Share

Pertemuan

***

Akira dan Regan masih betah duduk ditaman, ralat tidak untuk Regan yang sedari tadi sibuk menggerutu didalam hati. Regan berpikir bahwa uncle didepannya ini terlalu lebay sampai harus mengobati yang menurut Regan hanya luka kecil. Ya meskipun jika mommy-Nya tau, ia pasti akan diceramahi habis-habisan.

Sesekali Akira terlihat meringis ketika mengobati luka berdarah yang ada dikaki Regan. , padahal Regan yang sebenarnya terluka hanya bersikap biasa saja. Akira jadi bertanya-tanya apa sebenarnya Regan itu tidak merasakan apapun, wajahnya bukan terlihat seperti orang kesakitan lebih kepada orang yang tengah menahan kesal.

"Bagaimana kau bisa terluka bocah?"tanya Akira penasaran, pria itu kemudian duduk santai disamping Regan. Setelah usai mengobati luka dikaki Regan dan tak lupa memberikan Kotak obat yang tadi ia gunakan kepada Juno dan menyuruh asistennya itu pergi saja.

"Uncle gak boleh kepo."

Akira tertegun mendengar Regan yang berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan begitu pasih. Ia tidak pernah mengira Regan akan membalas ucapannya menggunakan bahasa Indonesia,

Apalagi melihat wajah Regan yang kentara sekali bahwa ia keturunan luar, rambutnya bahkan berwarna coklat dengan mata yang sekelam malam. Yang membuat Akira begitu yakin bahwa Regan itu keturunan luar adalah garis wajahnya yang tegas.

"Kau bisa berbahasa Indonesia?"tanya Akira ikut menggunakan bahasa Indonesia juga pada akhirnya.

"Wahhh uncle bisa bahasa Indonesia?"

Bukannya menjawab Regan malah bertanya balik dengan wajah antusias. Akira bukannya kesal ketika Regan menjawab pertanyaaanya dengan pertanyaan, ia malah tersenyum tipis sambil mengusap puncak kepala Regan dengan pelan.

"Jawab dulu pertanyaan aku, baru kau bertanya."

Regan menyengir menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi "tentu saja aku bisa bahasa indonesia uncle, Mommyku berasal dari sana."

Akira mengangguk-anggukan kepalanya, memilih tidak bertanya lebih jauh lagi.

"Mommy uncle juga orang Indonesia."

Regan kembali menatap Akira dengan mata berbinar, beda sekali dengan saat awal bertemu Akira. Rautnya tidak bersahabat hanya datar dan kesal yang Regan tampilkan.

"Benarkah?" Tanyanya.

Akira tersenyum tipis lalu mengangguk, tangannya terulur untuk kembali mengacak-acak jambul tipis Regan yang sudah tidak berbentuk. Ia tak tahan dengan keimutan bocah laki-laki ini.

"Iya, aku bahkan besar disana?"

Itu benar ibunya adalah keturunan Indonesia Jepang sedangkan Ayahnya adalah pria asal Canada.

Regan tersenyum lebar "Aku suka sekali tinggal di Indonesia, tapi sayangnya mommy melarang ku tinggal disana."

Akira mengernyit mengapa ibu Regan melarangnya tinggal d Indonesia?

"Mommy melarangmu?"

Regan mengangguk, wajahnya terlihat sedih. Karena tak ingin Regan bersedih akhirnya Akira megalihkan percakapan. Percakapan terus berlanjut tentang mengapa Regan begitu menyukai tinggal di Indonesia.  Dan hal- hal kecil lainnya sesekali Akira nampak menanyakan beberapa hal pada Regan.

Jika dilihat dari kejauhan mereka terlihat seperti dua orang yang sudah lama saling kenal, jika orang yang tidak tau mungkin akan menganggap mereka ayah dan anak.

Ditengah-tengah percakapan mereka Akira tiba-tiba  merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah gelang hitam polos dengan bandulan kecil berbentuk bintang. Ia pun memberikannya pada Regan.

"Ini ambilah."

Regan mengernyit melihat benda yang  diberikan untuknya "apa itu uncle?"

"Ini gelang bodoh."

Regan berdecak kesal, apalagi ketika Akira mengatainya bodoh. Enak saja ia bahkan dapat loncat kelas disekolahnya.

"Aku tidak bodoh," sentaknya kesal

"Lagipula aku tau itu gelang, untuk apa uncle memberikannya padaku?" Sambungnya kebingungan, untuk apa Akira memberikan gelang pada Regan. Apa uncle ini merencanakan sesuatu. Matanya memincing menatap Akira dengan penuh curiga, membuat pria itu tersenyum kikuk.

Akira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mengendikan bahunya tidak tahu. Ia sendiri tidak tau mengapa ia ingin memberikan gelang kesayangannya itu pada Regan.

"Entahlah, aku hanya ingin."

***

Sera berjalan menghampiri Andrew yang tengah mengobrol dengan beberapa rekan bisnis mereka, ia membalas ketika mereka menyapa. Meski diantara mereka tak ada yang tau bahwa ia adalah istri dari pemilik perusahaan. Tapi Sera dikenal sebagai sekretaris Andrew dikalangan para pembisnis. Jadi tak heran bahwa mereka begitu mengenalnya.

Status Sera sebagai istri Arthur memang disembunyikan begitu pula dengan Regan dan Vara, hanya segelintir orang lah yang tau status Sera diperusahaan. Karena Arthur trauma ketika Regan berusia tiga tahun bocah itu pernah diculik salah satu musuh Arthur didunia bisnis yang tau statusnya. Sejak saat itulah Arthur memilih menyembunyikan identitas keluarga nya untuk melindungi mereka.

Saat Nellies dan Nicholas memamerkan Vara pun itu hanya dilakukan kedua mertua Sera kepada sahabat keduanya. Dan itupun dilakukan ketika hall pesta masih sepi jadi hanya sedikit orang yang tau tentang status cucu-cucunya.

Sebenarnya Nellies dan Nicholas merasa keberatan karena tidak bisa memamerkan cucunya. Tapi mau bagaimana lagi itu harus dilakukan demi keselamatan Regan dan Vara.

"An, dimana Regan?" Tanya Sera dengan berbisik ditelinga Andrew.

Andrew mengernyit kemudian balas berbisik, "bukannya dia bersama kakak?"

Sera melotot, jelas-jelas Regan berpisah dengannya karena harus ketoilet bersama Andrew.

"Kau ini, dia kan berpisah denganku karena harus ketoilet bersamamu.""

Andrew tiba -tiba panik, ia kira Regan telah kembali bersama Sera diantarkan karyawan yang ia temui saat pertama kali datang. Jika Regan tidak bersama Sera lalu dimana bocah itu berada kini. Sedari tadi ia sibuk menyapa rekan-rekan bisnisnya, jadi ia tidak tau dimana Regan sekarang

"Aku kira dia bersama kakak?"

Sera berdecak, adik iparnya ini memang ceroboh "ckk, jika Regan bersamaku aku tidak mungkin mencarinya An. Cepat bantu aku mencarinya. Aku takut terjadi sesuatu pada Regan."

Andrew mengangguk, kemudian mereka bersama-sama mencari Regan dengan berpencar setelah sebelumnya telah pamit kepada para partner bisnis mereka.

***

Sera menengok kekanan kekiri dengan cemas, ia tengah mencari Regan. Baru sebentar ia menitipkan Regan pada Andrew, tapi bocah kecil itu sudah menghilang entah kemana. Ingin rasanya ia menghabisi Andrew saat ini juga, namun ia juga ingat bahwa ia tak boleh menghancurkan acara yang sudah disusun sekian lama.

Biarlah nanti ia berbuat perhitungan pada Andrew dirumah. Biarkan saja Andrew menjerit ketakutan ketika ia harus mengurungnya bersama wanita wanita penggoda yang sangat Andrew benci. Tolong ingatkan Sera untuk memanggil para wanita itu untuk menggoda Andrew nanti. Ya, paling tidak enam orang wanita sudah cukup untuk membuat Andrew menggigil ketakutan.

Ngomong-ngomong Andrew memang benci pada wanita penggoda seperti itu. Baginya kodrat wanita harus menjaga kehormatannya bukan malah mengumbarnya seperti itu.

Setelah bertanya pada Andrew, mereka sepakat untuk berpencar dan mencari Regan. Perasaan Sera sangat cemas sekali memikirkan Regan, ia takut jika terjadi sesuatu pada anaknya itu. Dihotel sebesar ini banyak sekali bahaya mengancam, ia takut Regan diculik atau terjatuh dari tangga atau bahaya lainnya yang mungkin melukainya.

Sepanjang jalan ia terus mengumpati Andrew yang begitu ceroboh meninggalkan anaknya dihotel sebesar ini. Sebelumnya ia telah bertanya pada sekumpulan karyawan yang sering menggoda Regan dikantor, ah bisa dibilang kumpulan itu adalah penggemar dari Regan yang begitu tampan menurut mereka, Sera saja heran karena anaknya sekecil itu sudah memiliki begitu banyak penggemar.

Tapi untuk sekarang itu tidaklah penting, karena penggemar anaknya itu bilang bahwa Regan kabur dari mereka entah kemana. Dan itu semakin membuat Sera khawatir. Ia hanya berharap semoga Regan baik- baik saja dimana pun ia berada.

Bughhh

Sera mengerjapkan matanya, Suara gedebug keras terdengar ketika Sera tidak sengaja menabrak seseorang. Untung saja keduanya sama sama bisa menyeimbangkan diri sehingga tidak terjatuh.

"Maap, maap saya tidak sengaja."ucapnya tak enak hati, ia masih sibuk menstabilkan jantungnya yang terkejut karena tiba-tiba menabrak orang.

Dahinya mengernyit ketika tak mendengar tanggapan apapun, karena terlalu lama tak mendapat jawaban ia pun mendongkak. Hatinya tiba tiba berdenyut kencang ketika melihat siapa sosok dihadapannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status