Sankt-Peterburg 1726
Riuhan tepuk tangan memenuhi Dvorets Imperor, menampakan banyak wajah gembira atas kepulangan anak adam yang berjasa menumpas penjajahan di kota perbatasan. Liam, nama itu dipuja banyak mata, tak kenal usia bahkan nenek nenekpun menyukai sikap baiknya. Terlahir sebagai keponakan dari Kaisar Kievel dan Koroleva Nastasya menjadikannya Prints yang sangat dihormati. Prints Liam sangat menghormati sang sepupu yang sudah seperti kakaknya Louis, yang kini menjadi putra mahkota setelah tragedi kecelakaan maut Tsar dan Koroleva. Menjabat sebagai Tsar ke 5 membuat Prints Louis mau tidak mau meninggalkan hidupnya sebagai seniman dan memulai memimpin rakyatnya. Namun keberadaan selir Tsar dan anak mereka membuat kekacauan dalam sistem kekaisaran, karena anak tersebut yang memilki umur diatas Prints Louis dan meminta tahta Tsar untuknya.
Kota Peterburg 15.00
Prints Liam Hedric
Sore yang menyilaukan mata membuat sepasang retina coklat milik pria berkuda terang dengan indahnya, cahaya dari retina itu berasal dari pancaran sinar mentari sore oranye yang sangat menakjubkan. Merebahkan diri dirumput hijau diatas bukit Peterburg benar benar sangat nyaman, suasana yang sangat menyatu dengan alam yang berbeda dengan keadaan Dvorets yang ricuh dan sesak.
Sesekali memainkan harmonica dengan nada indahnya, menghiasi suasana damai dengan burung yang ikut berdansa disana, sampai sebuah kain membuyarkan kekhusuannya. Seorang gadis dengan rambut panjang menghampiri pria yang melongo dengan karya tuhan didepannya.
“Bisa ku dapatkan kembali selendangku tuan?” suara merdu bagai alunan harpa di ruang musik kaisar ia lantukan dari bibir merahnya.
“Tentu nona” pria itu menyerahkan kain putih dengan senyum merekah khasnya, lesung pipi indah ia tunjukan berharap bisa menggoda gadis dihadapannya.
“Terimakasih” tanpa senyum atau sapaan lainnya, gadis itu berlari dan menampakan punggung jenjangnya, meraih tangan pria lain dengan setelah hitam rapi membawa anjing putih bersamanya.
Bisakah waktu tadi kuputar kembali, aku ingin melihat sepasang mata coklat keemasan itu, ingin menatapnya lebih lama, batin Liam si pria berkuda.
Moskwa 19.00
Adera
Memandang jendela yang sama seperti 16 tahun kehidupannya, ditemani anjing putih setia bernama Puppy, kini ia duduk dengan gaun putinya dan mencoba berteriak minta didengar langit, ingin mencoba dunia lain lebih lama, dan menatap para pedagang lebih lama, bukan hanya membeli gaun saja tapi ingin bermain seperti remaja lainnya.
Tok tok tok……
Suara ketukan pintu yang pastinya Brat Alan, kakak sekaligus teman hidupnya semasa kecil hingga kini, meski Brat Alan menjagaku ia tetap melaksanakan kewajibannya menjadi anggota kebebasan pedagang, yang mana selalu membawaku kemanapun ia pergi, bagiku Brat Alan adalah seorang kakak yang merangkap menjadi ayah. Kini ia hanya berdiri mematung menunggu dipersilahkan masuk olehku, ahh ia selalu saja bertingkah formal dimanapun, bahkan pada ku sekalipun, kecuali jika aku menginginkannya berbicara layaknya seorang kakak pada adiknya. Brat sangat menyukai tarianku dan selalu mengajakku pergi ke kota dengan melihat keindahannya di tebing Peterburg untuk menari dengan ceria, namun tadi sore ia harus mengurungkan niatnya karena keberadaan seseorang yang tidak boleh ditemuinya.
Namun, sore tadi sangat mengesankan bagiku. Aku merasa seperti bertemu matahari ketika melihatnya dengan lesung pipi yang sangat indah, mirip dengan lesung pipi Brat Alan. Aku ingin bertemunya lagi jika bisa, tapi entah ada kesempatan lagi atau tidak untuk pergi ke tebing Peterbugh lagi karena pertemuan singkatku dengan pria secerah matahari itu terdengar sampai ke Dvorets Imperor yang mana Koroleva tak mengizinkanku bertemu dengan salah satu keluarga Kaisar, entah apa yang membuat Koroleva membenci pertemuan kami, yang jelas aku seperti bangkai yang disembunyikan sejak kecil, dimana sekolah ku pun hanya bisa di atas mansion putih tinggi yang kini mengurungku.
Liam Hedric
Surat dari rindu pertemuan pertama
Sepanjang detik setelah pertemuan itu, seluruh bayangan semu di otak kanan dan kiriku dipenuhi perempuan bergaun putih dengan mata coklat keemasan dan rambut indah tergerai. Jika semesta bisa memberikan pesan, tolong sampaikan pada matahari disore hari bahwa cahaya sore yang menyilau ini membuatku merindu.
Seseorang yang biasa menyayat nadi tidak bisakah jatuh cinta? Jika Tsar mencintai Koroleva karena ketangguhannya menaklukan perampok dengan hanya menggunakan tusukkan rambut, maka aku mencintai bulanku yang mengambil banyak silau sore layaknya bulan yang menggantikan matahari di akhir hari. Terpukauku padanya karena sebuah selendang yang menjatuhkan dirinya pada wajahku dan menampakkan pemiliknya di hadapanku. Banyak yang mengira aku sangat menggelikan dengan setiap kata yang terucap sejak kemarin sore, bahkan Ser Ken meneriakiku mabuk, tapi memang benar aku mabuk karena dia, wajahnya yang kupandang tiga detik menyisakan banyak rindu.
"Berhentilah dengan ocehan cintamu, sajak yang terus kau lantunkan takkan terdengar jika kau hanya disini tak mencarinya” gerah dengan sikapku membuat Ricky angkat bicara.
“Kemana aku harus mencari, jika Namanya saja aku belum tahu apalagi alamatnya” gurauku sedih.
“Sejak kapan Liam karibku jadi sepecundang ini hah? Apakah gadis itu mencuri sebagian otakmu hahahah”.
“Diam Ken, aku belum siap memenggal teman sendiri”.
“Cobalah cari ketempat awal kau menemuinya, begitu saja tak terfikir hah” satu batu dilemparnya kepadaku, memang Ricky ini sangat sarkastik, tapi hanya berlaku padaku dan Ken.
Aku, Ken dan Ricky benar benar mencari keberadaan gadis itu, bahkan ku bawa lukisan wajahnya karya Brat Louis dengan arahan ingatanku, namun yang kulihat hanya pedagang dari Moskwa yang datang dengan gandum dan susu untuk pasar Peterburg, bersyukur tugasku sudah selesai dengan para pengacau perbatasan hingga banyak waktu yang bisa ku luangkan untuk mencari bulanku.
Tersisa aku seorang disini dengan buku kisah cinta Koroleva yang terdampar, aku mencoba memejamkan mataku, namun bayangannya menyuruhku terjaga, sepertinya aku takut ia muncul saat aku tertidur, resah hati bahkan enggan pulang ke Dvorest kembali.
Di Dvorest hanya ada para Ser muda penjaga Dvorest dan beberapa Prints dari berbagai wilayah Peterburg, mataku bahkan tak menangkap sosok seniman yang menyamar menjadi Tsar kini, biasanya halaman depan dengan bunga lotus itu tempat favoritnya, sebenarnya Brat ku ini sangat menarik dia tidak pernah kelihatan jatuh cinta atau menggoda Printessa untuk jadi kekasihnya, biasanya para petinggi kekaisaran akan menyewa gadis yang menari atau para nona muda putri para Ser, tapi rupanya tidak dengan Tsar Louis yang hanya mengurusi kekaisaran dan melukis pemandangan.
“Ekhemmm” dehemku membuyarkan kekhusuannya.
“Tanganmu kemana? Sampai tak mengetuk dulu”.
“Digigit srigala di tebing Peterburg sepertinya” jawabku asal dengan cengiran khas ku padanya.
“Bagaimana, apakah ketemu?”.
"Belum” aku menggoyangkan kakiku seraya menunduk kecewa, ia benar benar tidak muncul hingga pukul 9 malam ku menunggu.
“Besok cari lagi, katanya jika dalam perjuangan ketiga tidak ketemu bukan jodoh”.
“Hei Brat jangan membuatku kesal” kesal dengannya dan mengerucutjkan bibirku.
“Baru sehari sudah sedih begini, carilah ke perbatasan sekalian, biasanya juga kau mencari pengacau kaisar masa cari gadis saja tidak mampu”.
“Kau hanya bisa bicara, belum merasakan cinta sih”.
Sementara disini Brat ku hanya tersenyum simpul seperti mengisyaratkan bahwa ia juga sedang jatuh cinta.
Perbatasan Moskwa-Peterburg, 1725
Louis Gernes
Perjalanan menuju Moskwa begitu melelahkan dengan adanya hujan es dan menyusahkan kusir dengan kekuatan kuda. Aku berkali-kali meniup kedua tanganku lalu mengusapnya pelan pada kedua pipiku di dalam kereta berharap bisa menghilangkan rasa kedinginan saat ini. Namun sesuatu terjadi pada kereta kami, di pedesaan kecil kami menemukan banyak keributan akibat ulah perampok malam, keretaku pun juga ikut dihentikan karen kabarnya perampok membawa senjata tajam, kami memilih berhenti dari pada melawan karena isu kehebatan perampok malam yang dijuluki Czar Knight ini sudah tersebar luas ke negeri lain.
Karena kesal dengan keterlambatan kami untuk menemui mentri perdagangan Moskwa, akupun dengan berani turun dari kereta dan menaiki kuda cadangan, banyak para penjaga berteriak menghentikanku, namun jiwa kebebasanku menolak mentah mentah.
Disini kami bertemu disaat pria kecil itu dengan gagahnya melawan perampok handal diatas perapian rumah salah satu Ser disini, keduanya menggunakan penutup wajah hampir sulit aku membedakannya, namun dari ricuh rakyat sepertinya penjahat adalah si tinggi dan si pendek adalah penjaga di sini, sangat mencengangkan ketika keduanya beradu pedang pada ketinggian itu, aku yang memang tidak terlalu pandai berperang karena lebih mengutamakan kecerdasan tak bisa melakukan apa apa, sampai akhirnya panahan di punggung seorang buruh membuatku memikirkan satu ide, dengan sekali tarikan, panahan itu mengenai kaki si penjahat, hampir saja penjahat tertangkap oleh penjaga itu, namun hentakan si Czar Knight membuat sang penjaga jatuh dari ketinggian, spontanitasku menyelamatkannya, dia kini memelukku dengan satu tangan , hampir saja terjatuh ke batu besar itu, wajahnya terekspos memperlihatkan mata indah dan bibir ranum yang sangat menggoda, sampai aku melayang dibuatnya menganggap malaikat dari surge yang ingin menampakkan wajahnya.
Mata kami bertemu, ia memandangku lekat enggan menghindar dari tatapan syahdu kami, namun sebuah suara hentakan kaki kuda membuyarkan kami dan menghentikan acara saling mengagumi.
Aku dan si penjaga berwajah dewa itu masuk ke sebuah mansion milik salah satu Ser Dvorest ku, ia menyambutku dengan hangat, karena sebagai putra mahkota Kaisar Rusia tentu aku sangat dijunjung. Banyak orang yang menjadikan kaisar beserta anaknya sebagai tuhan mereka dimana kami membebaskan kepercayaan disini, meski banyak gadis cantik menatap menggoda namun mataku masih tertuju bada si dewa yang sangat berkilau layaknya bintang sagitarius di langit sana, ia memandangku dengan senyum dan memperlihatkan lesung pipinya, sangat indah sungguh melebihi keindahan lesung papi adikku Liam yang sering dianggap paling indah di Peterburg.
Pertemuan kami memang sebentar karena ia tiba-tiba menghilang entah kemana, aku sempat berfikir untuk mengejarnya namun tugas ku kini bukan itu.
Berhasil mendapatkan nama dan asal keluarganya membuatku tersenyum bangga, ternyata menjadi seorang calon Tsar sangat menguntungka.
Surat dari Louis Gernes kepada Ser Alan
Mata anda membawaku menjelajah langit, bagaimana bisa bibir anda mengajakku masuk? Bisakah kau menjadi alasanku melukis bintang, ketika aku ingin kau menjadi inti karyaku. Kita pasti bertemu,
jika baca ini tolong balas kembali
Moskwa, 20.00
Rombonganku memasuki halaman luas milik Ser Pun, mansion ini sangat indah ditambah Menara menjulang putih dan tinggi disana. Mataku dimanjakan dengan riuhan ikan dikolam yang Nampak seperti pantai yang sangat menakjubkan, hingga sebuah bolpoin mengenai kepalaku dari atas Menara itu membuatku meringis kesakitan.
“Aww”
“Kenapa Prints, apakah sesuatu terjadi pada anda?"
“Tidak apa apa, hanya pegal"
"Mari masuk kedalam, Ser Pun sudah menunggu kedatangan anda disana”
Aku menggangguk dan masuk kekediamannya, ku fikir keluarga Ser Pun yang melindungi Moskwa memiliki banyak anggota keluarga namun rupanya hanya memiliki satu putra dan keponakan yang kini duduk Bersama kami, terasa tak asing pemuda yang kini duduk dihadapanku sepertinya aku pernah melihatnya, yakin aku pernah menemuinya. Laganya membuatku curiga saat ia menghindari kontak mata denganku pasti ada sesuatu.
“Maaf Prints hanya jamuan ini yang kami miliki semoga anda menikmatinya” senyumnya ramah
“Tentu, aku sangat tersanjung dengan jamuan anda” balasku senyum
“Ser, dimana putra anda apakah dia tidak ikut jamuan?"
“Dia kini sedang di ruangannya, ada sedikit masalah di desa perbatasan Moskwa sehingga membuatnya terluka akibat perampok malam”
Tunggu bukankah yang melawan perampok itu adalah pria berwajah dewa itu, apa jangan jangan
Seluruh asumsi Louis membuatnya tercengang, kini pria yang ia cari beberapa jam lalu ada dihadapannya dengan baju putih hitam sangat rapi ada pita dikerahnya, ia memandang takjub pasalnya ia tidak tahu bahwa lelaki yang menolongnya adalah calon Tsar negeri ini.
Namun lagi lagi, ia meninggalkan Louis, dengan sebuah alasan menjaga seorang tahanan, aku sangat kesal dengan alasan itu tidakkah dia mau menemani jamuan ini, padahal nafsu makanku meningkat ketika menatap wajahnya namun kini turun drastis sampai ke teluk.
Moskwa, 23.00
Althappthan (Alan)
Hari ini sangat melelahkan dimulai dari kericuhan yang disebabkan oleh adik kecilnya tadi sore, kemudian pencurian Gudang beras di perbatasan Moskwa akibat si Czar Knight membuatnya hampir kehilangan nyawa, beruntung ia mendapat pertolongan seorang Tsar tampan yang sangat baik dan rela membahayakan nyawanya demi menolong seorang Ser sepertiku.
Aku begitu terkejut atas kedatangannya ke kediamanku, namun segalanya terhenti saat penjaga Menara menyatakan jika Adera mencoba kabur dengan meminta bantuan pengawal Dvorest yang ia lempari bolpoin, hampir saja Alan akan kehilangan kepalanya jika Adera yang ia anggap sebagai adik kecilnya lepas dari kungkungannya, bisa marah beras Koroleva.
Jika difikir fikir kenapa Alan harus memerah saat Prints Louis memandangnya, bukankah wajar seorang Prints melempar senyum padanya? Rasanya Louis adalah Prints paling tampan disepanjang Alan menjelajahi Rusia.
Malam ini aku benar benar harus menemani Adera tidur untuk mencegahnya kembali kabur, meski kesulitan tidur diranjang yang bukan milikku, aku harus tetap menjaganya sebagai tanggung jawab besarku, sesekali ku mainkan lagu dengan gesekan biola, yang rupanya membangunkan seseorang yang kali ini menginap di mansion keluargaku.
Pria itu datang ke asal suara ku dilantunkan, sesekali menghadap ke atas mencari asal bunyi, ia tidak menyadari keberadaanku karena memang aku langsung menutup jendela Menara ini, aku penasaran dengannya kenapa bisa ada Prints sebaik itu, dan bahkan dia juga lembut sepertinya dan tidak mampu bertarung mengingat dia hanya menunggangi kudanya dikejadian perampokan tadi, meski pada akhirnya memanah si penjahat yang hampir mencelakaiku, beruntung dewa menolongku dengan menghadirkan si pelaku sebagai penolong kehidupanku.
Dictionary
Tsar: raja , Prints :Pangeran
Dvorets:istana, Dverots Imperor;istana kekaisaran
Koroleva;ratu, printessa;purti
Ser : Tuan, Brat: Kaka
Kaka
Belaya Bashnya, MoskwaPancaran bulan malam ini sangat terang, menampilkan bentuknya yang tenang dengan bintang disekelilingnya, meski Brat Alan tertidur di kursi kayu, Adera masih terjaga dengan kain tebal menutupi wajahnya, biasa tak menutup tirai dikala tidur membuatnya menyamankan keadaan langit indah yang sangat sayang jika dilewatkan. Beranjak dari ranjang putih, kini Adera menyisir rambut coklat panjangnya dan memainkan rambutnya, seraya sepasang mata berbinar menatap bulan yang dikira merindukan matahari, kenapa bulan dan matahari tidak bisa Bersama, dan selalu saja bulan datang saat matahari tenggelam, karena kepercayaan kami warga Moskwa bahwa kebersamaan bulan dan matahari adalah bencana zatmeniye.Sepanjang malam yang Panjang Devushka V Kletke itu menatap keluar jendela, berharap ada seseorang membawanya keluar dari Menara dan mengajaknya keliling
Dvorets Imperor, PeterburgTsar Louis GernesHujan deras mengguyur Peterburg, beberapa perjalanan ke luar kota Moskwa di berhentikan demi keselamatan para pengawal, tak banyak yang dilakukan rakyat dicuaca seperti ini kecuali duduk diperapian rumah untuk menghangatkan badan yang menggigil akibat amarah badai, namun tak demikian dengan Tsar Louis yang masih berkutik dengan banyaknya keluhan rakyat akibat pemasokan bahan makanan berkurang dimasa hujan ini, menjadi Tsar diusia muda tanpa pendamping sangat merepotkan, besok ia sudah pemberkatan untuk mensahkan jabatannya, sempat berfikir untuk merelakannya kepada Dominic, namun nasehat Koroleva mat’ membuat niatnya ia buang jauh jauh, kini lantunan harpa dan gemericik air hujan diluar Dvorets menghiasi malam Louis sendirian.Semenjak pertemuan kedua dengan Ser Alan, membuat Louis semakin penasaran dengannya, apalagi saat ia tahu bahwa keponakan Ser Pun, Carlos Petra adalah teman dimasa akade
Sadovaya,Rostov 1725Frensques RamidaKota 5 laut dengan julukan gerbang kaukasus, membuat kota Rostov menjadi idaman seluruh rakyat kekaisaran rusia dimasa itu, memiliki banyak tebing dengan pesona yang luar biasa, semilir angin dengan pepohonan hijau khasnya menyamankan fikiran dan menyejukkan hati, kota kelahiran Frensques Ramida ini sangat digemari para kaum wanita muda, dimana disini ada pelatihan Koroleva dan kecerdasan Printessa, banyak dari negeri lain yang datang kesini sekedar mencari pengetahuan mengenai adat sebuah kaisar dalam mendidik Koroleva dan printessa nya, tidak jauh beda dengan Frensques yang selalu memainkan rambut hitamnya dengan ditemani instrument musik indah di sekitar mansion Cernaya Bashnya, jika Adera tinggal di mansion Menara putih maka frensques tinggal di mansion Menara hitam dengan lambang burung elang mata merah di atas menaranya, Menara ini milik Frensques seorang, tempatnya melantunkan lagu kesunyian dan pendambaa
Saint- PeterburgAlthaphan (Alan)Jika Frensques sangat cerdas dengan kemenangan rencananya, maka Alan lebih cerdas untuk melindungi Adera, ia menyuruh Carlos untuk mencari keberadaan Adera di Moskwa karena yakin ada hal tersembunyi dari Frensques yang mengirim utusannya atas nama Koroleva, ia tahu Koroleva adalah ibu Adera yang mana tidak akan pernah menyakiti putrinya sendiri.Dipagi hari yang indah ini Alan menunggu kabar dari Carlos seraya memperhatikan Louis yang kini melukis banyak awan di kanvasnya, sangat indah dan begitu mengagumkan, tak terasa kaki Alan sudah ada tepat dibelakang Tsar tampan itu, dan tersenyum melihat karyanya.“Sampai kapan kau akan mengagumiku tanpa bersuara?” ucapan Louis mengejutkan Alan yang kini dengan tampang gugupnya, alan pergi entah kenapa merasa malu tertangkap memperhatikan Louis, namun dengan sigap tangannya sudah di tarik Louis dan kini mereka seakan berpelukan dengan Alan dipangk
Mansion Biru, Ibu Kota PeterburgPrints Liam HedricLelah aku menunggu kabar darimu, sejak kita saling bertukar pesan seminggu lalu dengan Sova ku, kini kau menghilang dalam 48 jam dan menyayat hatiku, dimana kamu bulanku, malam ini aku diterangi bulan lain yang Nampak tetap gelap tak secerah matamu, tak seindah wajahmu tak selembut rambutmu, tak ada yang tahu dimana kamu bahkan Brat Alanpun takt ahu kamu dimana, aku resah dengan rindu yang selalu mendatangiku, apakah kau benar benar menolakku hingga jauh dariku?Kini Prints Liam terkasih Adera hampir mati karena rindunya, Peterburg dan Moskwa ia jelajahi namun Adera tetap tak ditemukannya, membuatnya menekam dalam penjara kerinduan, keberadaan Ken dan Ricky tidak digubrisnya membuat keduanya kesal diacuhkan karibnya.“Hei sampai kapan kau menekam disini? Baru 4 hari dia hilang kau sudah mati rasa, lemah” cibir Ken dengan kelakuan Liam.“Tak ada gunanya kau disini
Dvorets Imperor, PeterburgLouis GernesMaaf aku terlalu pengecut menerima kenyataan hidupku yang sepenuhnya telah ditentukan bukan olehku tapi orang lain, aku ingin mencoba membuka diri namun rasa takut akan penolakan akan larangan terus menghantuiku, saling menyembunyikan terus menerus tanpa tahu sakit diantara kami yang mulai menyeruak dalam benak namun tak mampu terucap.“Lihatlah kelakuanmu!, bagaimana aku bisa keluar dengan tubuh penuh bercak merah begini?!” ia mulai merajuk dengan apa aku lakukan sejak malam, aku hanya menyengir menanggapi marahnya, ia hendak beranjak pergi, namun tubuhnya kini kutahan dan kuciumi dia dengan gemas, entah apa aku selalu merasa jatuh cinta setiap hari padanya."Lepaskan Louis!, atau aku akan membunuhmu!” ancamnya"Kau tidak akan melakukan itu” ucapku padanya dengan mengedipkan mataku nakal."Heuhhh aku bisa membunuhmu, kalau sampai kau melaporkan keberadaan Adera pada adik sialanmu" ia melepaskan kungku
Belaya Bashnya, MoskwaAderaSudah seminggu aku mulai dengan penyamaranku, aku tak lagi menggerai rambut panjangku, aku tak lagi diam membisu dimenara putihku, bahkan aku kini tidak mampu memperlihatkan wajahku. Aku menutupi semua hal tentang ku dengan pakaian serba hitam, berpura pura baik baik saja memang sulit meski aku selalu menutupinya dengan senyuman tapi aku terluka di dalam“bisa banjir Belaya Bashnya karena ulahmu, kau kenapa melamun begitu” suara alan mengagetkan Adera yang kini menyeduh teh sampai mengalir ke bawah meja“astaga” Adera langsung mengelapnya segera“kau yakin akan mulai penyamaran ini?"“tentu, aku akan mengubah kesan czar knight dikalangan rakyat”“itu terlalu bahaya” alan khawatir“tidak perlu khawatir, aku baik baik saja bahkan aku pernah mengalami hal lebih dari ini brat” Adera mengelus tangan alan untuk meyakinkannya“baiklah tapi jangan ke peterburg” ancam ala
Belaya Bashnya, MoskwaAlthaphan (alan)Melihat kebersamaan dua sejoli yang saling berpelukan dengan darah kini membuat hati alan tersayat cukup dalam, pasalnya ia merelakan cintanya hilang hanya karena ketakutan akan penolakan dan perlakuan dosanya, ia sangat merindukan tsar tampannya yang selalu melukis wajah manis alan saat ia tersenyum dengan lesung pipi khasnya, apakah aku harus kembali memperjuangkan cintaku Bersama tsar louis lagi? Apa aku bisa? , Kebimbangan menghampirinya kini, ia masuk kedalam kamar dan merebahkan diri berharap bisa melupakan louis dalam semalam, namun dipagi harinya yang ia ingat adalah louis yang menciumi bibirnya lembut, mimpi itu indah sekali, bisakah ia menjadikannya nyata, entahlah alan bingungTurun kebawah mansion menampakkan kemesraan Adera yang kini menyuapi liam dengan kue anggur, rasa ingin melempar guci melonjak, alan benar benar iri“hei jangan bermesraan didepan mataku, perih mel