Saat Zaki sampai. Dia juga kaget melihat sikap Hans yang mengerikan dan mau menang sendiri. Apalagi dia melihat penampilan Rizka yang sudah tak karuan dengan hijab yang sudah diacak-acak serta ada darah yang mengalir lewat bibirnya."Hans ... Brengsek kamu! Apa yang kamu perbuat kepada istriku. Laki laki brengsek kamu! Kamu cuma beraninya sama perempuan!"Sambil mengatakan itu, emosi Zaki memuncak. Dia mendekati Hans dan memukul adik kandungnya tersebut dengan pukulan yang sangat kuat hingga Hans tersungkur begitu saja.Rizka segera menjauh dari Hans dan menenangkan bayi yang tidak berhenti-berhenti menangis. Rizka begitu takut terjadi apa-apa dengan anaknya. Rizka mencoba sekuat tenaga untuk menenangkan bayinya.Dia menyusui bayinya agar bayinya lebih tenang tetapi tetap saja Rahman merasa ketakutan. Riska bingung kenapa ini terjadi kepada dirinya dan bayinya? Rizka menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga bayinya dengan baik. Saat ada di toko, dia malah pergi ke kamar mandi
Setelah kita berpisah 41.**Hans melotot mendengar ucapan Rizka. Dia tidak mempercayai ucapan yang keluar dari bibir Rizka. Bagaimana mungkin Rizka mengatakan kalau Rahman bayi yang diculiknya serta dianiayanya adalah putranya.Mereka dulu menikah setahun dan belum memiliki anak. Hans menduga kalau Rizka mandul, serta pikirannya Rizka nggak mungkin bisa punya anak. Namun, dia terkaget ketika benar-benar mendengar kalau Rahman adalah putranya."Rizka maksudmu apa?" tanya Hans.Riska menatap mantan suaminya dengan penuh kebencian. Anaknya yang menjerit-jerit serta tidak mau menyusu membuat wanita itu semakin merasa bimbang. Dia tidak akan pernah memaafkan perbuatan Hans yang sudah Di luar batas."Aku tidak akan mengulang ucapanku untuk kedua kalinya. Kalau kamu punya otak pasti kamu bakal mencerna apa yang ku katakan. Kamu dengar ya, Bang. Perbuatan kamu ini udah keterlaluan. Aku nggak akan membiarkan perbuatan kamu ini berhenti begitu saja. Semuanya akan diproses sesuai dengan hukum y
Mata Rizka membola melihat mantan suaminya serta Ibu mertuanya akan segera mendatanginya. Wajah Rizka berubah ketus dengan amarah yang memuncak. Dia ingin sekali mencakar-cakar Hans yang sudah membuat anaknya trauma. Gara-gara Hans anaknya harus dirawat intensif di rumah sakit.Bayinya mengalami beberapa kekerasan yang menyebabkan ketakutan luar biasa sehingga benar-benar harus dilakukan perawatan kondusif agar bayinya tidak trauma lagi dan bisa kembali sehat."Rizka ..."Suara bariton itu memanggilnya tetapi Rizka sangat jijik mendengarnya."Pergi dari sini! Apa yang kamu inginkan? Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja, Bang."Rizka sedikit berteriak karena dia tidak suka dengan kehadiran Hans serta Ibu mertua yang tidak bersikap bersahabat."Aku datang hanya mau tanya dan tau kebenaran tantang bayi itu. Kamu sengaja mau mempermainkan aku?!" Hans berkata garang."Pergi kamu dari sini! Untuk apa kamu tahu kebenaran. Aku sudah mengatakannya tadi dan aku tidak akan mengulang per
SETELAH KITA BERPISAH 42.**Netra Hans melotot ketika melihat lelaki berseragam mengejar dirinya. Spontan dia berlari. Seharusnya jika tidak bersalah, Hans tidak perlu takut. Tetapi dia tahu kalau dia salah. Hans salah sudah melakukan kekerasan ke seorang bayi dan dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.Polisi pun bergerak cepat untuk mengamankan Hans. Akhirnya dibantu juga oleh warga. Hans bisa ditangkap untuk dibawa ke kantor Polisi serta dimintai keterangan."Saya nggak bersalah, Pak. Kenapa Bapak harus menangkap saya?!" katanya berdalih."Kami punya surat penangkapan Bapak karena Bapak dilaporkan sudah melakukan tindak kekerasan. Persoalan kekerasan ini bukan persoalan kejahatan biasa jadi harus segera diadili secepatnya!"Hans masih berusaha melepaskan diri tapi apa daya. Dia sudah tertangkap, dia harus dipenjara lagi. Trauma itu masih tersisa ketika dia di penjara di rumah tahanan wilayatul hisbah. Sekarang mungkin dia akan dipenjara dengan penjara sebenarnya bukan penja
Perlahan kepala Rizka mengangguk pertanda dia setuju untuk pergi ke rumah ibu mertua. Zaki merasa lega, dia tahu Rizka adalah wanita yang patuh. Zaki mengelus pundak istrinya dengan rasa sayang agar Rizka jauh lebih tenang menghadapi segala persoalan di rumahnya nanti.**Dengan perasaan yang bergejolak. Rizka menekan perasaan malasnya. Seharusnya mereka yang datang menjumpai Rahman yang sedang sakit tetapi justru keegoisan keluarga Hans menuntun Rizka untuk datang juga ke rumah Ibu mertuanya. Entah masalah apa yang akan dibicarakan mereka."Assalamualaikum."Zaki mengucapkan salam ke semuanya. Di jawab oleh Bapaknya. Sekarang semuanya sudah berkumpul. Di sana Ibu, Bapaknya, adiknya, Dita, Zaki Rizka dan juga Rahman yang sudah jauh lebih tenang dan kesehatannya juga lebih membaik.Yang tidak ada di sana hanya Hans karena Hans sudah ditangkap polisi seminggu yang lalu dan kasusnya tetap bergulir.Dengan perasaan yang tidak nyaman Rizka penduduk di samping Zaki dan akan mendengarkan apa
[Bang, apa istrimu gak tahu tentang hubungan kita. Aku sebenarnya ada ketakutan sendiri. Bagaimana kalau hubungan kita ketahuan istrimu dan juga suamiku.][Sabar, Sayang. Semoga hubungan kita masih berjalan dengan baik. Kita harus terus menutupi ini dari mereka. Nggak tahu sampai kapan. Namun, aku berusaha agar kita terus sama-sama nyaman.][Kenapa susah banget buat kita untuk jujur sama pasangan kita masing-masing kalau sebenarnya kita saling mencintai. Sampai kita harus melakukan ini, Bang?][Sabar, Sayang. Belum waktunya. Suatu saat kita pasti akan jujur dengan pasangan kita kalau kita berdua saling mencintai. Pasti ada jalan untuk kita bisa bersama.][Kamu mulai dong, Bang. Kamu ceraikan dulu istrimu. Sekarang kamu lagi apa? Kamu pasti tidur sama istrimu? Kamu jujur gak sih berkata kalau cantikan aku daripada istrimu.][Sabar, Delia. Abang sedang cari waktu. Lagian sudah setahun berumah tangga dengan Rizka kami belum punya anak. Abang yakin kalau sama kamu kita bakal punya anak. K
PoV Rizka.Aku merasa udah nggak tahan lagi karena mobil yang terparkir itu bergoyang. Aku sudah tidak bisa menunggu lagi hatiku hancur dan sakit melihat secara terang-terangan pengkhianatan yang mereka lakukan. Setelah ini aku tidak akan menyesal apabila penjelasan Mila tadi seperti itu kalau aku harus siap jika Bang Hans di permalukan saat dicambuk."Buka, Bang. Kalau gak ku hancurkan kaca mobilmu!" sentakku marah.Aku saat itu turun saja karena aku tahu beberapa saat lagi tim yang menggerebek Bang Hans akan datang. Mereka akan di permalukan. Tetapi, Bang Hans sama sekali tidak mempedulikan apa yang aku katakan. Dia tetap tidak mendengarkan aku. Bahkan dia ingin melajukan mobilnya tetapi aku tidak hilang akal. Aku mengambil batu besar dan hendak memecahkan kaca mobilnya. biar saja mobilnya itu rusak. Ini tidak sebanding dengan pengkhianatan yang sudah dilakukannya.Entah sudah berapa kali dia bermain api di belakangku. Entah sudah berapa kali dia menghianati aku seperti itu. Sengaja
PoV RizkaWajah Bang Hans benar-benar pias karena petugas mengatakan menemukan bungkus kon--dom dan juga kon--dom bekas pakai. Nggak salah lagi merekalah yang tadi melakukan hubungan terlarang di mobil bergoyang itu. Saat itu hatiku bagaikan dihantam balok kayu. Walaupun aku tahu mereka itu sudah berbuat zina dalam mobil. Namun, tetap saja barang bukti membuat diriku terguncang karena aku tidak menyangka pengkhianatan yang bertubi-tubi seperti ini kurasakan dalam Rumah tanggaku."Bapak gak bisa mengelak lagi. Bapak harus segera kami bawa ke kantor untuk dimintai keterangan. Bapak dan Ibu mari ikut kami ke kantor. Kami akan meminta keterangan dari kalian berdua atas laporan ini karena ini bukan pelaporan main-main. Ini harus ditindak lanjuti."Petugas itu dengan sigap menyuruh Bang Hans masuk ke dalam mobil. Petugas juga yang akan membawa mereka ke kantor Polisi Syariat. Di sana mereka akan dimintai keterangan atas apa yang telah mereka lakukan. Mungkin saja mereka terkena Qanun dan ak