Rizka sudah meletakkan anaknya dalam box bayi. Anaknya nyaman tertidur. Rizka pun menuju dapur membawa minuman untuk mereka semua. Rizka juga gusar dan duduk di dekat Zaki. Sikap sang adik ipar yang dari tadi tidak bersahabat dan perengutan masih terus ada di wajahnya."Udah, Bang. Sekarang kamu jelaskan sama aku. Sebenarnya, apa hubungan kamu dengan kak Rizka? Kalian selingkuh? Terus Itu anak siapa? Kenapa tiba-tiba kak Rizka punya anak!" cecar Dita ingin tahu.Dita jengkel. Zaki dan juga Rizka yang terus-terusan menunda-nunda untuk menjelaskan. Apalagi yang mereka tunggu. Seharusnya Rizka juga tidak perlu membuatkan minuman. Langsung jelaskan aja. Dia juga nggak butuh minuman dari Rizka."Dita. Sekarang kita semua sudah duduk di sini dan benar kata kamu. Abang akan menjelaskan karena kita semua sudah tenang. Sebelumnya Abang mau mengatakan kalau ini adalah rumah abang bersama Kak Rizka. Untuk sementara kami memang masih mengontrak. Tapi doakan semoga ada rezeki dan kami bisa punya r
SETELAH KITA BERPISAH 36.**"Zaki, Ibu gak menyangka kalau kamu membohongi ibu. Sekarang kamu harus jelaskan Zaki di depan ibu. Kamu harus menjelaskan kepada Ibu kenapa kamu menikahi Rizka? Tentu Ibu nggak akan tinggal diam karena Rizka sudah menghancurkan Hans!"Bu Nining marah-marah ke Zaki setelah kejadian Dita mengetahui pernikahan Zaki dan Rizka. Tentu saja Dita juga memberitahu kalau Zaki sudah memiliki anak balita.Wanita paruh baya itu murka. Tidak terima. Berpikir kalau Rahman adalah anak Zaki yang disembunyikan. Kalau begitu sama saja Zaki seperti Hans yang berzina dengan Rizka tapi Rizka seolah-olah menjadi wanita yang paling baik, paling suci sedunia. Menyangkal perzinahan. Padahal dia sendiri juga melakukan hal yang sama. Bu Nining menganggap Rizka juga sama busuknya. Wajib di cambuk dan di permalukan kalau perlu."Iya, Bu. Zaki akan jelaskan sejelas-jelasnya ke ibu dan Zaki juga mohon maaf sebesar-besarnya, kalau Zaki menikahi Rizka dan minta restu, Ibu tidak akan menye
Bagaimanapun ibu mertua tidak menyetujui pernikahan mereka Jadi kalau Zaki sampai meninggalkannya Rizka. Zaki tidak akan kembali lagi dan sekarang tentu Rizka merasa takut. Dia sudah mencintai sang suami dan ingin bersama suaminya."Bang. aku ingin ikut bersamamu dan kita jelaskan sama-sama ke ibu. Apapun yang terjadi aku nggak mau kehilangan kamu, Bang. Kita harus menghadapi bersama dan aku ingin terus besar dari sisimu.""Kamu yakin, Sayang?" tanya Zaki."Iya, Bang. Gimanapun kita harus bertemu dengan Bang Hans. Aku juga nggak peduli yang penting aku bersamamu."Zaki mengambil kepala Rizka dan dia semakin mencintai Rizka. Dia juga tidak akan menceraikan Rizka. Apapun yang dikatakan orang tuanya maka Zaki akan mengambil jalan terbaik.Dia yakin ada jalan keluar yang terbaik untuk pernikahan mereka jika saja Hans menikah dengan Delia diterima maka Zaki juga harus diterima menikah dengan Rizka.Rizka memberitahukan kepada keluarganya kalau dia akan menemui Ibu mertuanya di kampung. Ten
SETELAH KITA BERPISAH 37.**Belum selesai Zaki mengatakan permohonan maaf secara lengkap. Bu Nining sudah lebih dulu menyela ucapannya dengan menyuruh Zaki menceraikan Rizka.Rizka memeluk putranya yang tertidur lelap dan tidak tahu keadaan sekitar. Sementara Zaki terus menggenggam tangan Rizka dan memberitahu semuanya kalau dia tidak bisa untuk melepaskan sang istri.Apa yang mereka lakukan justru membuat Hans muak. Lelaki itu, mantan suami Rizka semakin membenci mantan istrinya. Dulu gara-gara Rizka jabatan Hans diturunkan.Rizka membuat malu di depan semua orang dan dia dicambuk. Tapi melihat kelakuan Rizka yang membawa anak. Hans marah, padahal dulu Hans berpikir Rizka perempuan mandul.Bisa-bisanya dia punya anak dengan Zaki. Apalagi mereka menikah sembunyi-sembunyi. Mungkin tidak lama bercerai dari Hans, Rizka menikahi Zaki dan mereka punya anak. Atau mungkin mereka berzina dan itu anak haram. Pikiran Hans berkelana dengan rasa benci hadir begitu saja melihat Rizka bersama anak
"Cukup, Bu. Riska sudah menderita banyak akibat perbuatan Hans. Jangan lagi Ibu tambah bebannya. Jika memang Ibu tidak menyukainya. Kami akan pergi dari sini. Semoga suatu hari pikiran ibu terbuka. Ibu akan tahu yang mana yang benar dan mana yang salah. Ibu akan tahu seperti apa kebenaran yang sesungguhnya dan Zaki takut ketika ibu mengetahui ibu akan menyesal."Zaki menarik tangan Rizka pergi begitu saja. Saat Zaki membawanya kebetulan Rahman terbangun dan menangis. Rizka menimang anaknya supaya diam dan terlelap kembali.Dia melihat kebelakang sebelum keluar dari rumah itu. Rizka menatap Ibu, Dita, Hans yang memandangnya penuh kebencian. Rizka hanya menghela napas panjang dengan perasaan yang terlalu sakit.**Untuk sementara ketika berada di kampung, Rizka, Zaki serta anaknya tinggal di Hotel. Mereka juga segera memutuskan pulang. Zaki sudah menjelaskan sedemikian rupa ke ibunya tentang pernikahannya. Namun ibunya tidak menyetujui dan masih berkeras hati untuk memisahkan mereka. Y
SETELAH KITA BERPISAH 38.**Mata Hans berkilat marah melihat bayi yang sedang tertidur lelap dalam ayunan. Rasa benci membuncah begitu saja teringat kalau bayi ini adalah hasil perzinahan antara Rizka dan juga Zaki. Padahal tanpa dia tau kalau Rahman anak kandungnya sendiri.Ternyata bukan dia saja yang melakukan perbuatan tercela. Rizka juga melakukannya. Namun, dia sangat pintar berkamuflase dan bersembunyi. Hans yang harus menanggung malu menanggung derita dicibir oleh semua orang.Lelaki itu mengangkat begitu saja tubuh ringan bayi dan dalam sekejap Rahman sudah dalam gendongannya. Tatapannya sangat tajam menatap bayi itu yang sangat damai dalam tidurnya."Kamu adalah anak yang tak di harapkan!" katanya berbisik.Mata Hans melirik ke kanan dan ke kiri. Lelaki itu tidak menemukan siapapun di sini. Hans harus segera membawa bayi ini. Dia juga tidak punya rencana lebih lanjut tetapi yang penting dia membawa saja bayi itu, dia merasa benci sebenci-bencinya pada kehidupan Rizka yang s
Hingga akhirnya mereka sampai di rumah kontrakan Hans. Setelah menikah dengan Delia. Hans mengontrak rumah dengan perempuan pilihannya itu.Ngontrak di rumah yang sederhana karena pernikahan mereka juga tidak disetujui oleh orang tua Hans. Jadi mereka harus hidup seadanya dengan mengandalkan gaji mereka berdua sebagai PNS yang jabatannya sudah di turunkan.Dengan rasa malas dan juga gusar. Dita menggendong bayi enam bulan itu. Tiba-tiba bayi itu menangis kejer dalam gendongan Dita."Haduh, diam kamu. Diam!" kata Dita.Karena dibentak-bentak Dita, bayi itu bukan diam tapi semakin menangis. Rahman menangis, dia haus ingin minum susu. Rizka memberikan ASI eksklusif ke anaknya. Dan di usia 6 bulan ini Rahman juga sudah waktunya makan secara pelan-pelan. Dia lapar ingin makan dan ingin meminum susu.Rahman sangat rewel. Dita terus membawa Rahman masuk ke rumahnya Hans. Hans pusing ketika bayi itu nggak berarti menangis. Dia benar-benar muak mendengar tangisannya."Diam kamu anak se-tan!" b
SETELAH KITA BERPISAH 39.**"Kok kamu malah nggak ngejawab pertanyaan aku sih Bang! Tiba-tiba kamu datang kemari dan ada bayi. Bayi ini bayi siapa?!"Delia mendengkus kesal karena Hans tidak mau menjawab pertanyaannya malah bertanya tentang hal lain."Udah berani kamu sekarang sama aku ya Delia. Sekarang kamu udah berani bermain api di belakangku. Kamu sama sekali nggak menghargai aku malah diantar dan dijemput sama laki-laki. Di mana harga diri kamu sebagai perempuan!""Ngaco kamu kalau ngomong. Aku cuma diantar temanku. Lagi pula kendaraan kita udah nggak ada lagi dan aku harus naik bis serta jalan kaki ke mana-mana. Nggak ada salahnya kan kalau aku diantar sama temanku." Delia berkilah dengan cibiran sambil menatap kesal bayi yang tak berhenti menangis."Kita masih punya sepeda motor kamu bisa pakai kemana-mana gimana sih kamu!" seru Hans garang."Kamu suruh aku naik motor sementara Kamu naik mobil. Kamu benar-benar egois ya Bang. Nyesal aku nikah sama kamu!" kata Delia sengit.Su