Dvorets Imperor, Peterburg
Louis Gernes
Maaf aku terlalu pengecut menerima kenyataan hidupku yang sepenuhnya telah ditentukan bukan olehku tapi orang lain, aku ingin mencoba membuka diri namun rasa takut akan penolakan akan larangan terus menghantuiku, saling menyembunyikan terus menerus tanpa tahu sakit diantara kami yang mulai menyeruak dalam benak namun tak mampu terucap.
“Lihatlah kelakuanmu!, bagaimana aku bisa keluar dengan tubuh penuh bercak merah begini?!” ia mulai merajuk dengan apa aku lakukan sejak malam, aku hanya menyengir menanggapi marahnya, ia hendak beranjak pergi, namun tubuhnya kini kutahan dan kuciumi dia dengan gemas, entah apa aku selalu merasa jatuh cinta setiap hari padanya.
"Lepaskan Louis!, atau aku akan membunuhmu!” ancamnya
"Kau tidak akan melakukan itu” ucapku padanya dengan mengedipkan mataku nakal.
"Heuhhh aku bisa membunuhmu, kalau sampai kau melaporkan keberadaan Adera pada adik sialanmu" ia melepaskan kungkunganku kasar dan pergi ke kamar mandi, aku merasa tertampar dengan ucapannya karena aku diam diam sudah memberitahunya bahwa Adera di bukit Georgia.
Kami melakukan aktivitas seperti biasa kini kami mulai dengan sandiwara kami, seakan akan tidak akrab dan hanya menyapa ketika tidak sengaja bertemu di acara kekaisaran, selalu saja seperti ini Alan menganggap sandiwara ini penting ia bahkan tidak menatapku sama sekali sekarang di depan jamuan makan malam para Menteri kaisar. Aku menyudahi jamuan dengan perbincangan mengenai kepentingan rakyat yang kini, namun para Ser sudah pergi meninggalkan jamuan, aku merasa sedih ketika diacuhkan olehnya apalagi disaat aku sedang sangat mencintai dia, aku tahu ini sandiwara kami namun tetap saja menyakitkan.
Sekitar pukul 12 malam aku pergi ke belakang hutan Dvorets dengan diam diam ditemani Kenaken Lai kaki tanganku, kemudian ia pergi dengan mematikan obor dan meninggalkanku yang kini sudah sangat merindu dengan kekasih hatiku, aku masuk ke ruang menyerupai rumah di dalam pohon besar, ya aku dan Alan akan melakukan pertemuan kami sebagai pasangan disini, menyedihkan bukan , namun inilah perjuangan cinta kami yang kami lakukan layaknya berbuat dosa.
Aku memeluk pinganggnya dan menaruh kepalaku di lehernya, ia melenguh karena aku yang mulai menciumi lehernya rindu, rasanya aku sangat merindukan malaikatku ini, aku selalu memanggilnya malaikatku atau bintangku dan ia sangat menyukai itu.
“kau merindukanku hmm?" Ia bertanya dengan mata berbinarnya dan wajah yang sangat menggemaskan itu, aku tak tahan dan mencuri satu ciuman dibibirnya.
“Tsar.." ia memanggilku Tsar ketika kesal dan aku kini menunduk meminta maaf
“Kau selalu saja begitu, seperti aku ini adalah makanan yang ingin kau lahap”
"Maaf aku sudah sangat merindukanmu dan sangat tergoda olehmu hanya mencium bibir indah ini untuk memuaskan rinduku” aku mengusap bibirnya lembut dengan jempolku.
“Aku juga merindukanmu, namun entahlah akhir akhir ini Dominic selalu memerhatikanku dan membuatku tak bebas menatapmu atau tersenyum padamu” ia duduk di pangkuanku dengan wajahnya ia terlusupkan di dadaku.
“Baiklah aku mengerti” ucapku yang kini menciumi seluruh wajahnya, hidungnya, matanya, bibirnya semuanya membuatku mabuk, mengapa tuhan menciptakan mahluk sesempurna ini untukku, apa yang kulakukan dimasa lalu hingga bisa memiliki pria ini.
Ia membuka bajuku lembut dan menutup rapat bibirku dengan bibirnya, kami melewati malam yang indah dengan saling menginginkan untuk melepas rindu sejak pagi kami bungkam.
Bukit Georgia
Sementara disana, seorang pria berusaha naik kebukit Georgia dengan kudanya, namun kelicinan akibat salju tebal membuat kudanya terkapar tak mampu menopang beratnya lagi, ia mencoba terus memanjat meski dengan tenaga yang seadanya sampai seseorang membawanya ketika ia tak sadarkan diri disana.
Jyijzi wanita dengan bakat perang sejak kecil ini mengangkut pria yang jauh lebih besar darinya dengan kekuatan yang ia punya, ia menidurkan pria itu di bawah pohon lebat didepan mansion biru, jyijzi tahu pria ini adalah atasannya di akademi peperangan dan merupakan Prints tertangguh pada masa ini, dia membayangkan sekeras apa pria ini memanjat bukit tinggi yang licin tanpa pengaman, bahkan jembatan runtuh pun ia tetap mencoba pergi, hati Jyijzi tersentuh dengan pengorbanan Prints Liam, haruskah ia membujuk Carlos tetap membiarkan mereka bertemu?, keduanya saling merindukan dan mati dalam keadaan jantung masih berdetak.
Adera terus meracau disepanjang tidurnya, nama Liam terus ia keluarkan disetiap nafasnya, Carlos merasa iba namun tak ada jalan lagi yang bisa dilakukannya dan kini Carlos khawatir akan keselamatan Jyijzi dimana jembatan akses ke bukit ini runtuh karena badai salju mendadak datang sore tadi, ia menyesal membiarkan gadis itu membawa bahan makanan dan barang barang Adera dari Moskwa sendirian, Carlos merasa dirinya kejam dengan melakukan itu, dan kini yang ia lakukan hanya berdoa untuk keselamatan gadis itu.
Keesokan harinnya Alan dan Louis pergi ke Mansion Biru, Alan kesana karena ada kepentingan di ibu kota, sedangkah Louis kesana untuk melihat kondisi Liam yang katanya menggigil sejak malam dan bahkan suhu tubuhnya tidak memanas meski sudah di mandikan air hangat dan ditutupi selimut tebal, Liam terus meracau nama Adera setiap tidur membuat siapapun sedih melihatnya, kini Ricky dan Frensques juga ada disana ia sangat mengkhawatirkan Liam
Ricky tahu sejak 3 hari lalu berita kematian Adera membuat Liam gila dan terus mengamuk di Mansion Biru, ia terus tidur sepanjang hari di tebing perbatasan Mokswa Peterburg dan menangis disana, ia bahkan tak mau menunggangi kuda, dan berjalan gontai bulak balik Moskwa Peterburg, semua orang membicarakannya dan menangis dengan keadaan prints ramah mereka yang sangat rakyat cintai, Liam sering teriak dan menangis sendu tiba tiba, siapa sangka cintanya pada Adera sebesar ini, maka dari itu Louis memberitahunya dan kini ia harus merelakan pertengkaran diantara ia dan Alan terjadi.
“Kau tidak bisa dipercayai”
“Aku mohon dengarkan aku, aku tau kau menyayangi adikmu namun aku juga menyayangi adikku Alan, mereka tersiksa dan saling merindukan”
“Ya mereka saling merindukan karena adik brengsekmu menganggu adikku sejak kami di ibukota peterburg, ia membuat adikku tersiksa oleh printessa keji itu”
“Aku berjanji padamu aku akan mengusirnya untukmu”
“Tidak perlu, aku sudah tidak mau mempercayai pembohong, lagipula sekarang keselamatan Adera sudah terancam”
“Tapi aku melakukan ini untuk adikku”
"Baik sekarang kau pilih, aku atau adikmu?"pertanyaan ini membuat louis diam dan terkejut.
“Kau tidak bisa melakukan hal yang mudah begini saja, bagaimana bisa kau memperjuangkan cinta kita dimasa depan hah?" Alan benar benar muak dengan louis yang selalu diam.
"Sepertinya kita sudahi saja semua ini” Alan meninggalkan Tsar nya itu, namun Tsar yang mencintainya tidak pernah mau melepas tangan, Alan ia memeluk kaki Alan dan menciumi tangannya dengan air mata mengalir, Louis bingung dan hancur dengan pernyataan itu.
“Aku tidak pernah meminta apapun selain kepercayaanku yang harus kau jaga, dan kau tahu sekali berkhianat maka aku tidak akan mempercayainya lagi” Alan melepasnya kasar.
“Aku bisa bayangkan bagaimana Adera kini, pasti akan banyak orang tahu keberadaannya dan mulai meyakitinya lagi, aku harus menjaganya dan aku tidak bisa melajutkannya bersamamu, kita memiliki jalan yang berbeda dan terjang, tak ada yang bisa menyelamatkan siapapun”
Louis menangis dengan seluruh kejadian ini, mengapa harus memilih antara Liam dan Alan, apakah dunia ini akan membuatnya terus memilih siapa diantara banyak orang penting dihidupnya? Apakah selanjutnya ia juga akan memilih lagi, mengapa mencintai saja dosa untukku, hanya karena kami tidak sesuai dengan aturan percintaan yang melibatkan anak adam dan hawa bukan seperti ku dan Alan, siapa yang menciptakan aturan ini, aku tersakit-sakit disini.
Bahkan semestapun tahu bukan hanya Louis yang menderita, Alan juga sakit disini bahkan lebih sakit ketika ia menyaksikan peristiwa Adera yang menangis dalam diam, sementara Liam yang diam dan tertawa Bersama sahabatnya di alun alun Peterburg membuatnya muak, dan kini dengan terpaksa meninggalkan kekasihnya karena ia tidak mampu memilih dirinya atau Liam, kini sungguh Alan membenci Liam dan sampai kapanpun Adera tidak ia relakan dengan biadab itu.
Moskwa
Kini Adera dibawa ke Moskwa kembali karena takut Printessa dan Koroleva Alica kembali menyakitinya, tidak habis fikir bisa setega itu seorang ibu dengan anaknya, namun Adera tetaplah Adera ia bukanlah gadis yang akan tinggal diam dalam Menara dan menangis, ia tahu banyak orang yang mencintainya sekalipun ia kehilangan printsnya, apalagi melihat alan bratnya sudah sangat khawatir dengannya, membuat Adera memberanikan diri unjuk diri lagi didepan semua orang tapi bukan sebagai Adera namun sebagai Czar Knight.
Cara carlos ini memang terkesan menakutkan dan membahayakan namun rupanya Adera senang dengan penyamaran ini, kini ia hanya akan menjadi Czar Knight dalam sisa hidupnya , bukan hanya itu kebahagiaan Alan adalah yang utama untuk Adera, bagaimanapun ia akan membantu Alan kembali pada kekasih hatinya.
Alan memainkan pianonya, ia akan kembali ke Dvorets esok saja karena enggan menemui Tsar nya itu, berbagai alunan nada ia coba namun entahlah nada nya selalu mengarah pada satu lagu, lagu yang ia buat Bersama Tsar nya di Dvorets dulu.
Flashback On
Dvorets Imperor, Peterburg
Cahaya sore menyilaukan mata, membuat pantulan warna orange memancar dari kedua kornea Ser Alan yang kini mulai memainkan pianonya dengan irama yang sering ia lantunkan setiap diacara dansa, ya alan adalah seorang pemusik yang sangat pintar memainkan segala jenis alat musik, dari mulai piano, biola, harmonica bahkan harpa sekalipun, namun ia tidak pernah senyaman ini dalam menikmati permainannya sendiri, rasanya semua nada ia ciptakan dengan mudah karena keberadaan seseorang dihatinya, siapa lagi kalau bukan Louis.
Sejak pertama bertemu Louis sudah memberikan kesan indah dimata Alan, ia menyelamatkan hidup alan kala itu, ia juga selalu menggoda Alan dan membuatnya berdegup kencang, Alan sempat ragu apakah ia mencintai pria itu atau hanya kagum, sampai suatu ketika kejadian malam itu di depan gerbang Dvorets kecemburuan Rsar menjadi alasannya, ciuman lembut di kamar Tsar itu membuatnya sadar bahwa Louis sudah menempati bagian dihatinya dan kini ia tengan duduk disamping Alan terus memandanginya dan mengusap rambutnya yang kini menjadi salah satu yang Louis kagumi.
“Lagu apa yang akan kau mainkan?” pertanyaan Louis membuat Alan berdegup kencang.
“Aku baru membuat nada baru yang aku fikirkan baru baru ini”
“Coba kau mainkan” perintahnya lembut
Lantunan nada itu indah , dan membuat Louis tiba tiba menyanyikan sebuah lagu spontan dari fikirannya.
I still remember ~
Third of desember~
Me in your sweater, you said it looked better~
On me, than it did you, only if you knew~
How much I like you, but I watch your eyes~
Lagu itu indah terucap dari bibir Louis, membuat tanpa sadar Alan benar benar jatuh cinta padanya, hingga malam berakhir mereka terus memainkan lagu itu tanpa henti dan menyatakan cinta, memberikan kehangatan yang selama ini tidak pernah dirasakan keduanya.
Seminggu berlalu, mereka tetap Bersama dalam persembunyiannya.
“Apa yang akan kau lakukan jika kita ketauan menjalin hubungan?" pertanyaan itu datang dari alan yang sudah sejak kemarin menghawatirkannya.
“Maka aku akan mengakuinya dan mengatakan bahwa kau adalah orang yang ingin kucintai sepanjang hidupku” Louis mengecup pucuk kepala Alan.
“Apa kata rakyatmu tentang ini?”
“Aku tak peduli, percintaanku tidak akan merugikan mereka”
“Aku tidak bisa memberi keturunan” jawab Alan sendu.
“Tak apa, biarlah Liam yang menggantikanku atau anaknya, aku tidak peduli”
Entah mengapa jawaban Louis membuat Alan senang sekaligus sedih, ia tidak mau dibenci rakyat karena cintanya pada Louis, namun ia juga senang ia tidak akan menjadi yang ditinggalkan jika louis memang memilihnya dari pada jabatan tsarnya itu.
Flashback Off
Peterburg
Louis kini sedang menghadiri banyak pertemuan dengan para Ser dan Prints, ia juga mendapat jamuan dari berbagai kalangan bangsawan yang hendak mengenalkan putri mereka, sampai akhirnya ia harus terpaksa ikut dalam jamuan Bersama Ser Tsoi yang merupakan teman dekat ayahnya Louis Tsar Kiev, jamuan ini terus saja membahas tentang Louis dan Krovena putri dari Ser Tsoi, louis merasa risih namun bagaimana lagi ia tidak mungkin menolak untuk datang dan pergi sesuka hati karena akan menampakan kesan buruk baginya, apalagi kini dengan santainya Krovena akan tinggal di Dvorets sebagai penanggung jawab usulan rakyat, kini bertambah lagi masalah bagi Louis, ia ingin sekali bertemu kekasinya yang sudah ia rindukan sejak kemarin.
Tidak jauh beda dengan Frensques, Krovena selalu menempeli Louis kemanapun, dan hal itu sangat menyebalkan bagi Louis, ingin rasanya mengusir Krovena dari hadapannya namun ia tetap mengurungkan niatnya.
“Bisakah kamu sedikit menjaga jarak, aku kesulitan untuk mengerjakan tugasku”
“Apa tsar mau teh, biar aku buatkan” Louis hanya mengangguk karena ingin mengenyahkannya dari pandangaannya.
Selesai dengan rutinitas tugasnya, Louis kembali dihadapkan dengan Krovena yang kini membawa gelas berisi teh yang ia buat, tanpa basa basi Louis meminumnya dan berterimakasih pada Krovena, namun setelah itu Louis merasa pusing dan akhirnya ia memejamkan matanya, Krovena kini dibantu Dominic untuk mebawa Louis kekamarnya dengan rencana licik mereka.
Alan mendapat pesan yang rupanya dikirimkan oleh Dominic ia meminta alan pergi ke Dvorets, andai saja ia tidak peduli dengan rakyat Peterburg mungkin Alan akan menolak mentah mentah suruhan itu, ia sedang kesal dengan Tsar nya, tak butuh waktu lama kini Alan sudah ada di Dvorets dan masuk ke ruangan keuangan miliknya, Dominic datang dan mulai memberi tahukan apa saja yang menjadi masalah, rupanya banyak sekali petisi rakyat yang tidak setuju dengan keputusan Alan sebelumnya, membuat kepala Alan pening, butuh waktu semalaman menyelesaikan ini, sampai akhirnya ia mulai lelah dan merindukan Tsar nya, ah pasti Louis sudah tidur tak apa mungkin menjenguknya sebentar dikala ia tak sadar, Alan dengan gembira memasuki ruangan Louis yang rupanya tidak terkunci, sampai suatu pemandangan membuatnya pilu dan tanpa sadar menjatuhkan guci di meja dekat pintu kamar tsar nya.
“Alan?” Louis terkejut dengan keberadaan Alan, ia senang namun raut wajah Alan tidak demikian kini Louis menyadarinya ia benar benar telanjang dengan seorang gadis yang ia sadari adalah Krovena.
“Aku bisa menjelaskan ini tolong dengarkan aku” Alan mencoba tegar, ia bahkan tidak menangis sedikitpun.
“Apa?”
"Aku benar benar tidak tahu bagaimana aku bisa berakhir seperti ini”
“Kau yang mengajakku tidur Bersama Tsar kau bilang kau kesepian” tiba tiba Krovena menjawab lantang.
“Apa maksudmu aku..”
“Sudah, aku tidak mau mendengar lagi, lagi pula apa urusanku untuk mendengarnya aku tau dia gadis yang sudah dijodohkan denganmu, wajar saja bukan” Alan beranjak pergi namun kini louis dengan cepat memakai celananya dan memeluk alan.
“Aku benar benar mencintaimu, dia menjebakku”
“Aku tahu, lagipula kau selalu mengunci pintumu saat melakukannya, aku tidak bodoh seseorang yang habis bercinta tidak akan sebugar ini”
“Lalu mengapa kau?” herannya
“Aku sudah lelah, banyak hal yang membuat kita tidak bisa Bersama, aku tahu sejak awal hubungan ini terlarang maka dari itu ayo kita sudahi saja”
“Apa kau ingin membunuhku?"
“Kau bahkan sudah membunuhku Tsar” Alan melepaskan pelukan Louis, ia pergi menuju ruangannya dan kini menguncinya, Louis bingung ia tidak tahu apa yang harus dilakukanya kini, ia benar benar ingin membunuh manusia saking muaknya.
Pagi hari, Alan sudah Bersama dengan Dominic dengan akrab bahkan bercanda, louis yang melihatnya tentu kesal setengah mati, rasa ingin menampol jadi naik drastis, tapi bisa apa dia, jabatan Tsar mengungkungnya, andai ia bisa pergi dari jabatan ini dan memberikanya saja pada Dominic mungkin kini ia bisa bahagia dengan Alan, kenapa ia harus berjanji seperti itu pada Koroleva mat’.
Dan lagi lagi kesialan terjadi pada Tsar malang ini, ia harus bermesraan dengan Krovena didepan rakyat dengan suruhan Koroleva mat’, "tidak dosa jika Louis menginginkan neneknya cepat meninggal saja, ahh aku bingung dan muak" teriak Louis dikepalanya.
Sementara Krovena bahagia saja disana, ia bisa merasakan bagaimana seorang calon Koroleva diperlakukan, ia mulai terlena dan semakin ambisius dengan jabatan ini, ia benar memang seharusnya krovena itu berjodoh dengan Dominic saja yang mendamba jabatan bukan cinta seperti Louis yang kini gundah gulana.
Sepanjang hari alan memikirkan hubungannya ia juga sering mengobrol dengan ken yang merupakan rekan kerjanya, ia juga diam diam menjenguk liam yang masih terbaringa karena kondisi tubuhnya yang drop sejak tertimpa salju, dan kini ia juga sedang cemas dengan Adera yang mulai belajar bela diri Bersama Carlos, sejak Carlos menyatakan dirinya Czar Knight, kecemasan Alan berkurang untuk meninggalkan Adera Bersama Carlos, Alan tahu kehebatan Czar Knight seperti apa, bukan Alan lemah ia juga seorang panglima perang di Moskwa untuk kemerdekaan daerah utara, namun sejak ia mendapat tugas menjaga Adera dia tidak menjadi bagian dari pasukan baja putih itu, ia mendedikasikan hidupnya untuk menjaga keluarganya dan Adera.
Namun, kini ia merasakan yang Namanya cinta dan tidak bisa menikmati kembali hidup biasanya , ia terjebak dalam sebuah lerung kusut dan membuatnya sesak, ia tahu Louis begitu mencintainya namun banyak rintangan diantara kami, alan tidak bisa mebayangkan dirinya berakhir seperti Adera dan akhirnya berpura pura mati.
“Jika kau mencintainya berhenti menjadi pengecut sepertiku”
“Apa maksudmu?”
“Aku akan tetap menemui liam tapi disaat aku sudah benar benar kuat, dan kau harus melakukakannya juga”
“Gila kau Adera!”
“Brat, cinta itu tidak berdosa tidak usah terus kau hindari, hadapi dan taklukan , seseorang yang belum pernah mempertaruhkan hidupanya tidak akan mendapatkan apa apa”
“Oii sudah mulai berkata kata” cibir Alan.
“Ini kata kata di buku ciptaan Tsar Louis”
Alan terdiam ia hanya melamun dan mebayangkan apa yang terjadi jika ia benar benar berjuang.
“Aku akan kembali berjuang, jangan sampai keduluan olehku” goda Adera yang kini kembali letihan panah dengan Carlos
“mungkin aku terlihat tak berjuang, padahal aku sedang perang batin” lirih Alan
Belaya Bashnya, MoskwaAderaSudah seminggu aku mulai dengan penyamaranku, aku tak lagi menggerai rambut panjangku, aku tak lagi diam membisu dimenara putihku, bahkan aku kini tidak mampu memperlihatkan wajahku. Aku menutupi semua hal tentang ku dengan pakaian serba hitam, berpura pura baik baik saja memang sulit meski aku selalu menutupinya dengan senyuman tapi aku terluka di dalam“bisa banjir Belaya Bashnya karena ulahmu, kau kenapa melamun begitu” suara alan mengagetkan Adera yang kini menyeduh teh sampai mengalir ke bawah meja“astaga” Adera langsung mengelapnya segera“kau yakin akan mulai penyamaran ini?"“tentu, aku akan mengubah kesan czar knight dikalangan rakyat”“itu terlalu bahaya” alan khawatir“tidak perlu khawatir, aku baik baik saja bahkan aku pernah mengalami hal lebih dari ini brat” Adera mengelus tangan alan untuk meyakinkannya“baiklah tapi jangan ke peterburg” ancam ala
Belaya Bashnya, MoskwaAlthaphan (alan)Melihat kebersamaan dua sejoli yang saling berpelukan dengan darah kini membuat hati alan tersayat cukup dalam, pasalnya ia merelakan cintanya hilang hanya karena ketakutan akan penolakan dan perlakuan dosanya, ia sangat merindukan tsar tampannya yang selalu melukis wajah manis alan saat ia tersenyum dengan lesung pipi khasnya, apakah aku harus kembali memperjuangkan cintaku Bersama tsar louis lagi? Apa aku bisa? , Kebimbangan menghampirinya kini, ia masuk kedalam kamar dan merebahkan diri berharap bisa melupakan louis dalam semalam, namun dipagi harinya yang ia ingat adalah louis yang menciumi bibirnya lembut, mimpi itu indah sekali, bisakah ia menjadikannya nyata, entahlah alan bingungTurun kebawah mansion menampakkan kemesraan Adera yang kini menyuapi liam dengan kue anggur, rasa ingin melempar guci melonjak, alan benar benar iri“hei jangan bermesraan didepan mataku, perih mel
Sepenggal cerita Alica AsthereliaDiantara Ladoga dan Onega, PeterburgAlica AsthereliaSiapa yang tahu jika kisah cinta tragis akan kembali terulang setelah sekian lama terbungkam, kisah yang kembali mengutuk kebahagiaan Dvorets kini benar terjadi, dalam sebuah penantian Panjang gadis muda mencintai seorang pembunuh yang menyuarakan kekesalan atas aturan Tsar Peter, muak akan ketidak adilan membuat remaja dengan wajah bringasnya ini mendukung aksi pemberontakan para remaja dikalangannya, meski seorang prints adalah julukannya Luke tidak pernah mau berhenti sekalipun harus mati ditangan saudaranya sendiriDi sebuah tebing Peterburg Moskwa, pria yang kini seorang pembunuh ulung memberikan pakaiannya untuk ia jadikan pengecoh atas aksi penangkapannya oleh Kiev, Luke hidup penuh dengan ancaman dengan cita citanya membentuk republik bukan lagi kekaisaran, namun yang ia dapat dari semua ini adalah luka dalam, hubungannya dengan gadis yang s
Kematian adalah cara tuhan untuk memisahkan dan tak ada penolakan yang bisa dilakukan, suatu takdir tak bisa kau pungkiri akan ketidak restuan semesta tentang cinta terlarang yang seharusnya tak terjadiMoskwa, 1727Kepergian Adera membuat moskwa berduka terutama Belaya Bahnsya yang kini dilanda penyesalan akan restu yang tak seharusnya mereka berikan, bagai tak memiliki semangat hidup Alan enggan keluar dari ruangan pribadi yang biasa mengurung gadis cantik yang sudah berpulang Bersama cinta sejatinya itu, tak terfikir jika Liam akan mengakhiri hidupnya hanya karena rasa cinta yang besar untuk sang pujaan hati, meski hari itu bukan hanya Liam dan Adera yang menutup mata abadi namun ada Luke dan Frensques yang ikut menyusul mereka dalam kesepian di dunia baru, rasa duka kini makin besar setelah tahu bahwa seluruh rakyat Moskwa Peterburg menginginkan prints dan printessa nya untuk dikuburkan berdekatan ditempat mereka pertama bertemu
Sankt-Peterburg 1726Riuhan tepuk tangan memenuhi Dvorets Imperor, menampakan banyak wajah gembira atas kepulangan anak adam yang berjasa menumpas penjajahan di kota perbatasan. Liam, nama itu dipuja banyak mata, tak kenal usia bahkan nenek nenekpun menyukai sikap baiknya. Terlahir sebagai keponakan dari Kaisar Kievel dan Koroleva Nastasya menjadikannya Prints yang sangat dihormati. Prints Liam sangat menghormati sang sepupu yang sudah seperti kakaknya Louis, yang kini menjadi putra mahkota setelah tragedi kecelakaan maut Tsar dan Koroleva. Menjabat sebagai Tsar ke 5 membuat Prints Louis mau tidak mau meninggalkan hidupnya sebagai seniman dan memulai memimpin rakyatnya. Namun keberadaan selir Tsar dan anak mereka membuat kekacauan dalam sistem kekaisaran, karena anak tersebut yang memilki umur diatas Prints Louis dan meminta tahta Tsar untuknya.Kota Peterburg 15.00Prints Liam HedricSore yang menyilaukan mata mem
Belaya Bashnya, MoskwaPancaran bulan malam ini sangat terang, menampilkan bentuknya yang tenang dengan bintang disekelilingnya, meski Brat Alan tertidur di kursi kayu, Adera masih terjaga dengan kain tebal menutupi wajahnya, biasa tak menutup tirai dikala tidur membuatnya menyamankan keadaan langit indah yang sangat sayang jika dilewatkan. Beranjak dari ranjang putih, kini Adera menyisir rambut coklat panjangnya dan memainkan rambutnya, seraya sepasang mata berbinar menatap bulan yang dikira merindukan matahari, kenapa bulan dan matahari tidak bisa Bersama, dan selalu saja bulan datang saat matahari tenggelam, karena kepercayaan kami warga Moskwa bahwa kebersamaan bulan dan matahari adalah bencana zatmeniye.Sepanjang malam yang Panjang Devushka V Kletke itu menatap keluar jendela, berharap ada seseorang membawanya keluar dari Menara dan mengajaknya keliling
Dvorets Imperor, PeterburgTsar Louis GernesHujan deras mengguyur Peterburg, beberapa perjalanan ke luar kota Moskwa di berhentikan demi keselamatan para pengawal, tak banyak yang dilakukan rakyat dicuaca seperti ini kecuali duduk diperapian rumah untuk menghangatkan badan yang menggigil akibat amarah badai, namun tak demikian dengan Tsar Louis yang masih berkutik dengan banyaknya keluhan rakyat akibat pemasokan bahan makanan berkurang dimasa hujan ini, menjadi Tsar diusia muda tanpa pendamping sangat merepotkan, besok ia sudah pemberkatan untuk mensahkan jabatannya, sempat berfikir untuk merelakannya kepada Dominic, namun nasehat Koroleva mat’ membuat niatnya ia buang jauh jauh, kini lantunan harpa dan gemericik air hujan diluar Dvorets menghiasi malam Louis sendirian.Semenjak pertemuan kedua dengan Ser Alan, membuat Louis semakin penasaran dengannya, apalagi saat ia tahu bahwa keponakan Ser Pun, Carlos Petra adalah teman dimasa akade
Sadovaya,Rostov 1725Frensques RamidaKota 5 laut dengan julukan gerbang kaukasus, membuat kota Rostov menjadi idaman seluruh rakyat kekaisaran rusia dimasa itu, memiliki banyak tebing dengan pesona yang luar biasa, semilir angin dengan pepohonan hijau khasnya menyamankan fikiran dan menyejukkan hati, kota kelahiran Frensques Ramida ini sangat digemari para kaum wanita muda, dimana disini ada pelatihan Koroleva dan kecerdasan Printessa, banyak dari negeri lain yang datang kesini sekedar mencari pengetahuan mengenai adat sebuah kaisar dalam mendidik Koroleva dan printessa nya, tidak jauh beda dengan Frensques yang selalu memainkan rambut hitamnya dengan ditemani instrument musik indah di sekitar mansion Cernaya Bashnya, jika Adera tinggal di mansion Menara putih maka frensques tinggal di mansion Menara hitam dengan lambang burung elang mata merah di atas menaranya, Menara ini milik Frensques seorang, tempatnya melantunkan lagu kesunyian dan pendambaa