Tidak perlu menunggu lama bagi Keenan melaksanakan niatnya membawa Azalea ke New York menemui keluarganya terutama kakeknya Kevan Smith. Rencananya mereka akan menikah, sepulangnya dari New York sebelum Lea bertolak ke Paris untuk persiapan PFW. Semua disiapkan sendiri oleh Keenan sedangkan Lea sama sekali tidak mau tahu dan masa bodoh."Jadi kamu dulunya seorang model?" tanya Kevan Smith, dengan tatapan tajamnya mengamati Lea yang duduk di hadapannya di ruang tamu mansion mewah keluarga Smith di New York. Di sampingnya, duduk Keenan dengan santai sementara Lea sendiri merasa tidak nyaman dan terintimidasi dengan tatapan kakek Keenan yang merupakan pendiri atau pemilik sah Smith Coorporation."Iya. Karier saya di mulai dari modelling." Lea tersenyum tipis. Berharap kalau pembicaraan mereka akan segera berakhir. Orang tua Keenan sendiri sedang liburan keliling dunia."Dan sekarang beralih menjadi seorang desainer?" pertanyaan itu terus berlanjut."Iya." Lea tidak banyak bicara hanya m
Mansion kediaman keluarga Smith dipenuhi oleh mobil-mobil mewah para undangan yang sebagian besar terdiri dari kerabat dekat. Meski kedua orang tua Keenan tidak berada di rumah tapi pesta yang diatur oleh Jenna dan Kellan itu tetap terlaksana. Kebanyakan dihadiri oleh kalangan pengusaha dan sosialita yang tampil memukau dalam balutan jas dan gaun malam mereka.Azalea yang malam ini menjadi pusat perhatian mengenakan gaun mewah berwarna biru yang serasi dengan jas malam milik Keenan yang dirancang khusus untuk mereka berdua dari desainer kenamaan dunia, tidak pernah berpindah dari sisi Keenan yang menyapa para sahabatnya. Jenna terpaksa menunda sehari acara pesta karena Keenan bersikeras memeriksakan kondisi Azalea untuk membuktikan ucapannya hasil desakan kakek Kevan yang nampak tidak ramah sejak dia mengatakan tidak akan bisa memiliki keturunan. Meski hasilnya belum bisa diketahui secepat itu. Kakek Kevan sangat mengharapkan kehadiran cucu di tengah keluarga besarnya."Congratulatio
Mereka sudah saling menarik kerah kemeja saat Kakek Kevan langsung maju menengahi mereka. "Kalian hentikan!!!" perintahnya tidak terbantahkan. Keenan mundur karena jelas dia tidak bisa melawan kakeknya dan Lea langsung menarik Valen menjauh. "Aku butuh penjelasan, sebenarnya ada apa ini!!" "Biar aku yang menjelaskannya."Suara itu datang dari arah lain. Semuanya serempak menoleh ke Kellan Smith yang berdiri di tempatnya bersama Jenna."Kamu jangan ikut campur Kellan. Ini urusanku!!" desis Keenan lalu kembali menatap Valen dengan geram.Kellan menghela napasnya dan menggenggam erat jemari kekasihnya. "Ini semua adalah rencanaku, kak."Keenan dan Kevan langsung menoleh ke anak bungsu keluarga Smith itu dengan tatapan tidak percaya."Kamu— apa?" Tanya Keenan sekan tidak percaya.Kellan mengangguk. "Maafkan aku Kak dan juga untuk Kakek tapi untuk kali ini aku tidak bisa membiarkan Kakak memaksakan kehendaknya. Valen dan Azalea meminta tolong pada Jenna untuk membantunya dan tentu saja a
Flashback On “Apa kamu tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta?"Pertanyaan Lea sedikit menyentak Keenan. Bersamaan dengan mobil hitam yang membawa mereka dari restoran berhenti tepat di depan penginapaan Lea."Aku jatuh cinta denganmu." "Really?"Lea akhirnya menoleh dengan tatapan tidak percaya seakan-akan jawaban Keenan tadi bualan yang sangat tidak bermutu."Beginikah caramu mencintai seseorang? Memaksa dengan cara licik?" Lea mencibir. "Sangat elegan sekali untuk seseorang yang begitu dihormati dan disegani sepertimu.""Aku mencintai dengan caraku sendiri. Tidak peduli bagaimana pendapat orang lain terhadapku." "Aku sama sekali tidak merasa di cintai olehmu." Lea balik menatap berani. Emosi itu terpampang jelas di matanya. Meski tidak terlalu suka banyak bicara tapi kali ini Lea tidak bisa menahan diri. "Aku sebut ini ambisi atau permainan, entahlah, mana yang menurutmu pas untuk menggambarkannya tapi sama sekali tidak ada cinta di dalamnya. Aku berpikir, kenapa kamu
Flashback On"Bagaimana?""Kita bertemu sekarang. Restauran Syangrilla. Reservasi atas namaku.""Baiklah. Aku akan menemuimu sekarang. Aku harap kamu membawa kabar bagus.""Semoga Lea." Ada jeda sesaat. "Kita hanya memiliki waktu dua jam dan Keenan tidak akan mengetahuinya." Tuttt.Jenna mematikan sambungan teleponnya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Lea langsung bergegas pergi mengabaikan tatapan ingin tahu Ricko. Tidak ada yang boleh tahu dengan hal ini. Semakin sedikit yang tahu maka semakin aman. Lea bahkan tidak bisa mengatakannya pada Sky, tahu kalau Keenan tidak main-main saat mengatakan akan mengawasinya.Selama perjalanan menuju restauran, Lea hanya berharap kalau masalah yang sedang dihadapinya dengan Valen bisa diselesaikan bagaimanapun caranya. Valen marah saat mengetahui betapa liciknya Keenan yang mengancam dengan video itu dan Lea berusaha keras untuk meyakinkan Valen kalau mereka harus menghadapinya dengan kepala dingin. Tidak bisa gegabah karena ini menyangkut karie
Flashback OnAku tidak bisa melakukannya, Lea." Valen mengusap wajahnya dengan tangan. Hanya tersisa mereka berdua di dalam ruangan private yang di sewa Jenna. Zafier memberi waktu setengah jam bagi mereka untuk melepas rindu karena setelah keluar dari restoran, mereka tidak bisa bertemu dalam waktu dekat. "Skenario ini bisa membuatku gila." Di tatapnya Lea dengan sorot frustasi. "Bagaimana bisa aku membiarkanmu menjadi tawanan lelaki bajingan itu?" Lea mendekat dan menggenggam erat jemari Valen, "Aku juga tidak menyukai ide ini tapi kalau memang hanya ini yang bisa menjadi jalan keluar bagi kita untuk lepas dari lelaki itu, aku akan tetap melakukannya. Suka atau tidak suka." "Aku takut kalau dia menyentuhmu—""Sstt, aku akan menjaga diriku. Kamu tenang saja." Lea mencoba meyakinkan Valen. "Kita lakukan, tuntaskan dan kembali bersama." Valen bergeming. Menatap lekat Azalea lalu menarik kepalanya lembut dan mengecup keningnya. "Aku tidak akan memaafkan diriku kalau dia menyakitim
Flashback On"Obat tidur?""Iya. Gunakan obat tidur yang aku kirim lewat salah satu pelangganmu itu ke anak buah Keenan."Lea memperhatikan seksama sebotol obat yang ada di tangannya. Tadi saat salah satu pegawainya memanggil karena ada pelanggan yang komplain, Lea tidak pernah menyangka kalau dia adalah suruhannya Zafier untuk memberikan obat di tangannya ini tanpa ada yang tahu."Berikan saja mereka jamuan atau apalah tapi ingat jangan mencurigakan." Lea menatap ke arah pintu kantornya di mana di baliknya ada bodyguard suruhan Keenan yang berjaga di sana. "Kamu kan publik figure, jadi bisalah berakting sedikit," kekeh Zafier.Lea mendengus. "Aku bukan pemain sinteron Zaf. Aku mantan model.""Kalau begitu kamu bisa sekalian mengasah bakat aktingmu saat ini." Zaf tertawa tanpa beban di sana membuat Lea hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Siapa tahu setelah semua ini berakhir kamu bisa banting setir jadi artis sinetron.""Jangan berbicara yang macam-macam!"Zah terkekeh. "Jenna menung
Flashback On"Wah, lelaki itu benar-benar tahu cara membuatmu marah ya."Valen yang terlentang di atas lantai dingin memandangi kerlipan bintang di langit dengan napas yang naik turun setelah mendapatkan tendangan dan hantaman bertubi-tubi dari anak buah Keenan menoleh dan menemukan Zafier sudah duduk di kursi yang tadinya di dudukin Lea. Terlihat membuka sebotol wine dan menuangkannya ke gelas, mengaduknya perlahan dan menyesapnya dengan penuh nikmat seraya menyilangkan kaki. Tidak terganggu sama sekali dengan keadaan Valen Ackerman yang babak belur."Sial!!!" Umpat Valen. "Lelaki itu berani-beraninya mencium kekasihku!!" geramnya. Duduk dengan gusar seraya mengepalkan tangannya erat. "Aku berharap bisa membunuhnya tadi!!"Amarah itu masih menguasainya. Hanya karena skenario gila Zaf mereka harus melakukan ini dan Valen tidak bisa menarik paksa Lea menjauh saat Keenan membawanya pergi. Terlebih lagi saat lelaki itu memaksa Lea untuk menciumnya. Amarah mendidihnya sudah sampai di kep
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan