Share

Ulangtahun Perusahaan

***

Elvara sedari tadi terus berputar dihadapan cermin besar yang ada dikamar milik Sera. Ia terus saja bersikap narsis dengan mengatakan bahwa dia begitu cantik, padahal ia masih kecil tapi kenarsisannya itu sudah melebihi apapun.

Sera yang tengah memasang anting ditelinganya pun hanya tertawa melihat tingkah putri bungsunya. Sedangkan Regan jangan tanya bocah laki-laki itu terus saja mencibir sikap narsis adiknya.

"Hello cucu-cucu oma, apa kalian sudah siap?"

Vara dengan riang melihat kearah Nellies yang sudah berdiri diambang pintu dengan penampilan menawan, dengan narsisnya ia bertanya,

"Oma Vara cantikkan? gak kaya kak Egan jelek."

Regan memutar bola matanya jengah, yaiyalah dia tidak cantik ia kan tampan. Pikirnya dalam hati.

"Lagipula siapa yang ingin jadi cantik, aku kan tampan."

Nellies hanya tertawa geli mendengar gumaman cucu laki-lakinya. Apalagi ketika melihat cucu perempuannya yang bersikap sangat narsis. Ia jdi mengingat Arthur dan Andrew yang sama narsisnya dengan Vara. Jadi dapat ditebak dari mana asal muasal sikap narsis yang dimiliki Vara.

"Baiklah apa kalian sudah siap?"

Mereka bertiga pun mengangguk dan berjalan mengikuti Nellies yang sudah memimpin jalan. Ternyata diruang tengah sudah ada Nicolas dan Andrew yang menunggu.

Mereka ber-enam memakai pakaian yang senada. Andrew, Regan dan Nicolas memakai tuxedo berwarna maroon polos dengan list hitam dipinggirannya. Tidak lupa dasi kupu-kupu berwarna hitam melengkapi penampilan mereka.

Regan nampak sangat menggemaskan dengan jambul kecil yang dimiliki bocah laki-laki itu. Sedangkan Nicolas menyisir rapi rambutnya yang sedikit ditumbuhi rambut rambut putih. Dan Andrew lelaki itu hanya mengacaknya asal saja menampilkan wajah wajah badboy yang mempesona.

Lain halnya dengan Sera, Nellies dan Vara. Mereka sama-sama mengenakan dress berwarna Maroon namun dengan model yang berbeda

Sera mengenakan sebuah long dress fit body berwarna maroon bertabur kristal yang memperlihat bentuk tubuhnyaa. Rambutnya yang coklat bergelombang ia gerai indah. Ditambah dengan satu set kalung dan anting Kesukaannya menambah pesonanya. Ia semakin cantik saja walau hanya dengan polesan make up tipis.

Sedangkan Vara terlihat imut dengan rambut yang dicepol keatas menyisakan anak-anak rambut yang menjutai kedepan. Vara sangat terlihat menggemaskan apalagi jika tersenyum.

Dan terakhir Nellies tampak awet muda dengan rambutnya yang di sanggul rendah. Rambutnya yang dicat pirang sebahu menambah kadar kecantikan wanita paruh baya itu.

Hari ini adalah hari Ulangtahun Joan Apparel sekaligus perayaan ulangtahun Arthur, mendiang suami Sera. Setelah meemikirkannya matang-matang, Sera akhirnya memutuskan menyatukan ulangtahun perusahaan sekaligus merayakan ulangtahun suaminya.

Ia melakukan itu dengan harapan bahwa meski Arthur telah tiada, semua orang masih bisa mengingat sosok Arthur .

Semuanya sudah dipersiapkan sejak lama, pakaian yang memang sengaja dipesan agar mereka terlihat kompak. Dress code untuk acara ini memang Maroon itu diambil dari warna favorit Arthur.

"Ayok kita berangkat."

Mereka menaiki satu mobil yang sama, sebuah limosin berwarna hitam yang sudah siap mengantarkan mereka. Jarak dari rumah ke hotel tempat acara memang cukup jauh sehigga membutuhkan waktu sedikit lama.

***

"Adu du duu mengapa Regan makin tampan aja si? astaga kamu makan apa si?"

"Regan tampan seperti diriku."

"Mana ada Regan itu tampan seperti diriku."

"Kau ini seperti bebek mana mungkin Regan disamakan dengan bebek seperti dirimu."

"Dari pada kauu, kau itu buaya mana mungkin Regan menjadi buaya seperti dirimu."

Suara musik klasik terdengar mengalun indah mengiri orang-orang yang sudah mulai berdatangan memasuki sebuah ballroom hotel yang dihias sedemikian rupa. Sebuah candellier kristal tergantung di atas langit-langit hotel. Dengan meja meja bundar yang sudha tersusun rapi dengan berbagai macam bunga yang ada diatasnya.

Ditengah itu semua Regan mengacak rambutnya prustasi, jambulnya yang sudah diatur sang mama tercinta sudah hancur karena tangannya. Ia ingin kabur namun sedari tadi dua wanita terus saja menahan dan menguyel-nguyel pipinya.

Ditambah dua orang pria dewasa yang kini bertengkar didepannya semakin membuatnya sakit pula. Lagi pula siapa yang ingin disamakan dua orang seperti mereka, tentu saja ia mirip dengan papanya yang keren dan hebat.

"Aunty, Regan harus pergi. Regan harus mencari mommy." keluh Regan prustasi.

Tadi baru saja ia memasuki ballroom bersama Andrew tiba-tiba lima orang yang merupakan karyawan perusahaan menghampiri dan menggendong Regan begitu saja.

Regan yang digendong kaget begitu pula dengan Andrew. Namun saat Andrew melihat lima orang ini yang sering bermain dengan Regan saat bocah itu dikantor pun menjadi tenang. Ia membiarkan saja ketika mereka meminta Regan untuk ikut bersama mereka, karena ia harus menyambut tamu-tamunya. Sedangkan orangtuanya, Sera dan Vara entah pergi kemana, Andrew dan Regan memang masuk kedalam ballroom sedikit terlambat karena Andrew harus mengantar Regan kekamar mandi.

Regan saat ini hanya bisa merutuki pamannya yang seenak jidat memberikannya pada kelima orang yang ia anggap pengganggu. Ia jengah karena terus dicubit dan diuyel uyel pipinya. Rasa-rasanya Regan ingin menangis sekarang.

***

Sera tertawa mendengar cerita sahabatnya Laura yang menceritakan bahwa ia sempat dijegat didepan pintu oleh seorang yang mengatakan menyukai gadis itu.

Laura bercerita pria itu tiba tiba saja mencegatnya dan mengatakan bahwa pria itu menyukai Laura, padahal Laura ingat betul bahwa ia tidak pernah mengenal lelaki itu. Jangankan mengenal mereka bahkan tidak pernah bertemu.

Sera jadi penasaran bagaimana raut wajah Laura saat itu, dan ia pun yakin sekali bahwa Laura pasti akan berdebat dengan pria itu.

"Kenapa tidak kau iyakan saja Lau, lumayan kan untuk menjadi pasangan di pesta kali ini."

Laura mendengus sebal, wajahnya berubah cemberut ketika mendengar ucapan sahabatnya.

By the way, saat ini keduanya tengah berada diujung sudut yang jauh dari keramaian. Pesta belum dimulai, karena itu mereka lebih menunggu disini. Andrew dan Regan sedang dikamar mandi sementara itu mertua serta Vara berada tak jauh dari mereka.

terkadang Sera dan Laura tertawa ketika melihat Vara tampak ingin menangis karena pipinya terus-terusan dicubit. Nellies dan Nicolas nampaknya tengah memamerkan cucu mereka yang imut kepada teman-teman mereka.

"Ser, sepertinya mertuamu itu akan menjual anakmu."

Sera yang sedari tadi memperhatikan Vara dan mertuanya menoleh cepat, matanya menatap tajam kearah Laura yang berbicara sembarangan. Enak saja Laura jika berbicara, mertuanya itu tidak mungkin menjual anaknya. Lagi pula mereka sudah kaya.

"Sini ku jual ginjalmu heh!" sentak Sera bersedekap dada, wajahnya berubah kesal karena Laura yang berbicara sembarangan.

Sera semakin kesal melihat Laura yang tertawa begitu keras, untung saja mereka berada diujung, jauh dari keramaian. Jadi Sera tak perlu takut malu jika Laura melakukan hal yang membuatnya malu.

"Hei tenanglah, Lihatlah Ser mertuamu sangat bangga memamerkan Vara. Ku kira itu cara mereka menunjukan kelebihan Vara kepada konsumen."

Sera menjitak Laura kencang sampai membuat gadis itu meringis kesakitan. Jika tidak mengingat Laura ini sahabatnya. Ingin sekali ia melemparkan Laura dari atap paling tinggi gedung hotel ini. Tapi sayang ia tidak bisa. Ia tidak ingin dipenjara jika melakukan itu. Jika dia dipenjara, anak-anaknya pasti akan menangis merindukannya. Enak saja, Laura pikir anaknya sebuah produk yang bisa ditawarkan ck ckk menyebalkan sekali.

"Kamu benar-benar ingin kubunuh ya Lau?!!"

Bukannya takut Laura malah tertawa, gadis sinting itu tertawa melihat wajah sahabatnya yang berubah seperti psikopat berwajah cantik. Bukannya seram, Sera justru terlihat konyol menurut Laura.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status