“Jadi, bagaimana makan siangmu dengan si duda tampan kemarin?" Ricko menatapnya dengan sorot mata jahil. Lea tertawa, "Hmm, ya seperti itu. Memangnya apa yang kamu harapkan?"Saat ini mereka berada di ruang kerja Lea di butik miliknya menunggu Arinda dan Mamanya datang untuk mengukur gaun pengantinnya."Tidak ada ungkapan cinta atau semacamnya? Atau paling tidak ajakan berkencan untuk yang kedua kalinya?"Ricko nyengir ketika Lea menutup majalahnya dan menyimpitkan mata, "Kamu pikir hubungan kami sudah sedekat itu. Kami bahkan baru berkenalan tiga hari yang lalu.""Lelaki itu sepertinya tertarik denganmu. Aku yakin seratus persen di lihat dari ngototnya dia meminta waktumu untuk makan siang kemarin.""Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Siapa tahu dia hanya memiliki waktu senggang kemarin di sela jadwalnya yang padat. Aku tidak mau berharap— yah walaupun dia memberiku sebuket pinkrose." Lea tersenyum.Ricko menepukkan tangannya, "Nah kan. Aku yakin dia pasti akan datang lagi untuk me
Lea tidak tahu apakah ini sesuatu yang benar dilakukannya ataukah dia akan menyesalinya kemudian. Dua jam sejak pertemuannya dengan Arinda di butik milikinya, wanita itu membujuknya untuk ikut makan siang bersama keluarganya sebagai ungkapan terima kasih. Awalnya Lea jelas menolak. Dia tidak menduga akan berinteraksi intens dengan keluarga Valen – ini sebelum dia tahu bahwa Arinda kakak tertua si cowok yang bahkan duduk dengan tenang di sebelahnya menikmati makan siangnya dengan santai. Lea terpaksa menyetujuinya karena keponakannya, entah bagaimana juga berada di sana. Tidak heran karena pacarnya kan saudara dekat Valen. Stephie benar-benar membujuknya habis-habisan.Setelah bincang-bincang hangat mereka, Valen mengajaknya mengobrol di salah satu meja yang ternyata sudah di pesan khusus cowok itu di tempat yang privat membuat Lea menelan salivanya gugup karena berduaan saja dengannya. "Maafkan kalau mereka membuatmu nampak tidak nyaman." Valen mengawali pembicaraan sesaat setelah
"Kenapa kamu tidak memberitahu Tante sebelumnya kalau sedang berada di Jakarta?" Lea menatap keponakannya yang duduk di sebelahnya sibuk dengan ponselnya. Stephie mengalihkan fokusnya dari chat beruntun Rey dan nyengir mendapati Tantenya menyimpitkan mata."Mendadak kok,Tan. Rey bilang kalau bibinya ada di Jakarta sedang mengurusi persiapan pernikahan Tante Arinda dan kebetulan sekolah lagi libur jadi Stephie ikut sama dia nyusulin ke sini."Lea melajukan mobilnya menuju ke apartemen dengan kesabaran ekstra karena mendekati jam-jam sibuk para pekerja pulang kantor dengan pikiran yang dipenuhi sosok Valen. Lea tahu kalau liputan tentang makan siang di restoran tadi akan segera ditayangkan acara gosip di televisi tapi ada sesuatu yang aneh dengannya. Seharusnya dia menjaga jarak dengan Valen mengingat sebelum ini dia sama sekali tidak pernah berkeinginan dekat dengan cowok tampan macho yang begitu muda itu namun nyatanya lebih dewasa dari yang Lea duga.Selama ini beberapa mantannya, t
"Seriusan Lea? Valen anak band yang berondong itu?"Lea menggeram dan memijit pelipisnya, duduk bersandar pada kepala ranjang di sebelah Stephie yang sudah terlelap. Sejak berita itu ditayangkan, Lea sudah menerima banyak telepon yang menanyakan hal serupa. Pertama Mamanya yang shock lebay dan meminta konfirmasi jadi Lea ceritakan saja bahwa mereka memang tidak memiliki hubungan khusus dan Lea merasa beruntung bahwa Mamanya adalah sosok yang tidak akan terpengaruh dengan gosipan di luaran sana jika memang Lea mengatakan tidak memiliki hubungan apapun tapi sebagai gantinya Mamanya akan ceramah panjang lebar."Ingat ya Lea. Kalau memang kamu tidak memiliki perasaan sama anak band itu jangan pernah beri dia kesempatan untuk mendekat. Lebih baik kalian bersikap dewasa supaya gosip di luaran sana mereda. Mama hanya ingin mengingatkan , mereka tentu tahu dengan masa lalumu dan menurut Mama kurang bijak kalau kamu malah dekat dengan seseorang yang bisa saja masih labil dan tidak ada apa-apan
“Kamu kelihatan lelah Lea."Ricko tersenyum prihatin lalu kembali fokus menyetir mobil menuju ke agensi model yang akan mengenakan rancangan gaun Lea dalam pagelaran fashion amal beberapa bulan lagi. Lea yang sejak tadi duduk diam akhirnya tertawa, "Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.""Drummer kece itu?" Ricko mencoba menebak."Tidak. Aku tidak mau memikirkannya. Hubungan kami belum sampai sejauh itu.""Aku sudah mencari tahu tentang Valen. Searching sedikit lah. Dia lelaki yang tidak memiliki kelakuan minus di depan publik. Aku membaca semua review bandnya terutama untuk fans-fans Valen. Walaupun memang sih dia kelihatan cool, cuek dan juga terkesan sombong tapi dia anggota TheHasky yang paling ramah dengan fansnya. Jadi tidak heran kalau dia memiliki lebih banyak fans kalangan remaja dan juga wanita dewasa—" Ricko menekankan kata wanita dewasa seraya mengerling ke arah Lea yang mendengus sebal dan memilih diam saja mendengarkan. "Ternyata dia pernah juga kena gosip dekat dengan s
“Silahkan, Beautifull Lady.”Lea tersenyum ke arah Keenan yang membukakan pintu mobil mewahnya tepat di depan restoran bintang lima. Keenan membalas senyumannya dan mengulurkan tangan nampak memandangi Lea dengan penuh binar."Kamu memang cantik," pujinya. "Terima kasih pujiannya."Keenan memeluk pinggangnya membuat Lea mengerjap kaget karena kedekatan mereka. "Siap untuk makan malam denganku?""Tentu saja."Keenan menggenggam tangan Lea dan mengecup punggung tangannya. Benar-benar lelaki yang tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan anggun. Mereka langsung masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang sudah dipesan oleh Keenan."Jadi, bagaimana kabarmu hari ini?" Lea tertawa, "Tentu saja baik. Tadi sore aku bertemu dengan Jenna.""Aku senang sekali melihat kalian akrab." Sebelah lengan Keenan dia letakkan dengan gaya santai di atas meja, "Syukurlah. Aku pikir gosip tidak jelas kemarin akan mempengaruhimu."Lea tersenyum, tahu dengan pasti cepat atau lambat lelaki itu
"Jadi--"Ricko mencoba berbicara di sela konsentrasinya bermain skuas di samping Azalea yang sudah melakukannya dengan brutal. Sebentuk pelampiasan rasa kesal. Semalam, Lea datang ke apartemennya dan mengusirnya hingga Ricko terpaksa menginap di apartemen pacarnya. Seharian ini Lea tidak ke butik dan selepas makan siang malah menyeret paksa Ricko adu Skuas."Bisa tolong ceritakan bagaimana makan malammu dengan Keenan sampai aku terusir dari apartemenku sendiri demi memuluskan jalanmu menghindari duda itu?"Lea melirik sekilas lalu memukul bola itu dengan keras, "Kacau. Aku bertemu dengan Jordan di sana.""WHAT!!!" Ricko terdiam kaget, "AWWW!!!" Dia mengaduh keras saat bola yang memantul itu mengenai perutnya.Lea tertawa, "Perhatikan bolam,Sayang.""Jadi mereka saling berhadapan?"Lea mengangguk. Lalu dia menceritakan kejadian semalam sambil tetap memukul bolanya dengan sekua tenaga. Ricko mendengarkan lalu berdecak.Lea menghela napas, "Aku tidak suka dengan cara mereka berdua salin
“Lea, you're so stupid!!!" Gumamnya pada diri sendiri di depan cermin di dalam ruangan wardrobe-nya. Di luar apartemannya sedang ramai dengan sekumpulan para pemburu berita yang berusaha mencecarnya dengan pertanyaan terkait berita tadi pagi di seluruh saluran gosip yang ada. Lea menghela napasnya lalu keluar dari kamar dan menemukan Ricko duduk santai di sofa ruang tamunya. "Gaun pesanan khusus milik Keenan Smith sudah selesai. Apa kamu sudah berani menghubunginya atau orang lain yang akan mengantarkan gaun itu?" Lea duduk di depan Ricko dan memijit pelipisnya. "Coba kamu hubungi saja dia. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.""Kenapa mukamu kusut? Belum puas bersama dengan si berondong semalaman." "SHUT UP!!!" Geram Lea.Ricko terkekeh, "Aku tidak tahu kenapa kamu malah terjebak dengan seorang Valen alih-alih si duda tampan kaya raya itu?""Ini tidak di sengaja dan aku juga geram kenapa Valen malah membawaku ke kamar hotelnya.""Jadi kalian sudah tidur bersama?" "Kalau a