Valen melangkah sempoyongan dengan tatapan tidak fokus menaiki anak tangga menuju ke studio rekamannya melewati semua orang yang menatap dengan penuh tanda tanya dan mengikuti langkahnya sampai menghilang di tangga yang menuju lantai berikutnya.Saat melintasi ruangan manajemen, Zian sempat melihatnya dan menyunggingkan senyuman lalu menghampiri Valen yang tidak sekalipun menoleh."Valen, video musikmu sudah jadi dan akan di release nanti malam. Apa kamu mau mel--" Zian bergeming di ambang pintu memandangi punggung Valen yang biasanya tegap tapi kali ini sedikit merosot ke bawah dan tidak merespon seruannya tetap berjalan ke lantai atas. Zian mengerutkan keningnya dan merasa ada yang tidak beres.Kebetulan studio rekaman kosong, Valen masuk ke dalam dan menutup pintunya lalu merosot jatuh di sana dengan kepala tertunduk. Perasaannya kacau dan tidak tenang memikirkan Azalea. Semalaman dia tidak tidur setelah pulang dalam keadaan babak belur dan memilih duduk di bawah guyuran air dingin
"Wah..wah... ini dia pasangan yang baru saja menciptakan kegemparan dengan pernyataan pernikahan mereka." Suara itu membuat mereka menoleh bersamaan dan melihat Kellan Smith dan Jenna mendekat dengan gelengan kepala. "Hebat sekali dirimu kakakku tercinta." Kellan mengatakannya tanpa rasa antusias dan tanpa senyuman. "Berhasil merebut kekasih orang lain, heh?""Tutup mulutmu Kellan!!" desis Keenan dengan tatapan tajam."Sudahlah sayang," Jenna yang sama sekali tidak tersenyum memandangi Lea menyela. "Mungkin Azalea yang lebih memilih ambisinya semata."Lea bungkam ketika mendengarnya lalu mengalihkan tatapan ke arah lain. Keenan berdecak, "kalian bedua tidak usah mencampuri urusan orang lain.""Kakek sudah menginginkan salah satu dari kita memiliki cucu untuk meneruskan kerajaan bisnisnya kakakku sayang dan aku sebagai adik yang baik tentu saja tidak mau melangkahimu lebih dulu. Jadi—" Kellan menatap Keenan dan Azalea bergantian. "Aku ucapkan selamat untuk hubungan kalian dan cepatl
“VALEEENNN!!!!"Azalea berteriak dalam tidurnya lalu reflek terbangun dari posisi berbaring dengan napas yang naik turun dan peluh yang membasahi kening serta tangan yang memegangi jantungnya sendiri yang berdetak cepat. Diedarkannya pandangan ke area sekitar lalu menghela napas lega saat melihat kamar apartemennya yang sepi dan temaram. Tirainya masih tertutup sehingga menghalangi cahaya matahari dari luar yang sudah mulai meninggi masuk ke dalam."Astaga!!!" desahnya seraya merunduk dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan lalu menyisir rambutnya ke belakang dan menarik napas panjang merasa lega luar biasa, lalu memeluk kedua lututnya yang dia tekuk di depan dadanya. "Syukurlah hanya mimpi." Lea benar-benar bersyukur karena ternyata insiden kecelakaan Valen itu hanya mimpinya semata mungkin efek dari rasa bersalahnya karena telah menampar Valen Ackerman tiga hari yang lalu saat mereka bertemu di pesta.Lea menumpukan dagunya di atas lutut dan mengingat kembali ucapan Mamanya di
Azalea terpaksa menghentikan langkah kakinya di batas yang diperbolehkan dan tahu tidak bisa masuk semakin ke dalam. Lea mengedarkan pandangan di sekitar area terminal keberangkatan Internasional mencoba mencari sosok Valen Ackerman di antara para penumpang pesawat yang ada di dalam.Napasnya ngos-ngosan karena berlari dan kedua Bodyguard itu ikut ke manapun dia pergi.Lalu Lea berhenti berlari, menatap satu sosok di kejauhan yang berjalan dengan wajah datar tanpa senyuman sama sekali dengan pakaiannya yang serba hitam lengkap dengan topi dan kaca mata dan tangan yang menggeret kopernya. Lea menggenggam kedua tangannya saat melihat Valen Ackerman berjalan di depan Zian dan Ana menuju ke bagian imigrasi."Valen," lirih Lea seraya menutup mulutnya dengan tangan dan berusaha keras untuk tidak berteriak. Menatap punggung tegak itu yang semakin lama semakin menjauh dan Lea harus memegang pinggiran pilar yang ada di sana untuk menyanggah tubuhnya agar tidak merosot jatuh.Lalu ada tangan la
"Kamu benar-benar membawanya ke sini, Azalea?"Pertanyaan pertama yang diajukan Mamanya setelah berhasil menggeret Lea ke dapur karena kedatangannya bersama Keenan Smith membuat semua anggota keluarga kaget. Meninggalkan Keenan mengobrol dengan Papanya dan Erza di ruang tamu."Kalian benar-benar akan menikah?" Mamanya menatap tidak percaya.Lea tersenyum menenangkan, "Maaf ya Mam, kami datang tanpa pemberitahuan dan membuat semuanya kaget.""Mama bukan hanya kaget tapi shock, Azalea. Sebelumnya, Mama tidak pernah melihat kamu bersama dengan lelaki itu tapi kenapa malah datang ke sini bersama-sama." Mamanya menoleh melewati bahu Lea ke arah ruang tamu dan kembali menatap anaknya, "Kamu benar-benar memilih duda itu?""Lea memiliki alasan sendiri, Ma."Fiola memijit pelipisnya dengan ekspresi heran, "Mama sama sekali tidak mengerti denganmu entah apa alasannya. Setahu Mama, kemarin kamu dan Valen Ackerman masih baik-baik saja tapi kenapa sekarang malam putus dan langsung memutuskan unt
Tidak perlu menunggu lama bagi Keenan melaksanakan niatnya membawa Azalea ke New York menemui keluarganya terutama kakeknya Kevan Smith. Rencananya mereka akan menikah, sepulangnya dari New York sebelum Lea bertolak ke Paris untuk persiapan PFW. Semua disiapkan sendiri oleh Keenan sedangkan Lea sama sekali tidak mau tahu dan masa bodoh."Jadi kamu dulunya seorang model?" tanya Kevan Smith, dengan tatapan tajamnya mengamati Lea yang duduk di hadapannya di ruang tamu mansion mewah keluarga Smith di New York. Di sampingnya, duduk Keenan dengan santai sementara Lea sendiri merasa tidak nyaman dan terintimidasi dengan tatapan kakek Keenan yang merupakan pendiri atau pemilik sah Smith Coorporation."Iya. Karier saya di mulai dari modelling." Lea tersenyum tipis. Berharap kalau pembicaraan mereka akan segera berakhir. Orang tua Keenan sendiri sedang liburan keliling dunia."Dan sekarang beralih menjadi seorang desainer?" pertanyaan itu terus berlanjut."Iya." Lea tidak banyak bicara hanya m
Mansion kediaman keluarga Smith dipenuhi oleh mobil-mobil mewah para undangan yang sebagian besar terdiri dari kerabat dekat. Meski kedua orang tua Keenan tidak berada di rumah tapi pesta yang diatur oleh Jenna dan Kellan itu tetap terlaksana. Kebanyakan dihadiri oleh kalangan pengusaha dan sosialita yang tampil memukau dalam balutan jas dan gaun malam mereka.Azalea yang malam ini menjadi pusat perhatian mengenakan gaun mewah berwarna biru yang serasi dengan jas malam milik Keenan yang dirancang khusus untuk mereka berdua dari desainer kenamaan dunia, tidak pernah berpindah dari sisi Keenan yang menyapa para sahabatnya. Jenna terpaksa menunda sehari acara pesta karena Keenan bersikeras memeriksakan kondisi Azalea untuk membuktikan ucapannya hasil desakan kakek Kevan yang nampak tidak ramah sejak dia mengatakan tidak akan bisa memiliki keturunan. Meski hasilnya belum bisa diketahui secepat itu. Kakek Kevan sangat mengharapkan kehadiran cucu di tengah keluarga besarnya."Congratulatio
Mereka sudah saling menarik kerah kemeja saat Kakek Kevan langsung maju menengahi mereka. "Kalian hentikan!!!" perintahnya tidak terbantahkan. Keenan mundur karena jelas dia tidak bisa melawan kakeknya dan Lea langsung menarik Valen menjauh. "Aku butuh penjelasan, sebenarnya ada apa ini!!" "Biar aku yang menjelaskannya."Suara itu datang dari arah lain. Semuanya serempak menoleh ke Kellan Smith yang berdiri di tempatnya bersama Jenna."Kamu jangan ikut campur Kellan. Ini urusanku!!" desis Keenan lalu kembali menatap Valen dengan geram.Kellan menghela napasnya dan menggenggam erat jemari kekasihnya. "Ini semua adalah rencanaku, kak."Keenan dan Kevan langsung menoleh ke anak bungsu keluarga Smith itu dengan tatapan tidak percaya."Kamu— apa?" Tanya Keenan sekan tidak percaya.Kellan mengangguk. "Maafkan aku Kak dan juga untuk Kakek tapi untuk kali ini aku tidak bisa membiarkan Kakak memaksakan kehendaknya. Valen dan Azalea meminta tolong pada Jenna untuk membantunya dan tentu saja a