Belaya Bashnya, Moskwa
Adera
Sudah seminggu aku mulai dengan penyamaranku, aku tak lagi menggerai rambut panjangku, aku tak lagi diam membisu dimenara putihku, bahkan aku kini tidak mampu memperlihatkan wajahku. Aku menutupi semua hal tentang ku dengan pakaian serba hitam, berpura pura baik baik saja memang sulit meski aku selalu menutupinya dengan senyuman tapi aku terluka di dalam
“bisa banjir Belaya Bashnya karena ulahmu, kau kenapa melamun begitu” suara alan mengagetkan Adera yang kini menyeduh teh sampai mengalir ke bawah meja
“astaga” Adera langsung mengelapnya segera
“kau yakin akan mulai penyamaran ini?"
“tentu, aku akan mengubah kesan czar knight dikalangan rakyat”
“itu terlalu bahaya” alan khawatir
“tidak perlu khawatir, aku baik baik saja bahkan aku pernah mengalami hal lebih dari ini brat” Adera mengelus tangan alan untuk meyakinkannya
“baiklah tapi jangan ke peterburg” ancam alan, Adera hanya mengangguk dan tersenyum
Namun bukanlah Adera jika ia tidak mendengarkan sebuah aturan, karena memang sejak lahir Adera tercipta untuk melanggar sebuah aturan
Dvorets Imperor, Peterburg
Kini gadis bercadar itu berdiri di depan gerbang sambil sembunyi memperhatikan keadaan dvorets, sangat menegangkan bagi Adera karena ini penyamaran pertamanya, ia kemudian masuk dengan seluruh kemampuannya dan berakhir di Menara selatan dvorets, namun ia tidak menemukan Liam yang biasa berdiri di balkon dan memperhatikan cahaya bulan disana, apa liam tidak ada di dvorets lalu ia dimana, bahkan tadi pun liam tidak ada di mansion biru, Adera mendengus kesal dan duduk di bawah pohon delima dengan mendongkakan kepala menatap rembulan, Adera ingat saat pertama kali ia kesini dan menghabiskan malam Bersama liam di Menara selatan itu, sangat romantis
Nyaman dengan lamunannya, tiba tiba ia mendengar seseorang diseberang pohon, takut ketauan Adera pun meninggalkan dvorets dengan cepat, kini ia bersembunyi di hutan belakang dvorets, alangkah terkejutnya ia menemukan sebuah pohon besar disana, anehnya pohon itu bercahaya seperti ada orang didalamnya, dengan sifat penasaran tinggi, Adera mencoba mendekatinya dan kini kebaradaanya diketahui
“hei kau siapa?" tanya seseorang dibelakangnya, Adera hendak pergi bahkan melewati perkelahian sengit, ia tidak tahu jika Ken sangat hebat dalam bertarung, merasa hampir kalah Adera menendang selangkangannya kasar membuat Ken kesakitan dan berhasil membuka cadarnya, terkejut? Tentu saja ia terkejut namun kini rasa sakitnya lebih besar dibanding rasa penasarannya, sehingga Adera berhasil lari
Merutuki dirinya sendiri membuat Adera kesal ia bahkan gagal dalam penyamaran pertamanya, bagaimana jika Ken tadi melihat wajah Adera, walau itu mustahil dengan penerangan yang gelap dan suasana yang mencekam diantara mereka, tapi rasa khawatir menggerogotinya, hanya tebing perbatasan peterburg lah tempat ia melepas lelah, biasa mengunjunginya di pagi hari kini Adera akan kesana dimalam hari biasanya rembulan bersinar terang diarea sana
Ia terus berjalan sambil melantunkan lagu oh my darling yang pernah liam nyanyikan saat Adera hendak tidur, dengan menyanyikan lagu ini ia bisa mengobati rasa rindunya pada prints tersayangnya itu, namun langkahnya tertahan dengan pemandangan di depannya, seorang pria dengan lukisan ditangannya menangis meneriaki bulan dan meminta mengembalikan cahaya bulan yang dicurinya, entah mengapa sesesak ini melihat liam kacau dan menangis pilu, tak terasa lelehan bening membasahi pipi Adera, dalam persembunyiannya kini, rasa ingin menemui bertingkat apalagi teriakan itu sangat ia harapkan untuk berhenti keluar dari mulut printsnya
Tolong aku sekarat
Aku tersayat dalam kegelapan
Aku terluka dalam kehilangan
Kembalikan cahaya bulanku
Kembalikan aderaku
Jangan engkau ambil dia dariku
Kembalikan padaku
Aku sekarat disini
Menangis dan menangis lagi lagi hanya itu yang bisa Adera lakukan ia tidak mungkin melanggar sumpahnya pada ricky untuk tidak menemui liam, ia memang berkata akan berjuang pada alan, namun berjuang maksud Adera adalah berjuang melihat liam bahagia Bersama orang lain, melihat liam melupakan dirinya dan melihat liam mencintai wanita yang tidak akan mendatangkan luka padanya, bukan wanita sepertinya yang bahkan kata anak haram selalu melekat padanya, seluruh kata pedih adalah pangannya dan seluruh penyiksaan adalah sandangnya, Adera kembali menguatkan tubuhnya dan pergi meninggalkan liam dengan seluruh rindu dalam benaknya
Mansion Biru, Ibu Kota Peterburg
Malam yang dingin kini dilalui printessa bergaun merah itu sendiri tanpa siapapun, menunggu prints idamannya sejak pagi yang hilang entah kemana membuatnya jengkel, apalagi dengan keberadaan Adera yang sudah ia cari dari ujung peterburg sampai Rostov namun tidak tahu dimana, rasa khawatir akan pertemuan liam dengan Adera membuatnya marah , bahkan kini suasana kamar tidurnya selama disini sudah berantakan dengan beling dimana mana
“sial….” Ia mengumpat terus menerus dalam jambakan dirambutnhya sendiri, mata bengkak hitam menghiasi wajah cantiknya yang semakin menjadi seram
“aku membencimu Adera, aku membencimu”
Ricky masuk keruangan itu dengan perasaan khawatir, ia hendak merangkul frensques namun yang dirangkul mendorongnya keras sampai tersungkur, ricky membereskan pecahan kaca dan membalut luka dikaki frensques yang kini mengeluarkan darah
“sampai kapan kau akan terus emosional dan menyakiti dirimu sendiri karena cinta? Apa kau akan terus menyiksa dirimu hah” ricky membalutnya dengan lembut
“aku tidak tahu jika gadis kecilku yang lucu, besarnya jadi semenyeramkan ini” ricky sedikit terkekeh dengan wajah frensques yang mulai meredup amarah
“aku tidak suka kekalahan, hanya aku yang boleh memiliki liam” frensques mulai dengan tekadnya
“meski dia tidak mencintaimu?" ricky bertanya dengan wajah yang dirasa frensques melarangnya untuk berjuang lagi
“tentu, aku sudah sejauh ini aku.”
“kau tidak perlu melakukan apapun kau bisa terus ada bersamanya kini dan berhentilan mencari Adera dia sudah meninggal” nasihat ricky
“aku yakin Adera masih hidup”
“ia mati karenamu tidakkan kau merasa bersalah?”
“aku tidak akan berhenti mencarinya sampai aku melihat mayatnya, dan berhentilan mengurusiku aku bukan adikmu dan aku sudah dewasa jangan mengkhawatirkanku” lepas frensques kasar
Wanita 17 tahun itu yakin jika Adera gadis pembawa sial baginya masih hidup diluar sana, ia tidak bisa mempercayai sipapun kini, ambisinya semakin besar untuk mendapatkan liam yang kini masih meneriaki rembulan di tebing peterburg sendirian
Hutan belakang, Dvorets Imperor
Bukan hanya kisah Adera liam yang diujung tanduk, bahkan kisah louis alan sudah kandas sebelum berjuang, hanya duduk diperapian rumah bawah pohonnya membuat louis tenang dengan kerinduang disekujur tubuhnya
Apakah kau merinduku sepertiku merindumu?
Apakau kau tidur nyenyak tanpaku disampingmu?
Apakah kau merenungkan aku disetiap lamunanmu?
Beribu tanya ia ajukan dalam sendunya, keberadaan ken saja tidak membuat hilang rasa sepinya, meski ken terus memberikan lelucon tetap saja terasa garing kini bagi seorang pria yang dimabuk cinta dan kerinduan dalam diam
“apa aku bisa membantumu jika aku bilang Adera masih hidup?” ucapan ken membuat louis terperangah, bagaimana bisa ken tahu Adera masih hidup
“hah apa maksudmu jangan bercanda”
“aku melihatnya dia kemari tadi, dan berkelahi denganku aku baru tahu dia pandai bertarung”
“kau salah lihat” ucap louis untuk menutupinya
"aku sering mengantar liam ke Belaya Bashnya jadi aku tahu Adera seperti apa bentukannya” ken terus yakin
“aku tidak percaya kalau tidak melihat sendiri”
"nanti akan aku buktikan, jika benar begitu liam akan bahagia dan kau akan kembali pada brat alan, karena tidak ada lagi alasan brat alan membencimu karena kematian adera" tutur ken yakin
“alan memutuskanku bukan karena Adera, tapi karena kami memang melakukan hubungan terlarang ia percaya banyak rakyat yang akan menentangnya”
"aww kenapa begitu, apa ia sangat pengecut, apa kau tidak meyakinkannya"
"sudahtapi dia itu kalau sudah berpendirian maka aku tidak bisa buat apa apa”
"kau mau menyerah saja? Apa kau tahu prints dominic menyukai alan hah? Apa kau tidak takut ditikungnya?”
“dari mana kau tahu, dari tadi bicara asal saja”
“aku tentu tahu, dia bahkan sering memperhatikan brat alan memainkan piano dan cemburu saat melihat kalian”
“lalu kenapa dia tidak mendekati alan?"
“apa kau bodoh brat, pasti krovena melakukan rencana jahat padamu dan brat alan dibantu prits dom, makanya brat alan bisa kesini”
“kenapa aku tidak kefikiran” louis mulai mencerna perkataan ken
“kenapa kaka beradik sama begonya kalau soal cinta, terlalu mencintai bikin bego ternyata” pukul louis tepat di kepala ken keras membuatnya meringis dan mengumpat
"kau juga akan merasakannya”
Entah mengapa perkataan ken membuatnya kembali ingin berjuang, memang benar yang dibutuhkan kini bukan diam merutuki takdir tapi selama masih bisa bernafas louis harus terus memperjuangkan cintanya, seperti Nastasya ibunya yang selalu memperjuangkan cinta seorang tsar kejam seperti kiev
Tebing Peterburg
Liam Hedric
Meski setiap hari ia lakukan untuk berdoa dan mencari Adera, ia tetap hanya mendapatkan sebuah penyesalan dan luka dihatinya ia hanya menangis dan kecewa dengan tuhannya
“bisakah aku ikut mati bersamanya"
“apa tidak apa apa aku terjun kedasar tebing”
“apa bisa aku membunuh diriku sendiri”
Selalu saja berakhir ke mansion biru dan yakin Adera akan kembali, ia meninggalkan tebing itu dengan kudanya dan kembali ke mansion rumah keduanya setelah dvorets, jam 2 malam adalah saat yang tepat untuk pulang disaat semua orang terlelap dan tak lagi menghujaninya dengan pertanyaan kenapa prints bersedih, apakah prints masih memikirkan gadismu yang mati di Georgia itu, selalu saja begitu liam tak tahan dengan pertanyaan menyakitkan itu
Hampir saja merebahkan tubuhnya, liam melihat frensques yang kini berbincang dengan seseorang di bawah balkon kamarnya, penasaran dengan itu liam menghampirinya, bukan main rasanya sangat tersentak saat tahu apa yang dibicarakan mereka berdua, kini frensques menyuruh pengawal itu untuk mencari Adera dan kembali mengurungnya di Menara hitam, antara senang dan sedih bercampur disana, senang karena Adera kemungkinan masih hidup dam sedih karena baru mengetahui siapa yang selama ini membuatnya merindu setengah mati dengan bulannya itu, ternyata gadis yang berkedok keramahan inilah penyebabnya, liam bukanlah seorang yang kasar tapi ini sudah lebih dari kata keterlaluan ia tidak bisa diam saja
Selesai dengan perbincangannya Bersama pengawal itu, printessa kembali kekamarnya dan saat ia menyalakan lampu kamarnya ia melihat prints kesayangannya itu berdiri di depannya, frensques memeluk liam rindu, namun liam menatapnya marah dan jengkel ia melepaskan frensques kasar dan mendorongnya, kini liam bahkan menyodongkan pedangnya kearah mata frensques membuatnya terkejut dan ketakutan, ini pertama kalinya frensques melihat liam dengan tatapan seram
“apa yang kau lakukan pada kekasihku hah?” frensques bergetar hebat dan menunduk dengan menutupi telinganya
“jawab aku printessa terhormat atau aku memanggal kepalamu di sini sekarang"
"aku aku tidak melakukan apa apa” bibirnya bergetar dan menangis
“kau mengurungnya hah kau menyiksanya, pantas aku mendengar jeritan Adera di menaramu namun aku bodoh malah mendengarkan ocehanmu yang seolah peduli dan ingin membantuku mencari Adera, kau memang jahat frensques kau bahkan tak pantas ada dihadapanku” liam menghentakan pedangnya tepat di samping gadis yang kini terus menahan takut
“kau benar benar membuatku jengah” hampir saja menikam frensques namun kesadaran akan apa akibat dari perbuatannya nanti membuat liam menjambak rambutnya kasar
“aaah sial aku ingin membunuhmu” ucapnya membuat frensques benar benar terluka dan memendam banyak sayatan dihatinya segitu cintakah liam pada Adera
Kekacauan dan teriakan liam membangunkan banyak tantara dan ricky kini terkejut dengan pemandangan didepannya, ricky hendak bertanya namun tatapan liam membuat semuanya takut, apalagi kini liam dengan mata merahnya siap membunuh siapa saja, dengan amarah besarnya liam keluar dari ruangan iblis ini, ia ingin meminta maaf karena sangat terlambat menemui kekasihnya
Kuda ia pacukan cepat menuju moskwa, selama penantian dan pencariannya ia hanya ke moskwa satu kali dan tidak kesana lagi saat tahu Adera di Georgia, ia terus yakin Adera ada disana sambunyi sampai akhirnya ia melihat bukit Georgia dengan Menara kosong tak berpenghuni, Ia terus menunggu Adera di tebing peterburg meneriaki bulan dan sadar itu sia sia
Belaya Bashnya, Moskwa
Sampai di Menara putih itu liam menghentikan kudanya, ia terhalang banyak penjaga yang mengusirnya dan kini pandangan kea rah kertas bertuliskan larangan masuk bagi keluarga kekaisaran membuatnya kembali curiga, emosi liam yang kini menggebu membuatnya dengan mudah mengalahkan para bajingan yang kini terus menahannya, banyak yang bahkan liam penggal dengan pedangnya, bukan keanehan lagi julukan di penyayat nadi ini memang benar adanya
“Adera.."
“Adera keluarlah prints mu disini”
“jangan bersembunyi”
“maafkan aku”
“maafkan aku yang terlambat menemukanmu”
“Adera temui aku adera"
“kumohon maafkan aku, aku mencintaimu adera"
Teriaknya terus sambil mengetuk seluruh pintu Menara dan mansion punsawat tanpa jawaban, frustasi akhirnya liam menyayat sendiri tangannya
“aku akan mati didepanmu, setidaknya tatap mataku sebelum aku mati” teriaknya lagi, awalnya Adera tidak peduli namun melihat darah bercucura dari pergelangan tangan liam membuatnya takut ia berlari kebawah tangga sampai akhirnya berdebat dengan alan carlos bahkan jyijzi namun rasa cintanya tidak bisa ia tahan
Saat pintu gerbang mansion terbuka, liam tersenyum bahagia memeluk gadis tercintanya, ia menangis dalam pelukan dengan darah yang terus bercucuran, kini darah keringat dan air mata menjadi satu dalam pelukan rindu yang sudah lama ia pendam terus dalam kesedihan akan kematian Adera
"ayo kita lari dari sini kita tinggalkan rusia dan hidup Bersama, aku mencintaimu aku mati tanpamu”
“kau gila hah, kau hampir membunuh dirimu” Adera menarik liam kedalam dan terus menekan luka sayatannya agar darahnya tidak keluar lagi, jyijzi membantunya dengan membawa obat herbal dan menaruhnya dibagian luka itu
“adik kakak sama gilanya, apa kaisar hanya menghasilkan prints gila hah?" ucap carlos asal
Liam hanya terus mengucap maaf sambil memeluk Adera, sementara Adera mengusap lukanya pelan dan terus menekan darah yang mengalir deras
“kau menyayat arterimu , kau rela mati karenaku?” Adera menatap mata liam yang kini sangat bengkak dan hitam diarea kantungnya, liam benar benar tidak tidur dan terus menangis sepertinya ia juga Nampak kurus tidak seperti sebelumnya
“maafkan aku, tolong jangan tinggalkan aku, aku akan mati jika kau pergi dariku adera"
“berhenti mengucap maaf, kau tidak salah” Adera mengusap pipi liam lembut
“berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku”lirih liam dalam isaknya
“mnn" Adera mengangguk dan kembali memeluknya, Adera mencium luka liam dengan lelehan air mata dipipinya
“berjanjilah kau akan terus mencintaiku” tutur Adera lembut
“aku berjanji selama hidupku hanya kau wanita yang akan aku cintai”
Berpelukan dalam dingin dengan noda darah dan air mata mereka merasa bahagia, setidaknya perjuangan dilakukan Bersama akan terasa indah walau jaminan kebahagiaan dimasa depan jauh dari kata pasti, tapi selama keduanya saling memiliki mereka akan terus mengabadikan perjuangan melawan takdir Bersama
Belaya Bashnya, MoskwaAlthaphan (alan)Melihat kebersamaan dua sejoli yang saling berpelukan dengan darah kini membuat hati alan tersayat cukup dalam, pasalnya ia merelakan cintanya hilang hanya karena ketakutan akan penolakan dan perlakuan dosanya, ia sangat merindukan tsar tampannya yang selalu melukis wajah manis alan saat ia tersenyum dengan lesung pipi khasnya, apakah aku harus kembali memperjuangkan cintaku Bersama tsar louis lagi? Apa aku bisa? , Kebimbangan menghampirinya kini, ia masuk kedalam kamar dan merebahkan diri berharap bisa melupakan louis dalam semalam, namun dipagi harinya yang ia ingat adalah louis yang menciumi bibirnya lembut, mimpi itu indah sekali, bisakah ia menjadikannya nyata, entahlah alan bingungTurun kebawah mansion menampakkan kemesraan Adera yang kini menyuapi liam dengan kue anggur, rasa ingin melempar guci melonjak, alan benar benar iri“hei jangan bermesraan didepan mataku, perih mel
Sepenggal cerita Alica AsthereliaDiantara Ladoga dan Onega, PeterburgAlica AsthereliaSiapa yang tahu jika kisah cinta tragis akan kembali terulang setelah sekian lama terbungkam, kisah yang kembali mengutuk kebahagiaan Dvorets kini benar terjadi, dalam sebuah penantian Panjang gadis muda mencintai seorang pembunuh yang menyuarakan kekesalan atas aturan Tsar Peter, muak akan ketidak adilan membuat remaja dengan wajah bringasnya ini mendukung aksi pemberontakan para remaja dikalangannya, meski seorang prints adalah julukannya Luke tidak pernah mau berhenti sekalipun harus mati ditangan saudaranya sendiriDi sebuah tebing Peterburg Moskwa, pria yang kini seorang pembunuh ulung memberikan pakaiannya untuk ia jadikan pengecoh atas aksi penangkapannya oleh Kiev, Luke hidup penuh dengan ancaman dengan cita citanya membentuk republik bukan lagi kekaisaran, namun yang ia dapat dari semua ini adalah luka dalam, hubungannya dengan gadis yang s
Kematian adalah cara tuhan untuk memisahkan dan tak ada penolakan yang bisa dilakukan, suatu takdir tak bisa kau pungkiri akan ketidak restuan semesta tentang cinta terlarang yang seharusnya tak terjadiMoskwa, 1727Kepergian Adera membuat moskwa berduka terutama Belaya Bahnsya yang kini dilanda penyesalan akan restu yang tak seharusnya mereka berikan, bagai tak memiliki semangat hidup Alan enggan keluar dari ruangan pribadi yang biasa mengurung gadis cantik yang sudah berpulang Bersama cinta sejatinya itu, tak terfikir jika Liam akan mengakhiri hidupnya hanya karena rasa cinta yang besar untuk sang pujaan hati, meski hari itu bukan hanya Liam dan Adera yang menutup mata abadi namun ada Luke dan Frensques yang ikut menyusul mereka dalam kesepian di dunia baru, rasa duka kini makin besar setelah tahu bahwa seluruh rakyat Moskwa Peterburg menginginkan prints dan printessa nya untuk dikuburkan berdekatan ditempat mereka pertama bertemu
Sankt-Peterburg 1726Riuhan tepuk tangan memenuhi Dvorets Imperor, menampakan banyak wajah gembira atas kepulangan anak adam yang berjasa menumpas penjajahan di kota perbatasan. Liam, nama itu dipuja banyak mata, tak kenal usia bahkan nenek nenekpun menyukai sikap baiknya. Terlahir sebagai keponakan dari Kaisar Kievel dan Koroleva Nastasya menjadikannya Prints yang sangat dihormati. Prints Liam sangat menghormati sang sepupu yang sudah seperti kakaknya Louis, yang kini menjadi putra mahkota setelah tragedi kecelakaan maut Tsar dan Koroleva. Menjabat sebagai Tsar ke 5 membuat Prints Louis mau tidak mau meninggalkan hidupnya sebagai seniman dan memulai memimpin rakyatnya. Namun keberadaan selir Tsar dan anak mereka membuat kekacauan dalam sistem kekaisaran, karena anak tersebut yang memilki umur diatas Prints Louis dan meminta tahta Tsar untuknya.Kota Peterburg 15.00Prints Liam HedricSore yang menyilaukan mata mem
Belaya Bashnya, MoskwaPancaran bulan malam ini sangat terang, menampilkan bentuknya yang tenang dengan bintang disekelilingnya, meski Brat Alan tertidur di kursi kayu, Adera masih terjaga dengan kain tebal menutupi wajahnya, biasa tak menutup tirai dikala tidur membuatnya menyamankan keadaan langit indah yang sangat sayang jika dilewatkan. Beranjak dari ranjang putih, kini Adera menyisir rambut coklat panjangnya dan memainkan rambutnya, seraya sepasang mata berbinar menatap bulan yang dikira merindukan matahari, kenapa bulan dan matahari tidak bisa Bersama, dan selalu saja bulan datang saat matahari tenggelam, karena kepercayaan kami warga Moskwa bahwa kebersamaan bulan dan matahari adalah bencana zatmeniye.Sepanjang malam yang Panjang Devushka V Kletke itu menatap keluar jendela, berharap ada seseorang membawanya keluar dari Menara dan mengajaknya keliling
Dvorets Imperor, PeterburgTsar Louis GernesHujan deras mengguyur Peterburg, beberapa perjalanan ke luar kota Moskwa di berhentikan demi keselamatan para pengawal, tak banyak yang dilakukan rakyat dicuaca seperti ini kecuali duduk diperapian rumah untuk menghangatkan badan yang menggigil akibat amarah badai, namun tak demikian dengan Tsar Louis yang masih berkutik dengan banyaknya keluhan rakyat akibat pemasokan bahan makanan berkurang dimasa hujan ini, menjadi Tsar diusia muda tanpa pendamping sangat merepotkan, besok ia sudah pemberkatan untuk mensahkan jabatannya, sempat berfikir untuk merelakannya kepada Dominic, namun nasehat Koroleva mat’ membuat niatnya ia buang jauh jauh, kini lantunan harpa dan gemericik air hujan diluar Dvorets menghiasi malam Louis sendirian.Semenjak pertemuan kedua dengan Ser Alan, membuat Louis semakin penasaran dengannya, apalagi saat ia tahu bahwa keponakan Ser Pun, Carlos Petra adalah teman dimasa akade
Sadovaya,Rostov 1725Frensques RamidaKota 5 laut dengan julukan gerbang kaukasus, membuat kota Rostov menjadi idaman seluruh rakyat kekaisaran rusia dimasa itu, memiliki banyak tebing dengan pesona yang luar biasa, semilir angin dengan pepohonan hijau khasnya menyamankan fikiran dan menyejukkan hati, kota kelahiran Frensques Ramida ini sangat digemari para kaum wanita muda, dimana disini ada pelatihan Koroleva dan kecerdasan Printessa, banyak dari negeri lain yang datang kesini sekedar mencari pengetahuan mengenai adat sebuah kaisar dalam mendidik Koroleva dan printessa nya, tidak jauh beda dengan Frensques yang selalu memainkan rambut hitamnya dengan ditemani instrument musik indah di sekitar mansion Cernaya Bashnya, jika Adera tinggal di mansion Menara putih maka frensques tinggal di mansion Menara hitam dengan lambang burung elang mata merah di atas menaranya, Menara ini milik Frensques seorang, tempatnya melantunkan lagu kesunyian dan pendambaa
Saint- PeterburgAlthaphan (Alan)Jika Frensques sangat cerdas dengan kemenangan rencananya, maka Alan lebih cerdas untuk melindungi Adera, ia menyuruh Carlos untuk mencari keberadaan Adera di Moskwa karena yakin ada hal tersembunyi dari Frensques yang mengirim utusannya atas nama Koroleva, ia tahu Koroleva adalah ibu Adera yang mana tidak akan pernah menyakiti putrinya sendiri.Dipagi hari yang indah ini Alan menunggu kabar dari Carlos seraya memperhatikan Louis yang kini melukis banyak awan di kanvasnya, sangat indah dan begitu mengagumkan, tak terasa kaki Alan sudah ada tepat dibelakang Tsar tampan itu, dan tersenyum melihat karyanya.“Sampai kapan kau akan mengagumiku tanpa bersuara?” ucapan Louis mengejutkan Alan yang kini dengan tampang gugupnya, alan pergi entah kenapa merasa malu tertangkap memperhatikan Louis, namun dengan sigap tangannya sudah di tarik Louis dan kini mereka seakan berpelukan dengan Alan dipangk