Bagaimanapun ibu mertua tidak menyetujui pernikahan mereka Jadi kalau Zaki sampai meninggalkannya Rizka. Zaki tidak akan kembali lagi dan sekarang tentu Rizka merasa takut. Dia sudah mencintai sang suami dan ingin bersama suaminya."Bang. aku ingin ikut bersamamu dan kita jelaskan sama-sama ke ibu. Apapun yang terjadi aku nggak mau kehilangan kamu, Bang. Kita harus menghadapi bersama dan aku ingin terus besar dari sisimu.""Kamu yakin, Sayang?" tanya Zaki."Iya, Bang. Gimanapun kita harus bertemu dengan Bang Hans. Aku juga nggak peduli yang penting aku bersamamu."Zaki mengambil kepala Rizka dan dia semakin mencintai Rizka. Dia juga tidak akan menceraikan Rizka. Apapun yang dikatakan orang tuanya maka Zaki akan mengambil jalan terbaik.Dia yakin ada jalan keluar yang terbaik untuk pernikahan mereka jika saja Hans menikah dengan Delia diterima maka Zaki juga harus diterima menikah dengan Rizka.Rizka memberitahukan kepada keluarganya kalau dia akan menemui Ibu mertuanya di kampung. Ten
SETELAH KITA BERPISAH 37.**Belum selesai Zaki mengatakan permohonan maaf secara lengkap. Bu Nining sudah lebih dulu menyela ucapannya dengan menyuruh Zaki menceraikan Rizka.Rizka memeluk putranya yang tertidur lelap dan tidak tahu keadaan sekitar. Sementara Zaki terus menggenggam tangan Rizka dan memberitahu semuanya kalau dia tidak bisa untuk melepaskan sang istri.Apa yang mereka lakukan justru membuat Hans muak. Lelaki itu, mantan suami Rizka semakin membenci mantan istrinya. Dulu gara-gara Rizka jabatan Hans diturunkan.Rizka membuat malu di depan semua orang dan dia dicambuk. Tapi melihat kelakuan Rizka yang membawa anak. Hans marah, padahal dulu Hans berpikir Rizka perempuan mandul.Bisa-bisanya dia punya anak dengan Zaki. Apalagi mereka menikah sembunyi-sembunyi. Mungkin tidak lama bercerai dari Hans, Rizka menikahi Zaki dan mereka punya anak. Atau mungkin mereka berzina dan itu anak haram. Pikiran Hans berkelana dengan rasa benci hadir begitu saja melihat Rizka bersama anak
"Cukup, Bu. Riska sudah menderita banyak akibat perbuatan Hans. Jangan lagi Ibu tambah bebannya. Jika memang Ibu tidak menyukainya. Kami akan pergi dari sini. Semoga suatu hari pikiran ibu terbuka. Ibu akan tahu yang mana yang benar dan mana yang salah. Ibu akan tahu seperti apa kebenaran yang sesungguhnya dan Zaki takut ketika ibu mengetahui ibu akan menyesal."Zaki menarik tangan Rizka pergi begitu saja. Saat Zaki membawanya kebetulan Rahman terbangun dan menangis. Rizka menimang anaknya supaya diam dan terlelap kembali.Dia melihat kebelakang sebelum keluar dari rumah itu. Rizka menatap Ibu, Dita, Hans yang memandangnya penuh kebencian. Rizka hanya menghela napas panjang dengan perasaan yang terlalu sakit.**Untuk sementara ketika berada di kampung, Rizka, Zaki serta anaknya tinggal di Hotel. Mereka juga segera memutuskan pulang. Zaki sudah menjelaskan sedemikian rupa ke ibunya tentang pernikahannya. Namun ibunya tidak menyetujui dan masih berkeras hati untuk memisahkan mereka. Y
SETELAH KITA BERPISAH 38.**Mata Hans berkilat marah melihat bayi yang sedang tertidur lelap dalam ayunan. Rasa benci membuncah begitu saja teringat kalau bayi ini adalah hasil perzinahan antara Rizka dan juga Zaki. Padahal tanpa dia tau kalau Rahman anak kandungnya sendiri.Ternyata bukan dia saja yang melakukan perbuatan tercela. Rizka juga melakukannya. Namun, dia sangat pintar berkamuflase dan bersembunyi. Hans yang harus menanggung malu menanggung derita dicibir oleh semua orang.Lelaki itu mengangkat begitu saja tubuh ringan bayi dan dalam sekejap Rahman sudah dalam gendongannya. Tatapannya sangat tajam menatap bayi itu yang sangat damai dalam tidurnya."Kamu adalah anak yang tak di harapkan!" katanya berbisik.Mata Hans melirik ke kanan dan ke kiri. Lelaki itu tidak menemukan siapapun di sini. Hans harus segera membawa bayi ini. Dia juga tidak punya rencana lebih lanjut tetapi yang penting dia membawa saja bayi itu, dia merasa benci sebenci-bencinya pada kehidupan Rizka yang s
Hingga akhirnya mereka sampai di rumah kontrakan Hans. Setelah menikah dengan Delia. Hans mengontrak rumah dengan perempuan pilihannya itu.Ngontrak di rumah yang sederhana karena pernikahan mereka juga tidak disetujui oleh orang tua Hans. Jadi mereka harus hidup seadanya dengan mengandalkan gaji mereka berdua sebagai PNS yang jabatannya sudah di turunkan.Dengan rasa malas dan juga gusar. Dita menggendong bayi enam bulan itu. Tiba-tiba bayi itu menangis kejer dalam gendongan Dita."Haduh, diam kamu. Diam!" kata Dita.Karena dibentak-bentak Dita, bayi itu bukan diam tapi semakin menangis. Rahman menangis, dia haus ingin minum susu. Rizka memberikan ASI eksklusif ke anaknya. Dan di usia 6 bulan ini Rahman juga sudah waktunya makan secara pelan-pelan. Dia lapar ingin makan dan ingin meminum susu.Rahman sangat rewel. Dita terus membawa Rahman masuk ke rumahnya Hans. Hans pusing ketika bayi itu nggak berarti menangis. Dia benar-benar muak mendengar tangisannya."Diam kamu anak se-tan!" b
SETELAH KITA BERPISAH 39.**"Kok kamu malah nggak ngejawab pertanyaan aku sih Bang! Tiba-tiba kamu datang kemari dan ada bayi. Bayi ini bayi siapa?!"Delia mendengkus kesal karena Hans tidak mau menjawab pertanyaannya malah bertanya tentang hal lain."Udah berani kamu sekarang sama aku ya Delia. Sekarang kamu udah berani bermain api di belakangku. Kamu sama sekali nggak menghargai aku malah diantar dan dijemput sama laki-laki. Di mana harga diri kamu sebagai perempuan!""Ngaco kamu kalau ngomong. Aku cuma diantar temanku. Lagi pula kendaraan kita udah nggak ada lagi dan aku harus naik bis serta jalan kaki ke mana-mana. Nggak ada salahnya kan kalau aku diantar sama temanku." Delia berkilah dengan cibiran sambil menatap kesal bayi yang tak berhenti menangis."Kita masih punya sepeda motor kamu bisa pakai kemana-mana gimana sih kamu!" seru Hans garang."Kamu suruh aku naik motor sementara Kamu naik mobil. Kamu benar-benar egois ya Bang. Nyesal aku nikah sama kamu!" kata Delia sengit.Su
Hans mengacak rambutnya frustrasi sambil memanggil Dita dan berharap adiknya itu mau mengurus Rahman. Sekarang karena dia sedang terlibat pertengkaran dengan Delia, istrinya. Hans juga nggak tahu apa yang sedang dilakukannya. Dia mengambil begitu saja Rahman tetapi kehidupan pribadinya juga sedang berantakan dengan Delia. Menculik Rahman sama sekali enggak ada dalam rencananya.Sementara itu, Delia juga kaget dengan perkataan yang keluar dari bibir adik iparnya yang mengatakan kalau bayi yang ada di lantai itu, yang sedang menangis dan meraung-raung, bayi yang membuat kepala Delia sakit mendengarkan tangisannya adalah bayinya Rizka, mantan istri Hans."Bang, ternyata Itu bayinya Rizka. Kenapa kamu bawa bayi ini kemari. Apa urusan kamu mengurusi bayi ini? Apa yang kamu inginkan dari bayi ini. Kamu nuduh aku yang tidak berdasar sementara kamu sendiri masih belum move on dari Rizka sampai kamu harus mengambil bayinya!" kata Delia benci ke Hans."Diam kamu! Sekarang hidupku udah berantak
SETELAH KITA BERPISAH 40.**Dengan langkah cepat, Rizka segera mendatangi rumah Hans. Hatinya bergemuruh dan perasaannya hancur. Sudah tidak karuan lagi, mendengar suara tangisan bayinya. Apa yang diperbuat Hans kepada bayinya membuat hati Rizka teriris. Apakah bayinya baik-baik saja?Rizka berlari ingin menyelamatkan anaknya. Pasti anaknya sangat ketakutan di bawah perlakuan kasar Hans."Bang Hans, Apa yang kamu lakukan kepada anakku?! Dasar manusia durjana kamu. Bayi yang ada di tangan kamu itu manusia!"Rizka berlari dengan cepat mengambil bayinya.Hans terperangah setelah tiba-tiba melihat Rizka ada di depan rumah kontrakannya dan begitu saja mengambil bayinya. Padahal Hans ingin membuat bayi itu tidak menangis lagi sampai kapanpun. Melenyapkannya begitu saja. Begitulah keinginannya, kebencian yang mendalam pada orang-orang yang sudah memojokkannya. Rizka salah satu manusia yang paling di bencinya serta bayinya juga. Hans juga terkejut ketika bayi itu sudah di tangan Rizka. Wa