Dua jam kemudian. Masih di rumah sakit Olimpus.“Jangan tegang begitu, Cia. Semuanya pasti baik-baik saja kok,” ucap Edward sambil mengusap-usap punggung tangan Gracia. Pasangan itu sedang duduk menunggu di kursi luar kamar perawatan.“Siapa yang tidak tegang coba? Kamu bisa-bisanya menyerang burung kakek sekeras itu? Gimana jika punya kakek tidak bisa tegang lagi?” Balas Gracia masih sedikit merajuk.Sebelumnya, Tuan Xander harus mendapatkan pemeriksaan lanjutan oleh Dokter Vivi dan beberapa perawat. Mereka ingin memastikan kesehatan pria tua itu setelah tersadar dari koma.Hasil pemeriksaan pun keluar dengan cepat, Tuan Xander dinyatakan baik-baik saja, bahkan bisa dianggap sudah pulih sepenuhnya.Hanya saja Tuan Xander sedikit mengeluh tentang burungnya yang masih terasa sakit usai terkena cambukan Edward. Makanya dia meminta Dokter Vivi tinggal di dalam ruangan, sementara Edward dan Gracia harus menunggu di luar.Entah apa yang mereka lakukan hingga menghabiskan waktu dua jam di
“Masuklah ke ruang perawatan, Dokter Vi. Kamu harus melindungi Tuan Xander dan Gracia sekuat tenaga Biar aku saja yang akan mengurus bajingan-bajingan itu,” ujar Edward sambil mengeluarkan dua dildo bergerigi dari Sistem Harem.“Jangan bodoh! Ayo kita masuk bersama dan berlindung. Petugas keamanan pasti akan datang sebentar lagi,” tukas Dokter Vi.“Sayangnya kita tidak bisa menunggu selama itu. Lihat, mereka mulai berjalan kesini.” Edward buru-buru mendorong dokter Vi ke dalam ruangan, kemudian melempar dildo di tangannya.Wusssh!Dengan cepat, alat bantu pemuas wanita itu terbang ke arah salah satu gangster yang sedang berjalan menghampiri.Zzzt … zzzt … zzzt ….Listrik pun menyengat tubuhnya, membuat gangster itu kejang-kejang hingga terjatuh begitu saja.“Sialan! Apa-apan ini? Kenapa dia ….”Zzzt … zzzt … zzzt ….Suaranya tak bisa keluar semua, sebab tubuhnya keburu terkena serangan dildo bergerigi. Edward tidak memberi waktu gangster itu untuk berpikir sama sekali.“Jangan diam sa
“Apa kamu punya kata-kata terakhir, Jose?” Tanya Bianca sambil melepas lakban pada mulut Jose.Pria itu langsung memberikan tatapan ganas pada Bianca. Tak peduli ada banyak rasa takut di hatinya, ia benar-benar merasa marah pada ibu tiri Gracia itu.Pasalnya, Jose tak tahu jika Bianca sudah menyiapkan rencana jahat ini untuk waktu yang lama. Makanya dia datang ke rumah Gracia tanpa persiapan apa pun.Tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga, Bianca dengan mudah menangkap Jose, Thomas dan istrinya. Tak lama berselang, Kevin, Tomy dan Bella juga tertangkap oleh David.Alhasil, terjadilah penculikan keluarga Xander oleh Madam Sharon. Kematian pun sudah pasti akan mendatangi mereka jika situasinya terus seperti ini.Sebab itu, Jose langsung mengeluarkan permohonan begitu bisa bersuara lagi. Dia jelas takut mati di tangan Bianca.“Tolong lepaskan kami, Diana. Ha-Harta … kamu bisa mendapatkan setengah harta keluarga Xander sebagai gantinya,” tawar Jose.Bianca sontak menatapnya dengan tajam,
Dap! Dap! Dap!Edward bergerak secara hati-hati, mengendap pelan hingga akhirnya tiba di balik sebuah pohon besar yang berada tak jauh dari gerbang rumah Madam Sharon.“Sial … jumlah mereka terlalu banyak,” gumam Edward sedikit mengumpat kala melihat bawahan David yang berjumlah lumayan banyak. Dia menatap ke sekitar untuk mencari celah dari mereka.Untung saja pria itu memiliki kemampuan melihat dalam gelap yang diperolehnya dari hadiah misi sebelumnya. Kemampuan tersebut benar-benar berguna untuk menghadapi situasi saat ini, yang minim penerangan karena gerhana bulan sudah dimulai.“Master harus melumpuhkan lima orang itu lebih dulu menggunakan peluru melengkung. Benda itu bisa terbang seperti bumerang, sangat cocok jika digunakan untuk menyerang musuh dalam posisi sejajar,” saran Irene.Edward mengangguk tanpa keraguan. “Ok, ayo kita lakukan.”Setelah itu, munculah dildo berukuran lumayan panjang tapi melengkung, bentuknya tak jauh berbeda dari bumerang asli.Wusssh!Tanpa banyak m
Zzzt ... zzzt ... zzzt .... Edward mengalahkan sisa-sisa bawahan yang tersisa di dalam rumah Madam Sharon menggunakan alat getar sakti. Gerakannya yang teramat cepat dan lincah membuat musuh tidak berkutik sama sekali. Mereka pun hanya bisa kejang-kejang dalam kenikmatan tiada tara hingga akhirnya tidak sadarkan diri. "Cepatlah, Master. Madam Sharon berada di halaman belakang. Dia sudah memulai ritualnya!" seru Irene setelah Edward mengalahkan musuh terakhir. "Aku mengerti," tanggap Edward seraya berlari menuju pintu yang terhubung dengan halaman belakang. Brak! Dia lalu menghancurkan pintu tersebut menggunakan tinju One Punch. "Mati kau, penjahat!" Tanpa basa basi, Edward langsung melemparkan dildo tumpul begitu melihat sosok Bianca Sharon atau Madam Sharon. Wusssh! Melesatlah benda tumpul tapi sangat berbahaya itu, mengarah langsung ke punggung Madam Sharon yang sedang melakukan ritual di depan anggota keluarga Xander. Bang! Akan tetapi, dildo tumpul itu malah hancur tepa
Pukul 23.00 waktu setempat.“Huh … akhirnya beres juga. Aku bisa pulang sekarang,” ucap Edward mengembus nafas panjang, kini ia sudah berada di dalam mobilnya dan sedang berkendara pulang menuju kamar kost.Sebelumnya, Edward sudah menyerahkan sisa urusan di rumah Madam Sharon kepada Tuan Xander, Gracia dan pihak kepolisian. Dia tidak mau terlibat lebih jauh lagi setelah orang-orang itu datang menyusul kesana.Edward juga tidak lupa memberikan pil penyembuh kepada anggota keluarga Xander, yang masih terkubur di dalam tanah dengan kondisi tidak sadarkan diri. Setidaknya, mereka bisa pulih dengan cepat meski Madam Sharon sudah menyiksa mereka hingga sangat parah, ada banyak luka sayatan di wajah dan leher masing-masingUrusan Edward dengan keluarga Xander pun bisa dianggap selesai, makanya dia memutuskan pulang alih-alih menemani Gracia di sana. Untung saja, Edward bisa mendapatkan bensin dari mobil yang telah ditinggalkan David, sehingga mobilnya bisa menyala lagi seperti sedia kala
“E-ED!!!” seruan keluar dari mulut Jesica ketika melihat Edward. Dia spontan menutupi bagian sensitifnya. “Kamu bikin kaget saja, tahu?!”“Ma-Maaf, Je. Aku tidak sengaja,” ucap Edward, buru-buru menutup pintu lagi.‘Gila! Aku kaget beneran! Siapa sangka Jesica akan datang selarut ini?’ Batinnya masih terkejut.Jesica memang sempat terkejut ketika kepergok Edward barusan, tetapi langkah yang diambil berikutnya bisa membuat darah Edward berdesir sangat hebat.“Cepat lepas pakaianmu, Ed. Ayo kita mandi bersama,” ajak Jesica dengan suara pelan.“Ma-Mandi bersama?” Ulang Edward, takutnya sudah salah dengar.“Iya, Ed. Buruan masuk, kebetulan aku baru mau pakai sabun,” sahut Jesica.Entah apa yang terjadi saat ini, Edward benar-benar bingung dan tidak menduganya sama sekali. Dia takut semua ini hanya ilusi gara-gara efek samping sesudah menggunakan mode keperkasaan.Lagi pula, Edward harus menuntaskannya bersama pasangan untuk menghentikan mode tersebut. Lebih tepatnya, dia harus bersetubuh
Keesokan harinya.Masih di dalam kamar kost Edward.“Hmm … hmm … hmm ….”“Oh senangnya hatiku …..”“Hmm … hmm … hmm ….”“Hidupku jadi sempurna setelah bertemu kamu, Edward Lewis ....”Tampak Jesica sedang bersenandung dengan merdu di depan pantri. Dia sibuk memasak untuk sarapan Edward.Setelah melewati malam panas dengan kekasihnya, Jesica terlihat lebih cerah dan bersemangat. Makanya dia bangun lebih awal demi bisa membuat makanan. Dengan harapan, rasa cinta Edward akan tumbuh lebih banyak untuk dirinya dibanding Gracia.“Ok, nasi gorengnya sudah jadi. Sekarang tinggal telur dadar,” ucap Jesica seraya menaruh piring berisi nasi goreng di atas meja. Kemudian kembali ke depan pantri dan mulai menggoreng telur.Bahan-bahan yang digunakan wanita itu sebenarnya biasa saja, tetapi cara memasaknya bisa membuat bahan biasa itu menjadi makanan enak. Apa lagi, dia memang pandai membuat masakan pedas ciri khas negeri Tirai Bambu.“Hmm … hmm … hmm ….”Jesica mulai bersenandung lagi sambil senyu