“Apa kamu punya kata-kata terakhir, Jose?” Tanya Bianca sambil melepas lakban pada mulut Jose.Pria itu langsung memberikan tatapan ganas pada Bianca. Tak peduli ada banyak rasa takut di hatinya, ia benar-benar merasa marah pada ibu tiri Gracia itu.Pasalnya, Jose tak tahu jika Bianca sudah menyiapkan rencana jahat ini untuk waktu yang lama. Makanya dia datang ke rumah Gracia tanpa persiapan apa pun.Tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga, Bianca dengan mudah menangkap Jose, Thomas dan istrinya. Tak lama berselang, Kevin, Tomy dan Bella juga tertangkap oleh David.Alhasil, terjadilah penculikan keluarga Xander oleh Madam Sharon. Kematian pun sudah pasti akan mendatangi mereka jika situasinya terus seperti ini.Sebab itu, Jose langsung mengeluarkan permohonan begitu bisa bersuara lagi. Dia jelas takut mati di tangan Bianca.“Tolong lepaskan kami, Diana. Ha-Harta … kamu bisa mendapatkan setengah harta keluarga Xander sebagai gantinya,” tawar Jose.Bianca sontak menatapnya dengan tajam,
Dap! Dap! Dap!Edward bergerak secara hati-hati, mengendap pelan hingga akhirnya tiba di balik sebuah pohon besar yang berada tak jauh dari gerbang rumah Madam Sharon.“Sial … jumlah mereka terlalu banyak,” gumam Edward sedikit mengumpat kala melihat bawahan David yang berjumlah lumayan banyak. Dia menatap ke sekitar untuk mencari celah dari mereka.Untung saja pria itu memiliki kemampuan melihat dalam gelap yang diperolehnya dari hadiah misi sebelumnya. Kemampuan tersebut benar-benar berguna untuk menghadapi situasi saat ini, yang minim penerangan karena gerhana bulan sudah dimulai.“Master harus melumpuhkan lima orang itu lebih dulu menggunakan peluru melengkung. Benda itu bisa terbang seperti bumerang, sangat cocok jika digunakan untuk menyerang musuh dalam posisi sejajar,” saran Irene.Edward mengangguk tanpa keraguan. “Ok, ayo kita lakukan.”Setelah itu, munculah dildo berukuran lumayan panjang tapi melengkung, bentuknya tak jauh berbeda dari bumerang asli.Wusssh!Tanpa banyak m
Zzzt ... zzzt ... zzzt .... Edward mengalahkan sisa-sisa bawahan yang tersisa di dalam rumah Madam Sharon menggunakan alat getar sakti. Gerakannya yang teramat cepat dan lincah membuat musuh tidak berkutik sama sekali. Mereka pun hanya bisa kejang-kejang dalam kenikmatan tiada tara hingga akhirnya tidak sadarkan diri. "Cepatlah, Master. Madam Sharon berada di halaman belakang. Dia sudah memulai ritualnya!" seru Irene setelah Edward mengalahkan musuh terakhir. "Aku mengerti," tanggap Edward seraya berlari menuju pintu yang terhubung dengan halaman belakang. Brak! Dia lalu menghancurkan pintu tersebut menggunakan tinju One Punch. "Mati kau, penjahat!" Tanpa basa basi, Edward langsung melemparkan dildo tumpul begitu melihat sosok Bianca Sharon atau Madam Sharon. Wusssh! Melesatlah benda tumpul tapi sangat berbahaya itu, mengarah langsung ke punggung Madam Sharon yang sedang melakukan ritual di depan anggota keluarga Xander. Bang! Akan tetapi, dildo tumpul itu malah hancur tepa
Pukul 23.00 waktu setempat.“Huh … akhirnya beres juga. Aku bisa pulang sekarang,” ucap Edward mengembus nafas panjang, kini ia sudah berada di dalam mobilnya dan sedang berkendara pulang menuju kamar kost.Sebelumnya, Edward sudah menyerahkan sisa urusan di rumah Madam Sharon kepada Tuan Xander, Gracia dan pihak kepolisian. Dia tidak mau terlibat lebih jauh lagi setelah orang-orang itu datang menyusul kesana.Edward juga tidak lupa memberikan pil penyembuh kepada anggota keluarga Xander, yang masih terkubur di dalam tanah dengan kondisi tidak sadarkan diri. Setidaknya, mereka bisa pulih dengan cepat meski Madam Sharon sudah menyiksa mereka hingga sangat parah, ada banyak luka sayatan di wajah dan leher masing-masingUrusan Edward dengan keluarga Xander pun bisa dianggap selesai, makanya dia memutuskan pulang alih-alih menemani Gracia di sana. Untung saja, Edward bisa mendapatkan bensin dari mobil yang telah ditinggalkan David, sehingga mobilnya bisa menyala lagi seperti sedia kala
“E-ED!!!” seruan keluar dari mulut Jesica ketika melihat Edward. Dia spontan menutupi bagian sensitifnya. “Kamu bikin kaget saja, tahu?!”“Ma-Maaf, Je. Aku tidak sengaja,” ucap Edward, buru-buru menutup pintu lagi.‘Gila! Aku kaget beneran! Siapa sangka Jesica akan datang selarut ini?’ Batinnya masih terkejut.Jesica memang sempat terkejut ketika kepergok Edward barusan, tetapi langkah yang diambil berikutnya bisa membuat darah Edward berdesir sangat hebat.“Cepat lepas pakaianmu, Ed. Ayo kita mandi bersama,” ajak Jesica dengan suara pelan.“Ma-Mandi bersama?” Ulang Edward, takutnya sudah salah dengar.“Iya, Ed. Buruan masuk, kebetulan aku baru mau pakai sabun,” sahut Jesica.Entah apa yang terjadi saat ini, Edward benar-benar bingung dan tidak menduganya sama sekali. Dia takut semua ini hanya ilusi gara-gara efek samping sesudah menggunakan mode keperkasaan.Lagi pula, Edward harus menuntaskannya bersama pasangan untuk menghentikan mode tersebut. Lebih tepatnya, dia harus bersetubuh
Keesokan harinya.Masih di dalam kamar kost Edward.“Hmm … hmm … hmm ….”“Oh senangnya hatiku …..”“Hmm … hmm … hmm ….”“Hidupku jadi sempurna setelah bertemu kamu, Edward Lewis ....”Tampak Jesica sedang bersenandung dengan merdu di depan pantri. Dia sibuk memasak untuk sarapan Edward.Setelah melewati malam panas dengan kekasihnya, Jesica terlihat lebih cerah dan bersemangat. Makanya dia bangun lebih awal demi bisa membuat makanan. Dengan harapan, rasa cinta Edward akan tumbuh lebih banyak untuk dirinya dibanding Gracia.“Ok, nasi gorengnya sudah jadi. Sekarang tinggal telur dadar,” ucap Jesica seraya menaruh piring berisi nasi goreng di atas meja. Kemudian kembali ke depan pantri dan mulai menggoreng telur.Bahan-bahan yang digunakan wanita itu sebenarnya biasa saja, tetapi cara memasaknya bisa membuat bahan biasa itu menjadi makanan enak. Apa lagi, dia memang pandai membuat masakan pedas ciri khas negeri Tirai Bambu.“Hmm … hmm … hmm ….”Jesica mulai bersenandung lagi sambil senyu
Sekarang waktu menunjukan pukul 09:45. Di depan pintu masuk restoran El Pinto.Edward akhirnya tiba di tempat ini setelah menuntaskan semua aktivitas pagi, mulai dari mengerjakan misi harian hingga mengantar Jesica ke perusahaan. Pria itu datang lima belas menit lebih awal dari jadwal yang sudah dijanjikan. Dia sengaja melakukannya supaya bisa mengobrol sebentar dengan Derick.Lagi pula, kencan buta ini terlalu mendadak dan tidak pernah terpikirkan sama sekali. Makanya Edward perlu mencaritahu informasi lebih dulu agar tidak salah kaprah ketika kencan sudah dimulai nanti.“Yo, sobat. Kau datang lebih cepat dariku,” sapa Edward kepada Derick, yang sedang berdiri di depan pintu masuk El Pinto.Sahabat baiknya itu mengenakan pakaian sangat rapi hari ini. Baik bahu atau celana merupakan produk terkenal dan mewah di kota Noxus. Kencan buta ini sepertinya sangat penting bagi pria pecinta film kartun dari negara Sakura itu.“Ka-Kau … kenapa kau datang kemari? Di mana Edward?” Tanya Derick,
Helena Rose, Ceo berusia 35 tahun berparas sangat cantik dan memiliki tubuh indah. Memulai karir sebagai penjual parfum sejak lulus kuliah, dia akhirnya meraih kesuksesan di usia 30 tahun. Dengan ketekunan dan kerja kerasnya, dia bisa membangun perusahaan sendiri meski skalanya tidak terlalu besar. Helena menciptakan produknya sendiri yaitu Rose Gold parfum, produk yang selalu menjadi andalan perusahaannya. Pendapatan dari penjualan parfum kualitas premium itu pun bukan main, Helena bisa meraup untung bersih hingga 1 miliar dallant setiap bulannya.Hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk menjadikan Helena sebagai seorang miliarder di kota Noxus. Sehingga dia sudah sangat terkenal di kalangan para pebisnis.Hanya saja ada rumor buruk tentang Helena yang tersebar di mana-mana. Konon wanita itu masih menjaga segel perawannya hingga sekarang. Dengan alasan, karena dia tidak pernah tertarik kepada pria dan lebih menyukai wanita.Entah siapa yang pertama kali menyebar rumor buruk itu, pa