SETELAH KITA BERPISAH 39.**"Kok kamu malah nggak ngejawab pertanyaan aku sih Bang! Tiba-tiba kamu datang kemari dan ada bayi. Bayi ini bayi siapa?!"Delia mendengkus kesal karena Hans tidak mau menjawab pertanyaannya malah bertanya tentang hal lain."Udah berani kamu sekarang sama aku ya Delia. Sekarang kamu udah berani bermain api di belakangku. Kamu sama sekali nggak menghargai aku malah diantar dan dijemput sama laki-laki. Di mana harga diri kamu sebagai perempuan!""Ngaco kamu kalau ngomong. Aku cuma diantar temanku. Lagi pula kendaraan kita udah nggak ada lagi dan aku harus naik bis serta jalan kaki ke mana-mana. Nggak ada salahnya kan kalau aku diantar sama temanku." Delia berkilah dengan cibiran sambil menatap kesal bayi yang tak berhenti menangis."Kita masih punya sepeda motor kamu bisa pakai kemana-mana gimana sih kamu!" seru Hans garang."Kamu suruh aku naik motor sementara Kamu naik mobil. Kamu benar-benar egois ya Bang. Nyesal aku nikah sama kamu!" kata Delia sengit.Su
Hans mengacak rambutnya frustrasi sambil memanggil Dita dan berharap adiknya itu mau mengurus Rahman. Sekarang karena dia sedang terlibat pertengkaran dengan Delia, istrinya. Hans juga nggak tahu apa yang sedang dilakukannya. Dia mengambil begitu saja Rahman tetapi kehidupan pribadinya juga sedang berantakan dengan Delia. Menculik Rahman sama sekali enggak ada dalam rencananya.Sementara itu, Delia juga kaget dengan perkataan yang keluar dari bibir adik iparnya yang mengatakan kalau bayi yang ada di lantai itu, yang sedang menangis dan meraung-raung, bayi yang membuat kepala Delia sakit mendengarkan tangisannya adalah bayinya Rizka, mantan istri Hans."Bang, ternyata Itu bayinya Rizka. Kenapa kamu bawa bayi ini kemari. Apa urusan kamu mengurusi bayi ini? Apa yang kamu inginkan dari bayi ini. Kamu nuduh aku yang tidak berdasar sementara kamu sendiri masih belum move on dari Rizka sampai kamu harus mengambil bayinya!" kata Delia benci ke Hans."Diam kamu! Sekarang hidupku udah berantak
SETELAH KITA BERPISAH 40.**Dengan langkah cepat, Rizka segera mendatangi rumah Hans. Hatinya bergemuruh dan perasaannya hancur. Sudah tidak karuan lagi, mendengar suara tangisan bayinya. Apa yang diperbuat Hans kepada bayinya membuat hati Rizka teriris. Apakah bayinya baik-baik saja?Rizka berlari ingin menyelamatkan anaknya. Pasti anaknya sangat ketakutan di bawah perlakuan kasar Hans."Bang Hans, Apa yang kamu lakukan kepada anakku?! Dasar manusia durjana kamu. Bayi yang ada di tangan kamu itu manusia!"Rizka berlari dengan cepat mengambil bayinya.Hans terperangah setelah tiba-tiba melihat Rizka ada di depan rumah kontrakannya dan begitu saja mengambil bayinya. Padahal Hans ingin membuat bayi itu tidak menangis lagi sampai kapanpun. Melenyapkannya begitu saja. Begitulah keinginannya, kebencian yang mendalam pada orang-orang yang sudah memojokkannya. Rizka salah satu manusia yang paling di bencinya serta bayinya juga. Hans juga terkejut ketika bayi itu sudah di tangan Rizka. Wa
Saat Zaki sampai. Dia juga kaget melihat sikap Hans yang mengerikan dan mau menang sendiri. Apalagi dia melihat penampilan Rizka yang sudah tak karuan dengan hijab yang sudah diacak-acak serta ada darah yang mengalir lewat bibirnya."Hans ... Brengsek kamu! Apa yang kamu perbuat kepada istriku. Laki laki brengsek kamu! Kamu cuma beraninya sama perempuan!"Sambil mengatakan itu, emosi Zaki memuncak. Dia mendekati Hans dan memukul adik kandungnya tersebut dengan pukulan yang sangat kuat hingga Hans tersungkur begitu saja.Rizka segera menjauh dari Hans dan menenangkan bayi yang tidak berhenti-berhenti menangis. Rizka begitu takut terjadi apa-apa dengan anaknya. Rizka mencoba sekuat tenaga untuk menenangkan bayinya.Dia menyusui bayinya agar bayinya lebih tenang tetapi tetap saja Rahman merasa ketakutan. Riska bingung kenapa ini terjadi kepada dirinya dan bayinya? Rizka menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga bayinya dengan baik. Saat ada di toko, dia malah pergi ke kamar mandi
Setelah kita berpisah 41.**Hans melotot mendengar ucapan Rizka. Dia tidak mempercayai ucapan yang keluar dari bibir Rizka. Bagaimana mungkin Rizka mengatakan kalau Rahman bayi yang diculiknya serta dianiayanya adalah putranya.Mereka dulu menikah setahun dan belum memiliki anak. Hans menduga kalau Rizka mandul, serta pikirannya Rizka nggak mungkin bisa punya anak. Namun, dia terkaget ketika benar-benar mendengar kalau Rahman adalah putranya."Rizka maksudmu apa?" tanya Hans.Riska menatap mantan suaminya dengan penuh kebencian. Anaknya yang menjerit-jerit serta tidak mau menyusu membuat wanita itu semakin merasa bimbang. Dia tidak akan pernah memaafkan perbuatan Hans yang sudah Di luar batas."Aku tidak akan mengulang ucapanku untuk kedua kalinya. Kalau kamu punya otak pasti kamu bakal mencerna apa yang ku katakan. Kamu dengar ya, Bang. Perbuatan kamu ini udah keterlaluan. Aku nggak akan membiarkan perbuatan kamu ini berhenti begitu saja. Semuanya akan diproses sesuai dengan hukum y
Mata Rizka membola melihat mantan suaminya serta Ibu mertuanya akan segera mendatanginya. Wajah Rizka berubah ketus dengan amarah yang memuncak. Dia ingin sekali mencakar-cakar Hans yang sudah membuat anaknya trauma. Gara-gara Hans anaknya harus dirawat intensif di rumah sakit.Bayinya mengalami beberapa kekerasan yang menyebabkan ketakutan luar biasa sehingga benar-benar harus dilakukan perawatan kondusif agar bayinya tidak trauma lagi dan bisa kembali sehat."Rizka ..."Suara bariton itu memanggilnya tetapi Rizka sangat jijik mendengarnya."Pergi dari sini! Apa yang kamu inginkan? Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja, Bang."Rizka sedikit berteriak karena dia tidak suka dengan kehadiran Hans serta Ibu mertua yang tidak bersikap bersahabat."Aku datang hanya mau tanya dan tau kebenaran tantang bayi itu. Kamu sengaja mau mempermainkan aku?!" Hans berkata garang."Pergi kamu dari sini! Untuk apa kamu tahu kebenaran. Aku sudah mengatakannya tadi dan aku tidak akan mengulang per
SETELAH KITA BERPISAH 42.**Netra Hans melotot ketika melihat lelaki berseragam mengejar dirinya. Spontan dia berlari. Seharusnya jika tidak bersalah, Hans tidak perlu takut. Tetapi dia tahu kalau dia salah. Hans salah sudah melakukan kekerasan ke seorang bayi dan dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.Polisi pun bergerak cepat untuk mengamankan Hans. Akhirnya dibantu juga oleh warga. Hans bisa ditangkap untuk dibawa ke kantor Polisi serta dimintai keterangan."Saya nggak bersalah, Pak. Kenapa Bapak harus menangkap saya?!" katanya berdalih."Kami punya surat penangkapan Bapak karena Bapak dilaporkan sudah melakukan tindak kekerasan. Persoalan kekerasan ini bukan persoalan kejahatan biasa jadi harus segera diadili secepatnya!"Hans masih berusaha melepaskan diri tapi apa daya. Dia sudah tertangkap, dia harus dipenjara lagi. Trauma itu masih tersisa ketika dia di penjara di rumah tahanan wilayatul hisbah. Sekarang mungkin dia akan dipenjara dengan penjara sebenarnya bukan penja
Perlahan kepala Rizka mengangguk pertanda dia setuju untuk pergi ke rumah ibu mertua. Zaki merasa lega, dia tahu Rizka adalah wanita yang patuh. Zaki mengelus pundak istrinya dengan rasa sayang agar Rizka jauh lebih tenang menghadapi segala persoalan di rumahnya nanti.**Dengan perasaan yang bergejolak. Rizka menekan perasaan malasnya. Seharusnya mereka yang datang menjumpai Rahman yang sedang sakit tetapi justru keegoisan keluarga Hans menuntun Rizka untuk datang juga ke rumah Ibu mertuanya. Entah masalah apa yang akan dibicarakan mereka."Assalamualaikum."Zaki mengucapkan salam ke semuanya. Di jawab oleh Bapaknya. Sekarang semuanya sudah berkumpul. Di sana Ibu, Bapaknya, adiknya, Dita, Zaki Rizka dan juga Rahman yang sudah jauh lebih tenang dan kesehatannya juga lebih membaik.Yang tidak ada di sana hanya Hans karena Hans sudah ditangkap polisi seminggu yang lalu dan kasusnya tetap bergulir.Dengan perasaan yang tidak nyaman Rizka penduduk di samping Zaki dan akan mendengarkan apa