Share

Part 53–Impas

Penulis: Airi Mitsukuni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-24 11:05:00

Lagi. Aku mengangguk pelan.

"Pantas Mama Papa santai-santai aja biarpun enggak pernah ketemu cucunya. Mereka sudah tahu ternyata. Apa jangan-jangan ... mereka juga sering menemui kamu dan Alan?"

"Hanya beberapa kali. Katanya takut Mas Aldi curiga," jawabku pelan.

"Ya Allah ... kalian semua benar-benar tega," lirihnya.

"Jangan marah sama Papa Mama, ya, Mas. Selama ini, memang aku sendiri yang minta mereka enggak buka mulut."

Tak ada jawaban selain helaan napas panjangnya.

"Mas?"

Mas Aldi menoleh. "Iya, aku enggak akan marah sama mereka."

"Alhamdulillah." Aku tersenyum lega.

"Nurma!"

Kami serempak menoleh dan mendapati Bapak sudah berdiri di ambang pintu.

"Ayo makan dulu!"

"Iya, Pak." Aku mengangguk, lalu segera berdiri. "Ayo, Mas! Kita makan siang sama-sama."

Mas Aldi tersenyum dan mengangguk.

"Dek?" Panggilan Mas Aldi kembali menghentikanku yang baru menjauh darinya beberapa langkah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 54–Setangkai Mawar

    Kami serempak menoleh. Mas Aldi berjalan mendekat dengan tatapannya yang sempat membidik Dokter Widi, lalu kembali beralih padaku."Alan kayaknya haus, Dek. Udah mulai rewel.""Anak mama haus, hm?" kataku sembari mengambil alih Alan dari gendongannya. Membuat Alan langsung tersenyum seraya menepuk-nepuk dada ini."Aku ... masuk dulu," pamitku pada keduanya yang sedari tadi sama-sama diam dan tak saling menatap."Iya," jawab mereka kompak hingga spontan saling melempar pandang.Aku menahan senyum. "Hati-hati pulangnya, Dok."Dokter Widi mengangguk. Setelah itu, aku berbalik dan pergi meninggalkan keduanya."Bisa kita bicara?"Masih terdengar jelas suara Mas Aldi yang bertanya pada Dokter Widi setelah aku maju beberapa langkah."Tentu. Mari bicara di pos ronda."Langkahku terhenti saat mencapai ambang pintu, lalu kembali menoleh ke belakang. Mas Aldi pergi bersama Dokter Widi yang menuntun motornya."Apa yang mau mereka bicarakan?" gumamku pelan."Nur?""Ya, Pak?" kataku seraya berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-25
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 55–Dilema

    Pria itu kini berbalik menghadap ke sini setelah sebelumnya terlihat membagikan cokelat pada anak-anak di sini. Dia berjalan santai menghampiriku dengan senyuman yang menghiasi wajahnya."Aku pergi main lagi, ya, Teh!""Eh? Aziz!" panggilku, tapi anak itu sudah berlari menjauh bersama teman-temannya lagi. "Dokter," sapaku canggung saat dia sudah berdiri di sini."Suka dengan bunganya?" tanyanya masih dengan senyuman.Aku mengangguk canggung. "Jadi, yang selama ini kirimin aku bunga itu pak dokter?"Dokter Widi mengangguk."Untuk apa?""Sebagai simbol perasaanku untukmu."Aku tertegun dan membisu. Tak tahu harus berekspresi atau menjawab apa dengan pengutaraannya yang tiba-tiba ini."Kupikir kamu akan dengan cepat menyadari perasaanku, tapi ternyata enggak. Jadi, mau enggak mau aku har

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 56–Harus Memilih

    "Sudah jangan bengong begitu, Nur. Sana ganti baju.""T–tapi, Pak ....""Enggak ada tapi-tapian. Bapak tunggu di sini," tegasnya, kemudian berjalan mendekati Ibu yang tengah menata hidangan di karpet.Pantas saja tadi Ibu membuat beberapa macam kue, ternyata ....Aku masih tertegun di ambang pintu. Ibu menatap ke sini, tapi kembali melanjutkan menata makanan ketika Bapak menegurnya.Melamar? Kenapa harus secepat ini? Aku bahkan belum yakin dengan perasaanku sendiri.Setelah menyusui Alan, kuganti pakaian kami seperti yang diperintahkan Bapak. Aku merenung di kamar dengan jemari yang saling meremas dan perasaan tak karuan.Dering notifikasi pesan wa membuyarkan lamunan. Kuraih ponsel yang tergeletak dekat kaki ranjang dan mendapati ada sebuah pesan masuk dari Mas Aldi.[Lagi apa, Dek? Alan sudah tidur belum?]Kutatap dalam diam layar chat kami, lalu menengadahkan wajah dengan helaan napas panjang.Dokter Widi ataukah Mas Aldi?Siapa yang sebaiknya kupilih? Aku tidak mau mengalami kegag

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 57–Hanya Masa Lalu

    Aku menggantungkan ucapan dengan pandangan menyapu ke setiap orang yang ada di sini. Tatapan ini berhenti tepat di Bapak dan membuatku menelan ludah gugup.Melihat wajah renta dan tatapan memohonnya aku jadi tak tega. Hanya saja, sudut hati ini juga tidak bisa berbohong kalau aku belum yakin ingin memilih Dokter Widi sebagai pendamping hidup."Nur?" panggil Ibu lagi."Aku ... aku terserah Bapak saja," jawabku pelan dengan wajah tertunduk."Lho, kok terserah Bapak? Kan, yang nikah itu kamu, Nur. Kamu harus tegas. Ya atau enggak," kata Ibu."Benar, Nak. Jangan takut! Kami juga enggak akan maksa. Kalau memang kamu keberatan, enggak apa-apa. Mungkin memang belum jodohnya Widi," timpal mamanya.Kugigit sudut bibir, lalu kembali mengangkat wajah dengan perlahan. Dokter Widi membalas tatapan ini dengan senyuman. Sementara, Bapak kini terlihat menunduk s

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 58–Teror

    Tak perlu menunggu lama, keesokan harinya gosip soal Dokter Widi yang datang melamar sudah tersebar di desa ini. Beberapa hari ke depannya, aku pun menjadi bahan perbincangan. Banyak yang mendukung dan bicara hal positif, tapi tak sedikit pula yang menyebarkam berita miring, terutama para wanita single yang sudah lama mengincar Dokter Widi.Aku yang tengah tidur ini seketika terlonjak kaget, saat mendengar kaca jendela kamar dilempar sesuatu hingga pecah. Alan pun sampai menangis kaget karenanya."Nur! Itu apa, Nur?" Ibu mengetuk-ngetuk pintu kamar ini."Buka dulu pintunya, Nur!" titah Bapak.Bergegas aku beranjak turun sambil menggendong Alan yang masih menangis, lalu membuka pintu."Itu tadi suara apa?" Ibu menatapku khawatir."Ada yang lempar sesuatu, Bu.""Biar bapak periksa."Bapak masuk ke dalam kamar dengan tergesa-gesa. Sementara, aku dan Ibu mengekorinya di belakang. Benar saja. Ada batu seukuran setengah kepalan tangan tergeletak di lantai dekat jendela."Waduh, gimana ini,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 59–Dilabrak

    Aku tersenyum walau hati berdesir perih."Biar waktu yang menjawab semuanya, Bu. Kalau memang aku dan Dokter Widi berjodoh, insyaallah semuanya akan dilancarkan sampai hari pernikahan. Begitu juga sebaliknya. Doakan yang terbaik saja, ya, Bu."Ibu tersenyum dengan helaan napasnya."Aku tidur, ya, Bu," kataku seraya ikut membaringkan tubuh bersama Alan yang sudah kembali terlelap sejak tadi.Ibu mengangguk dan ikut berbaring juga.Pada kenyataannya, mata ini belum bisa terpejam kembali. Aku termenung memandangi langit-langit kamar. Ucapan Ibu berhasil menggoyahkan hati.Aku yang sudah bertekad takkan memikirkan Mas Aldi lagi nyatanya gagal. Semua kenangan kami di masa lalu, kini hadir lagi memenuhi pikiran. Begitu juga dengan kenangan saat pertemuan kami setelah lama berpisah. Teringat dengan semua sikap manis, lembut dan perhatiannya, berhasil membuat hatiku bergetar.Tolong kuatkan hati ini, ya Allah. Jika memang aku ditakdirkan bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-30
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 60–Tiba-tiba Datang

    Sesaat sebelum berbelok, langkah ini sontak terhenti saat mendengar perkataan terakhir Silvi. Aku terdiam sejenak, lalu tersenyum dan kembali melanjutkan langkah. Membuat Silvi kembali berteriak memanggilku dengan geram.Tak ada gunanya meladeni wanita itu. Bukan karena takut, tapi semua akan menjadi lebih buruk ketika api dibalas dengan api. Aku takut tidak bisa mengontrol apa yang terucap dari mulut ini. Seseorang yang sedang emosi, seringkali tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan bahkan kasar.Aku tidak akan menyesali diamku ini, justru akan menyesali ketika bicaraku melewati batas dan tak terkendali. Jika Silvi diibaratkan api, setidaknya aku harus bisa menjadi air.Lagipula, aku tidak perlu menjelaskan alasan tentang pernikahan ini pada siapa pun. Mereka yang benci dan tidak suka, tidak akan mungkin mau mendengar dan percaya itu. Di mata mereka, tetaplah aku yang salah. Akulah sang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 61–Diabaikan

    Mendengar nama itu, Mas Aldi yang sudah kembali berdiri pun sontak ikut berbalik menatapnya. Semakin dia mendekat, semakin jantung ini berdetak cepat. Bagaimanapun juga, aku tidak mau ada kesalahpahaman di antara kami."Dokter, aku ....""Apa kabar?" Dokter Widi menyela ucapanku. Dengan senyuman ramah dia mengulurkan tangan pada Mas Aldi yang menatapnya sedari tadi."Baik, terima kasih. Kamu sendiri?""Alhamdulillah baik juga. Sangat baik malah," jawabnya sembari melempar senyum padaku yang masih mematung dan sesekali menelan ludah. "Tumben ke sininya malam-malam.""Mas Aldi ....""Aku ...."Ucapanku dan Mas Aldi serempak terhenti dan saling melempar pandang, saat menyadari kami menjawab dalam waktu yang bersamaan."Keren. Jawabnya bisa kompakan begitu, ya. Sehati." Dokter Widi tertawa."Yaa, begitulah," sahutnya santai dengan tawa kecil seraya menggaruk kepala. "Kalau udah kangen, sih, enggak mandang malam atau siang, pasti aku datang.""Memangnya enggak kerja?""Ambil cuti.""Ooh."

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01

Bab terbaru

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 84–Ending

    Aku dan Mas Widi sontak terdiam. Saling melempar pandang, lalu cekikikan bersama saat mendengar Mama berseru dari luar kamar. Memang selama tiga hari ke depan, Mama Papa akan menginap di sini. Baru siang tadi keduanya datang."Mas, sih!" Aku melepaskan diri, lalu mencubit pinggangnya dengan gemas hingga gantian dia yang menggeliat geli."Kamu duluan yang mulai," balasnya tak mau kalah. "Pokoknya kamu masih utang ciuman plus bonusnya. Ayo sini!" Dia menarikku menuju ranjang."Aduh-aduh ... aku kebelet, Mas. Mau ke kamar mandi dulu.""Kamu pikir mas percaya?" Dia malah tertawa dan terus menarikku. Hingga akhirnya, tubuh ini sudah berada dalam kendalinya tanpa bisa aku melawan.🌺🌺🌺Hari yang ditunggu pun tiba. Sebenarnya meminta jalan-jalan hanyalah alasan semata. Ada kejutan yang ingin kuberikan biarpun ini lebih cepat satu minggu dari hari ulan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 83–Sertifikat Tanah

    "Eungh." Aku bergumam pelan, menggeliat malas saat merasakan sentuhan lembut beberapa kali di pipi.Tanpa mengindahkan sentuhan itu, aku malah semakin merapatkan selimut dan memeluk guling erat. Cukup lama menghabiskan waktu bersama Mas Widi tadi, membuat mata ini enggan untuk terbuka.Namun, lagi-lagi tidurku terganggu dan bergidik geli ketika merasakan tiupan di dekat telinga."Bangun, Sayang," bisiknya lembut.Aku berbalik, mengucek mata yang masih terasa lengket dan mendapati Mas Widi sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum. Senyum manis dengan kedua tangannya memegang kue ulang tahun berukuran kecil tanpa lilin."Mas ...." Aku beranjak bangun, lalu duduk bersandar kepala ranjang."Memilikimu adalah hal terbaik yang enggak akan rela mas tukar dengan apa pun. Terima kasih sudah menjadi duniaku, Istriku Sayang. Selamat ulang tahun."

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 82–Hadiah Terbaik

    "Rumah ini 'kan kosong. Kok, rapi dan bersih, Mas?" tanyaku seraya duduk di tepi ranjang. Sementara, Mas Widi tengah berbaring miring sembari menepuk-nepuk pantat Alan yang sempat terbangun dari tidurnya."Kan, seminggu sekali ada yang bersihin, Sayang. Aku udah bayar orang untuk merawat rumah ini. Kalau enggak begitu, nanti lama-lama rumahnya bisa hancur dan rusak.""Ooh." Aku mengangguk paham."Kamu kalau mau buat sesuatu bisa langsung ke dapur, Sayang. Mas udah minta tolong sama yang merawat rumah ini supaya siapin kebutuhan dari dua hari yang lalu.""Iyakah?"

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 81–Suami Idaman

    "Papa, janais.""Apa katanya, Nur?" tanya Mama."Papa jangan nangis katanya, Ma," jelasku."Enggak. Papa ... papa enggak nangis, kok." Mas Aldi tersenyum, tapi air matanya masih belum bisa berhenti menetes di pipi."Alan sayang Papa?" tanya Mama seraya mengusap kepalanya."Cayang," jawabnya dengan riang. "Papa uwa," imbuhnya sembari mengangkat jari-jari mungilnya, lalu menatap Mas Widi yang berdiri di samping Mas Aldi."Iya, papa Alan ada dua," kataku seraya

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 80–Jangan Putus Asa

    "Masuklah," ucap Mama pelan.Aku mengangguk, lalu membuka pintu kamar Mas Aldi dengan hati-hati. Melihatnya duduk termenung di dekat jendela membuat tubuh ini meremang. Aku sungguh tak tega hingga harus berhenti melangkah lagi saat air mata ini tak mampu ditahan."Ma," panggil Mas Aldi. "Aku lupa simpan foto Alan di mana. Bisa Mama bantu aku cariin fotonya?"Ya Allah ....Aku membekap mulut, lalu kembali melangkah dengan Mas Widi yang merangkul bahu ini. Seolah paham, Alan pun hanya diam saja ketika kuisyaratkan agar tidak bersuara."Ma," panggilnya lagi.Aku mengangguk. Memberi isyarat pada Mas Widi agar mendekatkan Alan padanya."Ma, foto Al ...." Mas Aldi seketika membeku saat tangan mungil Alan menyentuh pipinya yang sudah ditumbuhi jambang. Begitu pun ketika Alan sudah didudukkan di pangkuan. Mas Aldi masih terpaku, tapi matanya berembun."Papa?" panggil Alan dengan suara khas anak kecil.Air mata Mas Aldi seketika bercucuran dengan tangannya yang bergerak perlahan menyusuri tubu

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 79–Merasa Berdosa

    Aku kembali terisak di pelukan Mas Widi ketika pintu kamar itu sudah tertutup rapat."Aku ... aku berdosa, Mas," lirihku dengan hati yang berdenyut nyeri. "Aku berdosa karena sudah berburuk sangka sama Mas Aldi. Aku ... aku ....""Ssstt." Mas Widi mengusap kepalaku dan mengeratkan dekapannya. "Kamu enggak sepenuhnya salah. Kalau saja Aldi jujur, kamu atau siapa pun juga pasti enggak akan berpikir negatif.""Aku harus tanya Mama. Aku mau tahu kenapa Mas Aldi bisa seperti itu," lirihku seraya mengurai pelukan.Mas Widi mengusap lembut air mataku dengan kedua ibu jarinya. "Kita akan tanyakan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 78–Syok

    Mama sehat, kan?" tanyaku seraya mengurai pelukan."Alhamdulillah mama sehat," jawabnya seraya menyeka air mata. "Maaf mama sama Papa enggak bisa datang ke pernikahan kalian," sesalnya seraya menatapku dan Mas Widi bergantian."Enggak apa-apa, Ma. Doa Mama dan Papa juga udah cukup."Mama tersenyum, lalu beralih menatap Alan di pangkuan Mas Widi."Alan ... cucu Nenek." Air matanya kembali menetes."Aaah." Alan merengek dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Mas Widi ketika Mama hendak menggendong

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 77–Pindah

    "Cari siapa?" tanyanya sedikit ketus."Maaf, kami mencari Aldi. Dia tinggal di sini," jawab Mas Widi."Aldi? Aldi siapa?" Wanita itu malah terlihat bingung mendengar nama itu disebutkan.Kami saling melempar pandang, lalu kembali menatap wanita berkulit sawo matang itu."Mas Aldi yang punya rumah ini, Mbak," kataku."Pemilik rumah ini? Enak saja kalau bicara. Rumah ini punya suamiku!" sergahnya tidak terima."Boleh kami bicara dengan suaminya, Mbak?" tanya Mas Widi tenang."Sebentar," sahutnya ketus. "Mas! Mas Fikri!" Wanita itu berteriak kencang dan tak lama kemudian, muncul pria paruh baya dengan perutnya yang sedikit buncit."Ada apa, sih, Ma, teriak-teriak segala?""Nih, ada yang mau ketemu. Katanya mereka ini nyariin Aldi pemilik rumah ini. Lha, kan ini rumah milik Mas Fikri.""Aldi?" Pria bernama Fikri itu terlihat berpikir sejenak, lalu kembali menatap kami. "Oh, Aldi pemilik rumah ini sebelum kami, ya?"Pemilik sebelumnya?"Maksudnya?" tanyaku bingung."Iya. Rumah ini sudah sa

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 76–Usul

    "Hari ini ke klinik atau masih gantiin teman Mas di rumah sakit?" tanyaku seraya menyendokkan nasi ke piringnya."Enggak dua-duanya," sahutnya, lalu meneguk sedikit air putih."Kok?""Iya, hari ini mas libur. Mas ambil cuti tiga hari ke depan.""Terus, yang tugas di klinik?" tanyaku seraya menarik satu kursi di sampingnya, lalu duduk."Ada teman yang gantiin jaga.""Ooh." Aku mengangguk paham, lalu menyendokkan nasi ke piring

DMCA.com Protection Status