Beranda / Pernikahan / SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR / Bab 1. Lagi, dan lagi menginap di rumah bibi.

Share

SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR
SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR
Penulis: Adriella Elleora

Bab 1. Lagi, dan lagi menginap di rumah bibi.

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-17 21:17:43

RAHASIA AYAH, IBU, DAN PAMANKU.

"Nak, malam ini kamu nginap tempat bibi Wati, ya. Ayah mau tidur di kebun. Padi, dan sayur-sayuran sudah dekat waktu panennya. Takut di makan sama monyet kalau nggak di awasi," ucap ayah yang tengah sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk menginap di pondok nanti.

Aku merasa bingung dengan ayah. Tiap hari kamis hingga Minggu. Dia selalu tinggal di pondok.

Dia baru akan pulang setelah hari Minggu hampir usai, atau hari Minggu sore.

Dan selama itu juga dia menyuruhku untuk tidur di rumah bibi Wati.

Ada ibu di rumah ini. Untuk apa aku harus menginap di rumah bibi?

Aku pun sama sekali tidak merasa takut jika hanya sendirian saja di sini.

"Sandra tidur disini aja, Yah. Malu sama bibi Wati. Tiap hari kamis pasti Sandra selalu nginap di sana." Aku menolak perintah ayah.

"Lagian di rumah ini juga ada ibu. Sandra nggak sendirian," lanjutku lagi.

Ayah menghentikan tangannya yang hendak mengisi botol air minumnya.

Dia meletakkan kembali teko stainless itu di atas meja, dan berjalan mendekatiku.

"Bibimu nggak akan marah. Dia pasti menge—"

"Bibi memang nggak marah, Yah. Tapi Sandra yang malu. Semua orang disini tau, setiap hari kamis sore Sandra pasti akan menenteng kantong plastik yang berisi selimut untuk menginap di rumah bibi Wati. Sebenarnya ada apa sama ayah? Ayah menyuruh Sandra mengungsi ke rumah bibi, tapi ibu disini sendirian." Aku sampai tak sadar menyela ucapan ayah dengan nada sarkas..

Aku terlalu bingung dengan keadaan ini.

Sedari dulu ayah selalu menginap di kebun setiap hari kamis hingga hari Minggu. Dan aku pun di pintahnya mengungsi ke rumah bibi.

Hal itu terus berlanjut sampai sekarang aku berusia 18 tahun.

Jika aku menolak, maka ibu yang akan turun tangan.

Ibu tak segan-segan memukulku jika aku menolak perintah ayah.

"Kali ini saja, nak. Ikuti perintah ayah, demi kebaikan kita." Ayah mengusap pundakku lembut di sertai dengan senyum teduhnya.

Wajahnya yang sudah mulai terlihat keriput itu nampak sayu. Bagai menyimpan kesedihan yang mendalam.

"Tapi ibu?"

"Ibumu akan baik-baik saja." Kepala ayah terangkat melihat jam dinding. "Sudah mau jam 5. Kamu siap-siap sana, ayah juga mau siapin perlengkapan ayah nanti malam." Ayah bangkit berdiri, dan melangkah menuju meja tempat dia meletakkan teko tadi.

"Kamu belum siap-siap?" Tiba-tiba saja ibu keluar dari dalam kamar dengan mata melotot ke arahku.

Aku merapatkan posisi dudukku pada sofa usang itu.

Biarpun sekarang aku sudah 18 tahun, tapi nyaliku tetap ciut bila berhadapan dengan ibu.

"Bu, bo-bo-boleh nggak Sandra tidur disini aja? Sandra malu sama orang-orang sini." Ku beranikan diri meminta pada ibu untuk tetap disini.

Namun siapa sangka ibu langsung mendekatiku, dan menyeret ku ke dalam kamar tidurku.

"Sini kamu!" Dia menghempaskan tubuhku pada bibir ranjang dengan kasar.

Dan setelahnya, wanita yang sudah berdandan cantik dengan dasternya yang baru ku lihat itu beralih membuka pintu lemari milikku.

Dia mengambil pakaianku secara acak sehingga membuat pakaianku yang lain berjatuhan di lantai kamar.

"Cepat isi pakainmu kedalam tas, dan pergi ke rumah bibimu." Dia melemparkan pakaian itu ke wajahku tanpa menoleh. "Sekalian bawa sama selimut mu," imbuhnya lagi.

"Cepat! Kenapa hanya liat ibu?"

"Sandra mau tidur disini aja, Bu."

"Nggak boleh! Kamu harus menginap di tempat Wati," tolaknya tegas.

Perkataannya bagaikan sebuah perintah yang harus dilakukan tanpa boleh menolak.

Watak ibu yang keras membuatku takut untuk membantah.

Ku turuti perintahnya. Ku raih tas sekolah yang tergantung di balik pintu kamar, dan memasukan satu persatu pakaian yang tadi ia lempar, dan tak lupa juga selimut.

Mau sampai kapan aku terus begini?

Apa sampai aku dewasa nanti?

Aku sama sekali tak tau apa alasan ayah, dan ibu yang memaksaku mengungsi di rumah bibi Wati setiap hari kamis.

Aku hanya boleh pulang saat pagi mendatang untuk mengambil perlengkapan sekolahku.

Setelahnya aku akan berada di rumah bibi hingga hari Minggu sore juga.

Makin kesini aku semakin penasaran. Aku merasa ada yang di sembunyikan dariku.

Tapi apa?

Apa aku perlu mencari taunya?

"Dek, jangan marah-marah sama Sandra. Kasihan dia." Ayah tiba-tiba datang, dan berdiri di pintu kamar.

"Halah! Kamu itu terlalu manjain anak, makanya sekarang dia berani bantah." Bibir bergincu merah itu berucap ketus.

"Kalau mau berangkat ke kebun, jangan lupa ajak Sandra sekalian keluar dari rumah. Pastikan dia juga pergi dari rumah saat kamu berangkat," titahnya sembari melangkah keluar.

"Ayah, ini sebenarnya ada apa? Apa yang kalian sembunyikan dari Sandra?"

"Nggak ada apa-apa. Lebih baik sekarang kamu bersiap-siap. Ayah mau berangkat sekarang. Kamu dengarkan ucapan ibumu tadi?"

Dalam kekecewaan aku mengangguk patuh, dan berjalan gontai mengikuti langkah ayah.

___

"Mau nginep di rumahnya Wati lagi, ya, San?" sapa Bu Mira, tetangga depan rumah.

Aku tak menjawab karena mereka sudah tau pasti jawabannya.

Terdengar suara ibu-ibu yang berbisik-bisik membicarakan kebiasaan keluarga kami yang aneh.

"Setiap hari kamis pasti si Sandra, dan ayahnya nggak nginap di rumah. Terus ibunya sendirian di rumah?" Suara seseibu yang tak ku kenal.

Aku tak berani menoleh kebelakang karena hanya tatapan sinis yang ku dapatkan.

"Eh, ibunya nggak sendirian di rumah. Aku sering liat pamannya Sandra datang kalau hari sudah gelap. Aku juga pernah liat pamannya itu cuman pake handuk aja di dalam sana. Padahal' kan nggak ada abangnya. Kok dia berani bertandang kesana," sahut Bu Mira.

Ucapannya membuatku bingung.

Paman yang mana?

Apa paman Tejo, adik ayah itu yang bertandang ke rumah?

Tapi kenapa dia datang saat hanya ibu sendiri di rumah?

Apa jangan-jangan?

Aku langsung menepis pikiran buruk yang tiba-tiba saja muncul tanpa permisi.

Apa lagi mendengar ucapan Bu Mira yang mengatakan paman hanya mengenakan handuk saja di dalam sana.

Aku bukan anak kecil yang bodoh lagi.

Walaupun pergaulan ku masih di bilang wajar, tapi zaman yang modern membuatku bisa menebak apa yang Paman, dan ibu lakukan.

Semoga saja ini hanya dugaanku.

Aku akan kembali nanti malam untuk membuktikan ucapan Bu Mira tadi.

Apa benar paman datang atau tidak. Akan ku buktikan malam ini.

Bab terkait

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   Bab 2. Kedekatan Ibu, dan paman yang tak lazim.

    Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Aku duduk dengan gelisah di ruang tamu.Aku ingin segera pergi ke rumah untuk mencari tau apa benar paman akan datang atau tidak malam ini.Tapi aku tak berani meminta izin pada bibi Wati."Sand, ayo makan dulu. Tolong panggilin Wiwin sekalian, ya." Suara bibi terdengar dari arah dapur. "Iya, Bi," sahutku segera bergegas memanggil Wiwin."Win, di panggil bibi, suruh makan." Gadis berjilbab coklat itu mengangkat kepalanya melihatku.Dia mengangguk lalu merapikan kembali peralatan belajar nya yang berserakan di atas tempat tidur, dan melangkah cepat ke arahku."Ayo. Aku udah lapar banget." Dia menarik tanganku agar tak tertinggal di belakang."Nanti selesai makan, kalian tolong antar makanan buat paman di pos ronda, ya. Sandra tolong temani Wiwin," pintah bibi seraya menuangkan air minum ke dalam gelas kaca. "Ya, ibu. Wiwin lagi banyak tugas. Sandra aja yang antar, ya," ucap Wiwin memelas.Dia melempar tatapannya padaku, seakan meminta persetujuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   3. Fakta yang mengejutkan.

    Setelah ayah masuk, dan pintu kembali tertutup. Aku pun segera melangkah perlahan menuju samping rumah. Hanya di samping ini saja yang tak ada lampu sama sekali. Aku jadi bebas menguping pembicaraan mereka di dalam sana. "Kenapa datang? Ganggu aja." Itu suara ibu. Suaranya terdengar ketus tanpa merasa takut sedikitpun pada ayah. "Abang lupa, kalau hari kamis sampai hari Minggu adalah waktuku bersama Sari?" Suara paman pun terdengar kurang enak. Dia mungkin merasa terganggu. Karena kedatangan ayah membuatnya harus menghentikan kegiatannya bersama ibu. "Mas minta maaf karena mengganggu kalian. Tapi ada hal penting yang harus kita bicarakan malam ini juga." "Hal penting apa, sih? Emang nggak bisa besok aja?" tukas paman.Aku tak tau bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Tapi dari nada bicaranya, paman seperti tak menyukai ayah."Ini soal Sandra," jawab ayah tanpa mengindahkan protes dari paman."Kenapa dengan anakmu itu?" tanya paman dengan nada suara yang sama. "Dia anakmu, Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   4. rumah yang berantakan.

    Ku buka pintu rumah bibi perlahan agar tak berderit.Ruang tamu tampak lengang. Bibi pasti sudah tidur.Biasanya dia akan duduk menonton tv disini. Ku hembuskan nafas sesaat, dan melangkah menuju kamar. Berusaha menetralkan perasaan yang masih kacau karena fakta mengejutkan tadi. "Kenapa baru pulang, nak? Kamu mampir kemana dulu?" Tanpa ku duga, bibi keluar dari kamar Wiwin, dan langsung bertanya padaku. Aku bingung harus menjawab apa. Tapi, tiba-tiba saja ada ide yang terlintas di pikiranku."Ada yang mau Sandra tanyakan pada bibi. Dan Sandra mohon bibi jawab dengan jujur," ujarku dengan serius.Bibi sampai menatapku dengan kening mengerut."Mau tanya apa? Sini, duduk dekat bibi." Dia melangkah menuju sofa, dan duduk di atasnya.Aku pun melangkah, dan duduk di sampingnya.1 menit.2 menit.3 menit."Mau tanya apa? Kok, malah diam?" Bibi bertanya saat aku tak kunjung melempar pertanyaan padanya.Hati, dan pikiranku sibuk bergelut di dalam sana. Aku masih bimbang untuk lanjut be

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   5. Berbicara pada ayah.

    Plak!Satu tamparan keras menghantam pipi ini.Membuat telinga ini langsung berdenging. Rasa kebas bercampur dengan panas menjalar di pipiku."Lembur apa maksud mu, hah?! Masih kecil sudah berani ku*ang aj4r kamu, ya? Belajar dari mana? Dari Wati, perempuan sok baik itu? Iya?!" bentak ibu.Merasa belum puas dengan satu tamparan. Ibu kembali mencengkeram kuat mulutku hingga kuku-kuku lentiknya terasa menusuk permukaan kulitku.Aku meringis menahan sakit, dan rasa takut.Nyaliku seketika ciut melihat api amarah di wajahnya."Nggak usah banyak omong. Cepat masak, dan bereskan rumah ini!" Dia melepas cengkraman tangannya dengan kasar, dan berlalu masuk kedalam kamarnya lagi.Aku menatap sampai tubuhnya hilang di balik pintu kamar. Aku menghembuskan nafas perlahan, dan mengerjakan perintahnya tadi dengan lesu.___Ku kerjakan perintah ibu dengan terburu-buru karena takut terlambat masuk sekolah.Setelah semuanya selesai aku pun melangkah menuju kamar, hendak mengambil tas sekolahku.Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   6. Pengakuan Ayah

    Aku tak percaya dengan ucapan yang keluar dari bibir ayah. Dia tak mau menceraikan ibu karena tak bisa melihat ibu, dan paman hidup bahagia.Apa bedanya dengan sekarang? Sekarang pun ibu, dan paman sudah sangat bahagia. Mereka sampai-sampai tak tau waktu, dan tempat bila ingin melakukan hubungan intim."Alasan itu terlalu klasik, Yah. Sandra nggak percaya. Pasti ada alasan yang lain kan? Boleh Sandra tau?" Ayah terlihat menghela nafas cukup dalam, dan menghembuskan nya perlahan.Tatapannya mengarah padaku. "Ayah malu, nak. Semua ini terjadi karena kesalahan ayah di masa lalu," ucapnya lirih.Aku tak menyahut ucapannya. Aku tau dia sudah siap untuk menjelaskan semuanya padaku.Tatapannya kembali menerawang jauh, "dulu ayah sangat mencintai Sari,ibumu. Tapi, sayangnya Sari nggak cinta sama ayah. Dia malah mencintai Tejo, adik kandung ayah sendiri. Karena kesal, dan merasa kalah saing dari Tejo. Ayah pun nekat berbuat hal hina, dan menjijikan itu padanya. Berharap dengan begitu Sari m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   7. Di grebek

    "Diarak keliling desa saja, pak RT!" "Iya, betul itu! Diarak saja!" "Iya!""Iya!" Terdengar suara riuh dari depan rumah. Aku, dan ayah yang baru sampai di kebun belakang rumah pun saling pandang dengan wajah terkejut."Ayo, cepat, nak!" Ayah menarik tanganku, dan melangkah cepat menuju ke halaman depan rumah. Aku terkejut melihat ibu, dan paman Tejo berada di tengah-tengah kerumunan warga dengan penampilan yang tragis. Ibu hanya memakai kain jariknya tadi pagi untuk menutupi tubuhnya. Sedangkan paman hanya memakai celana kolor saja.Sungguh pemandangan yang sangat memalukan.Rasanya aku ingin pergi dari sini, dan menyangkal bahwa dia bukan ibuku."Ada apa ini bapak-bapak, ibu-ibu? Ini istri, dan adik saya—" Ayah seakan tak sanggup berkata-kata lagi saat melihat wajah paman Tejo yang sudah babak-belur. Kondisi ibu pun sangat miris. Rambut yang berantakan dengan lelehan kuning telur di sekujur tubuhnya membuat tubuhnya menjadi berbau amis. "Istrimu itu sudah selingkuh sama adikmu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   8. Talak

    "Silahkan masuk, pak." Ayah berdiri menyambut mantan kades dengan senyum merekah. Dia mempersilahkan pak Salim, dan pak RT duduk di sofa. Pak Salim, dan ayah saling berjabat tangan. Usia mereka terlihat tak jauh berbeda. Hanya warna kulit ayah terlihat lebih gelap karena sering berjemur di bawah sinar matahari untuk mengurus kebun.Tak lama ibu, dan paman Tejo pun datang dari kamar mandi. Tapi sayang, penampilan ibu yang hanya mengenakan handuk membuat pak Salim, dan pak RT langsung membuang pandangannya. Aku, dan ayah hanya bisa menunduk diam. Karena seperti tadi, ibu sama sekali tak menghiraukan kami."Kamu masuk pake pakaian dulu, ya." Paman mendorong pelan tubuh ibu kearah kamar, dan tanpa menyapa kami. Paman langsung melangkah menuju sofa tunggal yang terletak di dekat tv. Paman terlihat cuek memangku kakinya dengan santai. "Bagaimana kabarnya mas Tejo?" Entah karena merasa tak enak hati. Pak RT pun berinisiatif mengajak paman berbincang."Seperti yang anda lihat," sahutny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   9. Perdebatan

    "Kamu kenapa sih, mas? Kok, kaya nggak senang gitu tau aku hamil." Wajah ibu memberengut."Bukan begitu, sayang. Tapi, selama ini kan kamu selalu suntik KB. Masa bisa kebobolan, sih?" "Sebenarnya aku sudah lama nggak suntik, mas. Aku mau cepat hamil anak kamu. Biar bisa lepas dari dia," ungkap ibu seraya menunjuk ayah dengan dagunya."Astaga, matilah aku!" seru paman menepuk keningnya. " Kamu kenapa nekat Banget, sih?! Kan aku sudah bilang pake KB dulu kalau belum pisah sama Bang Dayat!" Nada bicara paman terdengar mulai meninggi. Membuat ibu langsung menunduk. "Aa-aku lakuin ini biar cepat lepas dari dia, dan kita bisa hidup berdua seperti impian kita, mas." "Tapi aku nggak tau anak itu murni anakku atau anak bang Dayat!" bentak paman. "Ini murni anak kamu, mas. Aku nggak pernah campur lagi sama dia." Ibu meraih tangan paman, namun segera di tepis dengan kasar oleh sang empunya. "Halah, omong kosong! Dulu sebelum menikah saja kamu mau dijamah sama dia. Apa lagi sekarang? Aku ngga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16

Bab terbaru

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   54

    Sudah hampir satu Minggu Tejo menunggu kabar dari Fatima dengan rasa gelisah. Dia takut Fatima menolak pinangan darinya,namun apapun itu. Tejo sudah berjanji akan menghargai keputusan Fatima.“Mari makan siang, Bang!” Ajak seorang pekerja yang mengurus kebun Tejo.“Duluan saja, Ri. Aku nanti saja.” Tejo menjawab sekenanya. Ya, dia sekarang tengah berada di kebun miliknya. Kebun yang selama ini dia abaikan karena sibuk dengan nikmat duniawi. Dia membiarkan pekerjanya yang mengurus semuanya, dan dia hanya tinggal menerima hasilnya saja.Namun, semenjak sembuh dari sakitnya. Dia perlahan sudah mulai berkebun kembali. “Huuuft!” Tejo membuang nafasnya dengan kasar. Matanya tak lepas menatap layar ponsel dalam genggamannya dengan perasaan gelisah. Dia menunggu kabar dari Dayat, abangnya. Saat mereka hendak meninggalkan rumah Fatima saat itu, Fatima berkata bahwa dia akan menghubungi Siska untuk menyampaikan keputusannya. Kring…. Kring…. Kring! Ponsel dalam genggaman Tejo berdering c

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   53

    “Tejo, hei!” Dayat menepuk pundak sang adik cukup keras karena kesal. Sedari tadi dia memanggil adiknya itu, namun adiknya sibuk melamun. Tejo menoleh ke arah abangnya dengan wajah kaget. “Ada apa, bang?” Dayat mendengus. “Makan. Dari tadi di panggilin susah banget, Jo. Kalau suka, bilang saja.” “Seandainya dia bukan sahabatnya mbak Siska,” ujar Tejo dengan tatapan menerawang. Dayat berdecak, sedari tadi adiknya sekali berkata begitu. Apa hubungannya dengan Siska?“Ada apa dengan mbak-mu?” “Aku takut mbak Siska ceritain ke dia tentang kelakuanku dulu.” Tejo menjawab sambil tertunduk. Dayat baru tau tentang kegelisahan adiknya. “Kamu sudah berubah. Kalau kamu betul-betul menyukainya, berusahalah. Biar mbak-mu jadi urusan Abang.” Dayat menepuk pundak Tejo pelan, memberi dukungan padanya. ___Acara syukuran di rumah Dayat telah usai. Semua keluarga nenek Atun pun sudah kembali ke kampung. Nasib Tejo semakin tak jelas. Dia sungguh menyukai wanita yang dia temui di rumah Dayat wa

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   52

    Akhirnya, hari yang dinantikan oleh pasangan Siska, dan Dayat pun tiba. Hari dimana buah cinta mereka lahir kedunia dengan selamat. Dayat mencium pipi merah anak keduanya itu dengan sayang, setelah menyuarakan adzan pada putranya. Ya, Siska telah memberikan seorang putra pada Dayat. Lengkaplah sudah keluarga kecil mereka. “Aku boleh gendong, nggak?” tanya Sandra yang sedari tadi ikut gemas melihat bayi merah dalam gendongan ayahnya. “Nanti kamu jatuhin,” sahut Dayat seraya kembali mencium pipi putranya. “Ma, Sandra boleh gendong adek, ya?” Sandra merengek pada Siska yang masih terbaring lemah di atas ranjang pasien. Siska tersenyum pada Sandra lalu menatap suaminya. “Mas, kasih dulu ke mbak nya!” titahnya yang membuat Sandra berjingkrak kegirangannya. “Ojo pecicilan, nduk. Jatuh adekmu nanti,” ujar Dayat memperingati saat akan menyerahkan bayi itu pada Sandra. “Pake duduk saja, nak.” Siska memberi isyarat pada Dayat agar menyuruh Sandra duduk. Dia merasa ngeri melihat cara

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   51

    “Assalamualaikum.” ucap Sandra, dan Dayat berbarengan saat sudah sampai di dekat Sari, dan Trisno berdiri. “Wa’alaikumussalam.” Trisno, dan Dayat langsung berjabatan tangan. Sedangkan Sandra langsung mendekati sang ibu, dengan senyum yang merekah. “Silahkan masuk, bang.” Trisno mengajak Dayat untuk masuk kedalam rumahnya, namun Dayat menolak karena Siska sedang sendirian di rumah.Akhirnya, Dayat pun berpamitan pulang setelah berpesan pada Sandra agar tak merepotkan Sari, dan Trisno. “Masuk yuk. Di tungguin sama nenek dari tadi.” Sari merangkul pundak Sandra, dan bersama berjalan masuk kedalam rumah. ___“Cukup, Bu. Aku sudah kenyang.” Sandra menggeser piring makannya kesamping saat Sari hendak menambahkannya nasi kedalam piringnya.“Makan yang banyak, nak,” ujar Sari memaksa. Sandra menggeleng, dan tetap menjauhkan piringnya. Dia sungguh sudah sangat kenyang saat ini. Bagaimana tidak? Sedari tadi Sari terus saja memberikan berbagai makan padanya.Semua lauk, dan sayur yang dia

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   50

    “Kamu mau ketemu sama ibu, nak?” Siska angkat bicara. Dia berjalan mendekati kursi tempat Sandra duduk, lalu ikut duduk di sampingnya. Tangannya dengan lembut mengusap bahu Sandra yang masih bergetar karena isak tangisnya. “Kalau mau ketemu sama ibu, biar mama yang antar,” tawar Siska dengan senang hati. Sandra mengangangkat kepalanya menatap wajah Siska lalu bergantian menatap wajah Dayat. Dayat mengangguk dengan senyum tipisnya. “Boleh, Ma?” “Boleh, dong. Besok pagi Mama antar, ya. Sekalian Mama mau olahraga pagi, soalnya sebentar lagi adikmu datang,” sahut Siska seraya mengelus perutnya yang membesar. Hari persalinannya memang sudah dekat. Itu sebabnya dia harus banyak bergerak agar persalinannya nanti berjalan dengan lancar, itu pesan ibunya setiap kali menghubunginya lewat telpon. ____“Dek, nasinya dimakan. Jangan di liatin aja,” ujar Trisno saat melihat makanan istrinya masih utuh. Sedangkan Sari sedari tadi hanya menatap piringnya dengan wajah murungnya.“Ada yang mengg

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   49

    “Hei?! Kamu kenapa, nak? Dari tadi mama panggil kok nggak nyahut? Lagi lamunin apa?” Siksa datang, dan menepuk pundak Sandra. “Eh?!” Wajah Sandra langsung terkejut melihat Siska sudah duduk di sampingnya dengan perut yang sudah membuncit. “Kamu kenapa? Ada masalah sama pendaftaran kuliah?” tanya Siska dengan lembut. Tangannya mengusap surai panjang milik Sandra.Sandra langsung menampilkan senyumnya, dan menutup raut wajahnya yang sedih. “Nggak ada, ma. Semuanya lancar, kok.” “Terus, kenapa?” Siska berusaha menilik wajah dari putri sambungnya itu.Namun, Sandra lebih dulu memalingkan wajahnya. “Sandra ke kamar dulu, ya, ma. Ada tugas kuliah,” kilahnya lalu buru-buru berdiri, dan masuk ke dalam kamarnya. Hal itu tentu saja membuat Siska kebingungan. Dia menatap punggung putrinya dengan kening mengernyit. Dia baru menyadari bahwa beberapa hari ini Sandra memang terlihat sedikit pendiam. Jarang sekali Sandra bercanda padanya. Senyum yang Sandra tampilkan pun sangat di paksakan. Sis

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   48

    Trisno mengumpulkan keberaniannya untuk menemui Sari, dan membawanya pulang bagaimana pun caranya. Ucapan Tejo tadi benar-benar sangat mengganggu ketenangannya. Trisno memarkirkan motornya di halaman rumah Wati, lalu perlahan melangkah menuju teras rumah. Tok, tok, tok. Trisno mengetuk pintu tanpa bersuara, dia takut kalau Wati tidak mau membukakannya pintu jika tau dia yang datang. “Iya, sebentar!” Terdengar sahutan dari dalam, tak lama kemudian pintu itupun terbuka dengan Sari yang berdiri di hadapannya. “Mas Trisno?” Nampak jelas wajah Sari yang terkejut bercampur bahagia. Dia meraih tangan Trisno, dan menciuminya dengan takzim. “Masuk, mas.” Sari menggeser tempatnya berdiri, memberi jalan untuk Trisno masuk. Dengan langkah ragu, dan juga takut Trisno masuk kedalam rumah, dan duduk di kursi ruang tamu. Matanya sedari tadi sibuk mencari keberadaan Wati, dan juga suaminya. “Kenapa mas baru datang sekarang?” Sari ikut duduk di samping suaminya dengan bibir mengerucut. Trisno t

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   47

    Sudah dua hari Sari di bawa pergi oleh Wati, dan suaminya. Dan dua hari juga Trisno seperti orang linglung. Dia sangat frustasi karena merasa seorang diri. Tak ada yang ada di sampingnya untuk membantu. Sikap ibunya pun bertambah dingin padanya, walaupun mereka tinggal di bawah atap yang sama. Trisno yang merasa suntuk memilih untuk keluar rumah, menghirup udara segar sekaligus memperbanyak keberaniannya untuk bertemu dengan kedua kakak iparnya. Trisno melajukan motornya ke arah warung kopi yang berada dipinggir jalan, tempatnya biasa bertemu dengan Nisa, dulu.Tentu saja Trisno kesana bukan untuk mengenang kebersamaannya dengan Nisa. “Bu, kopi pahit satu gelas,”pinta Trisno begitu sudah memarkirkan motornya. Dia lalu berjalan mendekati kursi panjang, tempat para pembeli biasa duduk menikmati pesanannya. “Tumben sendiri? Biasanya sama pasangannya,” celetuk ibu pemilik warung itu. Namun, Trisno hanya menanggapi dengan senyum tipisnya saja. Dia mengabaikan ucapan ibu tersebut, dia

  • SKANDAL PERNIKAHAN BERSAMA ADIK IPAR   46

    Tok, tok, tok! “Permisi, Trisno! Keluar kamu! Sari!” Wati mengetuk pintu rumah Trisno dengan tak sabaran. Suaranya pun sangat nyaring. Sampai-sampai suaminya menegurnya. “Dek, jangan kaya gitu, malu di liatin tetangga.” Indra menarik tangan Wati yang hendak mengetuk pintu lagi. “Biarin! Biar semua orang tau kalau Trisno laki-laki bejat!” Wati menghempaskan tangannya dengan kuat.“Sari! Keluar, dek! Ini mbak mau jemput kamu!” Sedangkan di dalam rumah nampak Sari yang sudah mulai pulih tengah sarapan bersama Trisno. Bu Darni sedang sakit, jadi dia hanya sarapan bubur lalu kembali beristirahat di kamarnya. “Suara siapa itu, dek?” tanya Trisno urung memasukan sesendok nasi pada mulutnya. “Nggak tau, Mas. Tapi, dari suaranya sepertinya itu Mbak Wati. Kenapa dia berteriak-teriak seperti itu?” Batin Sari mulai gelisah. Dia yakin pasti ada yang tidak beres sehingga kakaknya sampai berteriak seperti itu. “Bentar, mas cek dulu. Kamu habiskan dulu sarapannya, ya.” Trisno mengusap kepala

DMCA.com Protection Status