Share

47

Sikap Abimana kembali seperti dulu, tak ada sapaan hangat—atau bahkan pelukan seperti biasanya. Raquel takut, apa yang Viktor utarakan menjadi kenyataan.

Wanita itu juga resah, pasalnya Cisa tak bisa dihubungi, anak gadisnya pergi entah ke mana.

"Javier, Mama buatin espresso sama biscotti untuk sarapan." Abimana melirik sekilas, lalu kembali mengalihkan atensinya pada Jenala.

"Sayang, mau makan apalagi?" Jenala tersenyum kikuk, dia menggeleng seraya melirik Raquel sekilas.

"Tidak usah, Mas. Ini saja sudah cukup."

"Mama! Sera mau apel juga sebagai cemilan, nanti Sera bagi ke teman-teman." Jenala tersenyum simpul, dia mengusap pipi gembul kemerahan itu.

"Siap sayangku, nanti ya. Sera habiskan dulu sarapannya, jangan ada yang tersisa okay?"

Sera mengacungkan jempol, Jenala memang lembut dan penuh kasih sayang. Tapi juga tegas disaat yang bersamaan. Jika dia tahu Sera membuang-buang makanan. Perempuan itu langsung menegur serta menceramahinya.

Sementara itu, Raquel mengepalkan tanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status