“VALEEENNN!!!!"Azalea berteriak dalam tidurnya lalu reflek terbangun dari posisi berbaring dengan napas yang naik turun dan peluh yang membasahi kening serta tangan yang memegangi jantungnya sendiri yang berdetak cepat. Diedarkannya pandangan ke area sekitar lalu menghela napas lega saat melihat kamar apartemennya yang sepi dan temaram. Tirainya masih tertutup sehingga menghalangi cahaya matahari dari luar yang sudah mulai meninggi masuk ke dalam."Astaga!!!" desahnya seraya merunduk dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan lalu menyisir rambutnya ke belakang dan menarik napas panjang merasa lega luar biasa, lalu memeluk kedua lututnya yang dia tekuk di depan dadanya. "Syukurlah hanya mimpi." Lea benar-benar bersyukur karena ternyata insiden kecelakaan Valen itu hanya mimpinya semata mungkin efek dari rasa bersalahnya karena telah menampar Valen Ackerman tiga hari yang lalu saat mereka bertemu di pesta.Lea menumpukan dagunya di atas lutut dan mengingat kembali ucapan Mamanya di
Azalea terpaksa menghentikan langkah kakinya di batas yang diperbolehkan dan tahu tidak bisa masuk semakin ke dalam. Lea mengedarkan pandangan di sekitar area terminal keberangkatan Internasional mencoba mencari sosok Valen Ackerman di antara para penumpang pesawat yang ada di dalam.Napasnya ngos-ngosan karena berlari dan kedua Bodyguard itu ikut ke manapun dia pergi.Lalu Lea berhenti berlari, menatap satu sosok di kejauhan yang berjalan dengan wajah datar tanpa senyuman sama sekali dengan pakaiannya yang serba hitam lengkap dengan topi dan kaca mata dan tangan yang menggeret kopernya. Lea menggenggam kedua tangannya saat melihat Valen Ackerman berjalan di depan Zian dan Ana menuju ke bagian imigrasi."Valen," lirih Lea seraya menutup mulutnya dengan tangan dan berusaha keras untuk tidak berteriak. Menatap punggung tegak itu yang semakin lama semakin menjauh dan Lea harus memegang pinggiran pilar yang ada di sana untuk menyanggah tubuhnya agar tidak merosot jatuh.Lalu ada tangan la
"Kamu benar-benar membawanya ke sini, Azalea?"Pertanyaan pertama yang diajukan Mamanya setelah berhasil menggeret Lea ke dapur karena kedatangannya bersama Keenan Smith membuat semua anggota keluarga kaget. Meninggalkan Keenan mengobrol dengan Papanya dan Erza di ruang tamu."Kalian benar-benar akan menikah?" Mamanya menatap tidak percaya.Lea tersenyum menenangkan, "Maaf ya Mam, kami datang tanpa pemberitahuan dan membuat semuanya kaget.""Mama bukan hanya kaget tapi shock, Azalea. Sebelumnya, Mama tidak pernah melihat kamu bersama dengan lelaki itu tapi kenapa malah datang ke sini bersama-sama." Mamanya menoleh melewati bahu Lea ke arah ruang tamu dan kembali menatap anaknya, "Kamu benar-benar memilih duda itu?""Lea memiliki alasan sendiri, Ma."Fiola memijit pelipisnya dengan ekspresi heran, "Mama sama sekali tidak mengerti denganmu entah apa alasannya. Setahu Mama, kemarin kamu dan Valen Ackerman masih baik-baik saja tapi kenapa sekarang malam putus dan langsung memutuskan unt
Tidak perlu menunggu lama bagi Keenan melaksanakan niatnya membawa Azalea ke New York menemui keluarganya terutama kakeknya Kevan Smith. Rencananya mereka akan menikah, sepulangnya dari New York sebelum Lea bertolak ke Paris untuk persiapan PFW. Semua disiapkan sendiri oleh Keenan sedangkan Lea sama sekali tidak mau tahu dan masa bodoh."Jadi kamu dulunya seorang model?" tanya Kevan Smith, dengan tatapan tajamnya mengamati Lea yang duduk di hadapannya di ruang tamu mansion mewah keluarga Smith di New York. Di sampingnya, duduk Keenan dengan santai sementara Lea sendiri merasa tidak nyaman dan terintimidasi dengan tatapan kakek Keenan yang merupakan pendiri atau pemilik sah Smith Coorporation."Iya. Karier saya di mulai dari modelling." Lea tersenyum tipis. Berharap kalau pembicaraan mereka akan segera berakhir. Orang tua Keenan sendiri sedang liburan keliling dunia."Dan sekarang beralih menjadi seorang desainer?" pertanyaan itu terus berlanjut."Iya." Lea tidak banyak bicara hanya m
Mansion kediaman keluarga Smith dipenuhi oleh mobil-mobil mewah para undangan yang sebagian besar terdiri dari kerabat dekat. Meski kedua orang tua Keenan tidak berada di rumah tapi pesta yang diatur oleh Jenna dan Kellan itu tetap terlaksana. Kebanyakan dihadiri oleh kalangan pengusaha dan sosialita yang tampil memukau dalam balutan jas dan gaun malam mereka.Azalea yang malam ini menjadi pusat perhatian mengenakan gaun mewah berwarna biru yang serasi dengan jas malam milik Keenan yang dirancang khusus untuk mereka berdua dari desainer kenamaan dunia, tidak pernah berpindah dari sisi Keenan yang menyapa para sahabatnya. Jenna terpaksa menunda sehari acara pesta karena Keenan bersikeras memeriksakan kondisi Azalea untuk membuktikan ucapannya hasil desakan kakek Kevan yang nampak tidak ramah sejak dia mengatakan tidak akan bisa memiliki keturunan. Meski hasilnya belum bisa diketahui secepat itu. Kakek Kevan sangat mengharapkan kehadiran cucu di tengah keluarga besarnya."Congratulatio
Mereka sudah saling menarik kerah kemeja saat Kakek Kevan langsung maju menengahi mereka. "Kalian hentikan!!!" perintahnya tidak terbantahkan. Keenan mundur karena jelas dia tidak bisa melawan kakeknya dan Lea langsung menarik Valen menjauh. "Aku butuh penjelasan, sebenarnya ada apa ini!!" "Biar aku yang menjelaskannya."Suara itu datang dari arah lain. Semuanya serempak menoleh ke Kellan Smith yang berdiri di tempatnya bersama Jenna."Kamu jangan ikut campur Kellan. Ini urusanku!!" desis Keenan lalu kembali menatap Valen dengan geram.Kellan menghela napasnya dan menggenggam erat jemari kekasihnya. "Ini semua adalah rencanaku, kak."Keenan dan Kevan langsung menoleh ke anak bungsu keluarga Smith itu dengan tatapan tidak percaya."Kamu— apa?" Tanya Keenan sekan tidak percaya.Kellan mengangguk. "Maafkan aku Kak dan juga untuk Kakek tapi untuk kali ini aku tidak bisa membiarkan Kakak memaksakan kehendaknya. Valen dan Azalea meminta tolong pada Jenna untuk membantunya dan tentu saja a
Flashback On “Apa kamu tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta?"Pertanyaan Lea sedikit menyentak Keenan. Bersamaan dengan mobil hitam yang membawa mereka dari restoran berhenti tepat di depan penginapaan Lea."Aku jatuh cinta denganmu." "Really?"Lea akhirnya menoleh dengan tatapan tidak percaya seakan-akan jawaban Keenan tadi bualan yang sangat tidak bermutu."Beginikah caramu mencintai seseorang? Memaksa dengan cara licik?" Lea mencibir. "Sangat elegan sekali untuk seseorang yang begitu dihormati dan disegani sepertimu.""Aku mencintai dengan caraku sendiri. Tidak peduli bagaimana pendapat orang lain terhadapku." "Aku sama sekali tidak merasa di cintai olehmu." Lea balik menatap berani. Emosi itu terpampang jelas di matanya. Meski tidak terlalu suka banyak bicara tapi kali ini Lea tidak bisa menahan diri. "Aku sebut ini ambisi atau permainan, entahlah, mana yang menurutmu pas untuk menggambarkannya tapi sama sekali tidak ada cinta di dalamnya. Aku berpikir, kenapa kamu
Flashback On"Bagaimana?""Kita bertemu sekarang. Restauran Syangrilla. Reservasi atas namaku.""Baiklah. Aku akan menemuimu sekarang. Aku harap kamu membawa kabar bagus.""Semoga Lea." Ada jeda sesaat. "Kita hanya memiliki waktu dua jam dan Keenan tidak akan mengetahuinya." Tuttt.Jenna mematikan sambungan teleponnya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Lea langsung bergegas pergi mengabaikan tatapan ingin tahu Ricko. Tidak ada yang boleh tahu dengan hal ini. Semakin sedikit yang tahu maka semakin aman. Lea bahkan tidak bisa mengatakannya pada Sky, tahu kalau Keenan tidak main-main saat mengatakan akan mengawasinya.Selama perjalanan menuju restauran, Lea hanya berharap kalau masalah yang sedang dihadapinya dengan Valen bisa diselesaikan bagaimanapun caranya. Valen marah saat mengetahui betapa liciknya Keenan yang mengancam dengan video itu dan Lea berusaha keras untuk meyakinkan Valen kalau mereka harus menghadapinya dengan kepala dingin. Tidak bisa gegabah karena ini menyangkut karie