Tuan Warren hanya menuruti perintah Gebbie dan membawa Gebbie kembali ke mansion.
Sementara itu di kediaman keluarga Gebbie, ayah Gebbie kembali kerumah karena melupakan ponselnya."Ada apa? Apa kau melupakan sesuatu?" Tanya Lisa."Ah iya aku lupa ponselku di kamar. Ah, aku juga hampir lupa, kali ini aku akan bekerja di pembangunan sebuah apartemen jadi mungkin aku akan agak lama pulang ke rumah, aku akan meneleponmu nanti." Ucap ayah tiri Gebbie sebelum akhirnya ia pergi.Saat memasuki mobilnya, ia mendapatkan telpon dari seseorang yang mengaku memiliki informasi mengenai WiLLiam, orang yang sedang dicari oleh ayah tiri Gebbie."Ya hallo? Oh jadi anda menelepon saya karena anda telah melihat selebarannya?""Berita lima belas tahun yang lalu, kau tinggal di apartemen Mawar?""Apa kau kenal dengan WiLLiam? Dia tinggal di apartemen itu juga kamar 2024?""Ya dia dulu adalah seorang guru taekwondo, apa kau mengenalDi perjalanannya, kembali ke kediaman Sky House, tiba-tiba seseorang melemparnya hingga membuatnya terjatuh dari sepeda. Seketika pandangan Gebbie menjadi gelap.Gebbie kini dikelilingi oleh beberapa orang yang sepertinya telah siap menelannya hidup-hidup."siapa yang melakukan ini? Cepat keluar jika ingin mengatakan sesuatu. Siapa?!!!" Teriak Gebbie.Ploookk...!Seseorang melempar telur ke kepala Gebbie.Kemudian mereka tertawa terbahak-bahak menertawakan Gebbie.kemudian mereka semua mulai lagi dengan melempari Gebbie dengan telur-telur."Lakukan lagi! Lakukan lagi!" Gebbie berteriak.Kemudian mereka semua melakukannya lagi dengan sangat senang.Lalu seseorang menuangkan tepung sampai seluruh tubuh Gebbie dipenuhi oleh tepung."Harusnya kalian juga bawah minyak, kita harus menggorengnya juga." Kata seorang di antara mereka sambil tertawa terbahak-bahak."Kenapa kalian berhenti? Lakukan lagi!" Ter
Tiba-tiba Jimmie lewat di samping mereka dan dengan ketus langsung bertanya kenapa ia melihatnya."Apa yang kau lihat?" Kata Jimmie.Joy tertawa melihatnya dan mengatakan bahwa dengan sikap Jimmie yang seperti itu jelas niat Gebbie untuk makan bersama tidak mungkin terlaksana."Kalu lihat sendiri kan? Dia pasti tidak ingin makan bersama." Kata Joy.Gebbie yang penasaran menyusul Jimmie yang ternyata berada di ruangan yang sudah tidak terpakai."Hah? Apa itu?" Gumam Gebbie.Sebagian isinya sudah ia bersihkan dan ia atur kembali. Mengetahui Gebbie masuk ke sana, Jimmie menanyakan mengapa ia lancang melakukannya."Apa sudah menjadi kebiasaanmu menyelinap masuk ke ruangan pribadi orang lain?" Kata Jimmie."Ah, maaf." Ucap Gebbie."Kenapa kau selalu mengikuti aku? Seharusnya kau tidak ada disini." Ucap Jimmie."Apa spesialnya tempat ini?" Kata Gebbie mencoba memeriksa tempat itu."Apa
"Beli mie instan!" Jawab Gebbie."Berbahaya di tengah hujan lebat ini dan anginnya kencang!" Kata Joy."Tapi aku harus makan!" Keluh Gebbie dengan suara keras."Ah, maafkan aku. Tapi kau tidak perlu keluar rumah, lagipula hanya untuk makanan cepat saji begitu." Protes Joy."Aku hanya lapar, aku sangatlah lapar!" Keluh Gebbie sambil melototi Joy."Kau marah?" Ucap Joy."Aku tidak marah!" Bentak Gebbie.Joy tersenyum kecil melihat tingkah Gebbie."Kau ini lucu juga." Gumam Joy.Joy lalu memiliki ide, " Apa mau suka makan pizza?" Tanya Joy."Iya aku sangat suka." Kata Gebbie sembari mengelus-elus perutnya."Baiklah, ayo ikut aku ke dapur." Kata Joy sembari menarik tangan Gebbie.Joy memakai peralatan masak dan memasak buat Gebbie, tidak lama kemudian ia selesai membuat pizza."Ini pizzanya, makanlah!" Kata Joy."Ini hangat, dan lezat." Gebbie makan dengan l
"Astaga, apa-apaan ini?! Seharusnya kau lebih berhati-hati saat berjalan!" "Maafkan aku." Ucap Gebbie."Oh tidak! Tas kulit buayaku! Jadi tergores begini! Oh tidak tas buayaku tergores!" Keluh wanita itu."Maafkan aku nyonya." Gebbie meminta maaf."Kau pikir permintaan maafmu itu bisa memperbaiki tas mahalku ini, huh? Ini tergores sekarang karena kau menabrakku! Kau tau? Tas ini harganya 50 juta, harganya 50 juta, paham!" Protes wanita itu.Ia meminta ganti sebesar 50 juta pada Gebbie dan Gebbie yang hanya bisa bengong. "Gantikan uangku untuk tas ini! Gantikan uangku sekarang!" Bentak wanita itu.Tanpa diduga Rahel juga sedang berada di butik tersebut dan melihat peristiwa tersebut ia menghampiri Gebbie dan mengatakan pada si wanita bahwa tas yang ia gunakan bukanlah yang ori, bahkan kualitas kwnya pun bukan yang kelas atas. "Benarkah?" Kata Rahel sambil berjalan menghampiri Gebbie dan wanita itu."S
"Astaga, apa-apaan ini?! Seharusnya kau lebih berhati-hati saat berjalan!" "Maafkan aku." Ucap Gebbie."Oh tidak! Tas kulit buayaku! Jadi tergores begini! Oh tidak tas buayaku tergores!" Keluh wanita itu."Maafkan aku nyonya." Gebbie meminta maaf."Kau pikir permintaan maafmu itu bisa memperbaiki tas mahalku ini, huh? Ini tergores sekarang karena kau menabrakku! Kau tau? Tas ini harganya 50 juta, harganya 50 juta, paham!" Protes wanita itu.Ia meminta ganti sebesar 50 juta pada Gebbie dan Gebbie yang hanya bisa bengong. "Gantikan uangku untuk tas ini! Gantikan uangku sekarang!" Bentak wanita itu.Tanpa diduga Rahel juga sedang berada di butik tersebut dan melihat peristiwa tersebut ia menghampiri Gebbie dan mengatakan pada si wanita bahwa tas yang ia gunakan bukanlah yang ori, bahkan kualitas kwnya pun bukan yang kelas atas. "Benarkah?" Kata Rahel sambil berjalan menghampiri Gebbie dan wanita itu."S
"Tapi selain itu, aku lebih suka jika kau bersikap seperti biasa saja padaku." Kata Gebbie."Astaga kau benar-benar gadis aneh, kau tau banyak wanita yang tidak seberuntung dirimu itu. Harusnya kau bahagia kau menjadi tunangan seorang Reinhard." Ucap Rey."Itu sangat melelahkan!" Kata Gebbie."Kenapa kau sangat memaksakan diri untuk membuat kami bertiga makan bersama denganmu?" Tanya Rey."Aku hanya ingin saja, lagipula persaudaraan macam apa biar makan bersama saja tidak perna!" Keluh Gebbie."Jujur saja, aku tidak ingin kau kerepotan, karena kau itu seorang gadis!" Kata Rey.Gebbie terdiam..."Apa aku menyebalkan?" Tanya Rey."Iya! Pesan teks yang kau kirim di ponselku terlalu banyak!" Kata Gebbie."Ah, itu karena kau tidak terlihat sejak tadi, apa kau sudah makan?" Kata Rey."Aku baru saja selesai makan bersama Joy." Kata Gebbie."Joy? Astaga! Jangan dekat-dekat dengan Joy apalagi s
"Tidak...tidak!" Ucap Gebbie."Aku sudah bilang, ada yang ingin aku berikan padamu!" Ucap Rey."Tidak, terima kasih!" Kata Gebbie."Kau akan terkejut dan terharu jika kau melihatnya! Sungguh!" Kata Rey.Gebbie menutup panggilan teleponnya dan tidur."Wuah! Apa aku baru saja di abaikan?" Ucap Rey.Karena Gebbie tidak menghiraukannya, Rey mendatangi kamar Gebbie dan memamerkan ‘hadiah’ yang ia miliki, itu adalah seragam sekolah milik Gebbie yang tertinggal di hotel beberapa waktu lalu."Apa? Kenapa kau terus mengetuk pintu kamarku?" Tanya Gebbie."Kau, kau tunggu disitu!" Kata Rey dan kembali ke kamarnya."Apa-apaan ini?" Ucap Gebbie.Rey ke kamarnya dan mengambil seragam milik Gebbie, ia lalu menunjukannya ke pada Gebbie dari kamarnya."Hey, itu seragamku!" Kata Gebbie."Kemari dan ambil sendiri." Kata Rey."Hey, kenapa ada padamu? Cepat kembalikan!" Kata Gebbie.
"Lalu apa? Kakak akan mengusir aku pergi dari sini?" Ucap Gebbie."Bisa-bisanya kau acuh tak acuh begitu dengan dirimu sendiri?" Kata Joshua."Lalu aku harus menangis begitu? Kakak mau aku menangis di sini? Jadi kakak tidak akan mengusir aku pergi dari sini, sekarang begitu?!" Kata Gebbie."Kenapa kau harus tinggal disana jika kau merasa stres seperti itu." Kata Joshua."Kak Joshua, kau akan merasa kesal jika aku menangis. Dan jika kakak tahu kondisi mu yang sebenarnya kau juga akan tambah kesal nanti." Kata Gebbie."Tegal saja, kau harusnya cerita pada kakak. Itu lebih baik melihatmu menangis di depanku." Kata Joshua."Aku telah cukup menangis akhir-akhir ini. Satu hal yang aku tahu dan itu diajarkan oleh air mata, itu adalah fakta bahwa menangis tidak akan menyelesaikan apapun." Kata Gebbie sambil mengambil botol hendak minum lagi."Kau mau minum lagi?' tanya Joshua."Iya!" Kata Gebbie."Tidak boleh!"