Share

AKHIRNYA AKU TAHU

“Menemui Anthony. Setidaknya kita harus memberitahunya apa yang dia lewatkan dari kita.” Balas Felice.

Saat Felice pergi ternyata Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua. Namun, Felice dan Luna tidak menyadari ada Xavier di dekat mereka.

***

Sesuai dengan ucapannya, Felice benar menemui Anthony di acara Special Party. Hanya orang-orang yang memiliki tiket undangan yang bisa datang ke acara itu. Dalam party itu Felice mendekati Anthony untuk membujuknya agar mau melihat hasil desainnya dan mau diajak bekerja sama.

Xavier yang menyadari Felice akan menemui Anthony di Special Party, membuatnya jadi pergi ke acara tersebut. Namun, Xavier datang menggunakan tiket undangan milik Arka. Saat Xavier berada di pintu masuk Xavier tidak sengaja menginjak kaki wanita dibelakangnya, Xavier segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak jatuh.

Bugh! Mata mereka saling bertatapan. Wanita itu tersenyum kepada Xavier. “Arina Greesa Reine.” Gumam Xavier dalam hati. Yaps benar wanita itu yang ia bantu ternyata adalah Direktur Arina asli.

“Oh My God dia baru saja tersenyum padaku? Kenapa? Apa artinya ini? Apa dia tertarik padaku?” Tanya Direktur Arina dalam hati.

“Kamu baik-baik saja?” Ucap Xavier.

“Ya. Apa aku mengejutkanmu?” Balas Arina. Kemudian Xavier segera membantu Arina berdiri tegak.

“Aku juga baik-baik saja.” Balas Xavier lalu dia pergi meninggalkan Direktur Arina.

Direktur Arina sangat terkesima dengan wajah tampan dan gagah Xavier. Ia terus memperhatikannya dan mengintip ke arah kartu undangan itu untuk tahu siapa nama pria itu. Dalam tiket undangan tertulis nama Arka Nolan Jude. Direktur Arina meyakini bahwa nama pria yang menyelamatkannya tadi itu adalah Arka. Padahal Arka belum masuk ke tempat Party itu.

“Dimana Mr. X?” Gumam Arka.

“Arka Nolan Jude?” Ucap Direktur arina sambil tersenyum senang.

“Hah? Siapa yang memanggilku?” Ucap Arka yang mendengar suara seseorang memanggilnya.

Saat masuk ke dalam ruangan Xavier cukup banyak dikenali orang-orang disana. Xavier mencari-cari keberadaan Felice lalu nampak Felice sedang bersama Anthony. Anthony meminta Felice untuk menunjukkan desainnya di ruangan khusus yang ada di lantai 2. Felice segera pergi setelah menyiapkan file cetak yang menunjukkan hasil desain team Lauré dan hasil foto Xavier. Saat Felice naik ke lantai dua, Xavier melihatnya dan mengikutinya denga perlahan.

Felice masuk kedalam ruangan Anthony dan Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua diluar ruangan itu. “Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya sudah meneken kontraknya.” Ucap Anthony.

Felice menunjukkan foto desain team Lauré pada Anthony. “Tapi kamu bahkan belum melihat desain kami. Saya ingin kamu melihatnya dan mempertimbangkan kembali.” Ucap Felice.

Anthony mengambil desain yang Felice tunjukkan. Dia melihatnya dengan seksama. “Sayangnya, saya sudah membuat kesepakatan dengan Sono. Kami bahkan merayakannya dengan sebotol sampanye.” Balas Anthony.

“Semuanya dirancang, dibuat dan diselesaikan di Indonesia. Saya bisa menjamin produk milik kami adalah produk berkualitas terbaik di Indonesia.” Balas Felice.

“Nona Felice, apa arti pakaian bagimu?” Tanya Anthony.

“Masa muda dan semangatku. Meskipun tidak akan beratahan selamanya, aku ingin itu abadi.” Jawab Felice.

“Lalu, bagaimana arti desain bagimu?” Tanya Anthony.

“Sesuatu yang tidak ingin saya buang. Itu masih menjadi impianku.” Balas Felice.

“Tidak, kamu salah! Intinya adalah uang. Tanpa uang, kamu tidak bisa membuat atau membeli pakaian. Itu kejam! Tapi begitulah adanya. Begitulah cara kerja industri ini. Kami langsung sepakat saat Sono menawarkan untuk membayar tiga kali harga aslinya. Tapi desainmu lumayan juga.” Ucap Anthony.

Xavier yang mendengar semua perkataan Anthony sangat geram dengan ucapannya. Xavier segera masuk ke ruangan itu dengan raut wajah yang tajam.

“Ohh Mr. X! Aku tahu kamu akan datang. Bisa kita mulai bicara tentang bisnis kita?” Ucap Anthony saat menyambut Xavier. Anthony menyambut Mr. X dengan senyuman sambil memaksa untuk mejabat tangan Mr. X.

“Sepertinya kita sudah selesai bicara.” Balas Xavier sambil melepaskan tangan Anthony dari tangannya.

“Apa? Kapan?” Tanya Anthony yang masih belum paham maksud Xavier menolak bekerja sama dengannya.

“Baru saja.” Balas Xavier lalu berjalan ke arah Felice yang terkejut bahwa pria yang sejak kemarin bersamanya itu adalah Mr.X, sang fotografer handal yang selalu diidamkan semua desainer barang mewah.

 Xavier mengambil foto yang ditunjukkan Felice pada Anthony. “Maafkan saya, Nona. Saya kira Mr. Anthony Yves Saint, akan menghargai foto-fotoku. Tapi saya rasa saya terlalu percaya diri.” Ucap Xavier di hadapan Felice.

“Apa? Itu foto-fotomu? Kamu yang memotretnya?” Tanya Anthony yang sedang diabaikan oleh Xavier.

“Kita sebaiknya pergi sekarang. Aku akan mentraktirmu minum karena telah ditolak oleh pebisnis dengan selera buruk.” Ucap Xavier.

“Apa kamu tidak keberatan?” Tanya Xavier sambil menggandeng tangan Felice untuk keluar dari  ruangan Anthony.

“Tidak, tunggu tunggu. Tidak Mr. X tunggu! Apa itu bener-benar fotomu? Ahh Tamatlah riwayatku!” Ucap Anthony yang panik karena semakin sulit untuk dia bisa bekerja sama dengan Mr. X.

***

Ting (Suara gelas Xavier dan Felice yang berdenting)

Setelah mendapatkan penolakan yang cukup kejam dari Anthony, Felice mejadi geram sampai meminum banyak alkohol di pesta itu.

“Kamu benar Mr. X?” Tanya Felice pada Xavier.

“Kamu pasti akan tahu andai saat itu kamu memberitahuku namamu.” Ucap Xavier yang membuat Felice teringat lagi momen mereka berdua di kamar Hotel pada malam itu dan momen-momen saat Felice menolak untuk lebih dekat dengan Xavier. “Kenapa kamu bersikap seolah-olah tidak mengenalku?” Tanya Xavier.

“Karena aku tidak perlu berlagak mengenalmu.” Balas Felice kemudian meninggalkan Xavier sendiri.

Xavier mengejarnya. “Nona Arina!” Ucap Xavier yang membuat Direktur Arina mencari siapa yang memanggilnya. Xavier meraih tangan Felice agar dia menghentikan langkahnya. “Acaranya sudah selesai. Aku akan kembali ke Jakarta besok.” Ucap Felice.

“Kalau begitu, sampai jumpa di Jakarta, Arina.” Sahut Xavier.

“Aku bukan Arina Greesa Reine.” Ucap Felice.

“Aku tahu. Kamu Nona Felice Chiara Farfalla.” Sahut Xavier sambil menertawakan Felice.

"Hah? Kamu? Kamu sudah tahu? Lalu kenapa kamu berpura-pura tidak tahu?” Tanya Felice.

“Lantas aku harus bagaimana?” Sahut Xavier.

“Sepertinya kita pada akhirnya saling memperkenalkan diri. Kurasa kamu juga ingat yang terakhir aku katakan kepadamu. Aku akan pergi ke Jakarta besok.” Ucap Felice.

“Aku akan kembali ke Jakarta hari senin.” Sahut Xavier.

“Nikmatilah perjalananmu. Good bye!” Ucap Felice.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status