Mansion Biru, Ibu Kota Peterburg
Prints Liam Hedric
Lelah aku menunggu kabar darimu, sejak kita saling bertukar pesan seminggu lalu dengan Sova ku, kini kau menghilang dalam 48 jam dan menyayat hatiku, dimana kamu bulanku, malam ini aku diterangi bulan lain yang Nampak tetap gelap tak secerah matamu, tak seindah wajahmu tak selembut rambutmu, tak ada yang tahu dimana kamu bahkan Brat Alanpun takt ahu kamu dimana, aku resah dengan rindu yang selalu mendatangiku, apakah kau benar benar menolakku hingga jauh dariku?
Kini Prints Liam terkasih Adera hampir mati karena rindunya, Peterburg dan Moskwa ia jelajahi namun Adera tetap tak ditemukannya, membuatnya menekam dalam penjara kerinduan, keberadaan Ken dan Ricky tidak digubrisnya membuat keduanya kesal diacuhkan karibnya.
“Hei sampai kapan kau menekam disini? Baru 4 hari dia hilang kau sudah mati rasa, lemah” cibir Ken dengan kelakuan Liam.
“Tak ada gunanya kau disini lebih baik mencarinya keluar sana “ Ricky memberi ide
“Kemana? Seluruh Peterburg dan Moskwa sudah kupijaki sampai ke ujung ujungnya, ia tetap tidak ada dimana mana"
“Banyak wilayah kuasaanmu kaisar, bukan Cuma dua wilayah itu saja” kini Ricky benar benar kesal.
“Bodoh bodoh , gara gara cinta jadi bodoh” Ken mencibir lagi dengan meraup cookies dimeja.
“Kenapa tidak terfikir olehku?” Liam berfikir heran
“Jika kau ingin mencarinya, kau tunda besok kini sudah larut malam bukannya menemukannya kau nanti yang hilang” Ricky kembali dengan nasehatnya.
“Maaf tapi rinduku tak mampu menunggu sampai besok, terimakasih saranmu kawan” Liam menepuk kedua pundak karibnya dan pergi dengan senangnya.
“Lihatlah ulahmu, saranmu kadang belum dibutuhkan sudah kau utarakan” Ken pergi meninggalkan Ricky yang kini diam menatapnya dengan tatapan bingung.
Liam melajukan keretanya cepat, ia sudah menyiapkan banyak hal yang pasti ia butuhkan dan Adera butuhkan nanti, entah mengapa tujuannya kali ini Rostov, ucapan Ricky tadi mengingatkannya akan Frensques yang katanya menyukainya, mungkin Frensques bisa membantunya mencari Adera di wilayah Rostov dengan kuasanya disana.
Meski kini cuaca sangat dingin, tak menghilangkan semangat Liam menuju Rostov yang jauhnya memakan waktu 5 jam dari Peterburg, ia pun memakai mantel nya dan mengikat kepalanya, dengan bangga tersenyum.
“Aku datang Adera” teriaknya bagai orang gila.
Selama diperjalanan Liam hanya sendiri, ia sudah biasa bepergian sendiri, hampir sampai digerbang Kaukasus, Liam melihat seseorang terbang diatas pohon dengan pedangnya, curiga itu Czar Knight, Liam melajukan keretanya lebih cepat, sesampainya di gerbang ia disambut hormat oleh para penjaga, Prints Liam balik memberi hormat dan masuk kesana, mungkin ikatan batinkah Liam merasa Adera disini, memperhatikannya dalam Menara Hitam ini.
Printessa Frenques memeluk Prints Liam saat melihatnya datang, Prints Liam membalas pelukannya dan tanpa sadar kekasihnya melihatnya dalam sendu dan terisak pelan disana.
“Ada apa Prints? Apa yang membawamu kemari?"
“Aku ingin meminta bantuanmu Printessa”
"Tentu apa yang bisa kubantu?” senyum merekah dibibir Frensques sempat membuat Liam terhenyuk sesaat.
“Bisakah kau memerintahkan pengawalmu untuk mencari dia" Liam memberikan lembaran Lukisannya yang sempat dicopy dari lukisan Louis dahulu.
Frensques memanas, hatinya terbakar apa ini? Bisa bisanya ia kesini selarut ini dengan minta bantuan mencarikan Adera? Gadis biasa itu? Apa istimewanya dia?, hampir termakan amarah dan meremas kertas itu, Preintessa tersenyum simpul dan mengangguk.
“Terimakasih, kalau begitu bolehkah aku menginap semalam aku ingin mengistirahatkan tubuhku dari perjalanan jauhku?"
“Iya tentu aku akan mengantarmu ke kamar mu” Liam menerima penghormatan itu dan kini ia masuk ke Menara sisi timur dengan Frensques yang menatapnya saat pintu pelan pelan ia tutup, kemudian membersihkan tubuhnya dengan air hangat dan mengganti pakaiannya, sebelum merebahkan diri Liam menulis sebuah sajak di sapu tangannya , ia menulis seluruh kerinduannya yang kini ia rasakan.
Bisakah kita kembali pada masa itu
Masa dimana kau menatapku sayu
Membelai rambutmu
Menyentuh wajahmu
Mencium punggung tangamu
Aku merindu
Aku ingin kembali seperti dulu
Di tebing perbatasan Moskwa-Peterburg
Kau menerbangkan selendangmu
Dan menatapku 3 detik
Sampai akhirnya saling merindu
Yang sempat kau akui di menaramu
Aku merindu
Merindu senyummu
Merindu kasihmu, bulanku
Ia merebahkan tubuhnya dan tertidur di sela isakkan luka Adera yang sangat menusuknya begitu dalam.
Menara Hitam, Rostov
Adera
Bagaimana bisa printsnya memeluk wanita jahat yang selalu menyiksanya setiap saat, tubuh lebam ku kini sangat menyedihkan dengan pemandangan tadi, seruku dalam sunyinya malam dikala sakit hati mencekam, aku ingin menamparmu disana yang kini tertidur pulas tanpa tahu aku kesakitan, masih bisakah aku mencintaimu Prints?, kau bahkan menyakitiku sebelum pengakuan cintaku ku utarakan, haruskah aku menyerah dan pergi lebih lama bahkan selamanya agar Frensques bisa memilikimu dan aku melepaskanmu, baru membayangkannya saja aku sudah kesakitan, bagaimana jika aku benar benar melakukannya.
Menatap seluruh tubuh yang hanya ditutupi kain polos nan lusuh ini aku menangis dalam diam, aku benar benar hancur disni, tolong aku Brat Alan, bisakah kau menolongku? Aku kesakitan, aku tak akan lagi memaksamu membawaku ke Dvorets aku tak akan lagi memaksamu membiarkan Prints Liam menemuiku dan aku akan taat padamu, aku merindukanmu Brat ku.
Hari berganti sangat Panjang, kini ku tatap Prints Liam berjalan keluar dan berbincang dengan si iblis Frensques, bahkan lagi lagi ia memeluk printsku, namun kali ini printsku tak membalas dan balas melepasnya, aku mendengar setiap kata yang ia ucapkan ia mencariku, sunggu jahat aku memfitnahnya menyelingkuhiku, maafkan aku tuhan bisakah kau biarkan Prints Liam menatapku disini aku membutuhkannya.
Aku Di Sini, Prints Liam
Aku di sini, Prints Liam,
Aku di sini di balik jendela.
Sevilla direngkuh
Kegelapan dan mimpi.
Kerinduan menjejali aku,
Aku diselubungi menara hitam,
Aku di sini di balik jendela.
Kau lihatkah? Diatas Menara ada jendela
Mengapa kau berlama?.. Tidakkah rindu
Lihatlah aku,
Aku di sini, Prints Liam,
Aku di sini di balik jendela.
Ia bahkan tak pernah mendongkakan kepalanya, teriakanku dalam hati tak didengarnya aku bisa apa? Aku bisa apa?, menangis lah yang kubisa meratapi takdir sulit dimana mencintai adalah dosa.
Selama berjam-jam aku diam tak bergerak kemanapun menatap keluar jendela, berharap seseorang menghampiriku, mengajakku pergi dan pulan kemanara putihku, sungguh aku benci Alica dia wanita paling jahat yang telah memberiku kehidupan tersesak dalam usiaku.
Seseorang mengetuk pintu dan membuka paksa, ada banyak harapan yang kuberikan dalam setiap tatapku padanya, kini Ricky datang membawaku keluar dan menyembunyikanku dibalik tong berodanya, ia membawaku pergi dengan santainya, apakah ia disuruh printsku? Apakah benar?.
Kini kami berada disebuah hutan kota Rostov yang indah dan ramai ia memberiku baju dan menyuruhku menggantinya dikereta hijau miliknya, kemudian menampakkan sosok yang kucari.
“Brat Ricky? Brat Carlos?” aku memeluknya erat.
“Adera syukurlah kau baik baik saja, kenapa dengan tanganmu keji sekali dia” isak Carlos disela tatapannya memandang keadaan malangku, aku hanya tersenyum menggelang dengan mata berkaca kaca.
“Dengar!, aku menyelamatkanmu karena kau adalah kekasih sahabatku, aku harap kita bisa bernegosiasi sebagai balas budimu” aku mengangguk dan menunduk berterimakasih.
“Jangan katakan pada siapapun tentang apa yang dilakukan Frensques, cukup aku dan Carlos kami akan melindungimu, Liam juga jangan diberitahu kumohon demi keselamatan Printessa Frensques” ia memohon dimana setiap kata katanya menyayat hatiku.
“Pergilah jangan di Peterburg, Rostov bahkan Moskwa, bersembunyilah aku mohon, demi keselamatanmu, aku mencintai Frensques, aku tak mau dia kembali mencelakakanmu dan melukai dirinya pada akhirnya”
Aku mengangguk dalam kepedihan ini, kini Ricky ikut terisak dan mengatakan padaku untuk mati bagi Liam karena kini mereka akan merencanakan kematian palsuku bagi seluruh negeri ini.
Sakit bukan? Kau harus hidup dimana semua akan menganggapmu mati, aku bersikeras ingin Brat Alan mengetahuinya dan dengan terpaksa Ricky mengizinkannya, memang mencintai seorang Liam Hedric begitu berat rintangannya dan berakhir merelakannya.
Tak kuasa melihat keambrukanku dalam kesakitan Brat Carlos memelukku dan mencium pucuk kepalaku seakan akan merasakan bahwa aku sangat sakit dalam, ini adalah pengalaman cinta pertama yang sangat menyakitkan aku menyesal mencintai yang lain selain diriku dan punsawat yang melindungiku.
Demi tepian pantai tanah negeri yang jauh
Ku tinggalkan tempat lain;
Di detik-detik yang tak terlupakan, di detik-detik yang menyedihkan
Aku menangis begitu lama di tempat terakhir melihatmu.
Tanganku yang terasa dingin
Berusaha menahankanmu;
Keluh rintihku memohon-mohon kepadamu untuk menghentikan pelarianku
Rasa ngilu berpisah yang mengerikan.
Sepenggal cerita Carlos Petra
Bukit Georgia
Pilu, melihat adik tersayangku dan Alan menangis dalam rindu, ingin rasanya aku menyeret Prints Liam dan meneriakinya bahwa Adera kesakitan karenanya, aku ingin membunuh Printessa bedebah yang menyakiti Adera yang biasa tersenyum ceria dan merengek ingin jalan-jalan kini terkapar tak berdaya dengan banyak bercak luka akibat ulah diwanita jahat, tak cukupkah penderitaanya terasing dari dunia, persembunyiannya dari kenyataan seorang anak dari hasil dosa Alica dan Czar Knight dimasa lalu yang kini julukan itu milikku.
Aku masih belum lupa bagaimana Koroleva Alica yang agung itu menyembunyikan Adera dari Tsar Kiev, mengaku bahwa Adera adalah anak yang ia temukan di Ladoga, membuat air mata siapapun terjatuh saat tahu kebenarannya, entah siapa Czar Knight di masa lalu katanya ia terbunuh oleh Prints Luke, adik dari Tsar Kiev yang merupakan ayah Liam, jika Adera tahu kebenaran ini mungkin ia akan membenci Printsnya, namun aku memilih bungkam mengingat kejahatan Czar Knight di masa lalu sangat kejam dan seorang pembunuh ulung.
Aku memberitahukan Alan tentang ini dengan pertemuan kami di Moskwa, aku menitipkan keselamatan Adera pada Jyijzi yang merupakan panglima perang perempuan terhebat di mansion biru, dengan kepribadian kocak dan keahliannya ia bisa tenang memberikan perintah besar ini, aku kini selalu berkeliaran dimalam hari sebagai jati diriku Czar Knight yang baru yang selalu menolong orang lain dan merampok kekayaan petinggi yang suka korupsi, meski aku selalu bertarung dengan Alan karena masih banyak yang menganggap Czar Knight adalah jahat, aku tetap yakin dan melakukannya walau melawan Alan sekalipun, Alan sering bertarung denganku tanpa tahu akulah Czar Knight itu.
Kedai Teh Anggur, Moskwa
“Jadi dimana Adera?” tanya Alan langsung, sebenarnya aku mau memberitahunya namun kini siapa sangka dia membawa kekasih gelapnya si Tsar Louis ini, mereka benar benar luar biasa menyamar sebagai pedagang Moskwa, heuhh dasar manusia yang dimabuk cinta apa apa berdua.
“Aku akan memberitahumu jika Louis pergi”
“Hei kau memanggilku apa?!, kupenggal kepalamu baru tahu rasa” kesal Louis yang kini dipanggil nama tanpa embel embel Tsar.
“Kita seumuran pula, lagian kau akan jadi adik iparku jadi kau juga hormat padaku” aku menyombongkan diri, ternyata Tsar Louis punya sisi humor yang baik ia menjitak kepalaku kasar dan mencibirku yang tidak bisa berdiri tegap saat acara pertemuan para Tsar dua hari lalu.
“Sudah sudah sekarang ceritakan, Tsar sudah berjanji tidak akan memberitahu siapapun bahkan Liam sekalipun”
“Kau mempercayainya?" lagi lagi aku mendapat tatapan sinis nan membunuh dari Tsar Louis membuatku tertawa.
“Tentu saja, jadi dimana? aku ingin menemuinya”
“Hanya kau yang bisa menemuinya, ini syarat dari penyelamat Adera” aku tetap dengan janjiku dimana tidak memberitahu tentang Ricky.
“Benar-benar ular printessa Frensques” cibir Tsar dengan kesalnya
Akupun menceritakan seluruh nya tanpa kecuali dan kini Tsar Louis kembali ke Dvorets dan mencium kening Alan membuatku merinding.
“Sudah sudah jangan membuatku muntah” louis mentapku dan kini Alan menendang bokongku keras.
“Hei jangan buat bokongku kesakitan seperti milikmu” sadar akan ucapanku kini gilira Tsar Louis yang menjitak kepalaku, aku tersiksa dengan pasangat sinting ini.
Kami melajutkan perjalanan kebukit Georgia, dengan kereta yang kubawa tadi, menampakkan Alan yang kini masih terisak mendengar ucapanku tentang apa yang Adera lalui, aku yakin Alan yang paling sedih kini, karena Alan lah yang paling dekat dan menyayangi Adera.
Selepas sampai Alan memeluk Adera dan menampakan Adera yang bangun dari tidurnya, mereka saling memeluk rindu dan menangis pilu, aku jadi mau ikut memeluk disana tapi kemauanku di tampik Alan yang kini mendorongku hampir tersungkur, sangat kejam ujarku
Aku keluar menatap rembulan yang tersenyum kearahku, jika difikir fikir aku saja yang belum jatuh cinta diantara kami, meski aku tahu Jyijzi menyukaiku hingga bersedia membantuku aku tetap belum merasakan getaran yang sring Alan ceritakan saat Bersama Tsar Louis, aku mungkin jahat memanfaatkan perasaan Jyijzi demi kebutuhanku, tapi kini aku sedang membuka hati untuknya karena dari sekian gadis yang mendekatiku hanya dia tipeku.
Dvorets Imperor, PeterburgLouis GernesMaaf aku terlalu pengecut menerima kenyataan hidupku yang sepenuhnya telah ditentukan bukan olehku tapi orang lain, aku ingin mencoba membuka diri namun rasa takut akan penolakan akan larangan terus menghantuiku, saling menyembunyikan terus menerus tanpa tahu sakit diantara kami yang mulai menyeruak dalam benak namun tak mampu terucap.“Lihatlah kelakuanmu!, bagaimana aku bisa keluar dengan tubuh penuh bercak merah begini?!” ia mulai merajuk dengan apa aku lakukan sejak malam, aku hanya menyengir menanggapi marahnya, ia hendak beranjak pergi, namun tubuhnya kini kutahan dan kuciumi dia dengan gemas, entah apa aku selalu merasa jatuh cinta setiap hari padanya."Lepaskan Louis!, atau aku akan membunuhmu!” ancamnya"Kau tidak akan melakukan itu” ucapku padanya dengan mengedipkan mataku nakal."Heuhhh aku bisa membunuhmu, kalau sampai kau melaporkan keberadaan Adera pada adik sialanmu" ia melepaskan kungku
Belaya Bashnya, MoskwaAderaSudah seminggu aku mulai dengan penyamaranku, aku tak lagi menggerai rambut panjangku, aku tak lagi diam membisu dimenara putihku, bahkan aku kini tidak mampu memperlihatkan wajahku. Aku menutupi semua hal tentang ku dengan pakaian serba hitam, berpura pura baik baik saja memang sulit meski aku selalu menutupinya dengan senyuman tapi aku terluka di dalam“bisa banjir Belaya Bashnya karena ulahmu, kau kenapa melamun begitu” suara alan mengagetkan Adera yang kini menyeduh teh sampai mengalir ke bawah meja“astaga” Adera langsung mengelapnya segera“kau yakin akan mulai penyamaran ini?"“tentu, aku akan mengubah kesan czar knight dikalangan rakyat”“itu terlalu bahaya” alan khawatir“tidak perlu khawatir, aku baik baik saja bahkan aku pernah mengalami hal lebih dari ini brat” Adera mengelus tangan alan untuk meyakinkannya“baiklah tapi jangan ke peterburg” ancam ala
Belaya Bashnya, MoskwaAlthaphan (alan)Melihat kebersamaan dua sejoli yang saling berpelukan dengan darah kini membuat hati alan tersayat cukup dalam, pasalnya ia merelakan cintanya hilang hanya karena ketakutan akan penolakan dan perlakuan dosanya, ia sangat merindukan tsar tampannya yang selalu melukis wajah manis alan saat ia tersenyum dengan lesung pipi khasnya, apakah aku harus kembali memperjuangkan cintaku Bersama tsar louis lagi? Apa aku bisa? , Kebimbangan menghampirinya kini, ia masuk kedalam kamar dan merebahkan diri berharap bisa melupakan louis dalam semalam, namun dipagi harinya yang ia ingat adalah louis yang menciumi bibirnya lembut, mimpi itu indah sekali, bisakah ia menjadikannya nyata, entahlah alan bingungTurun kebawah mansion menampakkan kemesraan Adera yang kini menyuapi liam dengan kue anggur, rasa ingin melempar guci melonjak, alan benar benar iri“hei jangan bermesraan didepan mataku, perih mel
Sepenggal cerita Alica AsthereliaDiantara Ladoga dan Onega, PeterburgAlica AsthereliaSiapa yang tahu jika kisah cinta tragis akan kembali terulang setelah sekian lama terbungkam, kisah yang kembali mengutuk kebahagiaan Dvorets kini benar terjadi, dalam sebuah penantian Panjang gadis muda mencintai seorang pembunuh yang menyuarakan kekesalan atas aturan Tsar Peter, muak akan ketidak adilan membuat remaja dengan wajah bringasnya ini mendukung aksi pemberontakan para remaja dikalangannya, meski seorang prints adalah julukannya Luke tidak pernah mau berhenti sekalipun harus mati ditangan saudaranya sendiriDi sebuah tebing Peterburg Moskwa, pria yang kini seorang pembunuh ulung memberikan pakaiannya untuk ia jadikan pengecoh atas aksi penangkapannya oleh Kiev, Luke hidup penuh dengan ancaman dengan cita citanya membentuk republik bukan lagi kekaisaran, namun yang ia dapat dari semua ini adalah luka dalam, hubungannya dengan gadis yang s
Kematian adalah cara tuhan untuk memisahkan dan tak ada penolakan yang bisa dilakukan, suatu takdir tak bisa kau pungkiri akan ketidak restuan semesta tentang cinta terlarang yang seharusnya tak terjadiMoskwa, 1727Kepergian Adera membuat moskwa berduka terutama Belaya Bahnsya yang kini dilanda penyesalan akan restu yang tak seharusnya mereka berikan, bagai tak memiliki semangat hidup Alan enggan keluar dari ruangan pribadi yang biasa mengurung gadis cantik yang sudah berpulang Bersama cinta sejatinya itu, tak terfikir jika Liam akan mengakhiri hidupnya hanya karena rasa cinta yang besar untuk sang pujaan hati, meski hari itu bukan hanya Liam dan Adera yang menutup mata abadi namun ada Luke dan Frensques yang ikut menyusul mereka dalam kesepian di dunia baru, rasa duka kini makin besar setelah tahu bahwa seluruh rakyat Moskwa Peterburg menginginkan prints dan printessa nya untuk dikuburkan berdekatan ditempat mereka pertama bertemu
Sankt-Peterburg 1726Riuhan tepuk tangan memenuhi Dvorets Imperor, menampakan banyak wajah gembira atas kepulangan anak adam yang berjasa menumpas penjajahan di kota perbatasan. Liam, nama itu dipuja banyak mata, tak kenal usia bahkan nenek nenekpun menyukai sikap baiknya. Terlahir sebagai keponakan dari Kaisar Kievel dan Koroleva Nastasya menjadikannya Prints yang sangat dihormati. Prints Liam sangat menghormati sang sepupu yang sudah seperti kakaknya Louis, yang kini menjadi putra mahkota setelah tragedi kecelakaan maut Tsar dan Koroleva. Menjabat sebagai Tsar ke 5 membuat Prints Louis mau tidak mau meninggalkan hidupnya sebagai seniman dan memulai memimpin rakyatnya. Namun keberadaan selir Tsar dan anak mereka membuat kekacauan dalam sistem kekaisaran, karena anak tersebut yang memilki umur diatas Prints Louis dan meminta tahta Tsar untuknya.Kota Peterburg 15.00Prints Liam HedricSore yang menyilaukan mata mem
Belaya Bashnya, MoskwaPancaran bulan malam ini sangat terang, menampilkan bentuknya yang tenang dengan bintang disekelilingnya, meski Brat Alan tertidur di kursi kayu, Adera masih terjaga dengan kain tebal menutupi wajahnya, biasa tak menutup tirai dikala tidur membuatnya menyamankan keadaan langit indah yang sangat sayang jika dilewatkan. Beranjak dari ranjang putih, kini Adera menyisir rambut coklat panjangnya dan memainkan rambutnya, seraya sepasang mata berbinar menatap bulan yang dikira merindukan matahari, kenapa bulan dan matahari tidak bisa Bersama, dan selalu saja bulan datang saat matahari tenggelam, karena kepercayaan kami warga Moskwa bahwa kebersamaan bulan dan matahari adalah bencana zatmeniye.Sepanjang malam yang Panjang Devushka V Kletke itu menatap keluar jendela, berharap ada seseorang membawanya keluar dari Menara dan mengajaknya keliling
Dvorets Imperor, PeterburgTsar Louis GernesHujan deras mengguyur Peterburg, beberapa perjalanan ke luar kota Moskwa di berhentikan demi keselamatan para pengawal, tak banyak yang dilakukan rakyat dicuaca seperti ini kecuali duduk diperapian rumah untuk menghangatkan badan yang menggigil akibat amarah badai, namun tak demikian dengan Tsar Louis yang masih berkutik dengan banyaknya keluhan rakyat akibat pemasokan bahan makanan berkurang dimasa hujan ini, menjadi Tsar diusia muda tanpa pendamping sangat merepotkan, besok ia sudah pemberkatan untuk mensahkan jabatannya, sempat berfikir untuk merelakannya kepada Dominic, namun nasehat Koroleva mat’ membuat niatnya ia buang jauh jauh, kini lantunan harpa dan gemericik air hujan diluar Dvorets menghiasi malam Louis sendirian.Semenjak pertemuan kedua dengan Ser Alan, membuat Louis semakin penasaran dengannya, apalagi saat ia tahu bahwa keponakan Ser Pun, Carlos Petra adalah teman dimasa akade