Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 77. RUMOR YANG MENGHANCURKAN

Share

77. RUMOR YANG MENGHANCURKAN

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-10-17 23:25:29

Keesokan harinya, pengumuman resmi disebarkan ke seluruh penjuru Kerajaan Wu. Ratu Mei Ling mengadakan sayembara untuk mencari pendekar dengan kemampuan mengendalikan api. Hadiah yang dijanjikan sangat menggiurkan, yatu gelar kehormatan dan kedudukan tinggi di istana.

Selama berhari-hari, ratusan orang berdatangan ke istana, mengklaim diri memiliki kekuatan api. Namun, tak satu pun lolos ujian ketat yang diadakan oleh para ahli sihir istana.

Pada hari ke-30 sayembara, ketika Ratu Mei Ling mulai hilang harapan, seorang pria misterius muncul di gerbang istana. Ia memperkenalkan diri sebagai Feng Wei, seorang pendekar pengembara.

Feng Wei berdiri tegap di hadapan Ratu dengan penuh percaya diri. usianya sekitar 35 tahun, dengan postur tubuh tinggi dan berpenampilan rapi. Wajahnya cukup tampan, ia mengenakan jubah berwarna merah mencolok sementara di baliknya ia mengenakan baju dalam berwarna putih bersih terbuat dari sutra. Celananya lebar berwarna putih, dipadu sepatu boot putih dari ku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   78. USAHA LIMA TAHUN YANG SIA-SIA

    "Kakak Lin, kau meracuni si Tua Bangka ini sudah lima tahun lamanya, mengapa dia bukannya mati malah semakin lincah dan bertenaga?" bisik Tetua Liu, matanya menyipit curiga.Tetua Lin hanya mendengus, kerutan di dahinya menunjukkan kecurigaan yang sama. Dalam hati, ia pun tak habis pikir. Setiap pagi, selama lima tahun ia telah membubuhkan racun Jantung Bayangan ke dalam makanan Ketua Ma, seperti yang pernah ia lakukan pada ketua terdahulu, Xun Huan. Namun hasilnya sangat berbeda.'Aku hanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk membuat Xun Huan tewas seperti terkena serangan jantung,' pikir pria haus kekuasaan itu sambil mengelus jenggot abu-abunya, 'Tapi Ketua Ma yang berusia lebih tua dan kekuatan tenaga dalamnya masih di bawah mendiang Xun Huan, bisa bertahan selama lima tahun dan dalam kondisi semakin bugar.'"Pasti ada sesuatu yang tidak beres," gumam Tetua Lin yang hanya bisa didengar oleh adik seperguruannya, tetua Liu. Ia berpaling ke arah Tetua Liu yang duduk di sampingnya

    Last Updated : 2024-10-18
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   79. SERBUK PENGHILANG AKAL

    Du Fei mendekat, berpura-pura menyapa dengan ramah, "Wah, bukankah ini Tuan Lin Mo yang terkenal dengan jurus Tinju Selatan? Sungguh kehormatan bisa bertemu calon ketua Bu Tong Pai di sini!"Lin Mo, yang sudah setengah mabuk, tersenyum lebar. "Hah! Kau mengenalku, anak muda? Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Lin Mo yang hebat!"Du Fei mengangguk sopan, tangannya dengan cekatan menukar sloki arak Lin Mo dengan yang baru. "Tentu saja, Tuan. Bagaimana kalau kita bersulang untuk kehebatan Anda?"Lin Mo terkekeh mabuk, matanya menyipit saat berusaha memperhatikan wajah pemuda di hadapannya dengan lebih jelas. Ia menyandarkan lengannya pada bahu Du Fei, “Mengapa sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya?”Du Fei tersenyum dan menjawab cepat, “Kalau Anda pelanggan rumah bordil ini, sudah pasti pernah bertemu denganku,”Lin Mo manggut-manggut sambil menyeringai lebar, “ah ya-ya kau benar, aku sering sekali kemari mengunjungi nona-nona cantik di sini.”Tanpa curiga, Lin Mo meneguk arak ya

    Last Updated : 2024-10-18
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   80. TOPENG HANTU

    "Ti-tidak, aku tidak butuh pelayanan apa pun!" seru Du Fei mulai panik. Ia berusaha menelan ludah, tenggorokannya terasa kering, "A-aku harus pergi sekarang!"Du Fei mencoba untuk kabur, akan tetapi para wanita itu menghalangi jalannya. Mereka semakin mendekat, aroma wewangian mereka membuat kepala Du Fei pusing."Ayolah, Pemuda tampan," bisik wanita lain di telinganya. "Kau pasti lelah setelah menjahili si Kera Sakti itu, biarkan kami memijatmu."Suasana di Wisma Bunga Peony semakin riuh. Du Fei yang terpojok di sudut ruangan, merasakan jantungnya berdegup kencang saat mereka menggodanya habis-habisan. Keringat dingin membasahi dahi, trauma masa lalu membuatnya lumpuh ketakutan."Ayolah, Tampan," seorang gadis berbisik di telinganya. "Kami bisa membuatmu melupakan semua masalahmu."Tepat saat Du Fei merasa akan pingsan, sebuah suara tegas mengurai kerumunan."Cukup, Anak-Anak! Biarkan tamu kita bernapas!"Para gadis serentak menoleh. Di ambang pintu berdiri Ching-Ching, sang pemilik

    Last Updated : 2024-10-19
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   81. DENDAM HANTU XUN HUAN

    "Lalu aku harus bagaimana?" tanya Ketua Ma, menggosok-gosok keningnya dengan tangan yang berkeringat. Suaranya terdengar putus asa, "Jangan khawatir, Paman!” ujar Du Fei santai, “Aku akan membantumu ... kelicikan harus dibalas dengan kelicikan!" Ia mengedipkan mata dengan jenaka, kilatan nakal terpancar dari matanya yang tajam.Mendengar ini, Ketua Ma merasa sedikit lega. Ia menatap Du Fei dengan pandangan penuh rasa terima kasih bercampur penyesalan. "Kalau saja tak ada dirimu, mungkin aku sudah lama mati. Maafkan bila dulu Paman tak pernah melindungimu hingga kau hanya jadi bulan-bulanan di perguruan kita."Du Fei terdiam sejenak, kenangan masa lalu berkelebat di benaknya. Ia teringat hari-hari sulit ketika ia pertama kali tiba di Bu Tong Pai, seorang anak yatim piatu yang tak memiliki apa-apa selain tekad untuk bertahan hidup. Ejekan, pukulan, dan perlakuan buruk dari murid-murid lain, terutama Lin Mo, masih terasa menyakitkan seperti baru terjadi kemarin."Ah sudahlah, Paman Ma.

    Last Updated : 2024-10-21
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   82. DENDAM HANTU XUN HUAN 2

    Sesaat setelah semua penghuni perguruan tertidur lelap, sesosok bayangan hitam, dengan langkah mengendap-endap, menyusup ke dalam ruang kerja Ketua Ma. Sosok itu tak lain adalah Lin Mo, ia mendekati kotak kas dengan mata bersinar tamak. “He-he-he, si Tua Bodoh Ma lupa mengunci kotak kas. Sebaiknya kuambil saja semua uangnya, dan kubuat seolah-olah Anak Iblis itu yang melakukannya,” Lin Mo menyeringai sambil menggosok-gosok kedua telapak tangannya.Ketika tangan Lin Mo menyentuh tutup kotak yang terbuat dari logam itu, suhu ruangan tiba-tiba menurun drastis. Bulu kuduk murid tertua Bu Tong Pai itu berdiri dengan sendirinya, ia seperti merasakan ada kehadiran sosok lain di ruangan yang memiliki pencahayaan minim itu. "Lin Mo …," sayup-sayup ia mendengar suara yang sangat akrab di telinga,memanggilnya.“Ketua Xun?” Lin Mo meneguk ludah, kepanikan mulai menyerbu hingga kakinya sulit untuk digerakkan. Sekuat tenaga Lin Mo memerangi rasa panik, membalikkan badan perlahan, akan tetapi ia

    Last Updated : 2024-10-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   83. MENOLONG GADIS KECIL

    Mentari siang sedang memantulkan kilau keemasan di permukaan sungai ketika Du Fei melompati bebatuan menuju tepi air untuk membasuh muka dan minum. Angin sejuk membelai wajahnya, dan mempermainkan rambutnya yang sebagian dibiarkan tergerai mencapai bahu.Du Fei melepas topeng wajah dan meletakkannya di atas bebatuan yang cukup tinggi sebelum mencuci muka. Setelah selesai, Du Fei duduk di atas batu besar, melepas lelah sambil menikmati pemandangan hijau di sekitarnya.Bibirnya membentuk senyuman puas mengingat serbuk Bayangan Dosa yang ia taburkan di sumur semalam, berhasil membuat Lin Mo berhalusinasi dan mengakui semua kejahatannya, mulai dari memfitnah Du Fei sampai mencuri uang kas perguruan sekian lama hanya untuk bersenang-senang. Kini murid Bu Tong Pai itu diusir dengan tidak hormat, untuk sementara Bu Tong Pai dalam kondisi aman. Paling tidak sampai Tetua Lin kembali.Ketika mengedarkan pandangan ke sekeliling sungai, matanya menangkap sosok mungil di atas batu di tepi sungai.

    Last Updated : 2024-10-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   84. MURID YANG BANDEL

    Debu berwarna keemasan menari-nari di dalam sebuah kuil tua yang sunyi. Sinar matahari menembus celah-celah atap genteng, jatuh di atas meja altar usang, menerangi sosok tua yang sedang tertidur dalam posisi miring dengan kepala bertumpu pada tangan kanannyaDa Ye, ketua Partai Pengemis, Kai Pang, mendengkur dengan kerasnya hingga menggema di ruangan kosong, sesekali diselingi igauan tentang ayam goreng dan arak. Jubah lusuh abu-abu penuh tambalan yang ia kenakan, bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya yang teratur.Sekelebat bayangan hitam melintas di ambang pintu. Du Fei, mengintip dari balik pilar kayu yang lapuk. Pemuda itu menyeringai jahil di balik topeng, memperlihatkan deretan gigi putih bersih yang tertata rapi, saat melihat gurunya yang tertidur pulas. Dengan gerakan sehalus kucing, pemuda itu mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya, ramuan gatal-gatal yang ia pelajari dari Chang Su."Maaf, Guru," bisiknya geli seraya meneteskan cairan itu ke ujung tongkat Penggeb

    Last Updated : 2024-10-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   85. MEMILIH JALAN HIDUP

    Du Fei duduk bersila di atap kuil, memandang bulan yang bersinar terang. Topeng hitam keemasan tergeletak di sampingnya, memperlihatkan sisik-sisik naga di pipinya yang mengkilap tertimpa cahaya bulan."Mengapa tidak tidur?" Terdengar suara Chang Su menegur dari bawah. "Tidak biasanya kau melepas topengmu, Du Fei!"Du Fei tersenyum tipis. "Aku sedang berpikir, Guru. Tentang pilihan yang kalian berikan tadi pagi."Chang Su melompat dengan ringan ke atas atap, duduk di samping muridnya. "Apakah sekarang kau sudah memutuskan?""Aku merasa ... kedua pilihan itu sama-sama menarik," Du Fei menghela nafas. "Menjadi pejabat dan memberantas korupsi dari dalam, atau mencari Pedang Naga Api dan menjadi pendekar sejati.""Kau tahu," Chang Su menyalakan pipa tembakau di tangannya, "kadang pilihan tidak selalu tentang apa yang paling menarik, tapi tentang apa yang paling sesuai dengan jalan hidupmu."Du Fei mengusap sisik di pipinya. "Dulu, Guru pernah mengatakan sisik ini mungkin pertanda. Apa mak

    Last Updated : 2024-10-23

Latest chapter

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   183. BULU RUBAH BERACUN

    "Anak tidak tahu diri! Padahal aku sudah berbaik hati memberimu mimpi indah sebelum mati!" desis Hu Mei murka.Siluman itu berputar di udara. Keenam ekornya yang tersisa membentuk lingkaran, menciptakan pusaran energi hitam yang menarik segala sesuatu ke dalamnya seperti lubang hitam raksasa."Yun Hao, berpegangan!" Chang Kong menancapkan pedangnya ke tanah. Yun Hao mengikuti, namun kekuatan hisapan itu terlalu kuat. Beberapa pepohonan di sekitar mereka mulai tercabut dari akarnya dan terseret beberapa meter.Sosok Siluman Rubah Hitam raksasa itu melayang di atas rerumputan, ekor-ekornya yang tersisa bergerak mengancam. Darah hitam masih mengucur dari ekor yang terputus, menciptakan kabut beracun yang membuat pepohonan di sekitarnya mengering.Ketika pusaran energi semakin kuat, Yun Hao tak mampu bertahan. Pegangan tangan pada gagang pedang terlepas dan ia terseret arus. Chang Kong dengan cepat menangkap tangan Yun Hao, berusaha menyelamatkannya dari pusaran energi Siluman Rubah Hita

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   182. SILUMAN RUBAH HITAM

    Yun Hao terbangun mendadak, entah berapa lama ia tertidur. Matanya mengerjap membiasakan diri dengan cahaya api unggun tak jauh darinya."Yun Hao, putraku! Di mana kau, Nak?" Sayup-sayup terdengar suara lembut memanggil namanya. Jantung Yun Hao seakan berhenti berdetak. Suara itu, suara yang selalu ia rindukan bahkan saat masih sangat kecil. Yun Hao menoleh ke arah Chang Kong yang bersandar pada dinding pohon. Dengkuran halus terdengar dari pendekar itu, kepalanya terkulai ke samping.Karena tak ingin membangunkan Paman Penolong, Yun Hao berjingkat mendekati mulut gua dan mengintip keluar. Kabut mulai menipis, menampakkan bayangan pepohonan yang rapat. Di kejauhan, ia melihat sosok wanita bergaun sutra merah dengan hiasan rambut giok hijau - busana khas yang selalu dikenakan ibunya di istana."Ibu?" Yun Hao mengucek matanya, tak percaya pada penglihatannya sendiri. Sosok itu melambaikan tangan ke arahnya dengan gerakan anggun, "Ibu merindukanmu, Yun Hao ... kemarilah, Nak!"Tenggo

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   181. KABUT MAUT

    "Terima kasih telah menyelamatkan nyawa saya," Yun Hao membungkuk dalam. "Saya Yun Hao, prajurit dari kota Xianfeng.""Chang Kong," pria itu mengangguk. "Orang-orang mengenalku sebagai Pendekar Pedang Halilintar.""Apakah Pendekar Chang juga mencari Pedang Naga Api?" tanya Yun Hao penasaran.Seulas senyum misterius tersungging di bibir Chang Kong. Matanya menatap Yun Hao dengan pandangan yang sulit diartikan. ‘Betapa miripnya pemuda ini dengan ibunya, Putri Qi Yue’ batin Chang Kong. Kalau saja tidak diingatkan oleh sang putri untuk menjaga rahasia, ia pasti sudah memberitahukan dirinya diutus untuk melindungi Yun Hao selama berada di luar istana."Kita harus segera menemukan rombonganmu," Chang Kong mengalihkan pembicaraan. "Hutan ini menyimpan bahaya yang lebih mengerikan dari yang kau kira. Sebaiknya tetap bersama kelompokmu!"Dalam hati ia bersyukur telah mengikuti jejak Yun Hao sejak awal perjalanan. Meski harus tetap menyembunyikan identitas aslinya sesuai pesan Putri Qi Yue, se

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   180. TERSESAT DALAM KABUT

    "Pulang saja kalian!” lanjut sang biksu. "Atau tunggu di sini bersamaku, saksikan sendiri berapa banyak lagi mayat yang akan mengotori kesucian gunung ini."Jenderal Lo menaikkan alisnya, terlihat ia sangat kesal dengan sikap biksu tua yang acuh tak acuh bahkan berkesan tak sopan. Mengajak bicara orang tanpa membuka mata, dan dalam posisi miring seperti sikap Budha tidur.“Sudahlah, Yun Hao … mari kita pergi mencari jalan sendiri!” Jenderal Lo menoleh sekilas ke arah Yun Hao sebelum berbalik kembali pada pasukannya yang menunggu dengan tegang."Terima kasih atas peringatannya, Tuan Biksu," Yun Hao membungkuk hormat pada Biksu tua.Ia mengeluarkan bungkusan dari kantong kainnya, “Mohon terima bakpao ini sebagai tanda terima kasihku."Kakek itu tersenyum tipis, matanya masih terpejam. "Hmm ... aroma bakpao yang wangi. Sudah lama tidak mencium wangi selezat ini."Yun Hao meletakkan bakpao yang dibungkus kertas di depan sang biksu, lalu berbalik menyusul Jenderal Lo yang sudah lebih dulu

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   179. BIKSU MISTERIUS

    Asap putih mengepul dari celah-celah bebatuan Gunung Huolong. Aroma belerang yang menyengat menyeruak di udara, bercampur dengan kabut tipis yang menyelimuti lereng-lerengnya. Pohon-pohon pinus yang menjulang tampak seperti sosok-sosok gelap di balik kabut.Rombongan berkuda Jenderal Lo muncul dari balik tikungan, Rambut mereka bergoyang tertiup angin pegunungan yang dingin.Mendadak Jenderal Lo mengangkat tangannya, memberi isyarat pada pasukannya untuk memperlambat laju."Kita sudah memasuki wilayah Huolong. Buka mata kalian lebar-lebar!” perintahnya dengan suara dalam.“Siap, Jenderal!” Sahut seluruh pasukan serempak. Sebenarnya sebagian dari mereka sudah merasakan hawa yang berbeda begitu berada di kaki gunung itu. Tak sedikit dari mereka yang merasakan bulu kuduk meremang, seperti ada hawa siluman yang kuat di sekitarnya.Mereka menyusuri jalan setapak berbatu ketika salah seorang prajurit menunjuk ke arah pohon oak tua di tepi jalan. Di bawahnya, sesosok pria berpakaian biksu te

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   178. MERAMPAS SURAT KELULUSAN

    "Lin Mo," Chung Ming berbisik cepat begitu melihat kepanikan di wajah temannya, "Pakai saja surat kelulusanku! Tunjukkan pada mereka seolah ini milikmu, niscaya Li dan teman-temannya tak akan mengganggumu lagi. Kau bisa mengembalikannya padaku setelah mereka pergi.""Tapi …," Lin Mo ragu-ragu."Cepat!" Chung Ming menyelipkan kertas berharga itu ke tangan Lin Mo tepat saat Li muncul dari balik pepohonan."Ah, di sini rupanya tikus kecil kita!" Li menyeringai, melangkah mendekati mereka berdua dengan angkuh. "Mengapa kau bersembunyi di pinggir sungai seperti seekor tikus? Oh, jangan-jangan kau tidak lulus ujian lalu mau kabur dariku?"Li dan teman-temannya tertawa bersahut-sahutan, apalagi melihat wajah pucat Lin Mo, mereka yakin pemuda miskin itu pasti tidak lulus ujian.“Ayo tunjukkan pada kami hasil ujianmu!” Li menodongkan tangan, matanya menyipit penuh ancaman.Dengan ketenangan yang dipaksakan, Lin Mo mengangkat surat Chung Ming. Sinar matahari memantulkan kilau tinta merah keemas

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   177. LULUS ATAU TIDAK LULUS

    Halaman istana membentang luas bagai lautan manusia. Ratusan meja kayu berjajar rapi di bawah naungan pohon willow, sementara bendera-bendera kerajaan berkibar megah di tiang-tiang tinggi. Para pengawas berbaju resmi bergerak di antara barisan, wajah mereka serius penuh wibawa.Lin Mo melangkah dengan dagu terangkat, jubah sutra yang dikenakan menambah kegagahannya. Di belakangnya, Chung Ming berjalan sambil terus bergumam, "... ajaran Mencius tentang kebajikan ada empat : ren, yi, li, zhi ....""Apakah kau tidak gugup, Saudara Lin?" Chung Ming menggosok telapak tangannya yang basah pada tepi bajunya yang sederhana. Wajahnya pucat tapi matanya berbinar penuh semangat."Tentu saja tidak!" Lin Mo mendengus angkuh. "Ujian seperti ini pasti mudah."'Lihat dia,' batin Lin Mo mengejek. 'Belajar seperti orang kesetanan tapi tetap saja penampilannya seperti pemuda idiot. Memalukan!'Mereka mengambil tempat duduk sesuai nomor peserta. Lin Mo duduk di deretan belakang ujung kiri, mengagumi kuas

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   176. PUTRI MENTERI YU

    "Lin Mo!" sapa Chung Ming yang menunggu di luar, wajahnya yang polos berseri-seri menggenggam kartu peserta. "Mari kita belajar bersama! Aku membawa beberapa ringkasan yang kubuat sendiri. Dua kepala lebih baik dari satu, bukan?"Lin Mo tersenyum tipis, matanya berkilat licik untuk sepersekian detik. "Tentu saja, Teman." Dalam hati ia tertawa. Orang polos seperti Chung Ming suatu saat akan berguna baginya."Bagus!" Chung Ming menepuk pundak Lin Mo dengan hangat. "Aku yakin kita akan menjadi teman baik!"'Ya,' batin Lin Mo sinis, 'sampai aku tidak membutuhkanmu lagi.' Kedua pemuda itu segera menjadi akrab, bahkan mendaftar di asrama yang sama."Kamar nomor lima belas," Chung Ming menunjuk sebuah kamar yang terletak di ujung dengan mata berbinar. "Kita sekamar, Lin Mo! Bukankah ini pertanda baik?"Mereka melangkah menyusuri koridor asrama yang berlantai kayu. Aroma masakan dari dapur terdekat merebak di udara, membuat perut Lin Mo dan Chung Ming mulai keroncongan."Hei, tunggu!" Suara

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   175. PENDAFTARAN UJIAN NEGARA

    Berita kematian Yung menyebar seperti api di padang rumput kering. Putra tunggal Pejabat Yuan itu ditemukan tewas di tempat tidurnya sendiri, lehernya terdapat luka tusukan. Uangnya raib, dan yang lebih mengejutkan - Wei, putra pejabat kota Song adalah tersangka utama pelaku pembunuhan.Hakim pengadilan hampir menjatuhkan hukuman mati pada Wei. Namun berkat nama baik ayahnya yang dikenal sebagai pejabat senior yang jujur, hukumannya diringankan menjadi kerja paksa seumur hidup di Gunung Kapur.Pagi itu, setelah divonis bersalah, Wei digiring bersama sepuluh tahanan lainnya menuju tempat pengasingan mereka. Rantai besi yang mengikat kaki dan tangan mereka bergemerincing dalam irama menyedihkan. Pasukan pengawal berbaris di kiri-kanan rombongan, mempersempit kemungkinan untuk kabur."Lihat, itu tuan muda Wei!" bisik-bisik terdengar dari kerumunan yang memadati pinggir jalan. "Siapa sangka anak pejabat bisa jadi pembunuh?""Kasihan, ayahnya pasti sangat malu," sahut yang lain.Di antara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status