Beranda / Pendekar / SERULING SAKTI SANG NAGA / 141. MENEMUI JENDERAL XIAO GANG

Share

141. MENEMUI JENDERAL XIAO GANG

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-06 00:01:21

Malam telah larut, bahkan bulan di langit pun seperti enggan bersinar, meredup tertutup awan hitam. Namun di kediaman Jenderal Xiao Gang, sang Jenderal masih terjaga di kamar tidurnya. Akhir-akhir ini, ia mengalami insomnia. Kalaupun bisa tertidur, selang beberapa menit ia pasti akan terbangun karena mimpi buruk.

Lelah berperang dengan rasa kantuk yang tak kunjung tiba, Jenderal Xiao Gang memutuskan membuka jendela kamar dan melihat keluar. Kalau diingat-ingat insomnia yang ia alami dimulai dari hilangnya Putri Qi Yue, disusul laporan Panglima Sung bahwa Qi Yun, putra almarhum Raja Qi You, berkhianat.  

Dari informasi mata-mata istana, Jenderal Xiao Gang mengetahui Qi Yun dan Putri Qi Yue telah tiba di istana, dan saat ini mereka berdua akan segera menikah. Hal ini berarti nasibnya sebagai Jenderal Perbatasan Timur berada di ujung tanduk. Bukan tak mu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   142. PERUBAHAN SIKAP SANG JENDERAL

    Kamar yang dimasuki Yu Ping berukuran cukup besar dan tertata rapi. Pencahayaan dalam ruangan cukup baik karena ada lilin di setiap sudut ruangan. Namun ia tak melihat seorangpun berada dalam kamar itu.“I-Ibu?” Pemuda itu memanggil dengan suara perlahan, matanya memindai sekeliling ruangan. Yang ia dengar hanyalah suara api lilin tertiup angin, sampai akhirnya terdengar suara makin ribut di luar. Yu Ping melompat ke atas, bersembunyi di balik balok-balok kayu melintang yang digunakan untuk menyangga atap.Terdengar ketukan sopan di pintu disusul suara seorang laki-laki, “Selamat malam, Nyonya Xian. Ada tamu yang ingin bertemu untuk sekedar memberi hormat kepada Anda!” Tentu saja tak ada jawaban karena tak ada siapapun di dalam kecuali Yu Ping yang bersembunyi. Setelah beberapa kali mengetuk tak ada tanggapan, laki-laki tadi penasaran membuka pintu. Ia tertegun melihat ruangan kosong, bahkan setelah memeriksa seisi ruangan tak jua menemukan sang ratu.“Gawat, bagaimana mungkin wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   143. RATU MENGHILANG

    “Jangan-jangan nyawa Jenderal Xiao dalam bahaya,” Panglima Ding Fu mulai panik bergegas kembali menuju kediaman sang Jenderal. Sesampainya di halaman belakang, ia bertemu dengan Liu Kang dan Yu Ping yang sedang bercakap-cakap sambil bermain catur.“Tuan Liu, Tuan Yu!” panggil panglima kepercayaan Jenderal Xiao dengan napas terengah.“Panglima Ding Fu, ada apa?” Liu Kang melompat berdiri, menghampiri sang panglima karena terkejut bercampur penasaran.“Ada seseorang keluar dari dalam kamar Jenderal tadi sewaktu aku sedang berjaga-jaga, saat ku ikuti sosok misterius itu menghilang di tengah hutan!” tutur Panglima Ding Fu, “Aku khawatir ia telah melakukan hal buruk pada Jenderal Xiao.”“Kalau begitu, kita harus memeriksa ke kamar Jenderal sekarang!” usul Liu Kang ikutan pani

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   144. CUCU YANG HILANG

    “Hantu? Jangan bicara sembarangan!” sergah kakak tertua bernama Wei, matanya memindai halaman sekitar dengan penuh kewaspadaan. “Kemana dua saudara kita yang lain? Seharusnya berkumpul di sini hingga tugas selesai, tetapi masih tidak muncul juga.”“Kakak Wei, kita sebaiknya segera kabur sebelum para penjaga kembali!” bisik adiknya yang bertubuh gempal. “Adik Ketiga dan Kelima pasti sudah lebih dulu pergi.”Wei mengangguk setuju, namun baru saja maju selangkah tiba-tiba muncul Jenderal Xiao Gang di depan mata.“Jenderal Xiao Gang!” Wei menghembuskan napas lega, lalu tersenyum mengejek. “Mengapa wajahmu terlihat ngeri melihat kami menenteng kepala Yu Ping dan temannya? Takut?”“Kak Wei, sungguh sulit dipercaya Jenderal Xiao yang bernama besar ternyata tidak lebih dari pecundang!” imbuh adiknya yang bertubuh gempal.“Benar, lebih pantas disebut anjing Qi!” Tiga bersaudara itu tertawa menghina.“Sudah puaskah kalian tertawa?” tanya Jenderal Xiao Gang, suaranya terdengar dingin.Ketiga pera

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   145. TUMBANGNYA PERAMPOK HANTU SELATAN

    “Lindungi Jenderal!” teriak Panglima Ding Fu seraya melompat ke depan Jenderal junjungannya, siap menjadi tameng.TRANG-TRANG!Pedang beradu pedang, terlihat percikan api ketika senjata mereka saling berbenturan. Sebagai seorang panglima, Ding Fu memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi. Jurus pedang tujuh bintang adalah jurus andalannya saat menghadapi beberapa musuh sekaligus.Gerakan pedangnya sangat cepat, bagai sedang menggambar bintang di langit. Ketiga musuhnya segera mengubah serangan saat sadar mulai kewalahan menghadapi serangan pedang Ding Fu.Mereka menyerang dari tiga penjuru sambil berseru, “Pedang Bayangan!”Ding Fu kaget bukan main melihat pedang yang berada dalam genggaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   146. RENCANA PENGHANCURAN

    “Apa kabar, Ibu?”Xian Lian tertegun, seluruh tubuhnya menegang seketika. Ia tak berbalik atau menoleh, diam membeku menatap cermin di depannya. Di cermin ia dapat melihat pantulan sosok Qi Yun yang berdiri di belakangnya.“Jadi kau yang memerintahkan orang untuk menekan Jenderal Xiao Gang agar mau mengirimku kemari?” desis Xian Lian.“Bagaimana? Apakah Ibu suka tempatnya? Kalau kurang nyaman katakan saja, akan kusiapkan kamar yang lebih ….”“Kalau tujuanmu kemari untuk membunuhku, segera lakukan saja!” sergah Xian Lian, “Tidak usah berpura-pura baik padaku!”“Membunuhmu? Aku bukan anak durhaka, Bu!” teriak Qi Yun setengah membentak, “Meski Ibu selalu bersikap keras kepadaku, tidak ada kasih … aku tetap menghormatimu sebagai ibuku.”Kata-kata Qi Yun membuat hati Xian Lian terenyuh. Tetapi wanita itu mengeraskan hati, karena ia sudah terlanjur kecewa dengan putra angkatnya itu.“Benarkah kata-katamu itu? Menganggapku ibu, tapi berkhianat di belakangku!” dengus Xian Lian, “Jangan dikira

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   147. MELULUHKAN HATI QI YUN

    Qing Ning memutar tubuh menghadap Qi Yun, wajahnya masih secantik saat mereka baru pertama kali bertemu. Hanya sekarang terlihat lebih dewasa dan anggun.“Tuan Muda Qi Yun,” sapa wanita itu seraya membungkuk hormat, “Atau haruskah kupanggil Kepala Pasukan Elite Istana?” Qi Yun ingin memeluk wanita yang masih berstatus istrinya dan tak mau melepaskannya lagi, namun niat itu diurungkannya.“Nona Qing Ning,” Qi Yun sengaja bersikap dingin. Hal ini membuat Qing Ning sangat kecewa, tetapi ia sadar perubahan sikap suaminya dikarenakan ulahnya sendiri. Ia telah meninggalkan pria itu dua kali dan menghancurkan hatinya.“Aku harus berusaha lebih keras agar ia memaafkan dan jatuh cinta lagi kepadaku,” batin Qing Ning sambil memutar otak.“Ada keperluan apa mencariku?” tanya Qi Yun dengan alis terangkat. Kedatangan Qing Ning yang sangat tiba-tiba tentu saja membuat Qi Yun curiga. Ia bukanlah orang bodoh, wanita itu telah mengucapkan selamat tinggal padanya belum lama ini. Lalu mengapa harus munc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   148. PLAN B

    Cao Lie mengangguk ragu-ragu, khawatir dengan risikonya tetapi sangat ingin memisahkan pasangan suami istri Qi Yun - Qing Ning.Qing Ning dan putranya Du Fei sudah beberapa hari tinggal di Wisma Barat, mereka menempati sebuah kamar yang mewah dan semua kebutuhan dipenuhi oleh Qi Yun. Pria itu juga menemani Du Fei bermain sepanjang hari seolah enggan berpisah sedetikpun dengan putranya.Qing Ning sendiri merasa sedikit lega karena sikap Qi Yun melunak kepadanya, dari yang sebelumnya curiga dengan kehadirannya, kini menerima mereka dengan tangan terbuka. Namun Qing Ning tetap waspada, karena ia dapat merasakan ada orang-orang di sekitar Qi Yun yang tidak menyukai kehadirannya.“Beberapa hari yang lalu kau menanyakan alasan aku memutuskan kembali menemuimu, semua karena A Fei!” ucap Qing Ning ketika mereka bertiga sedang bercengkrama di taman. “Sebenarnya putra kita inilah yang berhasil mengubah pendirianku, karena ia merindukan sosok ayah.”“Aku percaya padamu, Istriku!” Qi Yun menyen

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   149. BERTEMU IBU MERTUA

    Karena melihat suasana hati suaminya sedang baik, Qing Ning memberanikan diri berkata kepada Qi Yun, “Aku mendengar kau akan menikahi Putri Qi Yue, benarkah itu, Suamiku?”Qi Yun menghela napas panjang sebelum menganggukkan kepala, “Benar, kuharap kau tidak marah padaku karenanya.”Qing Ning menunduk sedih, “Tidak ada seorangpun yang bahagia mendengar suaminya menikah lagi. Apakah kau mencintai putri?”“Tidak, tentu saja tidak!” jawab Qi Yun cepat, “Tidak ada yang lebih kuimpikan selain hidup bersamamu, Istriku. Hanya saja …,” Qi Yun tak meneruskan kata-katanya karena ia tahu istrinya seorang berhati lurus. Tak mungkin Qing Ning bisa menerima rencana jahatnya menguasai negeri Qi dan menghancurkan Perbatasan Timur serta membunuh Yu Ping dan teman-temannya, ia harus menyembunyikan segala rencana yang disusun rapat-rapat. Kalau sampai terbongkar bukan hanya kehilangan wanita yang dicintainya, tapi ia juga akan menjadi buronan seluruh pendekar di dunia persilatan.“Suamiku, mengapa tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   FINAL BONUS : PERPISAHAN

    Di puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA

    Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLIS

    Mentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMAN

    Suasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   204. DUEL MAUT

    Kedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   203. PERTEMPURAN TERAKHIR

    Di atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   202. PENANTIAN JENDERAL TUA

    Asap pertempuran mengepul di berbagai sudut kota, menandai jejak perjuangan pasukan Yu Ping dalam perjalanan mereka menuju Xianfeng. Satu demi satu, pertempuran dimenangkan oleh Yu Ping dan pasukannya. Namun, kemenangan demi kemenangan ini tidak membuat Yu Ping lengah. Sebaliknya, instingnya sebagai strategi perang mulai menangkap pola yang mencurigakan.Yu Ping berdiri di atas bukit kecil, memandang ke arah kota yang masih diselimuti asap pertempuran. Matanya yang tajam menyipit, menganalisis situasi dengan cermat. Perlahan, sebuah kesimpulan terbentuk di benaknya."Dia ingin pasukan kita kelelahan saat tiba di Xianfeng," gumam Yu Ping, lebih kepada dirinya sendiri. Nada suaranya lebih kepada kekaguman namun juga mengandung kejengkelan. "Dasar licik!"Panglima Sung yang berdiri di sampingnya, menangkap gumaman itu. Dengan wajah serius, ia bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, Jenderal Yu Ping?" Suaranya penuh hormat dan kesiapan. "Kami siap melakukan apapun perintahmu!"Yu Ping ter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   201. PUTRA MAHKOTA

    Pemandangan itu menyadarkan Qi Xiang akan kenyataan yang mengerikan: ia benar-benar berhadapan dengan Raja Iblis. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya, membuatnya gemetar hebat."B-baik," ujar Qi Xiang terbata-bata, keringat dingin membasahi dahinya. "Akan kulakukan apapun yang kau mau asal bunuh Yu Ping dan antek-anteknya untukku."Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Qi Yun. "Bagus," ujarnya, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Sekarang lakukan sesuatu untukku! Bebaskan ibuku dari penjara, obati luka-lukanya dan biarkan ia menempati kamar ratu.""A-apa?" Qi Xiang terkejut, tidak menyangka permintaan semacam ini akan datang dari Qi Yun."Kau merampas itu darinya," desis Qi Yun, matanya berkilat-kilat penuh ancaman. "Aku akan mengembalikan martabatnya seperti semula!"Qi Xiang, yang kini tak lebih dari boneka di tangan Qi Yun, tak berkutik. Ia hanya bisa mengangguk pasrah, menyadari bahwa hidupnya kini bergantung pada keinginan pemuda di hadapannya ini."Baik ... baik …,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   200. PERJANJIAN DENGAN RAJA IBLIS

    Di dalam penjara bawah tanah istana yang lembab dan dingin, suara rintihan tertahan memecah keheningan. Seorang wanita, dengan rambut kusut dan pakaian compang-camping, terikat dengan kedua tangan terentang di atas sebuah papan kayu yang kasar. Wajahnya yang cantik kini penuh dengan luka dan lebam, hasil dari penyiksaan brutal yang baru saja ia alami.Ma Yin, dengan senyum puas tersungging di bibirnya, berdiri di hadapan wanita itu. Cambuk di tangannya masih basah oleh darah."Yang Mulia Ratu," ujarnya dengan nada mengejek, "ternyata Anda sungguh tangguh ... sudah dicambuk dan dihajar berulang kali tetapi masih berdiri tegak!"Xian Lian, mantan Ratu yang kini diperlakukan bagai penjahat kelas berat, hanya diam. Kepalanya tertunduk, seolah tak lagi memiliki kekuatan untuk mengangkatnya.Ma Yin melangkah mendekat, suara sepatunya bergema di dinding-dinding sel. "Seandainya Anda mau bekerja sama, tentu hal ini tak akan sampai terjadi."Tangan kanan Raja itu kini berada tepat di depan Xia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status