Share

SKANDAL ARTIS TERKENAL
SKANDAL ARTIS TERKENAL
Author: Aarua

Seraphina Michell

San Diego, Amerika Serikat.

"Ka Sera, bagaimana dengan produk yang akan kita Launching bulan ini?"

Seraphina Michell, wanita cantik yang tengah sibuk membaca berkas-berkas yang berserakan diatas meja itu mendongkak ketika mendengar pria yang kini duduk berhadapan dengannya mengeluarkan suara. Wanita itu membaca sebentar berkas yang ada ditangannya sebelum menganggukan kepalanya pelan.

"Aku rasa progresnya berjalan cukup baik, kita tinggal menghubungi artis yang akan menjadi brand ambassador kita kali ini."

Andrew mengganggukan kepalanya paham, pria tampan berwajah khas campuran filipina dan italia itu nampak serius membaca berkas-berkas ditangannya.

Melihat Andrew yang tengah serius membuat Sera tersenyum kecil. Ia tidak pernah menduga pria didepannya ini bisa begitu serius mengurus urusan perusahaan.

Saat ini keduanya berada disebuat hotel mewah yang letaknya tidak terlalu jauh dari bandara Udara Internasional San diego, Amerika Serikat. Keduanya tengah mengurusi proses kerja sama dengan salah satu client mereka yang ada di sana.

Pria didepannya ini adalah Andrew Joan Mansell seorang pria tampan yang kini menjabat sebagai atasannya. Dan Sera selaku sekretaris tentu saja harus ikut membantu pekerjaan Andrew disini.

Sebenarnya, selain menjabat sebagai CEO. Andrew juga merupakan adik dari suaminya yang telah tiada satu tahun lalu.

Joans Apparel

Sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam industri Fashion yang didirikan oleh sosok Arthur joan mansell. Arthur adalah suami Sera yang berhasil mengembangkan perusahaannya hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun semenjak didirikan.

Namun sayangnya sebuah kecelakaan naas merengut nyawa Arthur satu tahun lalu. Sehingga kini kepemimpinan perusahaan ini diturunkan pada adiknya Andrew atas dasar amanat kakaknya.

Sera selalu berterima kasih pada Andrew karena pria itu rela meninggalkan profesinya sebagai dokter bedah disebuah rumah sakit besar dikota New York yang sangat pria itu cita-citakan demi mengurus perusahaan Arthur agar perjuangan Arthur tidak sia-sia.

Karena itulah tak lama setelah Arthur meninggal, Sera memutuskan untuk bekerja diperusahaan sebagai sekretaris dari Andrew. Meski awalnya adik iparnya itu melarang, tapi Sera tetaplah Sera. Ia tetap kekeh, Sera pikir mengurus perusahaan adalah salah satu tanggung jawabnya sebagai istri dari Arthur.

Dia tidak mungkin hanya duduk dan menikmati uang yang diperoleh Andrew dengan susah payah. Ia tidak mau hanya menikmatinya sedangkan Andrew bersusah payah sampai merelakan profesi yang sangat ia cita-citakan.

Walau Andrew dengan senang hati melakukannya, tapi ia tetap tak ingin. Lagi pula ia juga membutuhkan sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya dari kesedihan. Sera tak mau kesedihan membuat hidupnya menjadi berantakan. Dia masih memiliki dua malaikat yang harus ia besarkan. Anak-anaknya masih membutuhkan perannya sebagai ibu.

Ya, Sera telah memiliki dua orang anak. Satu berumur 5 tahun seorang anak laki laki bernama Reganta Joan Mansell sedangkan satu lagi adalah seorang gadis kecil umurnya masih 3 tahun. 2 tahun lebih muda dari kakaknya, bernama Ellvara Joan Mansel.

Meskipun ia bekerja, sebisa mungkin ia tidak mengabaikan perannya sebagai ibu. Ia berusaha sebisa mungkin agar anaknya tidak kekurangan kasih sayang. Sera berusaha menjadi ayah sekaligus ibu untuk anaknya.

"Sepertinya proyek ini akan menjadi proyek besar untuk kemajuan perusahaan kita An. Target market kita pun berkembang lebih besar dari sebelumnya."

Andrew mengangguk membenarkan, peluncuran produk perusahaannya kali ini diharapkan dapat menggaet konsumen dari kalangan atas seperti politikus dan para artis internasional. Apalagi biaya produksi untuk iklan kali ini pun tidak lah kecil nominalnya. Karena kali ini Andrew memilih seorang top artist yang sangat terkenal diseluruh dunia sebagai brand ambassador-Nya. Karena itulah diharapkan keuntungan yang didapatkan pun bisa jauh lebih besar dari sebelumnya.

Selama Andrew mengurus perusahaan, ia cukup kesulitan. Karena mengurus perusahaan ternyata tidak semudah yang ia pikirkan. Beberapa kali ia gagal, beberapa kali ia ketakutan. Ia takut menghancurkan perusahaan kakaknya. Tapi untungnya ada Sera sang kakak ipar, orangtua serta dua keponakan yang selalu menyemangatinya dan beberapa orang kepercayaan kakaknya yang membantu.

Akhirnya Andrew berhasil membuat perusahaan ini berkembang meski tak secepat dan sepesat saat dipimpin oleh Arthur.

Andrew sangat kagum dengan kakanya yang bisa membesarkan nama perusahaan hanya dalam waktu beberapa tahun. Meski awalnya kakaknya itu ditentang oleh kedua orang tuanya, tapi akhirnya ia berhasil meyakinkan dengan membuktikan bahwa ia telah berhasil dan bisa sukses.

Karena itulah Andrew selalu berusaha keras agar ia tidak menghancurkan perusahaan yang telah dibangun susah payah oleh kakaknya.

"Bukankah kita harus kembali An? Kurasa pekerjaan disini sudah selesai."

Andrew tersenyum, ia tau Sera pasti merindukan anak-anaknya "Ia kak, lusa kita akan pulang. Kita hanya tinggal menunggu peresmian kerja sama dengan Dr.corporation."

Sera tersenyum senang, sudah hampir seminggu ia meninggalkan kedua anaknya. Tentu saja, ia benar benar merasakan rindu pada dua malaikatnya yang menggemaskan.

***

New York city, Amerika Serikat.

Sera tersenyum, raut bahagia sangat terpancar diwajahnya ketika pesawat yang ia tumpangi telah mendarat dikota New York dengan selamat. Hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba juga.

Sera sudah sangat tidak sabar menemui Regan dan Ellvara. Sera jadi penasaran, bagaimana reaksi keduanya saat melihat ia telah kembali. Pasalnya ia sengaja tidak memberitahu mereka tentang kepulangannya. Biarlah ini menjadi sebuah kejutan.

"Ayo kak, aku sudah sangat merindukan keponakanku."

Sera tertawa melihat keantusiasan Andrew, Andrew itu sangat dekat dengan Regan dan Vara jadilah begitu, ia sudah seperti ayah saja untuk mereka. Padahal ia bahkan belum menikah.

Sera mengekori Andrew dari belakang dan ikut mask kedalam mobil yang memang sengaja ditugaskan untuk menjemput mereka dibandara. Perjalanan dari Bandara kerumahnya cukup memerlukan waktu yang lama. Jadi selama itu ia menghabiskan waktu di perjalanan dengan tertidur.

Sera baru terbangun ketika Andrew membangunkannya. Ia baru sadar bahwa mereka telah sampai didepan pintu rumahnya yang sederhana.

Rumah berlantai dua yang memikili halaman tidak terlalu luas namun juga tidak kecil. Meski Arthur terbilang kaya, tapi Sera tidak tinggal dirumah yang besar bak istana. Baginya rumah kecil maupun besar itu tidak ada bedanya. Ia tidak membutuhkan rumah besar, yang penting kehangatan dan kebahagiaan didalam keluarganya. Itu saja.

Meski awalnya mertua dan suaminya itu protes tapi akhirnya mereka mengalah dan menuruti keinginan Sera.

"Hallo anak anak mommy, do you miss me?"

Regan dan Vara yang tengah bermain diruang keluarga itu mendongkak, mata keduanya berbinar ketika melihat siapa yang datang. Mereka bahkan meletakan begitu saja mainan yang tadi mereka mainkan,

"mommy..."

Sera terkekeh melihat mereka yang tergopoh-gopoh berlari dan memeluknya. Apalagi melihat Vara yang sedikit kesulitan karena langkah kakinya yang kecil. Gadis kecil itu bahkan menangis, karena kalah dari sang kakak yang sudah lebih dulu memeluk sang ibu.

"Iiihhhh kakk Legan culang hiks."

Tangis Vara semakin menjadi ketika melihat Regan yang digendong oleh sang mommy. Bocah kecil itu iri karena hanya bisa memeluk kaki Sera dengan tangan mungilnya.

"Vala-Nya aja yang lambatt blee."

Vala kembali mengeraskan suara tangisnya ketika mendapat ejekan.

"Momyyyy..... hiks."

Sera tertawa lagi, lucu saja rasanya melihat Vara yang merengek dan mengadu dengan wajah yang penuh dengan air mata. Gerakan gadis kecil itu saat mengusap air matanya terlihat begitu menggemaskan.

"Egan gak boleh gitu, masa adeknya dibuat nangis." Nasehatnya pada Regan.

Regan melirik kearah Vara yang masih mengusap-usap matanya, berusaha menghapus air mata yang keluar dari mata kecilnya. Regan mendusel-dusel meminta Sera untuk menurunkannya.

"Maapin kakak ya, janji deh gak gitu lagi."

Vara mendongkak, matanya yang sembab menatap kearah Regan.

"Janji?" ujarnya mengangkat jari kelingkingnya yang mungil.

Regan tersenyum ia mengangguk dan menautkan kelingkingnya yang sedikit lebih besar dari milik adiknya.

"Janji."

Sera menyaksikan keduanya seraya tersenyum, senang rasanya melihat kedua anaknya yang saling menyayangi satu sama lain. Meski terkadang bersikap usil, jail dan membuat Vara menangis Sera tau anak sulungnya itu sangat menyayangi adiknya.

Setelah aksi berbaikan itu, mereka kembali duduk dan bermain diruang keluarga. Jika Regan dan Vara bermain bersama Nicolas, ayah mertuanya. Sera lebih memilih untuk menghampiri Nellies ibu mertuanya setelah menyalimi sang ayah mertua.

Kebiaaaan dari negara asalnya yang satu itu memang sangat sulit sekali untuk dihilangkan. Awal-awalnya Nicolas dan Nellies kaget, namun lama kelamaan mereka terbiasa dan menganggap itu adalah cara Sera untuk menghormati mereka.

"Sebaiknya kamu istirahat nak, bukankah kamu sudah melakukan perjalanan jauh."

Sera tersenyum mendengar perhatian dari ibu mertuanya, wajah Nellies masih terlihat sangat cantik meski usianya sudah tidak lagi muda.

Sera merasa hidupnya beruntung sekali karena dipertemukan dengan sosok Arthur dan keluarganya, jika saat itu dia tidak bertemu dengannya entah apa yang terjadi pada hidupnya. Mungkin kini ia telah meninggalkan dunia dalam keadaan mati konyol. Baginya Arthur adalah sebuah pelangi setelah hujan yang indah.

Bahkan disaat Sera dan Arthur memutuskan untuk menikah. Nellies dan Nicolas tidak mempermasalahkannya sama sekali.

Awalnya ia takut apalagi ketika melihat kondisinya saat itu. Dia hanya gadis yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya. Tapi ternyata ketakutannya sama sekali tidak terjadi, orang tua Arthur sangat baik mereka bahkan menganggapnya seperti anak kandung sendiri.

"Tidak bu, aku sangat merindukan kedua anakku"

Nellies awalnya hendak protes, tapi kemudian ia sadar bahwa itu tidak berguna sama sekali. Menantunya ini sangat keras kepala jika memutuskan sesuatu.

Merekapun bermain bersama, sebenarnya Sera merasa lelah. Tapi ketika melihat anak-anaknya. Lelahnya hilang begitu saja.

Ngomong-ngomong rumah ini hanya diisi oleh Sera, mertua, Regan dan Vara serta beberapa pembantu saja. Sedangkan Andrew ia sudah lama tinggal diapartemennya memilih mandiri.

Pria tampan namun masih melajang itu selalu membuat orangtuanya khawatir. Andrew tidak pernah terlihat bersama seorang gadis. Dan itu membuat orangtuanya khawatir takut Andrew mengalami penyimpangan seksual.

Pernah sekali Nellies dan Nicollas dibantu Sera mengatur kencan buta untuk anak bungsu mereka. Tapi malah berakhir berantakan, karena Andrew yang menyamar menjadi seorang banci jalanan.

Nellies dan Nicolas yang diam diam memperhatikan itu hanya menganga tak percaya. Sedangkan Sera beserta kedua anaknya yang ikut hanya tertawa terbahak-bahak. Regan bahkan sempat mendokumentasikan nya pada sebuah rekaman video yang selalu berhasil dijadikan bahan untuk meledek Andrew.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status