Share

PENOLAKAN

Author: Haii'Fer
last update Last Updated: 2024-10-26 11:45:03

Hari esok pun tiba. Xavier menerima tawaran Felice untuk menjadi Fotografer mereka. Felice dan team segera menyiapkan semua keperluan untuk foto.

Suasana photoshoot sudah cukup ramai dengan staff yang berlalu lalang untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Fotoshoot dilakukan di outdoor, sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.

Felice sudah menyiapkan semuanya dengan detail. Apa yang akan dipakai oleh model sudah tertera di papan informasi.

“Baris pertama Rosalia dalam urutan ini. Dan Luca?” Ucap Felice.

“Skema warnanya tumpang tindih.” Ucap Luna.

“Kita akan pakai gaun?” Tanya Felice. “Ya. Tidak apa-apa?” Ucap Luna. “Ya tidak masalah.” Balas Felice.

“Oke.” Balas Luna.

“Vareena, periksa rambut dan riasan para model.” Ucap Felice.

“Baiklah.” Vareena.

“Apa itu sudah disiapkan?” Tanya Felice pada staff yang sedang menyiapkan properti untuk foto.

“Sudah.” Ucap staff properti foto.

Ckrek ckrek ckrek.

Xavier terus mengambil foto Felice dalam keadaan apapun. Baginya Felice terlihat sangat cantik dan fashionnya lebih menarik dibandingkan model yang akan dia potret. Padahal Felice hanya mengenakan celana bahan berwarna hitam dan kemeja warna pink yang dipadukan dengan fake collar putih di bahunya.

Sebelum sesi foto dilakukan Xavier terus menggunakan kamera-kameranya untuk mencoba mengambil gambar Felice. Felice menyadari hal itu lalu dia menghampiri Xavier untuk memberikan instruksi. Namun Xavier malah kembali memotret  Felice dari jarak dekat.

“Xavier, hasilnya harus selesai sebelum makan siang. Jadi potret sebisanya saja.” Ucap Felice saat Xavier sedang fokus dengan kameranya.

“Tenang aja.” Balas Xavier yang santai dan malah melanjutkan mengetes kamera dengan memfoto wajah Felice dari jarak dekat sampai Felice merasa kurang nyaman.

“Jika kamu menggunakan lo-fi alih-alih JPG akan lebih mudah mendapatkan detailnya. Oh ya foto-fotonya tidak perlu di edit. Konsepnya ada di papan informasi. Nanti di zoom pada pakaiannya saja.” Ucap Lee Yeon A.

“Sudah kubilang tenang saja.” Balas Xavier lalu Xavier segera menjalankan tugasnya.

“Ayo! Mari kita mulai! Modelnya udah siap belum?” Ucap Darren pada staff dan model.

“Aku cek dulu sebentar.” Ucap Vareena.

“Segera panggil mereka.” Ucap Xavier.

“Hai girls and boys! Kita akan segera mulai. Kalian keluar lewat sini!” Ucap Vareena.

“Tolong siapkan lampunya.” Perintah Xavier pada staff properti.

Felice memperhatikan cara kerja Xavier yang sangat terlihat profesional dan seperti sudah memiliki banyak pengalaman. Tangannya sangat cekatan dalam melakukan pemotretan bahkan saat mengganti lensa kamera terlihat sangat keren.

Xavier menghampiri model untuk memberikan instruksi posisi mereka. “Aku suka posisi kalian. Tasya dan Enzy kamu bisa berdiri di tengah dan Luca kamu paling kiri, mundur beberapa langkah.” Ucap Xavier.

“Ini tempatku.” Ucap Luca kemudian Xavier memberikan tatapan tajam dan mengancam tanpa mengatakan sepatah katapun.

“Baik, mari kita mulai.” Ucap Xavier pada para model agar mereka segera berpose.

Xavier yang sudah sangat profesional dengan fotografi terlihat enjoy saat melakukan pekerjaannya. Hasil foto dari tangan Xavier sangat profesional dan terlihat sangat sempurna. Xavier yang sudah biasa menangani model fashion sudah paham angel mana saja yang Ia butuhkan untuk mendapatkan hasil foto yang sempurna.

Ckrek ckrek ckrek.

“Berdiri lebih dekat. Oke segitu bagus.” Ucap Xavier agar model mendekat dan mengganti pose mereka.

Cekrek cekrek! “Bagus. Oke!” Ucap Darren.

Felice cukup puas dengan kinerja Xavier yang profesional dan sudah paham caranya menangani model.

“Luna, Vareena panggil aku Direktur Arina untuk hari ini, ya?” Pinta Felice.

“Apa?” Tanya Luna. “Oh baik aku paham.” Balas Luna.

“Kamu berpura-pura menjadi Direktur Arina untuk membawanya kesini. Itu masuk akal, Direktur Arina yang mempekerjakan anggota staf lainnya. Baiklah aku paham.” Balas Vareena.

“Oke. Setelah ini kita foto satu orang satu orang. Mulai dari yang paling kanan ya!” Ucap Xavier.

“Ya.” Para model memahami instruksi dari Xavier dan langsung melakukan tugas mereka.

Ckrek ckrek ckrek. Para model bergantian untuk melakukan pemotretan sambil menunjukkan hasil karya Felice dan team.

“Dia hebat.” Ucap Vareena pada Luna.

“Ya. Hasilnya tidak ada yang mengecewakan.” Balas Luna.

“Waah! Dia memotret seperti profesional sungguhan.” Ucap Luna pada Felice dan Vareena. Namun, Felice tidak menanggapi karena fokus memperhatikan cara Xavier bekerja. Semakin diperhatikan Felice jadi teringat dengan malam itu.

Malam saat mereka pertama kali bertemu di pesta pembukaan fashion week yang berakhir dengan malam bergairah bagi mereka berdua. Mata Felice tidak sedetikpun mengalihkan pandangannya dari hadapan Xavier.

“Coba seperti melangkah.” Pinta Xavier sambil memperagakannya. Model itu mengikuti perintah Xavier dengan baik.

“Gunakan tanganmu sedikit lagi. Iya gitu bagus. Oke pertahankan.” Ucap Xavier. Cekrek cekrek.

“Pose bergerak.” Pinta Xavier pada model selanjutnya.

“Oke coba pose seperti berputar. Tahan begitu oke. Selesai!” Ucap Xavier. Cekrek cekrek.

“Mari kita lanjutkan.” Ucap Xavier pada Felice.

Luna sangat terkesima dengan hasil foto Xavier. “Astaga. Dia tidak hanya hebat. Dia mungkin lebih baik daripada Mr. X. Hasilnya tidak ada yang mengecewakan. Semuanya terlihat sempurna.” Ucap Luna.

“Nona Felice, dimana kamu menemukan pria itu? Hasil foto yang dihasilkan sangat sempurna.” Ucap Luna. Namun, Felice tidak memberikan jawaban.

“Aku akan beri sentuhan akhir.” Sahut Xavier saat menghampiri Felice, Luna dan Vareena.

“Kita tidak punya waktu untuk itu. Langsung cetak saja.” Balas Felice saat Xavier akan mengedit fotonya.

Xavier sedikit geram pada Felice. “Ini foto-fotoku. Aku tidak akan memberikannya tanpa persetujuanku.” Ucap Xavier.

“Kami ada rapat dengan klien penting.” Ucap Felice.

“Hanya butuh sepuluh menit.” Balas Xavier sambil tersenyum pada Felice. Kemudian Xavier segera mengedit fotonya agar terlihat lebih sempurna.

Saat memberikan sentuhan editing tangan Xavier juga terlihat sangat cekatan sehingga Felice bisa mempercayakan hasilnya pada Xavier. Setelah memberikan sentuhan editing pada foto yang Xavier potret, Xavier segera mencetak fotonya. Setelah selesai dicetak staf segera memberikan hasilnya pada Xavier.

“Ini hasilnya.” Ucap Xavier pada Felice.

Felice mengambil hasilnya dan dia merasa puas dengan hasilnya.

“Sudah selesai, Nona Felice?” Tanya staf.

“Ya mari kita akhiri.” Sahut Luna kemudian Luna segera menghampiri staf.

“Kamu lebih baik daripada dugaanku.” Ucap Felice pada Xavier.

“Kamu tidak mempercayaiku saat meminta aku bekerja paruh waktu?” Tanya Xavier.

“Aku yakin pada penglihatanku yang baik. Tapi ternyata kamu lebih baik.” Balas Felice.

“Apa itu pujian?” Tanya Xavier.

“Ya, itu pujian. Aku sangat suka foto-fotomu.” Balas Felice.

Xavier tidak mengatakan apapun lagi, dia hanya menatap wajah Felice. Begitupun dengan Felice, dia cukup senang dengan usaha mereka hari ini.

Drtt drtt. “Acara pembeli Anthony dimulai 17.00.” Pesan notifikasi di kalender.

“Aku permisi.” Ucap Felice lalu meninggalkan Xavier untuk melanjutkan pekerjaannya.

Seperti biasanya Xavier selalu memperhatikan Felice sampai Felice menghilang dari hadapannya.

“Kerja bagus semuanya.” Ucap Luna pada semua staf dan model yang bekerja hari ini.

Drtt drtt.

Luna membuka pesan yang mengejutkan. Luna mencari Felice untuk memberitahunya namun Felice sudah pergi.

***

Acara Anthony sudah dimulai. Banyak para desainer atau pembeli yang akan melihat-lihat hasil desain Anthony.

Ladies and gentlemen! The 2024 Anthony Yves Saint FW Buyer Show will now begin. (Para hadirin! Acara pembelian FW Anthony Yves Saint 2024 akan dimulai sekarang).” Ucap pembawa berita.

Semua orang yang akan masuk ke dalam tidak boleh membawa ponsel, gadget atau tas mereka. Ponsel mereka dititipkan di depan pintu masuk acara.

Arka datang ke acara Anthony bersama Xavier yang tentunya sudah Ia paksa untuk datang.

“Keamanan akan sangat ketat karena belum ada yang dirilis. Begitu desainnya bocor, orang-orang akan mulai membuat salinannya.” Ucap Arka.

“Kenapa kamu mengajakku kesini. Acara ini hanya untuk pembeli.” Ucap Xavier.

“Makin banyak yang kamu lihat, makin banyak yang kamu pelajari. Lagi pula, kamu seniman. Perhatikan apa yang disukai pembeli dan apa yang menurutmu akan jadi tren musim selanjutnya. Kamu lihat? Sebesar inilah perhatianku.” Ucap Arka.

“Kamu pasti berbuat sebaik ini karena ada maunya.” Ucap Xavier.

“Kamu memang cepat tanggap, ya! Ini suap untukmu. Ini obat herbal buatan china yang harganya 50 dolar per buah.” Balas Arka.

“Harganya mahal. Ini untukmu saja.” Balas Xavier saat mengembalikan obat herbal ke tangan Arka.

“Aku ingin  bersamamu semalaman.” Ucap Arka yang langsung memasukkan obat herbal ke mulut Xavier.

“Maafkan aku tidak mau.” Ucap Xavier.

“Anthony adalah orang penting. Aku hanya ingin bertemu dengannya untuk memberinya kartu namaku, tapi aku ditolak. Jadi, aku membelikanmu tiket untuk acaranya.” Sahut Arka.

“Aku tidak mau datang.” Balas Xavier.

“Haha. Dia akan terkejut begitu tahu bahwa kamu adikku.” Balas Arka.

“Hyaaah, aku ditawari pekerjaan, dan sekarang aku bahkan punya kakak.” Ucap Xavier.

“Kamu dapat pekerjaan? Perusahaan apa?” Tany Arka dengan serius.

“Kamu tahu Arina yang bekerja di The Premiére?” Tanya Xavier.

“Ya, tentu saja. The Premiére adalah klien kami.” Jawab Arka.

“Ngomong-ngomong gimana kencan butanya?” Tanya Arka.

“Apa menurutmu itu lucu?” Sahut Xavier.

“Aku akan memaafkanmu sekali ini saja. Kalau itu terjadi lagi, kamu tidak akan bisa melihatku lagi.” Ancam Xavier.

“Itu tidak akan terjadi lagi. Aku terpaksa melakukannya demi ibumu.” Sahut Arka.

“Ayo!” Sahut Arka langsung mendorong Xavier untuk masuk.

Saat di dalam ruangan, Xavier dan Arka berbincang-bincang dengan staf Anthony yang bertugas untuk menjelaskan desain yang dikeluarkan Anthony. Impian Arka untuk memberikan kartu namanya juga terwujud dengan memberikan kartu namanya pada staf yang sedang bertugas.

Xavier melihat ada staf yang diam-diam mengambil gambar koleksi desain Anthony, padahal orang yang masuk kesana tidak boleh mengambil gambar ataupun membawa gadget. Xavier mengikuti staf itu keluar dan ternyata staf itu adalah orang suruhan Luna.

Luna berniat ingin membocorkan desain Anthony yang belum dirilis itu karena dia sakit hati atas penolakan Anthony yang mendadak. Namun, Felice tidak suka dengan cara Luna.

“Apa itu? Berikan ponselmu!” Ucap Felice.

Dengan berat hati Luna memberikan ponselnya pada Felice. “Ini.” Ucap Luna yang ketakutan.

“Apa ini?” Tanya Felice.

“Anthony sudah meneken kontrak dengan Sono. Dia menggunakan buku foto itu sebagai alasan karena tidak tahu harus berkata apa kepada kita. Kukira kita kandidat terkuat. Dia meminta kita membawa buku foto. Padahal kita sudah berupaya memotret tadi. Teganya dia melakukan ini kepada kita.” Protes Luna

“Jadi, apa rencanamu dan kenapa kamu memotret desain yang dirahasiakan?” Tanya Felice.

“Aku akan membalasnya dengan membocorkan desainnya di internet.” Ucap Luna.

“Luna.” Sahut Felice.

“Aku akan menyalinnya sebelum akhir pekan berakhir, agar dia jera. Bagaimana rasanya melihat kerja kerasmu menjadi sia-sia?” Ucap Luna.

“Aku paham perasaan kamu. Sungguh! Tapi kamu seorang desainer. Kamu tahu betapa fatalnya jika desainmu ditiru. Kerja keras selama setahun akan sia-sia. Kamu seorang desainer. Kamu tidak pantas berbuat demikian.” Sahut Felice.

“Tapi Nona Fel.” Sahut Luna.

“Hapus semuanya!” Ucap Felice.

“Nona Fel.” Ucap Luna.

“Apa yang membuat sebuah merek itu jadi mewah? Desainer terhormat yang bangga dengan desainnya. Jangan bertindak serendah itu.” Ucap Felice. Lalu mengembalikan ponsel Felice agar dia menghapus semua foto-foto desain Anthony yang ada di ponselnya.

Luna akhirnya menghapus satu persatu desain yang akan dia bocorkan itu. “Kamu mau ke mana?” Tanya Luna saat menyadari Felice berbalik badan dan akan segera pergi.

“Menemui Anthony. Setidaknya kita harus memberitahunya apa yang dia lewatkan.” Balas Felice.

Related chapters

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   AKHIRNYA AKU TAHU

    “Menemui Anthony. Setidaknya kita harus memberitahunya apa yang dia lewatkan dari kita.” Balas Felice.Saat Felice pergi ternyata Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua. Namun, Felice dan Luna tidak menyadari ada Xavier di dekat mereka.***Sesuai dengan ucapannya, Felice benar menemui Anthony di acara Special Party. Hanya orang-orang yang memiliki tiket undangan yang bisa datang ke acara itu. Dalam party itu Felice mendekati Anthony untuk membujuknya agar mau melihat hasil desainnya dan mau diajak bekerja sama.Xavier yang menyadari Felice akan menemui Anthony di Special Party, membuatnya jadi pergi ke acara tersebut. Namun, Xavier datang menggunakan tiket undangan milik Arka. Saat Xavier berada di pintu masuk Xavier tidak sengaja menginjak kaki wanita dibelakangnya, Xavier segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak jatuh.Bugh! Mata mereka saling bertatapan. Wanita itu tersenyum kepada Xavier. “Arina Greesa Reine.” Gumam Xavier dalam hati. Yaps benar wanita itu yang ia bantu

    Last Updated : 2024-10-27
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   INFLUENCER

    Hal pertama yang perlu dilakukan setelah gagal adalah mencoba cara lain yang lebih ekstrem. Itu semua bisa dimulai dengan mencari tahu apa yang orang inginkan.Psikologi orang yang ingin memakai warna berani seperti warna neon chartreuse atau warna kulit merah itu sebagai bentuk pelarian dari kenyataan yang penuh tekanan.“Vareena, kamu bertanggung jawab atas kaus polos, dan Sabrina kamu bertanggung jawab atas gaun. Minta sampel kain pada tim manufktur handmade. Aku akan pergi untuk mengatur semuanya.” Ucap Felice saat rapat tim.Setiap tahun, kurang lebih para desainer membuat 200.000 pakaian. Tapi pakaian bukanlah sekedar rancangan. Namun, para desainer merancang kebutuhan 200.000 orang.Kebutuhan akan mantra yang orang yakini agar mereka akan tampak menonjol atau tampil cantik dengan pakaian tertentu. Sebut saja itu hipnosis diri atau penghiburan diri. Satu pakaian membuat ilusi orang menjadi kenyataan. Jika kamu ingin bahagia, jadikanlah i

    Last Updated : 2024-10-28
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KESALAHPAHAMAN

    “Tunggu disini. Aku akan meneleponmu begitu aku selesai.” Sahut Arka saat sampai di kantornya.“Apa Pak Yovie sudah tiba?” Tanya Arka saat menghubungi Liam.Setelah Arka masuk ke kantor, tidak lama kemudian Felice dan Direktur Arina tiba disana. Mereka segera berlari masuk ke kantor Arka.Situasi jadi sangat menegangkan dengan semua kekacauan yang Krystal buat. “Bagaimana ini Pak Yovie?” Tanya Arka yang sudah gemetar.“Aku sudah memberitahu Krystal bahwa kita menerima uangnya dan membuat kesepakatan. Tapi Influencer yang Pengikutnya lebih sedikit akan promosikan Layr. Jadi, dia berpikir bahwa dia salah mempromosikan merek local. Ah, dia juga membuatku sakit kepala.” Sahut Pak Yovie, manajer Krystal.“Sudah kirim daftar undangan?” Ucap Arka.“Mereka akan melakukan pencocokan ukuran pakaian besok.” Balas Liam.“Oke, dia akan dapat gift card tambahan. Dia akan menjadi yang terakhir berdiri di zona foto, dan kita akan memberikannya Limosin yang terbaik. Kita juga akan mempekerjakan pengaw

    Last Updated : 2024-10-28
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HURU-HARA KRYSTAL

    Drtt drtt“Kamu ada dimana? Paris? Jakarta? Seoul?” Pesan dari Irene untuk Xavier. Setelah melihat pesan dari Irene, Xavier segera melihat postingan-postingan sosial media Irene.“Aku tiba di Jakarta siang tadi. Bagaimana kabarmu?” Balas Xavier pada Irene.***Saat sedang memilih setelan untuk acara pensiun Ezra, Papa Felice yang akan segera pensiun sebagai PNS. Yuri, Mama Felice terus membujuk agar Felice mau dikenalkan dengan anak kenalannya.“Felice mama mau kenalkan kamu dengan anak kenalan mama. Dia tinggal di Prancis.” Ucap Yuri.“Dia tingal di Prancis?” Sahut Felice sambil terus memilih-milih pakaian yang cocok untuk Papahnya.“Ya, itu dia intinya. Jika dia tinggal disini, wanita lain akan merebutnya. Dia gagal menemukan seseorang di Prancis.” Sahut Yuri.“Mungkin itu artinya ada yang salah dengannya.” Sahut Felice sambil terus melihat lihat setelan dan harganya.“Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu masih lajang karena merasa sangat hebat dan sempurna?” Tanya Yuri sambil terus

    Last Updated : 2024-10-29
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HARGA DIRI

    Tuut tuuut“Halo.” Sahut Xavier.“Oh, Xavier. Aku sudah mengirim setelan yang harus kamu pakai untuk acara besok, ke kamar hotelmu.” Sahut Camilla.“Apa Arka memberitahumu di mana aku tinggal?” Sahut Xavier yang sedang melakukan treadmil.“Berhubung kamu ada disini dan ini peringatan ke 5 tahun kematiannya. Aku rasa, kita harus mengadakan upacara yang layak. Berpakaianlah yang sesuai.” Sahut Camilla.“Aku akan memakai yang cocok untukku.” Balas Xavier.“Aku mengirim kemeja dan dasi. Pakai yang ibu kirimkan. Sampai jumpa.” Sahut Camilla kemudian Ia mematikan sambungan teleponnya.Setelah Camilla mematikan teleponnya, Xavier menaikan speed treadmil untuk menyalurkan emosinya. Xavier paling tidak suka jika Ibu tirinya itu ikut campur dalam semua urusannya.***Krystal s

    Last Updated : 2024-10-30
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KENAPA HARUS KAMU ORANGNYA

    “Karena itu, menurutku dia profesional karena karyanya menyentuh perasaan seseorang yang melihatnya.” Ucap Felice.Flashback on.Paris, 5 tahun lalu.Suatu hari ketika sedang berjalan di keramaian dan sedang menganalisis apa yang disukai oleh masyarakat, Felice tersentuh dengan salah satu foto yang dijual oleh pedagang foto di pinggir jalan. Meskipun sedang membawa barang bawaan yang banyak di tangan kanan dan kirinya. Felice menyempatkan waktu untuk berhenti dan mengamati foto yang menarik perhatiannya itu.Felice terpaku pada salah satu foto yang menunjukkan jalanan yang baru terkena hujan. “Ini berapa harganya?” Tanya Felice pada pedagang foto.“Ini 20 euro.” Balas pria pedagang foto.Felice segera mengeluarkan uang yang Ia miliki untuk membeli foto itu. Setelah menyerahkan uangnya, barulah pedagang itu memberikan fotonya dan k

    Last Updated : 2024-10-31
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   ANNIVERSARY THE PREMIÉRE

    “Halo! Saya Felice Chiara Farfalla, Manajer Tim Desain The Premiére.” Sahut Felice sambil mengulurkan tangannya.Irene menerima jabatan tangan Felice. “Saya Irene Valerie.” Sahut Irene.Direktur Arina menghampiri mereka. Dengan penampilan nyentrik dan centilnya Ia mengajak bicara Irene. “OMG. Senang bertemu denganmu. Saya Arina Greesa Reine.” Sahut Direktur Arina dengan senyuman centil khasnya. Namun, Ia hanya dibalas anggukan sopan oleh Irene Valerie.Bugh!Krystal merebut ponsel Pak Yovie dari tangan pak Yovie saat beliau sedang menghubungi Arka. Krystal kesal dengan Arka yang menggantikannya dengan Irene tanpa konfirmasi dulu kepadanya.“Heah! Kamu bercanda? Apa kalian mengabaikanku?” Sahut Krystal.“Berpikirlah dahulu sebelum bicara. Kamu yang mengabaikan kami. Kamu bilang bahwa kamu tidak akan datang jika tidak bisa mengubah desain seperti y

    Last Updated : 2024-11-01
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   TAKDIR ATAU KEBETULAN

    Xavier meletakkan kameranya di meja lalu dia menengok ke arah Felice yang sedang tersenyum padanya. “Felice, apakah kamu mengenal Calvin Knox Valent? Kamu mengenalnya?” Tanya Xavier yang membuat senyuman Felice memudar karena mendengar nama itu lagi.Felice mencengkram erat tas yang ada di tangannya. “Aku sudah melupakannya. Tidak, kukira aku sudah melupakan dia. Tapi lagi-lagi, aku mendengar namanya disebut.” Gumam Felice dalam hatinya.Flashback on.Paris 5, tahun lalu.Felice sedang menyelesaikan tugasnya di studio desain bersama rekan-rekannya yang lain.Tok tok. Calvin mengetuk pintu studio tempat Felice belajar desain. Semua orang di ruangan itu sedang sibuk sehingga tidak ada yang menanggapi suara ketukan itu. Sehingga Calvin harus bertanya pada seseorang yang ada di dekatnya.“Halo, aku mencari seseorang. Namanya Felice Chiara Farfalla. Aku ingi

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PILIHAN UNTUK BAHAGIA

    Presdir Edward menatap Felice dengan tajam, Ia terus teringat dengan kejadian kemarin saat bertemu dengan Arka.Flashback On“Apa orang-orang di Paris ingin merekrut Felice?” Tanya Presdir Edward.Arka tertunduk dan diam membisu.“Kenapa? Apa aku menyulitkanmu?” Tanya Presdir Edward.“Aku merasa tidak nyaman menceritakan ini kepada bos Nona Felice karena… aduh.. hmm.. bagaimana mengatakannya, ya? Aku seakan menodai kepercayaannya.” Ucap Arka.“Jadi, benar seseorang ingin merekrutnya? Siapa itu Anthony?” Ucap Presdir Edward.“Maaf, Pak.” Ucap Arka sembari tertunduk ketakutan.Flashback Off“Kalau begitu, kita akan tetap di Neo Avenue.” Ucap Manajer Alano.“Jika kamu yakin bisa melindungi harga diri kita, lakukanlah.” Ucap Presdir Edward pada Felice.“Apa agenda ku selanjutnya?&rd

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   TIDAK MEMBUAT ALASAN

    Jika kita bisa berpapasan lagi secara kebetulan,Aku tidak akan membuat alasan.Aku akan mencoba percaya bahwa kita memang ditakdirkan bersama.-Haii’ferMenikmati senja di alam terbuka memang bisa menyejukkan hati. Apalagi jika sudah terlalu sering menghadapi hiruk pikuk kehidupan di perkotaan.“Satu hari lagi telah berlalu.” Ucap Felice saat sedang memandang ke arah senja di depan mobil bersama Xavier.Xavier menata Felice yang masih memandangi langit senja.“Kapan kamu berangkat ke Paris?” Tanya Felice sambil menghadap ke arah Xavier.“Kurasa tidak akan lama lagi.” Balas Xavier. Felice pergi ke kursi belakang mobilnya lalu membuka pintu mobil untuk mengambil sesuatu. Setelah mengambilnya Felice kembali lagi pada Xavier yang masih duduk menunggunya di depan mobil sambil melihat pemandangan di sore hari itu. “Ini untukmu.” Ucap Felice saat memberikan kotak hadiah yang cukup besar untuk Xavier. Xavier membuka kotak yang Felice pegang itu. Isinya adalah sebuah tas yang didesain untu

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PENAWARAN DARI ANTHONY

    Sungai, jembatan, pepohonan, burung-burung terbang dan keindahan alam yang dilihat hari ini harus menjadi kenangan manis yang akan selalu diingat oleh Xavier dan Felice. Momen ini bukan hanya akan terekam dalam memori yang ada di kamera Xavier. Namun, momen ini juga akan selalu ada dalam rekaman ingatan Felice dan Xavier.Melihat Xavier memotret merupakan hal yang sangat Felice suka akhir akhir ini. Bagi Felice, melihat Xavier yang fokus dengan keahliannya jadi terlihat sangat tampan baginya.Setelah memotret di sekitar jembatan, Xavier dan Felice pergi berpiknik sambil memotret beberapa spot yang ada di sana. Selain itu mereka juga sambil melihat-lihat beberapa hasil foto yang sudah didapatkan.“Itu indah.” Ucap Felice.“Bukankah ini bagus?” Ucap Xavier.“Kamu fotografer yang hebat. Semuanya terlihat luar biasa.” Ucap Felice.“Hehe. Lihat lah yang ini.” Xavier tersenyum melihat Felice yang ter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MALAM YANG DINGIN

    Pulang kerja kali ini Direktur Arina hendak pulang dengan Arka. Saat sedang menunggu Arka di lobby kantor, Arina melihat seseorang yang sepertinya sedang memanggil dirinya sambil melambaikan tangan. “Nona!” Panggil Luca sambil melambaikan tangan kepada Direktur Arina. “Nona Arina.” Ucap Luca.“Ngapain dia disini. Beraninya dia datang lagi ke dalam kehidupanku.” Gumam ArinaLuca lari menghampiri Arina yang sedang berdiri di depan Lobby. “Nona!” Ucap Luca lalu hendak memeluk Arina.Arina mendorongnya dengan kedua tangannya, “Kamu tidak lihat aku menolakmu?” Ucap Arina sambil tangannya terus berusaha menjaga jarak dengan Luca.“Aku ingin meluruskan kesalahpahaman.” Ucap Luca.“Baru sekarang? Haha. Kenapa tidak menunggu sampai tahun depan sekalian?” Ucap Arina lalu pergi menghindar.Luca mencegahnya, “Aku berjanji itu tidak akan terjadi lagi. Kamu tah

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   JADI SEMAKIN PENASARAN

    Setelah Felice pergi, Adrina mengajak Irene bertemu di tempat yang sama.“Menurutmu seperti apa Felice Chiara Farfalla?” Tanya Adriana.“Dia? Dia seseorang yang membuatku iri.” Ucap Irene lalu menyeruput kopinya.“Kamu iri terhadap seseorang?” Ucap Adriana.“Aku sudah lama mengaguminya. Tapi kali ini, dia memenangkan rasa hormatku.” Balas Irene.“Kini kamu menghormatinya? Aku jadi makin penasaran.” Ucap Adriana.Irene hanya membalas dengan senyuman pada Adriana.***Setelah bertemu Adriana, Felice langsung mendatangi studio Xavier.“Pekerjaan hari ini tidak butuh waktu lama seperti dugaanku. Jadi, aku sudah tidak ada pekerjaan lagi.” Ucap Felice.“Maaf, aku ada satu janji temu lagi.” Ucap Xavier.“Tidak apa-apa. Aku akan menunggu.” Balas Felice.“Permisi! Aku yang menelponmu kemarin.”

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   SUDAH BANYAK PERPISAHAN

    Andai kami tidak perlu berpamitanAku tidak akan tahu betapa berharganya momen ini. Betapa terbatasnya waktu yang kami miliki.-Felice Chiara Farfalla.“Kamu tidak akan memperpanjang kontrak mu dengan kami? Perpisahan tanpa pemberitahuan macam apa ini?” Tanya Arka.“Katamu aku bisa membatalkan kontrak sesukaku. Jadi, jangan menuntutku.” Ucap Xavier.“Ada apa? Apa ada yang menginginkanmu? Siapa itu? Di mana?” Tanya Arka.“Aku dapat telepon dari Paris.” Balas Xavier.“Tentang apa?” Tanya Arka.“Asosiasi foto ingin mengadakan pameran untukku.” Balas Xavier.“Pameran? Benarkah? Haha!” Ucap Arka.“Ya.” Balas Xavier.“Akhirnya kamu bisa mengadakan pameran yang selalu kamu inginkan itu?” Ucap Arka.“Ya.”“Jadi, kapan kamu mulai bekerja? Tidak

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HIDUP HARUS BERLANJUT

    “Selamat, Nona Felice. Aku kirakamu ceroboh. Melompat kedalam sesuatu yang semua orang tidak ada gunanya.” Ucap Irene.“Aku tidak melakukannya untuk membuat pakaian kami laris atau semakin dikenal di luar negeri. Kami ingin mematahkan prasangka bahwa kami akan gagal, dan tunjukkan kepada para penentang bahwa bias mereka tentang kami itu salah.” Ucap Felice.“Kamu pikir kamu berhasil?” Tanya Irene.“Sampai batas tertentu.” Ucap Felice sambil mengangguk.“Hasil positif ini mungkin tidak akan bertahan lama.” Ucap Irene.“Tetap saja, kamu meminta bertemu denganku lagi di ruangan mu ini. Tanpa harus membayar komisi yang meningkat atau aku harus menyembahmu, kamu mengulurkan tanganmu kepada kami lebih dahulu. Itu saja membuatku berpikir upayaku amat berarti sampai bisa menggoyahkan mu.” Ucap Felice.“Jika kamu tidak tampil baik di musim mendatang, kita harus menegosiasik

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KAMU SUDAH BERLATIH

    “Hai, namaku upin dan aku ipin….”Tayangan kartun yang sedang ditonton itu membuat senyum Seraphina terpancar jelas di wajahnya. Seraphina sangat senang jika Keena dan Liam membiarkannya menonton kartun-kartun kesukaannya.“Kau nak kemane?”“Nak ikut boleh?”Kebahagiaan Sera juga menjadi kebahagiaan Keena. Meskipun Keena hanya bisa menemaninya sambil rebahan di sofa sambil sesekali menahan rasa sakitnya.Saat rasa sakitnya mulai datang lagi, Keena teringat kata dokter yang mengatakan bahwa, “Rasa sakitnya akan memburuk. Kankernya sudah menyebar ke saraf di sekitar pankreas mu. Kamu akan merasa sangat sakit di perut bagian atas mu.”Sebisa mungkin Keena terus menahan rasa sakitnya. Namun, jika tidak kuat menahannya, Keena hanya bisa merintih kesakitan.Ketika Keena sedang merintih kesakitan, Seraphina melihatnya. Seraphina langsung inisiatif untu

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   LAYAKNYA PEMANDANGAN YANG INDAH

    Bughhh! [Suara pukulan meja]“Tentu saja Nona Felice harus melakukannya.” Ucap Elijah.“Menurutmu mereka juga akan memasukan foto pakaian kita? Uhhh Luar biasa!!!” Ucap Vareena.“Wahh luar biasa!”“Luar biasa! Biasanya, harganya ribuan dolar untuk menambahkan foto di majalah mereka.” Ucap Luna.“Menurutmu pakaian kita akan tampil di sampul majalah?” Tanya Sabrina.“Itu tidak akan terjadi. Butuh berapa ratus juga untuk membuatnya di sampul. Lagi pula, itu mungkin sudah dipesan selama setahun penuh.” Balas Luna.“Bagaimana kalau kita minta Nona Felice memakai salah satu pakaian kita saat menghadiri wawancara itu.” Ucap Rosé.“Itu ide bagus.” Ucap Luna.“Benar, bukan?” Ucap Rosé.“Kurasa tanpa diminta Nona Felice pasti akan memakainya.” Balas Elijah.“Bena

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status