***
Akira dan Regan masih betah duduk ditaman, ralat tidak untuk Regan yang sedari tadi sibuk menggerutu didalam hati. Regan berpikir bahwa uncle didepannya ini terlalu lebay sampai harus mengobati yang menurut Regan hanya luka kecil. Ya meskipun jika mommy-Nya tau, ia pasti akan diceramahi habis-habisan. Sesekali Akira terlihat meringis ketika mengobati luka berdarah yang ada dikaki Regan. , padahal Regan yang sebenarnya terluka hanya bersikap biasa saja. Akira jadi bertanya-tanya apa sebenarnya Regan itu tidak merasakan apapun, wajahnya bukan terlihat seperti orang kesakitan lebih kepada orang yang tengah menahan kesal. "Bagaimana kau bisa terluka bocah?"tanya Akira penasaran, pria itu kemudian duduk santai disamping Regan. Setelah usai mengobati luka dikaki Regan dan tak lupa memberikan Kotak obat yang tadi ia gunakan kepada Juno dan menyuruh asistennya itu pergi saja. "Uncle gak boleh kepo." Akira tertegun mendengar Regan yang berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan begitu pasih. Ia tidak pernah mengira Regan akan membalas ucapannya menggunakan bahasa Indonesia, Apalagi melihat wajah Regan yang kentara sekali bahwa ia keturunan luar, rambutnya bahkan berwarna coklat dengan mata yang sekelam malam. Yang membuat Akira begitu yakin bahwa Regan itu keturunan luar adalah garis wajahnya yang tegas. "Kau bisa berbahasa Indonesia?"tanya Akira ikut menggunakan bahasa Indonesia juga pada akhirnya. "Wahhh uncle bisa bahasa Indonesia?" Bukannya menjawab Regan malah bertanya balik dengan wajah antusias. Akira bukannya kesal ketika Regan menjawab pertanyaaanya dengan pertanyaan, ia malah tersenyum tipis sambil mengusap puncak kepala Regan dengan pelan. "Jawab dulu pertanyaan aku, baru kau bertanya." Regan menyengir menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi "tentu saja aku bisa bahasa indonesia uncle, Mommyku berasal dari sana." Akira mengangguk-anggukan kepalanya, memilih tidak bertanya lebih jauh lagi. "Mommy uncle juga orang Indonesia." Regan kembali menatap Akira dengan mata berbinar, beda sekali dengan saat awal bertemu Akira. Rautnya tidak bersahabat hanya datar dan kesal yang Regan tampilkan. "Benarkah?" Tanyanya. Akira tersenyum tipis lalu mengangguk, tangannya terulur untuk kembali mengacak-acak jambul tipis Regan yang sudah tidak berbentuk. Ia tak tahan dengan keimutan bocah laki-laki ini. "Iya, aku bahkan besar disana?" Itu benar ibunya adalah keturunan Indonesia Jepang sedangkan Ayahnya adalah pria asal Canada. Regan tersenyum lebar "Aku suka sekali tinggal di Indonesia, tapi sayangnya mommy melarang ku tinggal disana." Akira mengernyit mengapa ibu Regan melarangnya tinggal d Indonesia? "Mommy melarangmu?" Regan mengangguk, wajahnya terlihat sedih. Karena tak ingin Regan bersedih akhirnya Akira megalihkan percakapan. Percakapan terus berlanjut tentang mengapa Regan begitu menyukai tinggal di Indonesia. Dan hal- hal kecil lainnya sesekali Akira nampak menanyakan beberapa hal pada Regan. Jika dilihat dari kejauhan mereka terlihat seperti dua orang yang sudah lama saling kenal, jika orang yang tidak tau mungkin akan menganggap mereka ayah dan anak. Ditengah-tengah percakapan mereka Akira tiba-tiba merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah gelang hitam polos dengan bandulan kecil berbentuk bintang. Ia pun memberikannya pada Regan. "Ini ambilah." Regan mengernyit melihat benda yang diberikan untuknya "apa itu uncle?" "Ini gelang bodoh." Regan berdecak kesal, apalagi ketika Akira mengatainya bodoh. Enak saja ia bahkan dapat loncat kelas disekolahnya. "Aku tidak bodoh," sentaknya kesal "Lagipula aku tau itu gelang, untuk apa uncle memberikannya padaku?" Sambungnya kebingungan, untuk apa Akira memberikan gelang pada Regan. Apa uncle ini merencanakan sesuatu. Matanya memincing menatap Akira dengan penuh curiga, membuat pria itu tersenyum kikuk. Akira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mengendikan bahunya tidak tahu. Ia sendiri tidak tau mengapa ia ingin memberikan gelang kesayangannya itu pada Regan. "Entahlah, aku hanya ingin." *** Sera berjalan menghampiri Andrew yang tengah mengobrol dengan beberapa rekan bisnis mereka, ia membalas ketika mereka menyapa. Meski diantara mereka tak ada yang tau bahwa ia adalah istri dari pemilik perusahaan. Tapi Sera dikenal sebagai sekretaris Andrew dikalangan para pembisnis. Jadi tak heran bahwa mereka begitu mengenalnya. Status Sera sebagai istri Arthur memang disembunyikan begitu pula dengan Regan dan Vara, hanya segelintir orang lah yang tau status Sera diperusahaan. Karena Arthur trauma ketika Regan berusia tiga tahun bocah itu pernah diculik salah satu musuh Arthur didunia bisnis yang tau statusnya. Sejak saat itulah Arthur memilih menyembunyikan identitas keluarga nya untuk melindungi mereka. Saat Nellies dan Nicholas memamerkan Vara pun itu hanya dilakukan kedua mertua Sera kepada sahabat keduanya. Dan itupun dilakukan ketika hall pesta masih sepi jadi hanya sedikit orang yang tau tentang status cucu-cucunya. Sebenarnya Nellies dan Nicholas merasa keberatan karena tidak bisa memamerkan cucunya. Tapi mau bagaimana lagi itu harus dilakukan demi keselamatan Regan dan Vara. "An, dimana Regan?" Tanya Sera dengan berbisik ditelinga Andrew. Andrew mengernyit kemudian balas berbisik, "bukannya dia bersama kakak?" Sera melotot, jelas-jelas Regan berpisah dengannya karena harus ketoilet bersama Andrew. "Kau ini, dia kan berpisah denganku karena harus ketoilet bersamamu."" Andrew tiba -tiba panik, ia kira Regan telah kembali bersama Sera diantarkan karyawan yang ia temui saat pertama kali datang. Jika Regan tidak bersama Sera lalu dimana bocah itu berada kini. Sedari tadi ia sibuk menyapa rekan-rekan bisnisnya, jadi ia tidak tau dimana Regan sekarang "Aku kira dia bersama kakak?" Sera berdecak, adik iparnya ini memang ceroboh "ckk, jika Regan bersamaku aku tidak mungkin mencarinya An. Cepat bantu aku mencarinya. Aku takut terjadi sesuatu pada Regan." Andrew mengangguk, kemudian mereka bersama-sama mencari Regan dengan berpencar setelah sebelumnya telah pamit kepada para partner bisnis mereka. *** Sera menengok kekanan kekiri dengan cemas, ia tengah mencari Regan. Baru sebentar ia menitipkan Regan pada Andrew, tapi bocah kecil itu sudah menghilang entah kemana. Ingin rasanya ia menghabisi Andrew saat ini juga, namun ia juga ingat bahwa ia tak boleh menghancurkan acara yang sudah disusun sekian lama. Biarlah nanti ia berbuat perhitungan pada Andrew dirumah. Biarkan saja Andrew menjerit ketakutan ketika ia harus mengurungnya bersama wanita wanita penggoda yang sangat Andrew benci. Tolong ingatkan Sera untuk memanggil para wanita itu untuk menggoda Andrew nanti. Ya, paling tidak enam orang wanita sudah cukup untuk membuat Andrew menggigil ketakutan. Ngomong-ngomong Andrew memang benci pada wanita penggoda seperti itu. Baginya kodrat wanita harus menjaga kehormatannya bukan malah mengumbarnya seperti itu. Setelah bertanya pada Andrew, mereka sepakat untuk berpencar dan mencari Regan. Perasaan Sera sangat cemas sekali memikirkan Regan, ia takut jika terjadi sesuatu pada anaknya itu. Dihotel sebesar ini banyak sekali bahaya mengancam, ia takut Regan diculik atau terjatuh dari tangga atau bahaya lainnya yang mungkin melukainya. Sepanjang jalan ia terus mengumpati Andrew yang begitu ceroboh meninggalkan anaknya dihotel sebesar ini. Sebelumnya ia telah bertanya pada sekumpulan karyawan yang sering menggoda Regan dikantor, ah bisa dibilang kumpulan itu adalah penggemar dari Regan yang begitu tampan menurut mereka, Sera saja heran karena anaknya sekecil itu sudah memiliki begitu banyak penggemar. Tapi untuk sekarang itu tidaklah penting, karena penggemar anaknya itu bilang bahwa Regan kabur dari mereka entah kemana. Dan itu semakin membuat Sera khawatir. Ia hanya berharap semoga Regan baik- baik saja dimana pun ia berada. Bughhh Sera mengerjapkan matanya, Suara gedebug keras terdengar ketika Sera tidak sengaja menabrak seseorang. Untung saja keduanya sama sama bisa menyeimbangkan diri sehingga tidak terjatuh. "Maap, maap saya tidak sengaja."ucapnya tak enak hati, ia masih sibuk menstabilkan jantungnya yang terkejut karena tiba-tiba menabrak orang. Dahinya mengernyit ketika tak mendengar tanggapan apapun, karena terlalu lama tak mendapat jawaban ia pun mendongkak. Hatinya tiba tiba berdenyut kencang ketika melihat siapa sosok dihadapannya. ***"Hoo, lihatlah siapa yang ku temukan ini." Sera hanya diam, raut wajahnya berubah menjadi datar ketika mengenali siapa orang didepannya ini. "Maaf anda siapa ya?" Tanya Sera berpura-pura, tangannya terkepal berusaha meredam berbagai perasaan dihatinya. "Apa ini, kau berakting tidak mengenaliku? Bukankah itu terlalu klise. Kau pikir ini drama?" Balasnya menatap Sera dengan satu alis terangkat. Pria itu terkekeh, ia menunduk menatap Sera tepat di kedua bola matanya. Sera tak menjawab wajahnya tidak berubah sama sekali, tentu saja ia sangat mengenali sosok didepannya. Sosok yang sangat ia benci, sosok yang membuat darahnya mendidih setiap otaknya memutar apa yang telah dilakukan padanya. . "Tuan apa Anda sudah selesai? Jika iya, sebaiknya Anda menyingkir, jangan menghalangi ditengah jalan." Balas sera lurus. Wanita itu kemudian berbalik mencari jalan lain untuk melarikan diri. Akan tetapi belum sempat ia melangkahkan kakinya, sebuah tangan mencengkram erat tangan Sera.
*** "MOMMY" Panggilan dari jarak yang jauh itu terdengar dengan jelas ditelinga Sera. Wanita itu menatap lurus kearah suara itu berasal. Air matanya menetes begitu saja ketika melihat Regan yang tengah tersenyum lebar seraya melambaikan tangan padanya. Dengan langkah cepat ia berlari dan memeluk Regan dengan erat. Ia bahkan tidak memperdulikan Nellies dan Nicolas yang menyapanya. Tangis Sera pecah, ia menangis tersedu-sedu dalam pelukan Regan, ia bahkan tidak sadar bahwa tangisannya membuat tuxedo yang dikenakan Regan basah. Regan yang merasakan pundaknya basah merasa heran sekaligus khawatir. Ia mendorong lembut tubuh Sera untuk melihat wajah ibunya. Dahinya mengernyit tidak suka ketika melihat ibunya mengeluarkan air mata. Regan paling tidak suka wajah cantik ibunya penuh dengan linang air mata seperti ini. Tangan mungilnya bergerak untuk mengusap mata ibunya yang berair. Apa ini salahnya karena tadi sempat hilang dan membuatnya khawatir? "Mommy kenapa? Maaf mommy, Ega
*** Seorang wanita cantik terduduk lemas diatas lantai keramik tak beralas, ‘Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan dengan ini?’ Sera menatap nanar pada sebuah alat testpack yang ada di tangannya saat ini. Alat itu menunjukan hasil positif. Ingatannya akan kejadian sebulan yang lalu saat dirinya dipaksa untuk melayani Akira kembali terkenang. Perasaannya terasa campur aduk. Dirinya khawatir karena hubungannya dengan Akira sudah benar benar hancur. Hatinya kembali berdenyut nyeri ketika tatapan kebencian Akira kembali hadir dipikirannya. Akira membencinya, pria itu bahkan tidak sudi untuk melihatnya. Tapi, apa Akira juga akan membenci anak dikandungannya ini. Itu tidak mungkin kan, karena bagaimanapun anak ini adalah anaknya juga. Memikirkan hal itu Sera dengan cepat berlari keluar dari rumahnya. Ia harus mencari Akira *** Sera menarik nafasnya dalam, menatap lama kearah pintu. Dengan tangan gemetar ia menekan password apartemen itu yang sudah sangat ia hapal. Se
Sera termenunv menatap Regan yang terlelap disamping tubuhnya dengan lekat. Setelah mimpi buruk yang dia alami, ia sama sekali tidak bisa kembali tidur. Setiap kali ia menutup mata mimpi buruk itu datang lagi. Menghantuinya dan mengejarnya hingga alam bawah sadarnya. Tidak, itu bukanlah sekedar mimpi semata. Melainkan kenangan buruk yang pernah dialaminya dimasalalu.Penyiksaan demi penyiksaan yang ia hadapi hanya untuk melindungi bayi didalam perutnya. Sebuah konsekuensi mengerikan yang harus ia tanggung karena mengandung anak dari seorang Akira Austin.Reganta joan mansell.Anak sulungnya itu bukanlah anak kandungnya dengan Arthur. Melainkan anak dari pelaku yang menghancurkan hidupnya. Regan adalah anak kandung dari Akira.Pertemuannya kembali dengan Akira membuatnya takut. Tidak, ia tidak takut Akira akan menghancukrna hidupnya kembali, ia tidak takut Akira akan menyakitinya.Yang ia takutkan adalah, Akira menghancurkan Regan, menyakiti anaknya dan membuat Regan tau bahwa bocah
***Sera berjalan diterotoan dengan gaun hitam sebetisnya, rambutnya ia gerai membiarkan angin menerbangkan helain demi helaian rambutnya.Hari sudah menjelang sore tapi sekitarnya masih terlihat ramai, mungkin karena ia tinggal ditengah-tengah kota besar yang tidak akan pernah tertidur.Setelah dari pemakaman, Sera memilih berjalan-jalan hanya untuk sekedar menyegarkan pikirannya yang tengah kalut. Tujuannya saat ini adalah taman, ia ingin menenangkan diri. Melupakan sejenak segala perasaan resah dihatinya.Sera duduk dikursi taman menikmati secangkir coffe yang ia beli tadi. Taman ini terlihat ramai mungkin karena hari ini adalah akhir pekan.Pluk.Sera terlonjak kaget ketika seseorang menepuk pundaknya, saking terkejutnya ia sampai bangkit dari posisinya. Matanya melotot kaget ketika melihat sosok yang paling ia benci. Siapa lagi kalau bukan Akira Austin."Kau!!!"Akira tersenyum miring, pria itu kemudian berjalan hingga berdiri tepat dihadapan Sera "hallo, do you miss me?" ucapny
***Pagi ini seluruh jagat dunia maya dihebohkan dengan berita yang sangat penomenal. Para kaum hawa tengah merasakan patah hati secara masal. Ketika channel channel berita dan siaran gosip serta semua akses media menayangkan berita bahwa Akira Austin aktor papan atas yang digilai wanita seluruh dunia memperkenalkan kekasihnya.Akira Austin Memperkenalkan kekasihnya? Siapakah dia?Salah satu judul yang kini tengah dibaca seorang wanita cantik itu membuatnya mengeram marah. Ia dengan ganas melemparkan tablet yang dipegangnya kesembarang arah. Melampiaskan segala amarah dan rasa kesal yang mengendap didalam hatinya.Sera, wanita itu sudah menduga hal ini akan terjadi. Tapi ia tak menyangka bahwa fotonya terpampang begitu jelas disemua surat kabar, media sosial bahkan saluran televisi. Hidupnya yang tenang akan segera berakhir dan sepertinya ia harus mulai melambaikan tangan pada kehidupan tenangnya.Sera mengacak-acak rambutnya prustasi, menyenderkan punggungnya diatas sofa empuk diruan
"Kak? Kakak yakin akan turun disini dan mengecek cafe? Apa tidak apa apa?" Tanya Andrew, matanya berkeliling melihat keadaan sekitar yang terlihat ramai. Kemudian Andrew kembali mematap kearah Sera, raut wajahnya terlihat sekali bahwa pria itu tengah khawatir."Aku khawatir, ada yang mengenali kakak? Bagaimana jika ada wartawan yang mengejar kakak? Berita itu sedang besar-besarnya sekarang, aku yakin para wartawan itu tidak akan tinggal diam jika mereka melihat kakak." Sambung Andrew memaparkan kekhawatirannya.Ia takut berita yang beredar sekarang ini berakhir mencelakakan kakak iparnya. Ia jelas tahu betul bagaimana ganasnya wartawan mengejar seseorang ketika ingin mendapatkan berita fenomenal. Belum lagi fans Akira yang dikabarkan sangat tidak waras dan fanatik."Aku harus mengecek keadaan Cafe And, Firo bilang ada sedikit masalah disana." Balas Sera. Firo adalah manajer cafe miliknya, saat dikantor tadi Firo tiba-tiba menelevon dan berkata ada sedikit masalah dengan supplier ya
"Stt diamlah."Sera mendadak diam, dengan takut ia kemudian menoleh berusaha melihat siapakah orang yang telah membekap mulutnya. suaranya sangat familiar ditelinga Sera. Tapi Sera tidak yakin, suasana yang temaram karena mereka sekarang berada digang yang cukup gelap membuat ia kesulitan mengenali siapa sosok yang tadi menariknya.Ketika Sera berhasil melihat wajah itu, Raut wajahnya berubah. Seketika Sera menjadi geram sekaligus marah ketika tau siapakah gerangan orang itu.Dia adalah Akira, pria yang membuat ia harus kehilangan ketenangan hidupnya serta pelaku yang membuat ia harus dikejar-kejar oleh orang-orang ganas pencari informasi."Kauu!!"Akira membekap mulut Sera dengan kuat karena suaranya itu cukup keras. Ia melirik kearah tempat wartawan tadi berada. Matanya membola ketika segerombolan wartawan itu berada tak jauh dari tempat mereka sekarang. Orang-orang itu menengok kekanan dan kekiri celingukan mencari-cari sosok Sera. Untung saja tempat berdiri mereka cukup remang d
.****"APA KAU SUDAH GILA!"BRUGHHHH!Akira terdiam ketika sebuah gebrakan meja terdengar, pria itu mendongkakan kepalanya untuk melihat siapa yang telah berani membuat keributan.Rautnya wajahnya tiba-tiba saja menjadi datar ketika ia menyadari siapa orang yang kini telah ada dihadapannya."Kau yang gila! Perempuan waras mana yang berani menerobos masuk kerumah orang asing seperti ini ." Balas Akira sinis.Wanita itu mengangga mendengarnya "orang asing?" Gumamnya wajahnya mengkerut tidak senang."Aku ini tunanganmu, bisa bisanya kau menyebutku orang asing.Akira berdecih, raut wajahnya langsung berubah ketika mendengar itu. Tubuh Akira menegak matanya menatap tajam kearah wanita didepannya."Tunangan?." Ucapan Akira terjeda,"Jangan melucu denganku! Jika bukan karena pria gila itu aku bahkan tidak akan pernah mau menatap wajahmu." Sambung Akira tajam, langkahnya perlahan medekat kearah Sofya membuat wanita itu termundur kebelakang.Benar, wanita didepannya ini adalah tuanangannya. T
"Apa yang sedang kau lihat?"Juno menoleh ketika seseorang tiba tiba menepuk pundaknya, wajahnya terlihat kaget namun dengan cepat kembali normal ketika tau siapa yang telah menepuk pundaknya."Tuan, anda sudah kembali?"Akirq berdecak "aku bertanya, kau malah balik bertanya." Ujar Akira kesal."Wanita gila itu pergi kemana? Mengapa aku tidak melihatnya? Lagipula,Apa si yang sedang kau lihat, bikin penasaran saja." Ujar Akira lagi melangkahkan kakinya untuk berdiri disamping Chakra. Mata pria itu teralih kearah posisi yang sedang dilihat oleh asistennya.Wajahnya perlahan berubah ketika menangkap pemandangan seorang wanita yang dikenalinya tengah bergandengan masuk kedalam sebuah mobil berwarna putih bersama seorang pria yang tidak dapat dilihat wajahnya.Akira langsung mengalihkan tatapannya, pria itu memilih berjalan menjauh meninggalkan Juno yang masih berdiri dibalkon."Wanita itu benar benar tidak tau terimakasih."gerutu Akira yang masih bisa didengar oleh Juno. Juno Akira kesal
Lenguhan pelan terdengar, bola mata itu berlahan terbuka menampilkan sepasang mata coklat terang yang indah. Sera mengerjapkan matanya pelan ketika cahaya masuk kedalam retina matanya.Mata itu pun terbuka, Sera menatap sekitarnya yang terasa asing. Kepalanya berdenyut karena terlalu banyak tertidur, tapi kabar baiknya perutnya sudah tidak sakit lagi seperti sebelumnya."Nona sudah sadar?"Sera mendongkakan kepalanya, dahinya mengernyit merasa tidak mengenali orang yang berdiri didepannnya. Wajahnya putih bersih dengan wajah khas seperti orang asia, sebuah kacamata hitam bertenger cantik diwajahnya."Siapa kau?" Tanya Sera.Pria itu tersenyum "Saya Juno nona, asisten tuan Akira."katanya memperkenalkan diri.Sera mengangguk, matanya kemudian berkeliling mencari sosok Akira yang tidak terlihat batang hidungnya."Tuan sedang ada urusan diluar nona. Karena itu tuan meminta saya agar nona menghabiskan makanan yang telah tuan siapkan." Ujar Juno kembali seolah tau arti tatapan Sera, pria it
"Menginaplah dirumah ini, Seraphina." Sera menatap Akira tak percaya, ia tak mengira bahwa Akira bisa mengatakan hal seperti itu dengan mudahnya. Mata Sera memincing, menatap Akira curiga "Apa kau gila? Kau pasti memiliki niat burukkan?" Balas Sera menatap Akira dengan tatapan menghakimi. Wanita itu mundur kebelakang, menutupi tubuhnya dengan tas. Menjadikan tasnya itu sebagai tameng, jika-jika Akira berniat melakukan hal buruk padanya. "Apa-apaan tatapanmu itu." Ucap Akira tak terima dengan tatapan waspada Sera. "Sudahlah aku tidak peduli, sana pulang. Biar saja para wartawan itu menangkapmu. Aku tidak peduli." Usir Akira kesal, pria itu kemudian berbalik memilih untuk pergi keruang tamu meninggalkan Sera yang masih berdiam dibelakang pintu. Bibir Sera turun kebawah merasa heran sekaligus geli dengan sikap Akira yang mendadak aneh. Apa ini? Mengapa pria itu yang kesal? Bukannya disini, harusnya Sera yang merasa kesal? Sudahlah biarkan saja pria gila itu. Sera kemudian kemb
"Stt diamlah."Sera mendadak diam, dengan takut ia kemudian menoleh berusaha melihat siapakah orang yang telah membekap mulutnya. suaranya sangat familiar ditelinga Sera. Tapi Sera tidak yakin, suasana yang temaram karena mereka sekarang berada digang yang cukup gelap membuat ia kesulitan mengenali siapa sosok yang tadi menariknya.Ketika Sera berhasil melihat wajah itu, Raut wajahnya berubah. Seketika Sera menjadi geram sekaligus marah ketika tau siapakah gerangan orang itu.Dia adalah Akira, pria yang membuat ia harus kehilangan ketenangan hidupnya serta pelaku yang membuat ia harus dikejar-kejar oleh orang-orang ganas pencari informasi."Kauu!!"Akira membekap mulut Sera dengan kuat karena suaranya itu cukup keras. Ia melirik kearah tempat wartawan tadi berada. Matanya membola ketika segerombolan wartawan itu berada tak jauh dari tempat mereka sekarang. Orang-orang itu menengok kekanan dan kekiri celingukan mencari-cari sosok Sera. Untung saja tempat berdiri mereka cukup remang d
"Kak? Kakak yakin akan turun disini dan mengecek cafe? Apa tidak apa apa?" Tanya Andrew, matanya berkeliling melihat keadaan sekitar yang terlihat ramai. Kemudian Andrew kembali mematap kearah Sera, raut wajahnya terlihat sekali bahwa pria itu tengah khawatir."Aku khawatir, ada yang mengenali kakak? Bagaimana jika ada wartawan yang mengejar kakak? Berita itu sedang besar-besarnya sekarang, aku yakin para wartawan itu tidak akan tinggal diam jika mereka melihat kakak." Sambung Andrew memaparkan kekhawatirannya.Ia takut berita yang beredar sekarang ini berakhir mencelakakan kakak iparnya. Ia jelas tahu betul bagaimana ganasnya wartawan mengejar seseorang ketika ingin mendapatkan berita fenomenal. Belum lagi fans Akira yang dikabarkan sangat tidak waras dan fanatik."Aku harus mengecek keadaan Cafe And, Firo bilang ada sedikit masalah disana." Balas Sera. Firo adalah manajer cafe miliknya, saat dikantor tadi Firo tiba-tiba menelevon dan berkata ada sedikit masalah dengan supplier ya
***Pagi ini seluruh jagat dunia maya dihebohkan dengan berita yang sangat penomenal. Para kaum hawa tengah merasakan patah hati secara masal. Ketika channel channel berita dan siaran gosip serta semua akses media menayangkan berita bahwa Akira Austin aktor papan atas yang digilai wanita seluruh dunia memperkenalkan kekasihnya.Akira Austin Memperkenalkan kekasihnya? Siapakah dia?Salah satu judul yang kini tengah dibaca seorang wanita cantik itu membuatnya mengeram marah. Ia dengan ganas melemparkan tablet yang dipegangnya kesembarang arah. Melampiaskan segala amarah dan rasa kesal yang mengendap didalam hatinya.Sera, wanita itu sudah menduga hal ini akan terjadi. Tapi ia tak menyangka bahwa fotonya terpampang begitu jelas disemua surat kabar, media sosial bahkan saluran televisi. Hidupnya yang tenang akan segera berakhir dan sepertinya ia harus mulai melambaikan tangan pada kehidupan tenangnya.Sera mengacak-acak rambutnya prustasi, menyenderkan punggungnya diatas sofa empuk diruan
***Sera berjalan diterotoan dengan gaun hitam sebetisnya, rambutnya ia gerai membiarkan angin menerbangkan helain demi helaian rambutnya.Hari sudah menjelang sore tapi sekitarnya masih terlihat ramai, mungkin karena ia tinggal ditengah-tengah kota besar yang tidak akan pernah tertidur.Setelah dari pemakaman, Sera memilih berjalan-jalan hanya untuk sekedar menyegarkan pikirannya yang tengah kalut. Tujuannya saat ini adalah taman, ia ingin menenangkan diri. Melupakan sejenak segala perasaan resah dihatinya.Sera duduk dikursi taman menikmati secangkir coffe yang ia beli tadi. Taman ini terlihat ramai mungkin karena hari ini adalah akhir pekan.Pluk.Sera terlonjak kaget ketika seseorang menepuk pundaknya, saking terkejutnya ia sampai bangkit dari posisinya. Matanya melotot kaget ketika melihat sosok yang paling ia benci. Siapa lagi kalau bukan Akira Austin."Kau!!!"Akira tersenyum miring, pria itu kemudian berjalan hingga berdiri tepat dihadapan Sera "hallo, do you miss me?" ucapny
Sera termenunv menatap Regan yang terlelap disamping tubuhnya dengan lekat. Setelah mimpi buruk yang dia alami, ia sama sekali tidak bisa kembali tidur. Setiap kali ia menutup mata mimpi buruk itu datang lagi. Menghantuinya dan mengejarnya hingga alam bawah sadarnya. Tidak, itu bukanlah sekedar mimpi semata. Melainkan kenangan buruk yang pernah dialaminya dimasalalu.Penyiksaan demi penyiksaan yang ia hadapi hanya untuk melindungi bayi didalam perutnya. Sebuah konsekuensi mengerikan yang harus ia tanggung karena mengandung anak dari seorang Akira Austin.Reganta joan mansell.Anak sulungnya itu bukanlah anak kandungnya dengan Arthur. Melainkan anak dari pelaku yang menghancurkan hidupnya. Regan adalah anak kandung dari Akira.Pertemuannya kembali dengan Akira membuatnya takut. Tidak, ia tidak takut Akira akan menghancukrna hidupnya kembali, ia tidak takut Akira akan menyakitinya.Yang ia takutkan adalah, Akira menghancurkan Regan, menyakiti anaknya dan membuat Regan tau bahwa bocah