   67

    Viktor membaca laporan yang sekretarisnya berikan, sesekali tampak kerutan pada dahi pria itu. “Jason mengajukan kerja sama pada, Javier?”Pria paruh baya itu mengangguk. “Benar, Pak. Tapi statusnya masih digantung oleh Pak Abimana. Sampai sekarang.” Viktor semakin terlihat penasaran, Abimana tak jauh beda ternyata darinya. Tak peduli itu adalah keluarga atau bukan, yang jelas jika tak berkompeten atau tidak memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan perusahaannya akan tetap ditolak. Dimitri—selaku ayahnya. Pernah mengatakan jika berbisnis lebih baik hindari dengan keluarga, karena urusan uang adalah hal sensitif. Dan terbukti, sampai sekarang Viktor tak menjalin kerja sama dengan anggota keluarganya. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti Jason anggota keluarganya yang pertama bisa menjalin kerja sama dengan perusahaannya. “Baiklah, laporkan terus jika ada kejanggalan atau hambatan. Dan jangan lupa infokan kepada Rendra untuk selalu memantau orang-orang disekitar

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   66

    “Mas, berapa hari di Malaysia?” Abimana mengecek ponselnya terlebih dahulu, lalu menatap kembali ke arah Jenala. “Sekitar satu minggu, Sayang. Maaf jika meninggalkanmu selama itu, tapi ini benar-benar tidak bisa diwakilkan.”Jenala mengangguk mengerti, pekerjaan Abimana memang begitu banyak, belum lagi membantu mengurus perusahaan periklanan miliknya. “Aku paham, jangan merasa bersalah seperti itu. Setelah melahirkan aku juga mau kembali ke perusahaan, apakah tidak apa-apa?” Abimana terdiam sejenak, menatap Jenala dalam. “Apa kamu sudah memikirkannya matang-matang? Maksud aku, untuk mengurus anak kita menggunakan jasa baby sitter? Dan kamu siap akan impact ke depannya?”Kening Jenala berkerut, menurutnya tidak ada yang salah. “Memangnya kenapa, Mas? Dan dampak yang Mas maksud seperti apa?”Abimana tersenyum lembut, membaringkan tubuhnya pada sisi sang istri. Tangannya terangkat untuk mengelus perut Jenala yang sudah membesar. “Begini, Sayang. Jika setelah kamu memutuskan untuk kembal

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   65

    Tak terasa kini usia kehamilan Jenala sudah menginjak lima bulan, perempuan itu tersenyum-senyum sendiri ketika mengetahui jika dirinya mengandung seorang putra. Sebenarnya tak masalah, entah lelaki atau perempuan. Yang terpenting sehat. Namun, ketika melihat reaksi Abimana, Jenala sungguh terharu, pria itu bahkan mengambil cuti karena tak bisa jauh dari istrinya. Abimana selalu menanyakan apa yang dia suka serta tak suka. Belum lagi menjauhkan apapun yang membuatnya tak nyaman. Bukankah prianya begitu manis?“Jena!” Jenala tersentak, bahkan rajutan yang ada di tangannya terjatuh seketika.“Maaf, aku ngagetin, ya?”Jenala menoleh ke arah Miranda, lalu menggeleng singkat. “Tidak, aku tadi sedang fokus saja.” Dia menunduk, mengambil benda yang mempunyai pola rajutan garter stitch itu. Jenala kembali mengalihkan atensinya pada Miranda, sebenarnya agak sedikit aneh ketika Miranda bertamu pagi-pagi seperti ini.“Kamu libur hari ini?” Miranda mengangguk kuat, menaruh di atas meja paper ba

  • SUAMI DADAKANKU SAHABAT AYAHKU   63

    “Mama, apakah adik bayinya seperti Sera?” Jenala terkekeh mendengarnya, dia memang sudah pulang satu minggu yang lalu. Dan memberitahukan kabar bahagia ini pada keluarga besarnya. Mereka semua bahkan sampai terbang ke Belanda untuk melihat keadaannya. Sementara keluarga besar Abimana juga tak kalah heboh, walau ada beberapa yang terlihat tak suka, tapi Jenala tak ambil pusing.“Belum tahu, Sayang. Apakah nanti perempuan atau lelaki. Nanti kita cek setelah empat atau lima bulan, oke?” Sera mengangguk kuat, gadis kecil itu mengelus perut rata Jenala, sesekali terkikik atas tingkahnya sendiri. “Oh, iya. Apakah sepupu Sera yang di Jakarta itu akan ke sini lagi, Mama?” Jenala mengacak rambut Sera gemas, gadis kecilnya ini suka sekali bermain dengan keponakannya. Namun, sayang sekali mereka hanya beberapa hari di Belanda. “Nanti kalau libur panjang pasti mereka ke sini lagi, Sayang.’ Sebenarnya Jenala masih merindukan nenek serta paman dan bibinya. Tetapi tidak mungkin, karena mereka ju

DMCA.com Protection Status